Sunggyu tidak bisa tidur. Gadis itu berbaring memandangi ponselnya. Ia ragu, ingin sekali rasanya menghubungi Dongwoo. Sunggyu sangat penasaran dengan gadis itu. sunggyu mendudukkan dirinya di ranjang. Keputusannya sudah bulat, ia memutuskan untuk menghubungi Dongwoo. Sunggyu menempelkan ponselnya ke telinga kanannya. Terdengar nada sambung dari sana. Dengan sabar ia menunggu orang di seberang sana mengangkat telfonnya. Sebenarnya Sunggyu ragu Dongwoo masih terjaga jam segini. Mengingat ini sudah tengah malam.
'Yeoboseyo.'
Senyum di wajah Sunggyu terkembang. Dongwoo ternyata belum tidur.
"Apa aku mengganggumu?" tanya Sunggyu pada orang di seberang sana.
'Tidak sih, tapi aku sedang mengerjakan sesuatu.' Jawab Dongwoo.
"Ah.. begitu." Sunggyu diam sejenak membuat orang di seberang sana menunggu.
'Apa ada yang ingin kau katakan Gyu? Kalau tidak aku akan menutup telfonnya.'
"Ah.. apa kau sudah makan?"
'Sudah.'
"Jangan tidur terlalu larut arra," Hening. Orang di seberang sana tidak membalas ucapan Sunggyu. "Oppa, kau masih di sana?"
'Gyu, bisa kita bertemu besok?' tanya Dongwoo. Sunggyu menggigit bibir bawahnya, perasaanya tidak enak.
"Tentu."
.
.
Sore hari yang ramai. Sunggyu mengetuk-ngetukkan kuku-kuku jari lentiknya pada meja cafe. Sesekali ia mengecek jam tangan yang melingkar indah di tangan kirinya. Dongwoo belum datang. Sunggyu mengarahkan fokusnya ke pintu masuk cafe. Atensinya menangkap namja yang sedari tadi ia tunggu baru saja sampai. Sunggyu mengangkat tangannya memberi tanda untuk Dongwoo. Namja itu mendekatinya dan duduk di hadapannya.
"Lama menunggu?" tanya Dongwoo pada yeojachingunya.
"Lumayan." Jawab Sunggyu.
"Mian." 
"Gwenchana, jadi oppa ingin mengatakan apa?" tanya Sunggyu to the point. Sebenarnya sekarang ini ia merasa gugup. Gadis itu meremas tangannya di bawah meja. Dongwoo tampak bingung ingin mengatakan sesuatu.
"Gyu, begini.." Sunggyu tampak menerka-nerka apa yang akan diucapkan namja di hadapannya. "Gyu.. sebenarnya aku memiliki gadis lain." Jujur Dongwoo akhirnya. Sunggyu diam. Gadis itu menghentikan acara meremas tangannya. Ia tersenyum masam.
"Jadi kau mau apa?" tanya Sunggyu mencoba tersenyum.
"Aku pacaran dengan putri bosku. Kami sudah berpacaran selama enam bulan. Dan aku rasa aku lebih cocok dengannya. Aku berpikir akan sulit bagimu dan aku merasa kasihan padamu. Jadi bisakah kita sampai di sini saja?" 
Sunggyu mendongakkan kepalanya mencoba menahan sesuatu yang mendesak keluar dari mata iritnya. Ia tersenyum ke arah Dongwoo.
"Geurae, jika itu maumu. Aku juga tidak bisa memaksa."
"Gyu, aku sungguh minta maaf padamu."
Sunggyu berdiri dari duduknya. Gadis itu menyambar tasnya.
"Ak-aku ada janji dengan seorang teman. Aku tidak bisa lama-lama. Kau tidak perlu minta maaf. Aku yang harusnya minta maaf karena membuatmu sulit selama ini. Terimakasih untuk semuanya. Aku permisi dulu. Sekali lagi terimakasih dan maafkan aku." Gadis itu berlalu meninggalkan Dongwoo yang menatap kepergiannya di balik jendela kaca cafe.
.
.
Sunggyu melangkah memasuki rumah.