It Just Happen

Pure Obsession
Please Subscribe to read the full chapter

A Storyline by

KimMoon

 

 

 

 

PURE OBSESSION

 

 

 

^^ Happy Reading ^^

 

 

 

 

Chapter 4 : It Just Happen

 

 

 

 

Likun dan Xiumin memasuki ruang kelas, dan betapa terkejutnya mereka saat menemukan Yifan dan Luhan tengah berciuman. Bahkan Xiumin hingga menutup mulutnya yang terbuka.

Likun dengan sengaja menjatuhkan buku tebalnya ke lantai hingga menimbulkan suara debuman yang cukup keras hingga membuat Yifan dan Luhan menjauhkan diri mereka. Dan dua murid lain nampak terlihat terkejut. Xiumin yang juga ikut kaget kemudian berjalan menuju kursinya disusul oleh Likun.

Dengan jantung yang berdegup kencang, Luhan kembali duduk dikursinya tanpa mengatakan sepatah katapun pada Yifan. Begitupun dengan Yifan yang terlihat begitu tenang tanpa merasa risih sedikitpun. Hanya saja, ia memutar bola matanya malas karena dua gadis itu sangat mengganggunya.

Dibawah meja Likun, gadis itu mencengkram ujung roknya dengan kencang. Seolah ada sesuatu yang membuatnya kesal, namun ekspresi yang dia tunjukan sangatlah tenang. Xiumin juga ditempatnya masih tidak bergeming.

Luhan sedikit merutuki perbuatannya tadi, bagaimana bisa ia hilang kendali dan melupakan dimana mereka sekarang. Untung saja saat itu kelas hanya ada empat orang, dua orang yang lain nampak tidak sadar akan apa yang mereka lakukan. Tapi percuma saja, sekarang Likun dan Xiumin terlanjur sudah melihatnya. Luhan tidak punya pembelaan apapun.

 

 

Suasana diantara Luhan, Likun dan Xiumin terasa begitu canggung. Bahkan Luhan memilih tak ikut mereka berdua ke kantin. Gadis itu memilih menyelesaikan beberapa essay yang diberikan oleh gurunya. Setelah selesai, Luhan menutup buku tulisnya dan berniat untuk mencari udara disekitar taman sekolah.

Langkah Luhan terhenti, karena Yifan yang menahan pergelangan tangannya. Luhan menoleh ke arah pemuda itu dan seketika matanya terpusat pada perban yang ada ditelapak tangan kiri Yifan.

“Kau kenapa?” Mata Luhan menunjuk perban putih itu.

“Hanya sedikit kecelakaan.”

Benarkah?. “Apa yang terjadi?”

Yifan mengalihkan pandangannya ke luar jendela sebelum kembali menatap Luhan. “Kenapa begitu penting untukmu, huh?” Yifan senang dengan perhatian kecil Luhan yang tanpa sadar membuat sebuah seringai kecil tercetak dibibir y nya.

“Tidak apa-apa. Maaf,”

Yifan memperhatikan wajah Luhan, bagaimana rona merah perlahan muncul dipipi putihnya. Yifan suka. Gadis ini membuat Yifan begitu tertarik hanya dalam waktu beberapa hari.

Luhan malu jika Yifan menatapnya intens seperti itu. Dan dia berpikir, benarkah kini mereka sepasang kekasih? Semuanya terjadi begitu cepat seperti mimpi. Luhan tidak mencintai pemuda ini aatau setidaknya belum. Luhan benar-benar merasakan campur aduk dari segala macam perasaan.

Yifan bangkit berdiri menghadap Luhan. pemuda itu menatap gadisnya yang tengah menunduk tenggelam dalam dunianya. Lalu meraih dagu mungil Luhan membuat kontak mata diantara mereka. “Aku akan menagih cintamu setiap saat. Jadi, cintailah aku.” Tatapan mereka tak terputus, Luhan seolah terhisap kedalam gelapnya manik Yifan.

 

-Pure Obsession-

 

Waktu setiap hari terus berjalan. Dan Luhan mau tidak mau harus terbiasa dengan hubungan sepihak yang diplomakramirkan oleh Wu Yifan. Bahkan Luhan akhir-akhir ini sering sekali membohongi Chen, sang supir yang mengantar dan menjemputnya ke sekolah. Karena Luhan sangat jarang sekali pulang bersama Chen dan alasan belajar dirumah teman menjadi alasan andalan Luhan. Walaupun saat sampai dirumah bibi Huang akan menanyainya ini dan itu. Dan berbohong memang bukan gaya Luhan, tapi dia sangat terpaksa melakukan ini.

Tadinya Yifan memintanya untuk selalu mengantar Luhan pulang dan pergi sekolah, tapi Luhan menolak jika Yifan setiap pagi menjemputnya. Karena itu akan menimbulkan kecurigaan sang bibi. Dan tentu saja yang Luhan takuti adalah bahwa bibi Huang akan mengadu pada ayahnya, dan ayah Luhan akan melarang hubungannya dengan Yifan. Harusnya itu bisa Luhan gunakan untuk menjauh dari Yifan. Tapi Luhan tidak ingin melakukannya dengan cara seperti itu. Bukankah itu akan menyakiti Yifan? Tunggu, kenapa Luhan harus peduli?

Saat ini jam pelajaran olahraga untuk kelas mereka. Para murid lelaki tengah bermain basket dimana salah satunya ada Yifan sementara para murid perempuan bermain volly. Luhan satu tim dengan Likun, gadis itu tadi yang mengajaknya dan membuat Luhan senang. Pasalnya semenjak dia memergokinya dan Yifan, Likun bersikap sedikit aneh pada Luhan tapi beberapa hari kemudian Likun kembali bersikap normal pada Luhan.

Tim Luhan dan Likun melawan tim Xiumin. Sungguh sangat seru dan menyenangkan bagi semua murid, kecuali Luhan. Ya, salahkan Luhan karena kemarin ia melewatkan makan malam dan tadi pagi ia bangun kesiangan hingga ia melewatkan sarapannya. Dan hari ini seluruh kegiatan fisik telah menguras seluruh energinya. Luhan tampak pucat menahan rasa mual yang dari tadi mengganggunya. Dan ia harus kuat setidaknya selama game berlangsung. Dan Luhan hanya perlu menyelesaikan satu babak terakhir.

Pluit ditiup saat menandakan permainan telah berakhir dan game dimenangkan oleh tim Xiumin. Luhan menuju ke sudut lapangan guna menetralisir perutnya yang tengah bergejolak. Luhan kira sekali absen sarapan tak akan membuat sakit maagnya kambuh karena sudah lumayan lama penyakit ini tak menghampiri dirinya.

“Luhan, apa kau baik-baik saja?” Tanya Likun dengan nada khawatir.

“Astaga, kau terlihat pucat, Lu.” Xiumin kemudian menempelkan telapak tangannya pada kening Luhan. “Ya Tuhan. Keningmu panas. Dia membutuhkan rumah sakit sekarang.” Xiumin menatap horror Likun.

Likun mengangguk, “Lu, kenapa kau tak bilang kalau kau sakit?” Tanya Likun sambil mencoba memapah Luhan.

“Tidak usah. A..aku baik-baik saja. Ku mohon, aku hanya perlu kembali ke kelas.”

“Tapi, Lu..kau..”

“Kumohon,” lirih Luhan yang mencoba mengendalikan dirinya agar terlihat baik-baik saja. Tapi Xiumin dan Likun melihatnya dengan cemas.

“Lu, kau yakin baik-baik saja. Dimana supirmu?” Tanya Likun saat mereka sudah tiba dikelas setelah sebelumnya berganti dari pakaian olahraga ke seragam sekolah mereka.

“Apa perlu kita beri tahu Yifan?” Itu Xiumin yang dengan polosnya berujar.

Likun menatap mata Xiumin dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan Xiumin seketika menjadi tak enak hati menyinggung nama pemuda itu.

“Kumohon, jangan beritahu siapapun. Aku tidak apa-apa sungguh.” Luhan mencoba meyakinkan dua temannya. Dan akhirnya mereka berdua pun menyerah. Dan membiarkan Luhan hingga sisa jam pelajaran berakhir.

 

 

Sebelum meninggalkan kelas, Likun dan Xiumin menyempatkan diri melihat ke arah Luhan dan gadis itu memberi kode jika dia sudah lebih baik. Likun dan Xiumin kemudian meninggalkan kelas bersama murid-murid yang lain.

Luhan berusaha mati-matian agar terlihat baik-baik saja terutama saat disekitarnya ada seorang Wu Yifan. Luhan mencoba bangkit dengan bertumpu pada mejanya namun, kepalanya terasa begitu berat belum lagi perutnya yang terus meronta meminta agar isinya harus dikeluarkan. Luhan oleng dan hampir terjatuh jika Yifan tidak menahannya.

“Kau sakit.” Ujar Yifan menyimpulkan.

“Maaf.” Luhan mengatur posisi berdirinya agar seimbang. “Aku baik-baik saja.”

“Kau pikir aku bodoh? Kau butuh cermin? Liihat wajahmu yang pucat itu.” Luhan memilih diam sambil menundukan pandangan.

Dengan lembut, Yifan membawa gadis itu kedalam dekapannya. Luhan yang lemah hanya bisa menerima dan menyandarkan wajahnya pada dada bidang Yifan. Luhan merasakan lengan kekar Yifan berada disekitar pinggang dan punggungnya. Membelai lembut bagian itu.

Luhan baru sadar jika aroma maskulin Yifan begitu sangat menenangkan. Luhan suka dengan baunya. Dan Luhan memejamkan matanya seiring tubuhnya yang meringan, dan ia tidak sadar lagi.

“Luhan? Great. Dia pingsan.” Dengan gaya tenang, Yifan mencoba untuk tidak panik dan ia membawa tubuh Luhan menuju ke dalam mobilnya.

 

 

-Pure Obsession-

 

 

“Luhan?!” Pekik Bibi Huang ketika pintu kamar Luhan di buka.

Yifanlah yang membawa Luhan kerumah sakit saat gadis itu pingsan dalam pelukannya. Dengan ala bridal Yifan menggendong Luhan menuju mobilnya dan membawanya kerumah sakit. Dengan menggunakan ponsel Luhan, Yifan menghubungi Bibi Huang. Dan jadilah sekarang Bibi Huang bersama tuan Chen datang dan masuk kedalam ruangan Luhan.

“Bagaimana keadaannya?” Tanya Bibi Huang yang sepertinya ditujukan untuk Yifan. Karena saat bertanya Bibi Huang sibuk membelai kepala Luhan yang masih belum sadarkan diri.

“Dokter bilang, dia akan segera sadar.” Jawab Yifan.

“Xiao Lu, orang tuamu akan sangat khawatir bila tahu tentang ini. Bibi tidak ingin mereka marah dan akan menyuruhmu kembali ke Beijing. Cepatlah sadar sayang.” Bibi Huang mengecup lembut kening Yifan. Lalu ia beralih menatap Yifan. “Terima kasih, karena sudah menolong Xiao Lu kami.”

Xiao Lu?. “Tidak masalah.”

“Bu, bagaimana kedaaan Luhan?”

Bibi Huang dan Yifan serta tuan Chen menoleh bersamaan kearah pintu masuk dan disana berdiri pemuda dengan mata panda dan hidung mancung yang khas dengan ekspresi yang begitu percaya diri.

“Luhan baik-baik saja Tao,” sahut bibi Huang yang tak lain adalah ibunya.

Yifa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
❤_❤
sendulce #2
ini apaaa? setelah hampir setahun hiatus baca ff dan nemu ff ini itu rasanyaaaa~~ selamat membuat saya bavver sebavvernyaa haha
kannykim
#3
Chapter 12: Weh si yipan pikirannya naena mulu nih -_-

Tadi kenapa gak lanjutin aja coba? ^^ *plakk
yupsyupi
#4
Chapter 11: Ahhh jia itu maminya yifan, tp jia sendiri lupa? Gt kah.

Aduh gatel bgt sm zitao yg cemburuan sm luha. Udah sih lo udah banyak harta juga.

Lhah kan kebawa emosi... Hahahha
kannykim
#5
Chapter 11: Baca epep ini berasa lagi nonton drama2 china. Ke inget film never gone jadinye. Dibayangan gue settingannya kek ntu film. Gak berasa koreanya. Biasanya gue klo baca epep pasti kebayangnya drakor2 gitu. Baru kali ini deh, nuansanya beda bgt. Mungkin gara2 pemainnya namanya china semua kali ye. Hehehe
Tapi gapapa ane ttp suka. Lanjut juseyooo~
kannykim
#6
Chapter 10: Next author~
Suka deh tiap ipan mau nyium lulu ^^
kannykim
#7
Chapter 10: Yifan frontal aned pen naenaan ama lulu -_-
Pan lulu jadi atut pan
sparklingyeollie #8
Chapter 1: oh tidak ini gs..
ricayong #9
Chapter 9: Next ditunggu
kannykim
#10
Chapter 9: Semoga likun kagak jahat ye kesananye -_-

Btw epep deal with love nya ditunggu loh kelanjutannya ^^