Same Old Love

Pure Obsession
Please Subscribe to read the full chapter

PURE OBSESSION

 

Storyline By KimMoon

A Kris-Luhan Fanfiction

KrisHan/FanHan/KrisLu (GS) !!!

.

.

Warnings :

-Typo might everywhere

-Kiss scene or scene might in every chapters

-Bersikaplah sopan!!

-Dilarang keras copy-paste tanpa seijin saya!!!

-Jangan budayakan plagiat!!!

.

.

^^ HAPPY READING ^^

.

.

Chapter 13 : Same Old Love

 

 

Yifan menggandeng tangan Luhan dan berjalan berdampingan di koridor sekolah. Karena Luhan yang menginap dirumah Yifan, tentu saja membuat mereka untuk pertama kalinya datang bersama ke sekolah.

Luhan memperhatikan punggung sebelah kiri Yifan yang tadi pagi baru ia obati. Luhan ingin sekali memberanikan diri bertanya bagaimana Yifan mendapatkan luka itu? Apa yang tengah Yifan rasakan? Seperih apa rasa sedihnya? Luhan ingin sekali bertanya.

Ada sedikit rasa sesal di hati Luhan. Seperti kenapa Yifan melakukannya lagi? Kenapa Luhan tidak terbangun saat Yifan menyakiti dirinya hingga Luhan bisa menghentikan Yifan. Luhan tidak tega.

“Xiao Lu!” Seruan dari William Chan menyita perhatian Luhan dan Yifan. Luhan membalikan badannya kebelakang dan William tengah berjalan menghampiri keduanya.

Pengacau tengik. Yifan memaki pemuda itu dalam hatinya.

William menatap tak suka pada Yifan yang semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Luhan. Wu Yifan, kau pikir kau siapa? Kau tidak tahu apa-apa soal Luhan.

“William, ada apa?” Luhan segera bertanya demi mengalihkan tatapan saling benci yang dilontarkan oleh Yifan dan William. Bisa gawat kalau Yifan marah. Pikir Luhan.

“Minggu depan, apa kau ada acara?” Tanya William pada Luhan.

Luhan nampak berpikir, seharusnya tidak ada. “Kupikir tidak. Memangnya ada apa?”

Yifan tidak suka dengan basa-basi William, rasanya ia ingin menghajar pemuda itu sekarang juga. Dia bertanya seolah-olah ingin mengajak kencan Luhan. Silahkan bermimpi untuk William, karena Yifan tak akan membiarkan itu terjadi.

“Kau tidak ingat minggu depan hari apa?”

Yifan memutar bola matanya malas. Oh, ayolah basa-basi macam apalagi ini? Sangat menjijikan. Luhan merasakan remasan kecil di tangannya dan ia langsung menangkap ketidaksukaan Yifan yang terpancar dari mata elangnya.

“Maaf, aku lupa. Memangnya kenapa William?” Luhan merasa tidak enak dengan obrolan ini karena ketidaknyamanan Yifan. Dan lagi, mereka berbicara di tengah koridor yang mana setiap murid yang lewat pasti menatap penasaran ke arah mereka.

William memutar bola matanya, sebal karena merasa konyol didepan mereka. Dan ia bertaruh pasti Wu Yifan tengah menertawakannya. Dugaan William tidaklah salah, karena Yifan tengah mengukir sebuah seringai yang sangat tipis, ada sebuah kemenangan tersendiri saat Luhan tak merespon apa yang William maksudkan.

“Baiklah, aku tidak akan banyak berbasa-basi lagi,” William menatap Yifan yang tengah menyeringai, mengejek dirinya. “Aku ingin mengundangmu ke ulang tahunku.”

“Jadi, kau berulang tahun? Maaf, aku lupa. Itu sudah lama sekali.”

“Tidak masalah, Luhan. Aku akan membuatmu mengingat apa saja yang pernah kita lewati sebelumnya.” Kini giliran William yang melempar sebuah seringaian pada Yifan.

Berengsek!

“Ap-apa maksudmu, William?”

“Bukan apa-apa.” William menampilkan senyuman khasnya yang begitu ramah pada Luhan. “Jadi, kau akan datang, kan?”

Luhan melirik Yifan, seperti meminta persetujuan atau menimang apakah Yifan marah jika ia datang. Tapi, Luhan tak perlu persetujuan pemuda itu, kan? Ini pilihannya, William adalah temannya juga. Maka tentu ia mengangguk.

Bagus.

William semakin menampilkan senyuman kemenangannya.

“William, tapi...” Luhan menatap Yifan yang William artikan sebagai rasa tidak enak hati.

“Kau boleh datang juga, Wu Yifan.” Tapi jangan harap kau akan datang bersamanya.

“Tentu, dengan senang hati.” Kata Yifan dengan mantap.

Sebenarnya ada apa dengan mereka? Luhan bertanya dalam batinnya, karena ia selalu menangkap aura yang kurang baik jika Yifan dan William tengah bersama. Dan lagi, kenapa Yifan nampak tak keberatan?

“Urusanmu sudah selesai bukan?” Tanya Yifan dengan ekspresi menyebalkannya seolah tengah menyuruh William untuk menjauh secepatnya.

William mendengus pelan namun masih terdengar oleh keduanya. “Sampai jumpa, Xiao Lu.” William Chan berlalu begitu saja setelah sebelumnya menatap Yifan dengan tatapan bencinya.

Aku tak akan membiarkanmu menyentuh milikku. Yifan memperhatikan punggung William dengan tatapan dendam. Lalu ia segera menarik tangan Luhan agar berjalan dan menuju kelas mereka.

.

.

“Xiao Lu, kenapa menangis?” Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun menghampiri salah satu teman sekolahnya yang tengah berjongkok dibawah pohon maple sambil menyembunyikan wajahnya dan terisak.

Anak perempuan itu masih tak bergeming dari posisinya. Hingga membuat anak laki-laki tadi ikut berjongkok di depan anak yang dipanggil Xiao Lu itu.

“Xiao Lu,” Panggil anak lelaki itu lagi.

Luhan kecil mengangkat perlahan wajahnya menatap si anak lelaki itu dengan air mata yang membasahi wajah imutnya.

“William,” lirih Luhan sambil terisak.

“Kenapa kamu menangis?”

“Teddy bear ku... mereka menggantungnya diatas pohon. Aku tidak bisa mengambilnya.” Adu Luhan lalu kembali menangis tersedu.

“Apa?” William mendongak ke atas dan nampaklah sebuah boneka teddy bear berwarna cokelat menggantung di salah satu ranting tepat diatas kepala William.

William kecil mengerutkan alisnya, merasa kesal dengan teman-temannya yang lain karena kerap menggaggu Luhan. Luhan kecil memang sangat pendiam dan pemalu, membuatnya sedikit sulit mendapat teman karena itu ia sering dikerjai teman-temannya.

“Xiao Lu, tenang saja. Aku akan mengambilnya untukmu.”

Luhan berhenti terisak dan menatap William penuh harap tapi disaat yang bersamaan Luhan juga cemas bagaimana jika William terjatuh dari pohon.

Luhan menggeleng, “William, kau tidak perlu mengambilnya.”

“Kenapa? Bukankah itu boneka kesayangamu? Kau bilang kau tidak bisa tidur tanpa Xiong, kan?” William ingat Luhan memberi nama bonekanya Xiong.

“Tidak apa-apa. Aku..takut kamu terjatuh.”

William memamerkan deretan giginya yang putih ke arah Luhan. “Tenang saja. aku kan anak laki-laki. Kata Ayahku, lelaki harus bisa melindungi anak perempuan.” Tuturnya dengan sok gagah.

“Tapi kau masih anak-anak William,”

“Yap, itu benar. Karena itu aku akan membuktikan padamu bahwa aku bisa melindungimu.” William berkata dengan penuh tekad dan ia segera memanjat pohon dengan perlahan sementara Luhan menatap ngeri ke arah William. Lalu Luhan berdoa semoga William bisa mengambil bonekanya tanpa membuat William terjatuh.

William perlahan merambat seperti ulat untuk meraih tali yang mengikat Xiong. “Berhasil. Xiao Lu, tangkap.” William menjatuhkan boneka itu pada Luhan dan gadis kecil itu menangkapnya sempurna.

“Xiong,” Luhan memeluk bonekanya erat. “William, terima kasih.” Luhan memandang William sambil tersenyum tulus, membuat William kecil terpana melihatnya. Hingga akhirnya dia sedikit hilang kendali dan....

BRUUKK!!

“William!” Pekik Luhan saat melihat tubuh William mendarat cukup keras ditanah.

“William, bangun. Kau tidak apa-apa, kan?” Luhan menggoyang-goyang tubuh William agar tersadar.

“Xiao Lu,”

Mata Luhan melebar mendengar suara lirih William. Lalu William bangun dan mendudukan tubuhnya.

“William,” Tanpa diduga William, Luhan memeluknya begitu erat sambil terisak. Luhan akan memeluk orang saat ia merasa bersalah pada orang itu.

“Xiao Lu, tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja.” Tangan kanan William mengelus punggung mungil Luhan agar Luhan tak lagi menangis.

“Maafkan aku, ini semua salahku.”

“Tidak, Luhan. aku baik-baik saja sungguh. Lihat,” William melepaskan pelukan Luhan dan memperlihatkan tubuh kurusnya yang memang baik-baik saja kecuali sikunya yang berdarah.

“Lihat, kau terluka.” Luhan kembali menangis. Dan William menyerah untuk bersikap baik-baik saja.

“Ya sudah, lalu sekarang bagaimana?” Tanya William.

“Lebih baik kita beritahu laoshi, biar dia yang mengobati lukamu.” Luhan membantu William untuk berdiri dan mereka bergegas menuju ruang guru.

.

.

William menutup bukunya saat kilasan bayang masa lalu berhenti berputar dikepalanya. Waktu itu, kenapa dia tak mengatakan pada Luhan bahwa dia menyukai gadis itu. Masa bodoh saat itu mereka masih anak-anak. Setidaknya Luhan akan selalu mengingat isi hatinya. Tapi,kenyataannya hingga mereka lulus sekolah dasar, kalimat itu tak kunjung terucap dari bibir pemuda itu. Hingga takdir mempertemukan mereka kembali, William merasakan perasaan itu lagi, perasaan yang masih sama walau lama terkubur dalam hatinya.

Rasa sesal itu berubah menjadi obsesi, setidaknya ia harus berusaha mendapatkan Luhan. dan Wu Yifan adalah penghalang yang harus disingkirkan. Dia tahu reputasi si bungsu Wu itu, Luhan tidak boleh bersama dengan berandalan seperti dia. William akan melindungi Luhan dari Ice Prince seperti Wu Yifan.

 

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
❤_❤
sendulce #2
ini apaaa? setelah hampir setahun hiatus baca ff dan nemu ff ini itu rasanyaaaa~~ selamat membuat saya bavver sebavvernyaa haha
kannykim
#3
Chapter 12: Weh si yipan pikirannya naena mulu nih -_-

Tadi kenapa gak lanjutin aja coba? ^^ *plakk
yupsyupi
#4
Chapter 11: Ahhh jia itu maminya yifan, tp jia sendiri lupa? Gt kah.

Aduh gatel bgt sm zitao yg cemburuan sm luha. Udah sih lo udah banyak harta juga.

Lhah kan kebawa emosi... Hahahha
kannykim
#5
Chapter 11: Baca epep ini berasa lagi nonton drama2 china. Ke inget film never gone jadinye. Dibayangan gue settingannya kek ntu film. Gak berasa koreanya. Biasanya gue klo baca epep pasti kebayangnya drakor2 gitu. Baru kali ini deh, nuansanya beda bgt. Mungkin gara2 pemainnya namanya china semua kali ye. Hehehe
Tapi gapapa ane ttp suka. Lanjut juseyooo~
kannykim
#6
Chapter 10: Next author~
Suka deh tiap ipan mau nyium lulu ^^
kannykim
#7
Chapter 10: Yifan frontal aned pen naenaan ama lulu -_-
Pan lulu jadi atut pan
sparklingyeollie #8
Chapter 1: oh tidak ini gs..
ricayong #9
Chapter 9: Next ditunggu
kannykim
#10
Chapter 9: Semoga likun kagak jahat ye kesananye -_-

Btw epep deal with love nya ditunggu loh kelanjutannya ^^