Jerk

FATE
Please Subscribe to read the full chapter

Minal aidzin wal faidzin. mohon maaf lahir dan batin. maaf kalo jekie punya salah ke kalian baik yang disengaja maupun tidak. maaf juga updatenya lama T^T) hiks. moga kalian gak lupa ya '-'). 

.

.

.

.

.

 

Taeyeon bangun dari tidurnya dengan senyuman yang terus menghiasi wajahnya sambil menatap perban yang menghiasi tangannya.

Meskipun tangannya masih terasa sakit karena proses penyembuhan yang terjadi padanya saat ini sama seperti manusia karena kekuatannya di segel. Tetapi, itu tidak akan menghentikannya untuk tetap menyunggingkan senyumnya.

Karena hari ini Tiffany pindah ke apartmennya dan akan menjadi babunya selama ia berada di dunia ini.

Ia akan memuaskan batinnya untuk balas dendam kepada Tiffany hari ini dan seterusnya.

'akhirnya aku mendapatkan kesempatan ini' batin Taeyeon bahagia.

Dengan senyuman bahagia dan jahat pada saat yang bersamaan. Iapun bangun dari posisinya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya dan menggosok giginya.

Setelah selesai dengan semua itu. Iapun berjalan menuju pintu kamar tidurnya. Memutar knopnya dan menghapus senyuman yang ada diwajahnya dengan wajah tanpa ekspresinya.

 

Ia berjalan menuruni tangga dan menemukan Tiffany yang sedang memasak dengan penampilannya yang masih berantakan. Sepertinya ia juga kurang tidur. Karena tadi malam setelah ia berhasil membuat kesepakatan dengan Taeyeon. Ia langsung mengungsikan beberapa barang dan pakaian yang ia anggap penting untuk dipindahkan ke tempat Taeyeon.

 

 

Flashback

Tiffany berjalan memasuki apartmen Taeyeon dengan membawa kardus yang berisi barang-barangnya sendirian. 

"Bisakah kau membantuku?" pinta Tiffany lembut kepada Taeyeon. sedangkan Taeyeon hanya menatapnya datar sambil menunjukkan tangannya yang terbalut perban. 

"Baiklah, tanganmu sakit. Oke" Jawab tiffany datar sambil terus berjalan membawa kardus berat yang isinya entah apa.

Sedangkan Taeyeon yang menjadi orang keras kepala dan ingin balas dendam kepada Tiffany. Hanya melihatnya ataupun sesekali meliriknya dari tempat duduknya di depan Televisi sambil menyembunyikan tawa dan senyum kemenangannya.

 

 

Sudah satu jam berlalu. Dan film kesayangan Taeyeon sudah berakhir. Namun, Tiffany masih mengemasi barangnya dan memasukkannya kedalam kardus yang kemudian ia bawa ke apartmen Taeyeon.

"Apakah ia mau menginap disini beberapa tahun? Kenapa banyak sekali?" gumam Taeyeon heran sambil melirik Tiffany yang mulai terlihat kelelahan.

Dengan langkah berat dan kesusahan karena menanggung beban berat barang-barangnya. Tiffany hampir terjatuh saat mengambil langkah menuju tangga kecil yang ada di apartmen tersebut untuk mencapai kamar tidurnya.

Taeyeon yang melihatnya langsung berlari ke arahnya dan mengambil kardus tersebut dengan paksa tanpa bicara apapun dan hanya menggumam "dasar manusia bodoh" sambil terus berjalan.

Tiffany sempat terkejut karena mendapati hal tersebut karena taeyeon bilang tangannya masih sakit. Dengan hembusan nafas kesal dan kelelahannya. Tiffany menatap punggung Taeyeon yang memasuki calon kamarnya dengan kesal.

"Dasar malaikat kematian brengsek" gumam Tiffany kesal.

"Apa kau bilang?!" teriak Taeyeon dari calon kamar Tiffany yang berada di samping kamar Taeyeon.

"Aniya!" balas Tiffany yang kemudian bergegas ke apartmennya untuk mengemasi barang terakhirnya.

Tiffany sudah selesai dengan membawa beberapa barang dan pakaiannya yang sekiranya cukup untuk ia gunakan di apartmen Taeyeon. Namun tugasnya belum selesai. Karena ia harus menatanya dan kemudian membersihkan kamarnya agar ia bisa tidur dengan nyenyak.

Dan tebak dimana Taeyeon saat ini?

Tentu saja ia sedang menikmati menjelajahi alam mimpi di kamar tidurnya dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

 

 

 

Taeyeon mendudukkan dirinya di kursi yang berada tidak jauh dari tempat Tiffany berada. Ia hanya menatapi punggung Tiffany yang sedang memasak dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.

"Jangan terus memandangku, Dasar malaikat kematian homoual" kata Tiffany datar sambil terus memasak nasi goreng kimchi. Membuat Taeyeon langsung terlonjak kaget.

"Aku tidak memandangmmu! D-dan aku bukan homoual!" teriak Taeyeon kaget dengan pipinya yang bersemu merah.

Bagaimana ia bisa mengetahui apa yang ia lakukan tanpa melihatnya sedikitpun. Apakah Tiffany adalah seorang cenayang?. batin Taeyeon heran menatap punggung Tiffany yang sekiranya mungkin memiliki mata ketiga di punggungnya yang dapat melihatnya.

"Terserah" jawab Tiffany datar. Karena ia terlalu kesal dengan Taeyeon yang tidak membantunya. Meskipun pada kesepakatannya ia akan menjadi pesuruh Taeyeon. Tapi, seharusnya Taeyeon juga tetap membantunya. Dan juga, kenapa ia harus membuat kesepakatan bodoh tersebut dengan malaikat tidak berperasaan tersebut?

'Dasar kau bodoh, Tiffany' gumam Tiffany pelan sambil meneruskan aktifitas memasaknya dan terus menerus merutuki kobodohannya.

 

 

 

Hari-hari Tiffany tidaklah damai di apartmen Taeyeon. Meskipun ia mencari kedamaian disana. Tetapi, yang ia dapatkan adalah ketidakdamaian.

Setiap hari ia akan membersihkan apartmen Taeyeon yang berantakan karena ulah Taeyeon yang selalu membuang bungkus snack ataupun es krim ke lantai ataupun membiarkannya berserakan di meja di depan televisi.

Setelah makanpun, Taeyeon tidak pernah membersihkan piringnya dan langsung pergi menuju sofa depan televisi. Setiap harinya juga ia selalu bermalas-malasan di depan Televisi baik itu liburan ataupun setelah bekerja. Ingin rasanya Tiffany marah kepadanya. Tetapi, apalah daya karena dialah yang membuat kesepakatan bodoh tersebut.

 

"Yah! Bantu aku untuk mencari bukti, Taeyeon!" teriakan Tiffany menggema di ruangan tengah apartmen Taeyeon. Meneriaki Taeyeon yang melihat film favoritnya sambil memakan cemilan yang ada di tangannya.

Sudah beberapa hari ini ia mengerjakan pekerjaan rumah sendirian dari membersihkan apartmen hingga urusan masak memasak dan ia juga mencari semua bukti tentang orang yang ingin membunuhnya sendirian. Taeyeon selalu mengelak dan membuat alasan apabila ia ingin mencari bukti atau apapun itu dan mengajaknya.

'Dasar malaikat kematian yang tidak bertanggung jawab sedikitpun' batin Tiffany kesal.

"Aku sedang menonton Film kesukaanku. Nanti saja setelah film ini selesai" kata Taeyeon dengan datar dan fokus terhadap film kesukaannya.

Tiffany sudah hilang kesabarannya dan langsung merebut paksa remot televisi yang dipegang Taeyeon dan kemudian mematikan film yang sedang berlangsung tersebut.

"Yah!" teriak Taeyeon kesal dengan kelakuan Tiffany yang mematikan televisinya dan mengganggu sesi menonton film kesukaannya.

"Kau sudah berjanji padaku bahwa kau akan membantuku menangkap pelakunya! Jadi tepati janjimu! Karena aku sudah menepati janjiku!" teriak Tiffany marah.

"Aku berjanji akan membantumu mengangkapnya. Jadi aku tidak punya kewajiban untuk pergi bersamamu kesana kemari untuk mencarinya. Apabila kau menemukan siapa pelakunya. Katakan padaku

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Taenggo2908 #1
Chapter 8: Salfok sama dasar malaikat kematian homoual wkwk
Taenggo2908 #2
Chapter 1: This is great story, imma new reader☺☺
ssh2129
#3
Chapter 6: Akhirnya diupdate juga setelah sekian lama gw menunggu.. thank you soo muchhh author-nim.. Ditunggu update-an berikutnya.. seperti biasa ceritanya susah ditebak..
Slowhands
#4
Chapter 6: Keren dan bikin penasaran :D
ssh2129
#5
Chapter 5: ini cerita complicated dan sangan menarik buat dibaca
anotherkpop
#6
Chapter 1: Wah wahhh gw banyangi itu pasti taee XD
dumbdumbaseul
#7
Chapter 2: Taeyeon si grim reaper wohoooo
anotherkpop
#8
Kayaknya bakal seru nihh, lanjut~