The truth

Hyeong, how can I like your yeojachingu? (Kak, bagaimana bisa aku menyukai pacarmu?)

 

“Yeoboseyo oppaaaaaa” sapa seseorang di seberang sana dengan suara ceria.

“…”

“Oppaaaaa how are you? Oppa, aku punya kejutan untukmu. Kau tau, aku akan liburan ke Seoul 3 minggu lagi.”

“…”

“Oppa… aku mau bertemu denganmu selama liburan. Halo halooo oppaaa. Apa akau ada disana?”

“…”

“OPPPAAAAAAAA GWAENCHANHA? MANA SUARAMU OPPAAAAA???? KAU TIDAK SENANG YA AKU MENGHUBUNGIMU?” Orang tersebut megeraskan suaranya. “Oppa, are you okay? You hear my voice right?”

“A… a… aku…” jawab Gongchan terbata.

“Ah, sepertinya ini bukan suara oppaku. Ya, kau siapa?”

“Mianhae, i ini bukan Baro hyeong. Ada pesan? Ia sedang ada urusan sebentar.” Gongchan mencoba menormalkan kegugupannya.

“Ah begitu. Tidak ada, hmm baiklah terimakasih. Nanti aku akan menghubunginya lagi. Thank you—ah wait wait, aku sedang berbicara dengan siapa ya?”

“A aku… ah, aku temannya Baro hyeong. Aku maknae di B1A4.”

“B1A4? Ah aku hampir lupa tentang itu. Hey, sepertinya aku tidak asing dengan suara ini?”

“Ne?”
“Ah, boleh ku tau kau siap—”

“Sudah kukatakan aku teman oppamu.” Potong Gongchan dengan datar.

“Ah, maksudku namamu.”

“Aku—ah hyeong. Ini yeojamu.” Gongchan menyerahkan ponsel Baro karena ia telah kembali ke kamarnya.

“Ne? Gyu, waeyo?” sambung Baro.

“Ah oppa, kata temanmu kau sedang di luar tadi. Sedang apa oppa?”

“Oh ada urusan sebentar di dalam ruang latihan.”

“Ah majayo (ah benar)! Oppa aku hampir melupakan tentang B1A4. Mianhae oppa hehehe. Oia oppa, aku lupa masih ada project yang harus ku selesaikan sekarang. Bye oppa. Muaaah”

Tuut tuut tuuuut.

“Hyeong, itu yeojamu yg kau ceritakan padaku?”

“Eo, wae?” jawab Baro sambil memainkan handphonenya.

“Ah ani, just curious about it hehe.”

“Hmm, channie…sepertinya ada sesuatu yang kau sembunyikan. Entah kenapa menurutku tentang yeojaku ini. Boleh aku tau?”

“…” tidak ada jawaban dari Gongchan.

Melihat maknaenya yang diam dan seperti sedang menimbang sesuatu, Baro semakin yakin akan feelingnya tersebut.

“Channie, yeojaku itu—”

“Hyeong, aku pernah dekat dengan seseorang. Dulu aku sangat menyayanginya. Sebelum aku debut di B1A4.”

“Apa yang kau maksud adalah Nam Gyuri?”

“Ah, hyeong?”

“Aku tau channie. Aku seharusnya bertanya padamu lebih awal. Aku tidak sengaja melihat inisial NGR di pororo milikmu awal kita bertemu. Aku pikir mungkin NGR yg berbeda denganku. Tapi—aku melihat reaksimu tadi aku semakin yakin kalau inisial itu adalah sama. Mianhae channie… aku mendengar semua percakapan kalian tadi.”

“Hyeong… kau… apa maksudmu? A a aku… bukan…”

“Ya! Kau masih mau berkilah hah?! Ckckck ceritakan saja padaku!” Baro berkata dengan antusias.

“Hah, ceritakan apa hyeong?” jawab Gongchan bingung. Seharusnya ia mendapati Baro dengan wajah marah atau setidaknya kecewa atau bahkan sedih. Tapi yg ia dapati sekarang adalah wajah antusias dari hyeongnya itu.

“Ya tentang NGR itu. Aku tau aku adalah namjanya. Tidak ada salahnya aku mendengarkan tentang yeojaku yang dulu. Ya! Aku ingin tau, apa kau masih suka padanya? Emm, katakan saja yang sebenarnya. Aku sangat terbuka(?) kok.”

“Hyeong, kau ini sangat aneh sekali. Seharusnya kau sedang marah atau apa kek. Ringan sekali kau mengetahui hal ini. Kau mau jawaban jujur atau tidak hyeong? Harus pilih salah satu!”

“Jujur.”

“Aku—”

“masih suka kan? Kau ragu sekali menjawabnya. Keraguan itu membuatmu tidak terlihat kalau kau benar-benar menyukainya. Kau harus tegas pada perasaanmu.”

“Kau sok tau sekali hyeong! Aku bilang kan itu dulu. Aku dulu dekat dengannya. Sekarang—”

“kau masih memikirkannya dan semakin merindukannya.”

“Ya hyeong kau suka sekali memotong. huh”

“HAHAHAHA KAU MUDAH SEKALI UNTUK DI TEBAK!” Baro tertawa terbahak-bahak. “Pantas kau tidak bisa punya rahasia dengan kami.”

“YA HYEONG!! Kau benar tidak marah hyeong?” tanya Gongchan ragu.

“Untuk apa aku marah? Rasa suka itu tidak bisa di paksa. Aku lega akhirnya kau mau jujur.”

“Hyeong, lalu bagaimana sekarang?”

“Kita sama-sama menyukainya. Gyuri yang harus menetapkan pilihannya. Aku akan menerima apapun keputusannya.”

“Hyeong, gomawo.” Wajah Gongchan berubah ceria dan memeluk Baro.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
MithaChan
#1
iyaa kalo penasaran aku cepet bacanya :D~
yaudah keep update ^^
Karima123 #2
Mitha: Hihihihi cepet bgt kamu udah baca:D iyaya aku usahain cepet update. Setiap niat mau lanjut nulis selalu terhalang nonton^^ hehehe
MithaChan
#3
update soon! penasaran sama yeojanya :o
pengen cepet2 baro nyeritain!
lanjutt~
Karima123 #4
Mitha: Gomawoo ~
MinJung: hehehe iya nih. Jinyoung kalem plus pasrah banget jd enak bgt buat sasaran para dongsaengnya kkk
rona: Lanjut~ *gaya tinatoon*
ronanisa
#5
lahjut terus :DDDDDDDDD
MinJung_1701
#6
muahahaha kasian si Jinyoung dibully mulu sama membernya :)) lanjut kaar ^^
MithaChan
#7
keren. lanjut lagi ^^
Karima123 #8
Gomawo mithaa;) ni udah ku update hehe. bagaimana?
MithaChan
#9
chapter 3 gokil! hahaha ketawa sendiri bacanya ^^
update soon please^^*
Karima123 #10
What do you think na?continue or not?;)