Unusual
FATE
07:19 PM
(1 Jam 20 Menit sebelumnya)
Taeyeon POV
Aku berdiri diatas gedung pencakar langit yang berada di dunia manusia.
Menikmati hembusan angin malam yang dingin di bulan desember yang menerpa tubuhku.
Aku adalah dewa kematian bernama Kim Taeyeon yang bertugas untuk mengantar jiwa manusia yang sudah lepas dari raganya untuk dibawa menuju ke akhirat.
Aku mengeluarkan buku hitam milikku yang berisi daftar kematian dari seorang manusia mulai dari awal aku ditugaskan sebagai dewa kematian hingga sekarang.
Aku membuka lembar demi lembar dengan kecepatan yang sangat cepat dan menemukan daftar terbaru seorang manusia yang akan aku bawa menuju akhirat.
“Kim Jinyoung, Lahir di rumah sakit seoul pada tanggal 16 Juni 1990 dan meninggal pada tanggal 12 Desember 2017 di atap gedung Elle.Corp pada pukul 08.05 P.M”
Setelah membaca keterangan yang diberikan oleh buku tersebut. Aku menyegerakan diriku untuk berpindah ke atap dari gedung yang bernama Elle.Corp
Kakiku menginjak lantai dari atap gedung tersebut.
Aku mengedarkan pandangku dan melihat seorang perempuan yang sedang tidur dengan mulut terbuka dilantai dengan bungkusan plastic dan botol air minum yang berserakan di sekitarnya.
“Eww….”
Pikiranku tentang wanita ini adalah ‘meskipun ia memiliki wajah yang rupawan dan tubuh y dengan baju fashionable yang dipakainya. Tetapi kesan pertama yang aku dapatkan adalah aku melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat’.
“Ia seperti gelandangan.ckckck” aku bergumam pelan dengan menatapnya simpati.
“ehmm…” aku terlonjak kaget dari tempatku mendengar erangannya.
‘apa ia mendengarku?’
Tetapi, ketika aku melihatnya bergerak tak nyaman pada posisinya tanpa membuka matanya serta tubuhnya yang sedang mengeliat merasakan hawa dingin yang menembus kulitnya.
Aku bernafas lega.
Aku mencoba untuk mendekatinya mensejajarkan posisiku dengan posisi tidurnya yang bersandar pada tembok pembatas antara ruangan yang berada di dalam dan area atap ini.
Kemudian aku mulai mengeratkan coat tebalnya membungkus tubuhnya erat agar angin tidak mudah masuk ke dalam pori-pori tubuhnya.
Setelah itu aku melihatnya yang terdiam dan tertidur pulas sekali lagi.
Aku kemudian menatap fitur wajah sempurnanya dan tenggelam kedalam pesonanya.
‘cantik…’
Tanpa aku sadari senyuman mulai terukir di wajahku.
Aku mendekatkan jariku mendekati permukaan wajahnya seolah jariku memiliki kemauannya sendiri.
Jariku semakin mendekati permukaan kulit wajahnya.
Tetapi sayangnya Angin yang semakin dingin menghembuskan beberapa helaian rambutnya. Dan membuatnya terbangun dari tidurnya.
Ia menggeliat dalam posisinya, merilekskan tubuhnya yang pegal karena posisi tidurnya yang menurutku kurang nyaman dan...
Matanya terbuka menatapku.
<
Comments