Revenge

FATE
Please Subscribe to read the full chapter

Tiffany POV

 

Aku terbangun dari tidur nyenyakku diatas kasur empuk dan nyaman. Aku mulai mengedarkan pandangku ke sekitar ruangan tempat dimana aku berada dan aku menemukan diriku berada di ruanganku.

 

Aku terbangun kaget dan meraba tubuhku. Mengecek apakah jiwaku sudah terpisah dari ragaku dan sekarang jiwaku terjebak di kamarku dan menjadi arwah gentayangan.

 

 

Tetapi anehnya, aku masih merasa sama seperti sebelumnya. Aku masih bisa meraba tubuhku dan merasakannya. Tidak ada luka apapun di area tubuhku. Semua baik-baik saja.

‘apa aku bermimpi?’ aku bertanya heran kepada diriku.

Tetapi, kalau itu benar-benar mimpi. Kenapa seolah seperti kenyataan.

Aku melihat pakaianku. Dan pakaian yang aku kenakan saat ini adalah pakaian yang aku kenakan kemarin. Meskipun coat tebal yang melindungiku dari dingin kemarin sudah tersampir di kursi yang berada dekat dengan tempat tidurku.

‘ini aneh. Aku tidak mengingat apapun setelah aku pingsan’

‘dan siapa wanita berjas hitam yang menyelamatkanku tersebut?’

Aku berpikir keras mengenai kejadian semalam dan berakhir tidak menemukan titik terang apapun.

Aku menyerah untuk memikirkannya dan menyegerakkan diriku untuk berangkat bekerja.

 

 

 

Aku memasuki ruangan di mana aku bekerja dan menemukan ruangannya penuh dengan suara berisik dari para pekerja yang kemungkinan sedang membicarakan sesuatu yang aku tidak tau.

Aku hanya menghiraukan mereka dan melanjutkan perjalananku menuju ke meja kerjaku dan duduk menyamankan posisiku dan melanjutkan rutinitas pekerjaanku.

 

Saat aku sedang asik dengan pekerjaanku. Aku teringat dengan wanita yang menyelamatkanku tadi malam. Menggendongku diatas kedua lengannya.

Matanya onyx indahnya membuatku terhipnotis ke dalamnya dan tenggelam akan pesona misteriusnya.

 

Tanpa aku sadari aku membuat sketsa wajahnya yang aku ingat dalam kepalaku dan menggambar tubuhnya dalam balutan jas hitam.

 

Aku menatap lama pada hasil gambarku dan saat itu juga jantungku berdetak cepat melihat mata dingin yang juga menyiratkan kehangatan didalamnya.

‘siapa kau? Kenapa kau membuatku merasakan ini?’ batinku menatap sosok misterius yang kubuat dari ingatanku tadi malam diatas kertas sketsaku.

 

Aku tenggelam lama dalam pikiranku dan tanpa aku sadari. Seseorang tiba-tiba menepuk pundakku dan membuatku terlonjak kaget.

“Yah!” aku berteriak kesal kepada seseorang yang mengagetkanku dan hanya menunjukkan cengirannya saat ini.

“apa kau mau mati, yul?!” aku menggunakan alas papan yang sebelumnya kugunakan untuk kupukulkan ke atas kepala yuri.

“Akh! Appo! Aku hanya bercanda, tiff! Kau tidak seru sama sekali” yuri merengek dan kemudian mempoutkan bibirnya.

“apa kau mau pukulan yang lain?” aku memajukkan kepalan tanganku di depan wajahnya. Karena jujur saja aku kesal dengan rengekan dan pout bibirnya. Apalagi pikiranku saat ini penuh dengan kejadian kemarin malam.

“tidak-tidak, mian-mian. Aku tidak akan mengulanginya” yuri menggeleng keras dan menatapku memohon.

“aku hanya penasaran tentang apa yang sedang kau lukis di kertas sketsamu hingga kau melamun seperti itu” yuri menjinjitkan kakinya dan bergerak ke kanan dan kiri mencoba untuk mengintip gambar sketsa perempuan tersebut yang aku sembunyikan di belakang tubuhku.

“aniya, aku tidak menggambar apapun. Hanya gambaran iseng” aku mencoba mengelak darinya. Tetapi yang harus aku tau mengenai yuri adalah ia mengetahui gerak-gerikku saat aku berbohong dan itu adalah kelemahanku. Aku sangat mudah dibaca saat berbohong.

 

“lihatlah matamu dan hidungmu, tiff. Kau selalu menggerakkan matamu kesana kemari dan hidungku akan kembang kempis apabila kau berbohong”

Aku lengah saat ia mengatakannya dan ia berhasil merebut kertas yang aku sembunyikan dibelakang tubuhku dan segera melihatnya.

 

“kau tidak bisa membohongiku, tiff” ia mengeluarkan smirknya.

“aku tidak tau kalau kau sekarang suka menggambar perempuan seperti ini, tiff. Kemana seleramu menggambar pria dengan tubuh berotot bak roti sobek itu?” ia menatapku heran.

“a-aniya, aku hanya kebetulan menggambarnya dari imajinasiku”

“aish...kau mencoba membohongiku lagi? Ck” Yuri mendecakkan lidahnya menatapku malas

“ah! Iya!” yuri sekali lagi mengagetkanku dengan suara keras dan kemudian ia mendekatkan wajahnya mendekati telingaku dan membisikkan sesuatu.

“apa kau tau...Kim Jinyoung? Calon model kita melakukan bunuh diri diatap dari gedung ini tadi malam” ia mengatakannya dengan pelan ditelingaku.

Tetapi, meskipun begitu aku masih mendengar jelas apa yang ia katakan. Mataku membulat terkejut.

 

‘jadi! Kemarin itu bukan mimpi?!’ batinku.

 

Aku hanya tidak begitu mengingat dan melihat wajahnya jelas kemarin malam. Tetapi setelah yuri mengetakan kim jinyoung, aku jadi mengingatnya. Wanita kemarin malam yang terbunuh adalah kim jinyoung.

 

‘Tetapi yuri mengatakannya bunuh diri. Kemudian yang aku lihat kemarin malam itu apa?’ otakku mulai berpikir keras. Memutarkan segala roda gerigi yang ada di dalamnya demi mendapatkan kesimpulan yang tepat. Tetapi, yang aku dapat hanyalah putaran video mengenai kim jinyoung yang di bunuh oleh lelaki yang aku tidak tau siapa.

 

“Yah! Tiff! Kenapa kau melamun?! Apa kau mengetahui sesuatu?” aku menatap yuri yang sedang merengek padaku dengan mataku yang terbuka lebar pertanda aku sedang terkejut dan terbangun dari lamunanku.

“A-apa ia benar-benar bunuh diri?” aku bertanya untuk memastikannya dan menatapnya penuh tanda tanya.

“iya, pihak kepolisian mengatakan bahwa Kim jinyoung bunuh diri karena ia mengalami depresi. Obat-obatan anti depresan juga ditemukan di apartmennya. aku harap ia tidak melakukannya dan tetap melanjutkan karirnya” yul mengatakannya dengan ekspresi sedih.

“Mwo?!” aku menatapnya kaget.

‘terus apa yang aku lihat kemarin malam itu adalah mimpi?’

“aish...berhentilah berteriak dan memelototiku seperti itu, tiff. Ck” ia mendecakkan lidahnya kesal.

saat aku tenggelam dalam pikiranku sekali lagi. tanpa aku sadari yuri mengamati gambarku yang sebelumnya telah kita lupakan. 

Ia menatap gambar tersebut lekat-lekat dan kemudian menatapku dengan matanya yang terbuka lebar. Dan hal itu ia lakukan berulang kali.

Aku yang tenggelam dalam pikiranku mulai merasa bahwa yuri bertingkah aneh.

“ada apa, yul? Apa ada yang salah?” aku bertanya heran padanya.

“a-aniya, tapi...” ia terus menatap gambarku dan kemudian menatapku.

“hm?...”

“bukankah dia adalah perempuan yang ada di gambarmu?”

Yuri menunjuk belakangku dengan jari telunjuknya. 

 

Dan saat aku

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Taenggo2908 #1
Chapter 8: Salfok sama dasar malaikat kematian homoual wkwk
Taenggo2908 #2
Chapter 1: This is great story, imma new reader☺☺
ssh2129
#3
Chapter 6: Akhirnya diupdate juga setelah sekian lama gw menunggu.. thank you soo muchhh author-nim.. Ditunggu update-an berikutnya.. seperti biasa ceritanya susah ditebak..
Slowhands
#4
Chapter 6: Keren dan bikin penasaran :D
ssh2129
#5
Chapter 5: ini cerita complicated dan sangan menarik buat dibaca
anotherkpop
#6
Chapter 1: Wah wahhh gw banyangi itu pasti taee XD
dumbdumbaseul
#7
Chapter 2: Taeyeon si grim reaper wohoooo
anotherkpop
#8
Kayaknya bakal seru nihh, lanjut~