Woohyun pulang dari sekolahnya. Namja itu melangkahkan kaki memasuki halaman rumahnya. Di sana ia melihat Sunggyu dengan dua namja paruh baya berseragam polisi. Sunggyu menatap Woohyun yang nampak bingung.
“Kau..”
.
.
‘tadi pagi seorang gadis SMA membuat laporan pada kami bahwa ia dilecehkan dua teman laki-lakinya pada Jum’at malam. Kami meminta saudara Nam Woohyun untuk diperiksa dan dimintai keterangan’
Sekelebat apa yang dikatakan pak polisi tadi melintas. Gadis itu menggelengkan kepalanya. Woohyun di bawa ke kantor untuk penyelidikan. Sunggyu bingung bagaimana caranya ia mengatakan ini pada Boohyun. Ia menggiggit kuku jarinya seraya mondar-mandir tak jelas. Ia merasa gugup sekarang. Woohyun tidak mungkin melakukan itu kan? Sunggyu jadi teringat aroma tubuh namja itu semalam. Bahkan Sunggyu menuduhnya minum. Tubuh namja itu beraroma alkohol. Ini gila, Sunggyu tidak bisa berpikir jernih sekarang. 
.
.
Berjam-jam berlalu. Tapi Sunggyu belum juga tenang. Gadis itu nampak gelisah karena Woohyun belum pulang. Ia juga belum menelfon Boohyun tentang hal ini. Ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Sunggyu menunggu kedatangan Woohyun di beranda rumah. Gadis berpipi chubby itu jadi tidak berselera makan. Semenit kemudian namja yang ditunggu Sunggyu menunjukkan batang hidungnya. Woohyun berjalan menundukkan kepalanya. Ketika ia mendongak ia mendapati Sunggyu yang menatapnya.
.
Mereka berdua berada di ruang tengah dengan Woohyun yang duduk di sofa dan Sunggyu yang setia berdiri mondar-mandir tak karuan.
“YA.. Aku belum mengatakan hal ini pada hyungmu,” Ucap Sunggyu. Gadis itu menghentikan acara mondar-mandirnya. Ia menatap Woohyun yang sedari tadi hanya diam “Nam Woohyun, apa kau benar tidur dengan gadis itu? bagaimana kau melakukan hal itu, memangnya kau sudah bisa melakukannya pabo..” tanya Sunggyu. Woohyun mendongak. Namja itu tidak menjawab. 
“YA.. NAM WOOHYUN! Kau sungguh tidur dengannya?! Kau membuatku kecewa.. kau bodoh atau apa?!” emosi Sunggyu, gadis itu hampir menangis.
“Kalau aku bilang aku tidak melakukannya apa kau akan percaya?” tanya Woohyun balik. Sunggyu tersentak. Ia menatap Woohyun dalam. Gadis itu mendekati Woohyun.
GREP
Ia memeluk namja itu. Meletakkan dagunya di atas kepala Woohyun.
“Kau benar tidak melakukannya kan?” ujar Sunggyu melembut. “kau tidak akan melakukannya.”
.
.
Keesokan harinya Boohyun, Minjoo, dan bayinya akan pulang ke rumah. Sedangkan Woohyun, ia bersiap-siap untuk kembali ke kantor polisi untuk penyelidikan lanjut. Sunggyu menatap layar televisi dengan tidak bersemangat. Gadis itu harusnya pergi kuliah sekarang, tapi tiba-tiba ia merasa malas dan memutuskan untuk membolos. Pintu utama terbuka. Terlihat Boohyun dan Minjoo memasuki rumah dengan menggendong seorang bayi mungil. Sunggyu sontak berdiri dan mendekati pasangan suami istri itu.
“Wah.. keponakanku.. cantik sekali..” ucap Sunggyu. Boohyun dan Minjoo hanya tersenyum. Nam sulung menatap wajah Sunggyu yang sibuk dengan bayinya. Ada yang aneh dengan gadis itu.
“Ada apa denganmu Gyu?” tanya Boohyun. Sunggyu mendongak.
Woohyun turun dari lantai atas dengan pakaian rapi. Namja itu akan pergi ke kantor polisi. Boohyun dan Minjoo menatap heran namja itu.
“Kau tidak sekolah Woo?” tanya Minjoo. “kau mau kemana?”
.
Boohyun mengusap wajahnya kasar. Namja itu nampak frustasi. Woohyun hanya berdiam diri sedari tadi. Sedangkan Sunggyu sudah gugup sedari tadi.
“Aku akan mengantarmu, kajja.” Ucap Boohyun. Woohyun mengangguk.
“Aku membawa seorang saksi lain.” Ujar Woohyun.
“Aku ikut.” Pinta Sunggyu mengamati Nam brother bergantian. Boohyun menatap Minjoo yang tengah menyusui bayi mereka.
“Gwencaha.. aku bisa jaga diri.. pergilah.” Ucap Minjoo. Akhirnya Woohyun pergi bersama dengan Boohyun dan Sunggyu yang mengantarnya.
Selama di perjalanan Sunggyu mengenggam tangannya sendiri. Dingin. Ia gugup sekarang ini. Ia heran kenapa Woohyun bisa setenang ini. Kenapa malah ia yang gugup. Woohyun mengamati Sunggyu yang duduk di jok belakang melalui kaca spion. Gadis itu tampak pucat.
.
@ KANTOR POLISI
Ketiganya memasuki kantor. Di sana mereka bertemu seorang gadis yang seumuran dengan Woohyun.  Bukan, bukan Yena. Gadis itu gadis lain yang belum Sunggyu lihat.
“Eoh, Sungjong. Kau sudah di sini?” tanya Woohyun mendekati gadis itu diikuti Boohyun dan Sunggyu di belakangnya. Gadis yang dipanggil Sungjong itu menganggukan kepalanya. Sunggyu menatap Sungjong dari ujung kaki ke ujung kepala. Siapa gadis ini pikirnya.
“Apa ini yang kau maksud saksi lain tuan nam?” tanya seorang polisi mendekati mereka. 
“Ne.” Jawab Woohyun seraya menganggukan kepalanya. 
“Jadi apa bisa kita mulai?” tanya pak polisi itu.
“Tentu.” Jawab Woohyun dan Sungjong serempak.
Woohyun melirik Sunggyu sejenak sebelum memasuki ruangan. Gadis itu mengangguk mengisyaratkan bahwa ia percaya pada Woohyun.
.
FLASHBACK
Sepeninggalan Sunggyu malam itu Jaesuk pergi ke dapur meninggalkan Woohyun dan Yena berdua. Tampak Yena yang sesekali mencuri pandang Woohyun yang tengah serius dengan bukunya. Jaesuk kembali dengan dengan beberapa kaleng soju di tangannya. 
“Jja.. minumlah.” Ucap Jaesuk. Yena dan Woohyun mendongak. Woohyun menautkan kedua a