Luhan menatap Yuja dari kepala sampai ujung kaki. Luhan kerap kali tersenyum sendiri saat membayangkan bagaimana mereka bisa bertemu, bagaimana dia bisa menyukai seseorang seperti Yuja, Luhan hanya bisa tersenyum.

"Gadis ini" gumamnya.

---

Yuja bukan orang yang asing menurut Luhan, Luhan mengenal Yuja, meski mereka tidak secara formal memperkenalkan diri, Luhan tidak pernah berfikir bahwa ia akan berakhir dengan menyukai Yuja. Yuja bukan tipenya, Yuja bahkan tidak mengenal dirinya, Kepala Luhan kerap kali mengingatkannya akan hal itu. satu kalimat 'Yuja tidak mungkin menjadi teman baik atau kekasih Luhan'.

Tapi sepertinya Tuhan berencana lain. 2 minggu yang lalu mereka dipertemukan, mereka bersama yang lain melakukan kegiatan volunteer untuk mengisi waktu liburan mereka. Belum. masih dengan keadaan awkward mereka tidak saling berbicara. Sapa pun tidak. Hingga suatu hari...

"HAHHHAHAHAHHAHAHHAHHA"

Luhan tertawa dengan semangatnya, dia bersama dengan teman-temannya dan Yuja bermain UNO. Wajah mereka sudah tidak karuan lagi. penuh dengan warna merah muda lipstik yang entah punya siapa. dan disana Yuja tertawa lepas. Bukan Yuja yang Luhan kenal pikirnya. dan mata mereka bertemu. Yuja membalas tatapan Luhan dengan senyuman hangat. dan pada saat itu hati Luhan mulai tergerak.

"Hei..."

Hari berikutnya Luhan menyapa Yuja yang sedang duduk di kamar kelelahan, Kegiatan Volunteer mereka sedikit menguras tenaga, di ruangan yang besar ini hanya ada mereka berdua. Suasana terkesan tidak nyaman. Luhan bukan tipe yang mau membuka diri terlebih dahulu, meskipun dia adalah tipe yang gampang bergaul tapi untuk yang seperti ini. Tidak. Terima Kasih.

Luhan menjilat ludahnya sendiri.

Dia terkejut dengan apa yang telah diperintahkan oleh otaknya. Luhan menyapa Yuja. Yuja menyahut dan menatap Luhan.

"Hari yang melelahkan ya?" kata Luhan setelah beberapa detik tidak menemukan topik yang bagus untuk di ucapkan.

"Ya, begitulah..." Yuja menjawab seperlunya. Dan Luhan benar-benar tidak percaya dengan apa yang sudah otaknya perbuat kepadanya.

Luhan membagi berbagai cerita kepada Yuja, yang dengan tidak dipercaya didengar baik oleh Yuja. Yuja ternyata bukan orang yang selama ini Luhan kira. Luhan pernah berpikir Yuja adalah wanita yang keras kepala yang benar-benar harus di hindari, tetapi nyatanya semua kebalikan.

Luhan menikmati saat-saat mereka berdua, saling bertukar cerita meski Luhan yang lebih banyak bercerita. Semua berjalan dengan baik  bahkan sampai mereka selesai dengan kegiatan mereka. mereka masih saling berkomunikasi. Hingga akhirnya mereka dipertemukan oleh Sehun yang ternyata adalah teman baik Yuja.

Yuja mengenal Sehun lebih dahulu dibanding dengannya, jadi, Luhan pasti akan dengan mudah mendapatkan informasi tentang Yuja dari Sehun. tapi, setiap kali Luhan bertanya kepada Sehun tentang Yuja. Sehun selalu mengelak dan mengganti topik pembicaraan, meski wajahnya tidak terlihat terganggu tetapi Luhan bisa membaca wajah Sehun, dia tidak senang bila Luhan membahas tentang Yuja. Luhan pikir Sehun mungkin menyukai Yuja juga, jadi... 2 hari yang lalu dia menelpon Yuja dan mengajaknya bertemu...

"Kenapa tidak dijalani saja?"

Jawaban Yuja ketika Luhan mengutarakan perasaannya. Luhan terlihat kegirangan. Ada 2 hal yang benar-benar membuatnya senang pertama Yuja bukan milik Sehun dan yang kedua Yuja juga menyukai dirinya. Luhan terlihat benar-benar senang dan tanpa sadar dia memeluk Yuja. Sentuhan pertama mereka, Yuja sedikit terkejut namun balas memeluk Luhan. "Aku harap kamu bisa mengerti kekuranganku ya..." Luhan membisikan kalimat itu dan Yuja mengangguk. "Kita mulai dari awal semuanya" kata Yuja.

---

"Kamu kenapa?"

Luhan tersadar, dari tadi dia melamun. Wajah Luhan memerah. "ah, tidak...aku hanya berpikir, bagaimana jadinya kalau aku tidak bertemu dengan mu?"

Yuja tersenyum, dalam hatinya ia berucap. "mungkin akan terdengar lebih mudah...."

To be Continue.....

Seoul minggu ini hangat^^