Nugu ya?

Stranger in my head

habis chapter ini author mutusin untuk discontinue ini story karena udah terlalu lama di pause dan author dapet writer's block buat story ini.

Jaebal jangan ngamuk sama author, karena author janji bakal ngeluarin fic baru...

And next ones is in English.....

 


Chapter 8 : Nugu ya?
.
 
.
 
.
 
Kris' Apartment living room
 
Kris dan Amber sedang memakan ramyun mereka sambil menonton film yang dipilihkan oleh Kris untuk Amber. Sebelum menonton mereka membuat sebuah perjanjian, siapa yang bisa menahan tawanya lebih lama bisa menyuruh yang kalah melakukan apa saja selama 1 hari penuh. 
 
Kris yang sudah pernah menonton film itu sebelumnya, sangat yakin kalau dirinya pasti menang. Pasalnya, Kris sudah hafal moment-moment yang lucu di film itu, jadi saat moment itu muncul, Kris pasti mengalihkan pandangannya ke arah lain supaya tidak tertawa. Amber tidak menyadari kecurangan Kris karena Amber mononton film itu dengan serius
 
Karena Amber tidak kunjung tertawa juga, Kris memutuskan untuk membuatnya kalah secara paksa (?) maka dari itu Kris bermodus dengan mengajak Amber berbicara terlebih dahulu. 
 
"Ambie, film ini lucu kan? Kenapa kau tidak tertawa?" Kris memandangi Amber dengan muka modusan (?)
 
"Lucu sih. Tapi aku tidak sudi jadi orang suruhanmu cuman gara-gara tertawa karena film ini." Amber berusaha untuk tidak tertawa melihat mata Kris yang berhiaskan kantong mata ketika Amber menengoknya
 
"Kau tahu tidak? Kalau kau menahan tawamu, itu tidak baik untuk kesehatanmu tahu..."
 
"Cih, omong kosong macam apa itu? Tidak pernah aku dengar ada orang ngomong seperti itu. Kau bohong gege~ aku tau itu..." Amber hanya meledek Kris dengan mehrongan nya
 
"Hehehehe... Amber, ini info terbaru loh... berdasarkan penelitian profesor-profesor psikologi di Harvard! Kau harusnya lebih sering berbincang dengan Mr. Google Amber..."
 
"Kau serius?"
 
"Jelas, maka itu..." Tangan Kris langsung terjulur untuk menggelitiki pinggang Amber yang merupakan 'spot sensitif' Amber.
 
"Gege! Jangan begitu! Geli tahu... Hihihi... Aishh! Gege! Film ini tidak lucu sama sekali kalau begitu! Ya gege! Stop! Oke, oke aku kalah! Ya! Yi Fan gege!" Setelah Amber memohon dengan sangat, akhirnya Kris menghentikkan serangan mautnya itu.
 
"Maka itu, seharusnya dari awal kau mengaku saja kalah Ambie, dengan begitu kau tidak harus melalui harships seperti ini... Hahahaha!" Kris tertawa atas kemenangannya.
 
"Cih... Kau curang gege. Harusnya kau yang kalah tau!" Amber menatap Kris dengan penuh kebenciaan yang dibuat-buat
 
"Ahh.. sudah-sudah, kita lanjutkan saja nontonnya. Sudah lupakan saja pertandingan bodoh tadi. Padahal jelas-jelas kau yang kalah. Tapi karena kau bersikap baik, I'll let you off this time. Hehehe..." Kris cengar-cengir sendiri kayak orang gila melihat Amber yang ngambek itu. Lalu mereka pun melanjutkan film itu hingga waktu menunjukkan waktu hampir pukul 3 pagi.
 
.
 
.
 
.
 
Puk!
 
Sebuah tangan mendarat di pundak Amber. Tangan itu adalah tangan Kris.
 
"Amber, kau lanjutkan saja nontonnya, aku mau tidur dulu. Kau tidak mengantuk?" Kris menatap Amber dengan wajah ngantuknya. Sepertinya Kris sangat lelah setelah seharian bekerja dan mengurusi Amber. Amber yang tidak tega melihat Kris yang sudah mengantuk menyingkirkan tangan Kris dari pundaknya.
 
"Kau tidur saja gege. Aku masih mau menonton, tak usah khawatir padaku. Nanti siang kau antarkan aku ke kampus dulu ya..." Amber melanjutkan tontonnanya dengan semangat. 'Yeoja ini memang tak ada habisnya, untung besok hari Sabtu...' Kris berpikir sambil menggeleng-gelengkan kepalanya singkat. 
 
Kris memutuskan untuk meninggalkan Amber dan masuk ke kamarnya, namun sebelum Kris sempat masuk, Kris mearasakan 'nature call'nya.
Dengan malas Kris berlari ke toilet. Setelah keluar dari toilet Kris teringat pada yeoja panda yang ditinggalkannya sejak tadi pagi. Kris hendak melihat keadaannya, dan melanjutkan langkahnya ke gudang yang letaknya
tidak jauh dari toiletnya itu. 
 
Sesaat sebelum Kris membuka pintu ruangan itu, Kris menempelkan telinganya di pintu itu. 
 
Tidak terdengar suara apa-apa.
 
'Hmm... mungkin dia sudah tidur. Aishh.. sudahlah, dia bukan masalahku.' Kris mengurungkan niatnya untuk melihat Tao dan kembali ke kasurnya yang empuk di kamarnya.
 
.
 
.
 
.
 
"Urrghhh..." Kris meraung kesal karena alarmnya yang tidak berhenti berbunyi sejak sekitar 3 jam yang lalu. 
 
Sekarang hari Sabtu, dan jam di kamar Kris sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Kesal karena 'beauty sleep'nya diganggu Kris melempar jam alarmnya ke leantai yang sukses membuatnya berhenti berbunyi, namun tidak hancur. Setidaknya belum. 
 
Setelah meregangkan tubuhnya sebentar, Kris berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Pada saat itu, Kris menyadari kalau Amber sudah tidak ada. Kris hampir saja panik ketika dia melihat sebuah post-it kecil berwarna biru yang ditempelkan di meja TVnya. 
 
"Gege.. aku ada urusan dengan teman di kantor, maka itu aku harus pulang sekarang. Karena kau masih tidur, aku tidak tega membangunkanmu, jadi aku naik bus saja! Hehehe, happy saturday! Ciao~ ._.v"
 
Kris tertawa pelan melihat pesan yang dibuat oleh Amber, dan tanpa disdarinya perutnya berbunyi..
 
Kruyuk~
 
"Aisshh... ramyun itu tidak pernah membautku kenyang. Ah, aku malas masak. Mana yeoja itu? Masih tidur juga dia? Dasa malas..." Kris berjalan dengan malas ke arah kamar kurungan Tao dan mengetuk pintunya. Walau kurang ajar, dia masih punya sopan santun untuk mengetuk pintu sebelum kasuk ke kamar orang, apalagi kamar perempuan -walaupun technically itu bukan kamar Tao.
 
"Ya! Kau harusnya sudah angun dari tadi! Kau kan dengar kalau tamuku sudah pergi, dasar ka- Oh iya.. Aku kan menguncimu di sini..." Kris mefacepalm dirinya sendiri dan merutuki dirinya yang pelupa itu.
 
Setelah mengambil kunci ruangan itu dan membukakannya untuk Tao, Kris tidak melihat yeoja itu. 
 
"Ehm.. Panda-ssi? Eodi ga?" Seperti yang sebelum-sebelumnya Kris memanggil Tao dengan nada yang 'mengejek' seperti memanggil anjing peliharaan yang hilang. Ketika Kris masuk lebih dalam lagi ke dalam gudang itu, Kris melihat kain penutup pianonya telah terbuka. 
 
'Dia bermain piano?' Kris cukup kaget dengan fakta yang mungkin akan diketahuinya sebentar lagi. Namun keinginannya untuk memaki-maki Tao karena bangun telat diurungkannya karena kini ia melihat Tao yang sepertinya sedang tertidur di lantai dengan posisi yang Kris yakini akan menyebabkan rasa sakit yang lumayan
 
"Ya! Hei.. bangun, sudah siang... apa kau tidak punya alarm alami?" Kris menggoyangkan tubuh Tao pelan dan kaget karena tubuh yang dipeganggnya bersuhu dibawah rata-rata.
 
Kris yang masih sangsi dengan apa yang dirasakannya barusan merubah posisinya menjadi berjongkok di depan Tao dan memegang dahinya
"Hmmm... abnormally cold... Dia ngapain aja semalam? Perasaan di ruangan ini ada heaternya... Ya, waeyo?" Kris menggoyangkan tubuh Tao sekali lagi yang nampaknya tidak mendapat balasan dari si empunya tubuh. Tao tidak tidur, she had passed out sejak tadi malam memang tidak akan bisa merasakan apa-apa, prosentase darahnya sudah berkurang banyak akibat anemianya yang menyerangnya semalam. 
 
Bibir pucatnya mengundang perhatian Kris. Kris mendekatkan tubuhnya dan mencoba merasakan nafas Tao dengan meletakkan tangannya di depan lubang hidung Tao. "Fiuh.. untung dia masih bernapas, kukira sudah mati. Bisa repot nantinya.. tapi..." Kris masih penasaran dengan satu hal, dia pun menaruh tangnnya di pergelangan tanga yeoja itu dan mencoba merasakan denyut nadi yang dimiliki yeoja itu.
 
Denyut itu pelan. Sungguh pelan, dan lemah hampir tidak terdengar kalau saja ruangan itu tidak setenang saat ini. Kris sadar kalau yeoja ini tidak segera dibawa ke Rumah Sakit, mungkin kondisinya akan lebih buruk.  
 
Kris mendecakkan lidahnya pelan karena sadar bahwa dia belum makan sejak tadi, namun nyawa yeoja yang kini sedang digendongnya itu lebih penting, karena bagaimanapun dia manusia, dan perutnya hanya membutuhkan makanan. Kris melesat menuju lift di lorong apartemennya, dan menuju ke Audinya yang diparkir di dekat pintu keluar.
 
Kris menaruh tubuh Tao dengan pelan dan hati-hati layaknya sebuah barang yang sangat rapuh. Kalau biasanya Kris melihat Tao yang kuat, dan penuh dengan semangat, kini dia merasa aneh melihat Tao yang... lemah.
 
Kris melesat cepat menuju Rumah Sakit terdekat dari apartemennya, untung saja, salah satu dokter di sana adalah teman Kris, maka Kris bisa menangani Tao dengan cepat. 
 
But then, reality hits him...
 
Kalau Tao berurusan dengan Rumah Sakit... berarti dia harus mengisi form administrasi kan? Bagaimana dengan namanya? Untungnya memori Kris berhasil mengingat apa yang pernah Tao katakan padanya.
 
'Aku... nama asliku Huang Zi Tao, tapi karena kau akan mendengar ceritaku yang... Erhhmm.. terserah mau kau bilang apa, jadi kau harus memanggilku Zhang Lanfen kalau kau bertemu denganku di tempat lain.'
 
Oke, berarti untuk sementara ini, Kris harus berusaha sebisa mungkin untuk mengcover identitas yeoja yang sekarang berada di ruang UGD itu. Awalnya Kris ingin membawanya ke ruang perawatan biasa namun sang dokter yang pertama kali memeriksa Tao mengatakan kalau kondisinya hanya bisa ditangani oleh dokter khusus.
 
Kris tidak tahu kalau yeoja ini sangat fragile.
 
'Zhang Lanfen... Zang Lanfen...' Kris terus mengulang nama itu di kepalanya, dan berhenti ketika sesuatu mengenainya
 
'Mengapa aku mengurusinya? Memang dia ada hubungan apa denganku? She's just a stranger seeking for help, and I'm just too nice to let her get what she wants...'
 
Kris mengabaikan pikirannya dan mengurus administrasi Tao senormal mungkin tanpa mengundang perhatian atau kecurigaan apapun dari wanita pengurus administrasi rumah sakit yang sedari tadi berusaha untuk memikatnya
 
'menjijikan' pikir Kris sambil masih berusaha ramah pada wanita itu
 
.
 
.
 
.
 
 
Setelah menunggu sekitar 1 jam di depan ruang UGD, akhirnya dokter Park -Kris mengenalnya, dia sepupu jauhnya- keluar dari ruangan itu dan mengatakan kalau mungkin Tao akan dirawat beberapa hari di situ, maka dia harus dipindahkan ke ruang rawat biasa. Karena penasaran Kris bertanya pada dokter yang bernama Park Chanyeol itu, 
 
"Park Uisanim, memang anak itu sakit apa sampai harus dirawat? merepotkan saja..."
 
"Dia pacarmu? Tumben-tumbenan kau peduli sejauh ini dengan wanita selain Amber."
 
"Bukan, dan tidak akan pernah. Tipe cewekku itu cewek yang manis dan polos, bukan cewek kasar tukang wushu seperti dia."
 
"Oh, yasudah. Padahal dia cantik, coba lebih tua sedikit saja, aku lamar deh..." Mata Kris membelalak mendengar kata-kata sepupunya yang 2 tahun lebih muda darinya itu. Dia memang suka cewek tipe eonnie.
 
"Hehehe... bercanda Krease~ Dia menderita anemia akut. Sepertinya dia habis mengalami shock berat atau mungkin asupan gizi yang kurang sehingga anemianya kambuh. Prosentase darahnya sudah benar-benar berada di bawah rata-rata normal. mungkin itu sebabnya dia pingsan selama itu. Memang dia siapamu?"
 
'Anemia akut? Aish, hidup yeoja ini kompleks sekali sih...' Kris masih memikirkan perkataan Chanyeol tadi. 
 
"Erhmm.. dia teman dekatku, ya semacam Amber tapi kami sering bertengkar. Hmm... aku juga tidak tahu dia kenapa, pokoknya ketika aku bertemu dengannya dia sudah tidak sadarkan diri" Kris berkata dengan nada 'cocky'nya untuk menutupi sebagian kebohongan di dalam perkataanya.
 
"Ah.. nde... arraseo, kalau begitu begitu dia sudah keluar dari rumah sakit ingatkan dia untuk selalu meminum obat yang nanti akan kuberikan, dan sepertinya dia memiliki beberapa alergen seperti pada udara dingin dan kacang, sisanya akan kutulis di resepnya nanti. Sepertinya kau harus menjaga temanmu yang satu ini, fisiknya mungkin kelihatan sehat di luar, namun di dalam, dia sama seperti kaca yang rapuh." Chanyeol berhenti untuk mengambil nafas sejenak, lalu melanjutkan pidatonya (?)
 
"Dia sepertinya harus dirawat selama beberapa hari di sini, makanya aku akan memindahkannya ke ruang rawat normal di lantai bawah. Tidak usah khawatir... dia akan baik-baik saja kalau kau juga menjaganya baik-baik, atau setidaknya dia bisa menjaga dirinya sendiri" Chanyeol mengakhiri pidatonya dengan tepukan tangnnya.
 
"Ahh... arrasseo. Kalau begitu, aku permisi dulu. Aku... mau menemaninya sebentar." Kris membalikkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya ke arah lift yang akan membawa Tao ke ruang rawat di bawah. Setiap kali ditanya oleh para suster, apa hubungan Kris dengan yeoja ini, Kris hanya akan berdiam diri atau berkata dengan singkat dan dingin "Teman..." kepada para suster kegenitan itu. Entah hormon estrogen mereka sedang meningkat karena apa.
 
Setelah sampai di depan ruang rawat, Kris dilarang masuk karena suster-suster itu masih harus mengatur ruang Tao dan peralatan lainnya, jadi... ya, Kris menunggu di luar. Setelah Suster-suster itu keluar, dengan nada sopan yang dibuat-buat, Kris bertanya,
 
"Ehmm... apa aku sudah boleh melihatnya?" 
 
"Ah... nee... kau sudah boleh melihatnya tuan.." Suster itu mencoba mendapatkan namanya, dan Kris memamerkan smirk kebanggaannya...
 
"Panggil saja tuan ganteng. Terimakasih suster... permisi" Kris menyenggol bahu suster itu sedikit. Tertawa pelan karena ekspresi shock yang dikeluarkan oleh si suster. Setelah menutup intu ruang rawat, Kris berjalan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang mungkin bisa membangunkan Tao...
 
Eh- Tunggu, kenapa dia jadi peduli pada Tao? Tao kan hanya.. Ah sudahlah. Lagipula, tidak mungkin juga Kris berlaku kejam pada yeoja panda itu terus. Anyway, dia tidak salah apa-apa kok. Jadi ya.. sejak detik itu Kris bertekad untuk melepaskan kontraknya dengan Tao dan membiarkannya tinggal tanpa syarat di apartemennya. They're friends right? Or at least companion?
 
That's what friends are for right? Sepertinya kalau itu hasil pemikiran otak Kris saja. 
 
Tap Tap Tap
 
"Eung~" 
 
Kris bisa mendengar lenguhan pelan dari Tao yang mulai membuka matanya perlahan.
 
Tao yang batu membuka matanya bisa merasakan bagaimana cahaya terang itu berlomba-lomba berusaha memasuki matanya, yang membuatnya merasa tidak nyaman. 
 
"Eungh... appo" Tidak hanya matanya yang belum bisa menyesuaikan dengan kondisi sekarang ini, namun juga kepalanya yang tiba-tiba pusing ketika ia mencoba untuk duduk dan mengobservasi kondisi di sekitarnya dengan lebih baik. Sebelum hal-hal lain terjadi lagi, Kris melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah Tao dan mendorong jidat Tao pelan dengan telunjuknya agar ia tetap di posisi tidurnya.
 
"Kau jangan bangun dulu. Kau ada di rumah sakit. Sudah sana tidur lagi." Kris menarik selimut dari kaki Tao sampai ke atas kepala Tao yang membuat Tao terlihat seperti mayat.
 
"Ya! Naga bodoh, aku belom mati tahu! Dan kenapa aku.... ini dimana?" Tao masih belum bisa mengaitkan semua kejadian hingga ia bisa berada di tempat ini.
 
"Kau pingsan tadi malam. Kau lupa? Apa jangan-jangan kepalamu terantuk sesuatu sehingga kau amnesia?" Kris memegang dagu Tao dan menggoyangkan kepalanya ke atas-bawah-kiri-kanan untuk mencari bekas-bekas luka yang ternyata tidak ada.
 
Tao segera melepas pegangan Kris pada dagunya dengan kesar namun setelah itu dia berdiam diri. Matanya menatap kosong ke arah jendela kamar itu. "Aku hanya... belum bisa mengaitkan ini semua... Kau-kotak itu-kata 她的-dan music box kesebelasku... Sebenarnya kau siapa Kris-ssi?" Ketika mananyakan pertanyaan itu, mata Tao tetap menatap kosong namun kini ia menatap ke arah Kris.
 
Deg
 
Matanya penuh dengan pertanyaan. Kris tidak bisa mengatakannya, entah dia marah, sedih? atau... apakah itu benci? Tao berusaha untuk tetap membuka matanya dan mencoba untuk mengingat kejadian semalam, sialnya tubuhnya menolak untuk melanjutkan kegiatan itu dan berusaha untuk membuat Tao tertidur lagi.
 
Ketika Tao menutup matanya, tubunya yang sudah tertidur itu terjatuh lemas ke atas tempat tidur. Air mata yang tadi mengalir ketika ia menangis masih menunjukkan bekasnya di pipi Tao. Kris menatapnya dengan shock.
 
"Bagaimana dia mengerti soal kotak musik itu?" Di dalam hatinya Kris sedang berpikir keras. Walaupun ada kemungkinan kalau dia menemukan kotak musik itu karena tempatnya yang memang terjangkau dan mudah dilihat, tapi nampakya yeoja ini tahu lebih banyak dari apa yang seharusnya seorang asing tahu.
 
"Zhang Lan Fen... ah anni... Huang Zi Tao nugu ya?"
 

 

Next update is your own imagination :)

mianhae~

 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
330nai #1
Chapter 8: please.... aku rayu. mahu tau sambungannya
ellin_kim #2
Chapter 8: Authornim~ gak ada lanjutannya kah?? Huwaaaa ㅠㅠ berharap ada lanjutannya,please....^^ditunggu next chap nya authornim, keren kok author...
qiuiie #3
Chapter 8: tak ada lagikh sambungannya???
Nakamio
#4
Chapter 6: Hiyaa ada KrisBer chap depan? O.o KrisBernya... cuma slight kan ya? Haha x.x Update soon authornim :)
amberkrisxoxo
#5
Chapter 5: Update thor~ krisbernya banyakin
._. Btw, ada typo yg menggangu._.
spygenl #6
Chapter 2: oh mai gad wat do yu do to mai xing xing xie?! oh salah, xing ge -_- wateper lah. kasian banget tao, sabat ye
masih sangsi apakah krisber akan ada di cerita ini atau pure taoris lol