2. On the phone
Hyeong, how can I like your yeojachingu? (Kak, bagaimana bisa aku menyukai pacarmu?)
“Yeoboseyo” sapa seseorang diseberang sana.
“Halo oppaaaaa. How are you? Aah oppa, I miss you!” terdengar nada riang dan kerinduan yang sangat dari si penerima telpon.
“Aku juga merindukanmu sayang. Aku sangat baik disini. Bagaimana denganmu? Apakah kau makan yang banyak? Aku sangat mencemaskanmu disini.”
“Ahh oppa, aku disini selalu sakit huhuhu. Aku tidak bisa menemukan obat yang tepat disini.”
“HAH KAU SAKIT? SAKIT APA BEB(?)???” Terdengar suara kepanikan dari si cowok.
“Aku terserang penyakit ‘merindu’ oppa dan obatnya adalah dirimu. Manabisa aku mendapatkannya disini.” (-___-)”
“Ya! Kau ini bisa saja beb. Kau juga pasti sedang sesak nafas ya?”
“Ah tidak oppa, nafasku baik-baik saja. Memangnya kenapa oppa?”
“Ah berarti hanya aku saja yang merasa sesak nafas—karena kaulah oksigenku.”
“Oppaaaa kau bisa saja. Pantas hatiku selalu rapuh disini setiap memikirkanmu.”
“Pandangi saja fotoku biar hatimu tidak rapuh.”
“Sudah oppa tp tidak berhasil. Karena hatiku butuh disiram oleh cintamu!” Suara perempuan itu merajuk. “Kau datanglah kemari oppa. Aku ingin sekali bersamamu disini sangat membosankan.”
“Kau ini masih saja manja. Sabarlah… suatu saat kita pasti bertemu kembali. Saranghae yeobo.”
“Nado saranghae oppa… mmuuaaah” perempuan itupun menutup pembicaraannya dengan phone kiss(?)
I love you my yeojachingu… kalimat itu diucapkan sekali lagi oleh si cowok—namun dalam hati.
Comments