Ketika pertama kali Sehun bertemu dengan Yuja yang dia rasakan adalah rasa aman. Entahlah, perasaan aneh yang baru pertama kali dia rasakan ketika bersentuhan dengan makhluk yang bernama Wanita. Sehun sadar diri bahwa dia adalah seorang Gay, jadi mana mungkin dia jatuh cinta pada Yuja yang 100% adalah Wanita?

Entahlah, Sehun tidak pernah tahu. Tetapi..

---

"sehun-ah! jangan melamun!" Yuja membangunkan Sehun dari alam mimpinya. Hari ini Sehun terlihat pucat matanya sayu dan rambutnya berantakan, membuat Yuja khawatir.

"Kau kenapa?!" tanya Yuja.

"Nuna..." Sehun menjawab lemah. "hmmm?" Yuja duduk disebelah Sehun sambil memeriksa suhu tubuh sehun. "kau demam..." kata Yuja sedikit panik.

"Aku tidak apa-apa...temani aku saja sebentar ya.." pinta Sehun.

"Kau ini...baiklah.." Yuja menuruti permintaan Sehun. Mereka duduk dalam diam, Yuja dengan buku yang dibawanya sedangkan Sehun tidur nyenyak di sebelah Yuja.

"Nuna..."

"hmm...."

"Terima kasih untuk selalu berada disampingku ya..."

"Selalu, sehun-ah..." jawab Yuja tanpa mengalihkan perhatiannya dari Buku yang dibacanya.

---

Tetapi, Akhir-akhir ini Sehun merasakan sesuatu yang berbeda. Yuja selalu saja menolak ajakannya pergi. Entah karena alasan tugas yang menumpuk atau sedang tidak ingin pergi keluar. Alasannya begitu tidak masuk akal. Sehun bahkan memergoki Yuja tengah berbohong, karena ketika Yuja menolaknya dengan alasan ingin mengerjakan Tugas, Luhan bilang dia akan pergi bersama Yuja. Aneh.

Lebih anehnya lagi, Sehun merasa cemburu karena mereka berdua tidak ada yang bisa menemaninya dalam kesendirian.

Terkadang Sehun mengira bahwa mereka pacaran.

"HAHAHAHAHAHA, BODOH! mana mungkin? bukannya aku sudah bilang ke Yuja nuna bahwa aku menyukai Luhan?" Sedetik kemudian Sehun terdiam. "b-b-bagaimana jika itu benar?" Sehun menggigit jari tangannya gugup.