Dilema
DilemaWoohyun menutup pintu kamarnya. Namja itu menyandarkan tubuhnya pada pintu. Tangannya memegang dada kirinya. Beginikah rasanya mendengar pengakuan seorang Kim Sunggyu secara langsung. Woohyun bisa gila lama-lama. Namja itu kembali membuka pintu kamarnya sedikit. Ia melongokkan kepalanya keluar memastikan sekitar. Setelah ia merasa aman, namja itu menutup pintu kamarnya lagi lalu menguncinya. Ia berlari menuju ranjang dan memasukkan dirinya ke dalam selimut, membungkam mulutnya sendiri dengan bantal yang ia peluk untuk meredam suaranya yang kegirangan. Sesekali namja itu menendang-nendang selimutnya sendiri. Lihat siapa sekarang yang terlihat seperti anak gadis.
.
.
Sunggyu membanting tubuhnya di kasur. Gadis itu menerawang langit-langit kamarnya. Dari raut wajahnya ia nampak memikirkan sesuatu. Apakah hal yang baru saja ia lakukan adalah tindakan yang tepat. Entahlah, gadis itu hanya merasa bingung dan bimbang. Meski sepertiga hatinya menginginkan Woohyun, tapi sisanya masih menganggap namja itu adalah adik kecil baginya. Woohyun yang lebih muda darinya. Tidak ingin terus melamun, gadis itu memutuskan untuk membungkus dirinya dengan selimut dan beranjak tidur.
.
.
Sunggyu terbangun di pagi hari. Sebenarnya hari ini ia kuliah siang, tapi entah kenapa ia ingin segera mandi. Gadis itu beranjak meraih handuknya. Ia sampai di depan kamar mandi tepat berasamaan dengan Woohyun. Sepertinya namja itu juga akan pergi mandi. Mereka tiba-tiba jadi canggung. Woohyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Kau duluan saja.” Ucap Woohyun.
“Aniya, kau saja duluan.” Ujar Sunggyu.
“Ani. Kau saja.” Namja itu terlihat menahan senyumnya. Ia merasakan geli di kedua ujung bibirnya. Ingin rasanya ia tersenyum seraya mencubit kedua belah pipi chubby Sunggyu.
“Kau duluan. Lagipula aku kuliah siang.” Sunggyu melipat bibirnya ke dalam mencoba mencegah senyumnya terkembang.
“Gwenchana, kau saj-”
“Aish, minggir-minggir.. kalian ini apa-apaan biar aku saja yang duluan,” Tiba-tiba Boohyun datang di tengah-tengah mereka dan masuk kamar mandi lebih dahulu. “kalian berdua ini berisik sekali.”
BLAM
Woohyun dan Sunggyu cengo melihat Boohyun menutup pintu kamar mandi. Setelahnya namja itu kembali fokus pada objek manis di depannya.
“Kau duluan saja.” Mulai lagi.
“Sudahlah, kau saja. Aku kuliah siang hari ini. Aku ke bawah dulu membantu Minjoo eonni menyiapkan sarapan.” Ujar Sunggyu. Gadis itu berusaha menghindari tatapan namja di depannya. Aih, manis sekali dia.
.
.
@ UNIVERSITAS SEOUL
Seorang gadis jangkung tengah memainkan ponselnya. Hari ini kelas kosong karena dosen killer itu tiba-tiba mengatakan ada urusan mendadak. Gadis itu membuka artikel tentang kelainan seksual. Entah kenapa mahasiswi matematika itu tertarik membahas hal seperti itu.
“Gyu, apa kau pernah dengar eksibisionisme?” tanya gadis jangkung bernama Lee Sungyeol itu ada Sunggyu yang duduk di sampingnya. Sedangkan Sunggyu sepertinya sedang tidak tertarik dengan apa yang dibicarakan Sungyeol. Gadis bermata irit itu lebih tertarik melihat keluar jendela.
“Di sini tertulis eksibisionisme adalah kelainan seks yang suka memperlihatkan organ kelaminnya kepada orang lain,” Ucap Sungyeol tanpa melihat Sunggyu. Gadis itu menoleh pada Sunggyu yang sibuk dengan dunianya. “YA! Gyu.. kau tidak mendengarkanku bicara.” Sungyeol nampak kesal karena ternyata Sunggyu sama sekali tidak fokus padanya.
“Apa Yeol?” Akhirnya Sunggyu memberikan perhatiannya.
“Aish, tidak jadi. Tidak penting juga,” sepertinya gadis jangkung itu tengah merajuk. Ia sedikit melirik Sunggyu yang sepertinya tetap cuek padanya “Ya.. kau ini sedang memikirkan apa sih?” tanya Sungyeol yang akhirnya menyerah. Sunggyu menoleh pada Sungyeol. ia mengamati sejenak wajah gadis itu.
“Sungyeol-a.. ada seorang namja yang menyukaiku.” Ujar Sunggyu.
“Itu bagus. Lalu apa masalahnya?”
“Dia.. lebih muda dariku.” Sunggyu menundukkan kepalanya.
“MWO?! Kau pacaran dengan anak kecil?!”
“Ya.. Kecilkan suaramu..”sebal Sunggyu.
“Kau pacaran dengan anak kecil? Kau paedofil?” tanya Sungyeol dengan suara pelan.
“YA! Jaga bicaramu.” Sekarang Sunggyu yang berteriak.
“Lalu?”
“Dia masih SMA. Maksudku aku sudah menganggapnya sebagai dongsaengku. Tapi aku juga menyukainya.” Jelas Sunggyu. Sungyeol memandang Sunggyu sejenak.
“Gyu sayang.. sebenarnya aku ragu untuk mengatakan ini tapi.. sebaiknya yeoja itu menjalin hubungan dengan namja yang lebih tua. Kau tahu namja yang lebih muda kadang bersikap kekanakan. Kau akan berperan sebagai ibunya bisa-bisa. Dan apa tadi kau bilang.. dia masih SMA. Dia masih remaja Gyu. Bukannya aku ingin menakut-nakutimu Gyu. Tapi dia dalam usia labil. Dia bahkan baru saja mendapatkan mimpi basahnya tiga tahun lalu. Perasaanya bisa berubah kapan saja. Dan remaja semasa mereka mudah sekali bosan.” Nasihat Sungyeol. Sunggyu jadi benar-benar bimbang sekarang. Ia takut Woohyun hanya main-main dengannya. Apa ia bisa mengandalkan Woohyun. Dilema.
.
.
Woohyun jadi heran dengan tingkah Sunggyu. Bukankah gadis itu bersikap baik-baik saja kemarin. Kenapa jadi sebentar-sebentar manis sebentar lagi jadi cuek. Lihat seharian ini gadis itu mengabaikannya. Woohyun tidak cukup bodoh untuk mengetahui bahwa gadis itu tengah menghindar darinya. Atau jangan-jangan Sunggyu berubah pikiran? Oh tidak. Itu kabar buruk untuk Woohyun.
Sunggyu berjalan menuju dapur. Belum sampai ia melangkah masuk area dapur, melihat ada Woohyun di sana gadis itu berputar haluan. Tentu Woohyun sadar itu. Namja itu membiarkan Sunggyu bertingkah semaunya. Ia mengamati setiap gerak-gerik gadis itu. Mari kita lihat bagaimana gadis itu seharian ini. Aneh dan membuat Woohyun frustasi.
Woohyun turun dari lantai atas untuk ikut berabung dengan yang lainnya di ruang tengah. Di sana juga ada Sunggyu yang tengah bermain dengan Jihyun yang ada di gendongan Minjoo. Gadis itu seperti memiliki radar jika Woohyun di dekatnya. Karena ketika Woohyun hampir mendaratkan bokongnya di sofa gadis itu langsung berdiri menuju dapur. Cukup sudah. Woohyun tidak bisa diperlakukan seperti ini. Namja itu berdiri dan menyusul Sunggyu. Gadis itu melihat Woohyun mengikutinya masuk ke dapur sontak hendak pergi keluar. Tapi Woohyun mencegahnya. Namja itu mencengkeram pergelangan tangan Sunggyu.
“Ada apa denganmu?” tanya Woohyun.
“Ap-apa? Memangnya aku berbuat apa?” tanya Sunggyu berusaha mengontrol suaranya.
“Kau baik-baik saja kemarin. Kenapa sekarang jadi seperti ini? kau menghindariku.”
“Aku tidak menghindarimu. Hanya perasaanmu saja mungkin.” Elak Sunggyu.
“Aku tidak bodoh noona.”
Tidak. Tidak Woohyun. Jangan menatap Sunggyu seperti itu. Sunggyu menghindari kontak mata dengan Woohyun. Gadis itu melepas cengkraman Woohyun pada lengannya.
“Ak-aku harus pergi. Aku ada kuliah sore ini. Katakan pada Boohyun oppa aku akan pulang malam.”
Woohyun pasrah dan membiarkan Sunggyu pergi.
.
.
Malam harinya Nam bersaudara tengah bersantai di depan televisi. Sedangkan Minjoo sedang menidurkan Jihyun di kamarnya. Sebenarnya Woohyun tidak benar-benar menikmati acara TV di depannya. Ia sedang memikirkan sikap Sunggyu seharian ini. Apa ia berbuat salah, sehingga gadis itu marah padanya. Boohyun melihat jam dinding yang tergantung di atas Televisi. Pukul sepu
Comments