Pagi ini Sunggyu tampak kacau. Gadis itu menelungkupkan wajahnya di meja makan, sepertinya gadis itu kurang tidur. Minjoo hanya geleng-geleng kepala melihat Sunggyu. Yeoja cantik itu melengos pergi dari dapur karena ponselnya berdering di ruang tengah. Woohyun datang dengan kondisi rapi. Namja itu sudah siap dengan seragam sekolahnya, tampak di tangannya membawa sebuah mangkuk bekas bubur. Namja itu hendak mencucinya. Sunggyu mendongakkan kepala tatkala pendengarannya menangkap suara gemericik air dari kran wastafel. Sontak gadis itu duduk dengan gugup. Woohyun yang melihat itu sedikit menahan tawanya. 
“Gomawo, buburnya sangat enak.” Ucap Woohyun.
“E-eoh.. tapi itu Minjoo eonni yang membuatnya.” Ujar Sunggyu jujur. Woohyun hanya mengangguk.
“Aku berangkat dulu. Kau terlihat kacau. Pergilah tidur.” Ujar Woohyun. Sepeninggalan Woohyun gadis itu kembali menenggelamkan wajahnya ke meja makan. Aih.. betapa malunya dia dengan Woohyun. Pabo Kim Sunggyu. Nam Woohyun bodoh, itu ciuman pertamanya. 
.
.
Sunggyu pulang dari kampus dengan lesu. Pasalnya ia baru saja kena semprot dengan Ahn seongaengnim karena tertidur di kelasnya. Gadis manis itu melangkah memasuki kediaman Nam dengan malas.
“Aku pulang..” ucapnya. Di ruang tamu Sunggyu bertemu dengan dua orang remaja, satu namja dan satu yeoja. Sepertinya mereka teman Woohyun. “eoh, sepertinya ada tamu di sini.” Ujar Sunggyu kikuk.
“Annyeonghaseyo..” salam mereka berdua.
“Temannya Woohyun ya?” tanyak Sunggyu basa basi.
“Ne.. eonni siapanya Woohyun?” tanya gadis remaja itu balik.
“Aku sau-” belum sempat Sunggyu bicara seseorang memotong ucapannya.
“Dia anak sahabat almarhum appaku.” Jelas Woohyun yang datang dengan beberapa cemilan.
“Ne..” ucap Sunggyu pasrah.
“Kenapa bisa tinggal bersamamu?” tanya gadis itu lagi. Sepertinya gadis ini terlalu banyak bertanya pikir Sunggyu. Memang apa urusannya kalau Sunggyu tinggal dengan Woohyun.
“Dia dari Jeolla, kesini karena kuliah.” Jelas Woohyun lagi. Gadis itu mengangguk mengerti.
“Eonni jurusan apa?” kini gadis itu bertanya pada Sunggyu.
“Matematika.” Jawab Sunggyu singkat.
“Jinja?” Sunggyu dapat melihat gadis itu nampak berbinar-binar menatap dirinya. “kalau begitu ajari kami ya.. kami ada ujian dua minggu lagi, dan itu sangat sulit.” Pinta gadis itu pada Sunggyu.
“Boleh saja, tapi.. aku tidak tahu aku bisa apa tidak.” Ucap Sunggyu seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bukannya Sunggyu tidak mau, dia juga punya banyak tugas akhir-akhir ini. Tugas revisi makalah yang diberikan Ahn saem kemarin saja belum dia kerjakan.
“Ayolah noona, kami membutuhkan bantuanmu.” Sekarang namja itu yang bicara.
“Baiklah, aku rasa aku bisa mengajari kalian hari Jum’at.” 
“Call.. oh ya eonni perkenalkan namaku Lee Yena, ini Choi jaesuk.”
.
.
Beberapa hari berlalu. Tidak banyak yang berubah, hanya Woohyun dan Sunggyu yang sepertinya dari hari kehari terlihat aneh. Sunggyu berjalan sendiri di malam hari. Belum terlalu malam juga sih, ini masih pukul sembilan. Gadis itu baru saja pergi dari perpustakaan kota mengerjakan revisian makalahnya sampai tidak sengaja ketiduran di sana. Kalau saja penjaga perpustakaan tidak membangunkannya mungkin Sunggyu akan terkunci di sana semalaman. Gadis itu berjalan gontai karena rasa kantuk yang membayanginya. Udara malam itu terasa dingin hingga membuat gadis dengan pipi chubby itu mengeratkan jaket yang ia kenakan. Atensinya beredar kesana kemari. Entah kenapa Sunggyu seperti mengenal seorang namja yang baru saja keluar dari minimarket tak jauh dari tempatnya berdiri. Ah, Sunggyu ingat namja itu Choi Jaesuk teman Woohyun. Apa yang bocah itu lakukan batin Sunggyu. Sunggyu terbelalak tatkala gadis itu tahu apa yang ia beli dari minimarket, sekaleng soju. Sunggyu berjalan mendekati namja itu.
“Choi Jaesuk-ssi.” Panggil Sunggyu. Namja itu memperhatikan keberadaannya.
“Eoh, kau noonanya Woohyun kan.” Ucapnya seraya membuka kaleng soju dan hendak menegak isinya. Tanpa pikir panjang Sunggyu menampik kaleng soju itu sampai jatuh dan isinya tumpah. “YA! Apa yang kau lakukan?!” protes Jaesuk.
“YA! Kau ini tidak sopan ya.. aku ini lebih tua darimu arra.. dan apa itu tadi? Kau ini masih SMA, pulanglah dan minum susumu, jangan minum mimuman seperti itu. Itu tidak baik arra.” Ceramah Sunggyu pada Jaesuk.
“Aish.” Jaesuk nampak kesal seraya mengacak rambutnya. Namja itu memandang sunggyu sekilas kemudian berlalu tanpa mengatakan apapun.
“YA.. Apa-apaan bocah itu. Apa Woohyun benar-benar berteman dengan orang seperti dia. ckckck dasar anak jaman sekarang.” Sunggyu menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir anak SMA sudah berani minum minuman beralkohol. Meskipun itu hanya sekaleng soju, tapi tetap saja kan itu tidak baik. Gadis itu melanjutkan perjalanannya pulang. Hari sudah semakin malam dan ia sudah rindu dengan bantalnya.
.
.
Hari jum’at Sunggyu berjanji pada Woohyun dan teman-temanny