KEKHAWATIRAN
DilemaSebuah taxi berhenti tepat di sebuah rumah. Seorang gadis dengan surai karamel sebahu turun dari taxi itu. Ia memberi beberapa won kepada supir taxi tersebut.
“Khamsahamnida ajhussi.” Ucap Sunggyu seraya membungkukkan badannya.
“Ne, agassi.” Ajhussi supir taxi itu balas tersenyum lalu segera berlalu dari sana.
Si gadis bernama Kim Sunggyu itu menyeret kopernya memasuki halaman rumah. Gadis itu berhenti sejenak lalu memandang sekitar. Rumah itu tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil, terlihat sederhana dan nyaman. Tepat di halamannya dibuat taman kecil yang ditanami bunga-bunga cantik. Sunggyu tersenyum, gadis itu menghirup udara Seoul, segar. Langkahnya dibawa mendekat ke pintu utama rumah. Jari-jari lentiknya menekan bel rumah.
“Ne, chakkaman.” Terdengar suara seseorang dari dalam. Dengan sabar gadis itu menunggu seseorang membukakan pintu untuknya.
CEKLEK
“Eoh, Gyu.. kau sudah sampai? Mian tidak bisa menjemputmu.” Ucap seorang namja yang membukakan pintu.
“Gwenchana oppa, sudah diberi tumpangan di sini saja aku sudah sangat berterimakasih padamu.” Ujar sunggyu seraya tersenyum ramah pada namja di depannya yang notabene adalah tuan rumah.
“Oppa.. nugu?” tanya seseorang di belakang namja itu. Seorang yeoja dengan perut buncit keluar dari balik punggung namja di hadapan Sunggyu.
“Eoh, ige.. dia gadis yang kubilang tempo hari.” Jawab Boohyun, namja itu.
“Ah.. eh, ayo masuk, gobrol di dalam saja.. kajja kita bereskan barang-barangmu dulu, pasti lelah kan perjalana dari Jeolla ke Seoul.” Ajak yeoja itu seraya memegangi perutnya. Sunggyu mengangguk mengiyakan. Lalu Boohyun mempersilahkannya masuk.Mereka sampai di depan sebuah kamar. Boohyun membantu Sunggyu membawakan barang-barangnya, sedangkan yeoja tadi pergi ke dapur membuat minum.
“Jja.. ini kamarmu.” Ucap Boohyun seraya membuka pintu kamar.
“Uwaahh.. ini nyaman sekali.. gomawo oppa.” Sunggyu terpana melihat kamar yang didipersiapkan untuknya. Tidakkah ini terkesan berlebihan, dia kan hanya menumpang di sini selama masa kuliahnya. Kamarnya dipersiapkan senyaman mungkin hanya untuknya.
“Ne, tentu saja.. bereskan barang-barangmu. Kami menunggumu di bawah eoh.”
“Ne.. sekali lagi gomawo oppa.” Gadis itu memasuki kamarnya seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar barunya itu. Setelah puas dengan acara mengaguminya gadis itu segera membuka kopernya dan membereskan barang-barangnya.
.
Gadis itu turun ke bawah. Di sana sudah ada Boohyun dan yeoja tadi duduk berdampingan di sofa putih yang ada di ruang tengah. Mendengar suara langkah kaki menuruni tangga keduanya menoleh.
“Eoh, kau sudah selesai? Kajja duduklah.” Suruh Boohyun. Sunggyu mengangguk lalu duduk di salah satu sofa di sana.
“Nah Gyu, perkenalakan ini anaeku Nam Minjoo, dan Minjoo ini Gyu dia putri tuan Kim sahabat appa.”
Sunggyu mengerjap-ngerjapkan mata iritnya tatkala Boohyun mengatakan bahwa yeoja itu anaenya.
“Loh.. oppa sudah menikah?” tanya Sunggyu tak percaya. Boohyun hanya tersenyum seraya merangkul pundak anaenya. “daebak.. padahal baru kemarin rasanya kau memasukkan kodok ke sepatuku.” Ujar Sunggyu mengingat masa lalu.
“YA.. Jangan mempermalukanku di depan anaeku.” Protes Boohyun. Minjoo hanya terkiki geli.
“Oh ya oppa.. appa nam eoddiya?” tanya Sunggyu karena sedari tadi ia tak melihat namja paruh baya itu.
Boohyun dan Minjoo hanya saling pandang.
.
.
“Aku pulang..” seorang namja dengan seragam sekolahnya memasuki kediaman nam. Namja langsung melangkah menuju dapur dan membuka kulkas.
“Eoh, kau sudah pulang woo..” ucap Minjoo yang kebetulan ada di dapur melihat dongsaeng iparnya pulang dari sekolah. Woohyun –nama namja itu- mengangguk sembari minum dari botol yang dia ambil dari kulkas.
“Pergilah ke atas dan beri salam pada tamu kita.” Suruh Minjoo pada Woohyun. Namja itu menampilkan ekspresi bingung. Tamu?
Langkah tegapnya berjalan menaiki anak tangga. Namja itu hendak memasuki kamarnya kalau saja seorang gadis tidak keluar dari sebuah kamar di sampingnya. Mereka saling pandang sejenak, Woohyun yang lebih dulu memutus kontak mata diantara mereka. Namja itu memasuki kamarnya untuk berganti baju.
Sunggyu turun ke bawah menuju dapur. Di sana Boohyun dan Minjoo sedang memasak, sepertinya untuk makan siang mereka.
“Uwahh.. sepertinya enak.” Ujar Sunggyu melihat beberapa makanan yang sudah siap santap.
“Tentu saja, Tuan Nam kita ini kan koki handal.” Ucap Minjoo membanggakan napyeonnya.
“Heum, beruntung sekali eonni mendapatkan koki sukses sepertinya, pemilik restoran besar, appa Nam mendidikmu dengan baik oppa.” Ujar Sunggyu.
“Tentu saja, mak
Comments