One Side Claim

Pure Obsession
Please Subscribe to read the full chapter

A storyline by KimMoon

Present

 

PURE OBSESSION

 

 

 

 

********** Happy Reading **********

 

 

 

Pure Obsession Chapter 3 : One Side Claim

 

Mata Luhan melebar ketika pemuda itu mengatakan hal yang paling tidak pernah Luhan duga sebelumnya. Apa ini mimpi?. Ini hari kedua Luhan disekolah tapi seorang pemuda yang masih asing dalam kehidupannya tiba-tiba memintanya tidak, bahkan memaksanya untuk mencintainya. Dasar orang gila.

Pemuda itu masih menatap Luhan intens bahkan tak ada niat untuk melepaskan tautan mata mereka. Dan sekali lagi pemuda itu berujar, “Aku memaksamu untuk mencintaku. Jadi mulai hari ini kau harus mencintaiku.” Katanya dengan nada dingin tapi memaksa.

“Ta..tapi aku tidak—“

“Tidak ada tapi.” Dan dengan itu Yifan memajukan wajahnya dan meraup bibir Luhan membuat Luhan semakin melebarkan mata rusanya. Luhan ingin melawan namun kedua tangannya ditahan oleh Yifan. Bibir pemuda itu bergerak dengan lembut dan teratur. Walau begitu Luhan tetap tidak suka. Pemuda ini begitu lancang mencuri ciuman pertamanya. Luhan meronta dalam lumatan lembut Yifan, namun usahanya sia-sia.

Selain napasnya yang mulai habis, gadis ini benar-benar ingin menghentikan aksi menjijikan Yifan. Dan sedikit keberuntungan masih berpihak padanya karena Yifan melepas tautan bibir mereka. Luhan tersengal, wajahnya menunduk merasa jijik pada pemuda didepannya dan juga merasa jijik pada dirinya sendiri. Fakta bahwa Luhan dicium secara paksa sangat menyakitkan. Apalagi ini pertama kali Luhan berciuman dengan seorang lelaki.

Luhan menutupi bibirnya dengan punggung tangannya, kemudian memberanikan diri menatap mata elang sang pemuda berwajah tampan. Mata Luhan menatap tajam Yifan namun yang Luhan lihat adalah bahwa lelaki itu tengah menyeringai kecil, membuat nyali Luhan menciut. Berusaha lari, tapi pergelangan Luhan ditahan oleh Yifan. “Kumohon lepaskan aku,” pinta Luhan sambil meronta berusaha melepaskan genggaman kuat Yifan.

“Jadilah kekasihku, atau aku tidak akan pernah melepaskanmu.” Ancamnya. Mata Luhan sudah berkaca-kaca, sungguh ini tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Lalu entah mendapat kekuatan dari mana, Luhan berhasil melepaskan genggaman tangan Yifan lalu menerobos tubuh lelaki itu dan sedikit berlari menjauh dari Yifan.

Luhan mengelap sisa air mata yang sempat jatuh saat pelariannya tadi. Ia tidak ingin membuat Chen curiga. Bisa-bisa Chen akan melaporkannya pada bibi dan paman lalu segera bocor dan terdengar ke telinga Ayah dan Ibunya. Tidak, Luhan tidak ingin membuat khawatir orang-orang yang ada disekitarnya. Jantung Luhan berdenyut sakit saat bayangan pemuda itu menciumnya dengan tiba-tiba. Luhan yang memang dibesarkan dengan tata krama, menganggap bahwa itu sangatlah tidak sopan dan..... menjijikan.

 

 

-Pure Obsession-

 

Changmin tengah berada diruangannya setelah dia kembali dari rumah sakit untuk menemui Siwon. Changmin pikir masalah penting yang Siwon ceritakan adalah mengenai proyek kerja sama antara rumah sakit tempat Siwon bekerja dan perusahaan milik keluarga Wu. Tapi Changmin salah, ternyata Siwon memberitahu hal yang paling tidak ia duga sebelumnya.

 

“Maaf, jika aku mengganggu jadwalmu.” Siwon berujar setelah membuat Changmin menunggu sepuluh menit di ruangannya dan pria tampan itu duduk di meja kerjanya.

“Tidak apa-apa. Hari ini aku sudah selesai bertemu dengan klien. Jadi apa ini tentang Yifan?” Jawab Changmin dan rasa gelisah menghampirinya saat menyebut nama adiknya. Ia begitu penasaran masalah apa yang ingin Siwon sampaikan.

“Iya,” Siwon dengan berat hati mengatakannya. “Aku benar-benar minta maaf. Karena baru memberitahumu mengenai hal ini. Sejujurnya Yifan sudah seperti adikku sendiri. Dan aku sangat terkejut saat pertama kali mengetahui kondisi mental Yifan.”

Changmin merasa semakin berdebar, bahkan rasanya semakin sesak. Ada apa ini?

“Kukira saat dia datang dengan luka-luka itu dia habis berkelahi dengan orang ataupun geng liar, tapi,“ Siwon menjeda ucapannya, “Saat dia mulai sering datang kesini aku jadi curiga, benarkah dia berkelahi atau semacamnya. Kemudian aku melakukan riset dan dari dokter psikolog yang sempat menanganinya aku melihat laporannya. Dan aku sangat terkejut jika Yifan mengidap Self Harm.”

Jantung Changmin rasanya berdenyut nyeri mendengar akhir kalimat Siwon.

 

 

Semenjak dari rumah sakit, Changmin nampak lemas dan seperti orang putus asa. Bagaimana tidak, sejak tadi ia terus memikirkan tentang adik satu-satunya yaitu Wu Yifan. Ponsel yang bergetar sedikit menyita perhatian Changmin, ketika ada sebuah notifikasi pesan dari sang sahabat, ia langsung membukanya.

Maafkan aku, Changmin. Kuharap kau tidak terlalu terbebani dengan apa yang kukatakan tadi. Percayalah,kau hanya perlu untuk membujuk Yifan agar mengikuti pengobatan, maka pasti ada harapan untuk dia sembuh.

Sebuah pesan dari Siwon. Changmin menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Menutupi wajah lelah dengan dada yang masih menyisakan sesak.

Ponsel Changmin kembali bergetar, saat mengecek layar ponselnya,Changmin menghembuskan napasnya fustasi. Menimbang haruskah ia mengangkatnya walau hatinya sulit mengabaikan panggilan dari wanita yang sangat dicintainya. Tiba-tiba bayangan wajah Yifan yang terluka kembali membuatnya nyeri hati. Changmin terus berkutat dengan bayangan adiknya hingga tanpa sadar ponselnya telah berhenti bergetar namun be brapa detik kemudian ponselnya kembali bergetar dan nama yang sama masih tercetak jelas dilayar ponselnya. Sandara Park.

“Hallo,” Changmin memutuskan untuk menjawabnya.

“ Kenapa lama sekali menjawabnya?” Rajukan manja terdengar diseberang sana yang selalu membuat Changmin menyunggingkan sebuah senyuman tipis kala kekasihnya sedang ngambek seperti ini.

“Maaf, tadi aku habis dari toilet. Ada apa kau meneleponku, hmm?” tanyanya dengan penuh keramahan dan kelembutan. Dan sebuah kekehan kecil memenuhi telinganya sesaat sebelum wanita itu menjawabnya.

“Aku merindukanmu,”

“Aku juga,”

“Aku ingin bertemu denganmu hari ini. Aku akan datang kerumahmu,”

“Tidak, tunggu.” Changmin gelagapan saat menyadari nada suaranya yang meninggi. Dan ia seketika menyesali hal itu. “Maaf, maksudku ... aku saja yang akan mampir ke apartemenmu. Bagaimana?”

“Baiklah. Aku akan menunggumu.” Balas wanita itu.

“Aku mencintaimu,”

“Aku juga mencintaimu,” balas wanita itu. Lalu ia menutup sambungan teleponnya. Changmin menatap nanar layar ponselnya yang gelap. Salahkan jika ia mencintai wanita yang dulu juga dicintai adiknya. Garis takdir ini kenapa begitu rumit.

Changmin kembali merenungi nasib keluarganya. Kenapa semua hal menyedihkan menimpa keluarganya yang nampak sempurna dimata orang-orang. Dibalik kokohnya kekuasaan perusahaan keluarganya, namun didalamnya begitu banyak luka dimana ayah dan anak saling menyakiti, antara saudara saling mengacuhkan. Dan yang paling tersakiti adalah adiknya. Mungkin dua minggu yang lalu ia masih bersikap acuh tak acuh pada Yifan, namun setelah Siwon memberitahunya mengenai kondisi Yifan. hatinya bagai tersambar petir. Karena kebodohan dan keegoisan dia dan ayahn ya hingga mereka mengabaikan adiknya yang nampak baik-baik saja dan berperangai arogan namun siapa sangka menyimpan segala kesakitannya sendiri. Dari kesakitan hati yang selalu ia pendam hingga fisik yang menjadi bahan pelampiasan adiknya.

Self Harm. Changmin tak pernah menyangka jika adik satu-satunya itu akan mengalami hal itu. Betapa ngerinya Changmin saat Siwon menjelaskan mengenai penyakit itu. Changmin tidak menduga, bahwa Yifan akan sesakit itu menanggung semua perkara yang ada dalam keluarganya. Mata Changmin mulai memerah, menahan rasa sesak yang merambati hatinya. Yifan adik satu-satunya telah menanggung beban yang tak pernah ia dan orang lain bayangkan. Ayah harus tahu.

Tapi tidak mungkin Changmin memberitahunya sekarang. Terlebih melihat kesibukan ayahnya. Tapi Changmin juga tak boleh tinggal diam. Changmin bergidik ngeri kala kalimat Siwon yang mengutarakan kemungkinan terburuk jika penderita Self Harm bisa jadi akan melakukan bunuh diri. Bagaimanapun caranya ia harus membujuk Yifan agar bisa sembuh. Kau boleh tetap membenciku, tapi biarkan aku melakukan sesuatu yang berguna untukmu. Yifan.

 

 

-Pure Obsession-

 

 

Luhan melangkahkan kakinya dengan sangat pelan untuk mencapai ruang kelasnya, Luhan sengaja datang sepuluh menit sebelum bel masuk. Tadinya Luhan ingin sekali tidak masuk sekolah, namun mengingat hari ini ada ulangan dan lagi seluruh keluarganya akan mendadak curiga jadi Luhan dengan sangat berat hati datang kesekolah dimana didalam kelasnya juga terdapat lelaki tidak waras yang sudah berani mencuri ciumannya dan memaksa dirinya untuk mencintainya. Benar-benar gila.

Dengan perasaan gelisah, Luhan memasuki ruangan kelasnya. Dan aura horror menyapa Luhan kala ia dengan perlahan melirik dari sudut matanya ke arah tempat Wu Yifan duduk, namun pemuda itu terlihat sedang menatap keluar jendela. “Lu, kenapa kau baru datang?” tanya Likun yang kebetulan tengah mengobrol dengan Xiumin.

“Uhm, aku hanya bangun telat,” jawab Luhan seadanya.

“Mungkin Luhan habis kencan dengan pacarnya, makanya dia bangun telat,” Xiumin terkikik dengan candannya, tapi tidak dengan Likun yang terlihat diam sambil memandang wajah Luhan yang sedikit murung. Sementara Luhan memaksa dirinya untuk ikut tersenyum walau getir.

“Itu tidak benar.” Sanggah Luhan.

Dan bel pun berbunyi, semua murid langsung berhambur menuju kursi masing-masing termasuk Luhan. Pelajaran pertama adalah matematika. Semua sudah bersiap dengan buku-bukunya dan tak lama guru pun datang.

 

 

Luhan benar-benar tidak menyangka bahwa Yifan­­—lelaki—tidak—waras itu rupanya tidak main-main dengan ucapannya kemarin. Pemuda itu seolah mengancam Luhan melalui mata elangnya mulai jam istirahat. Selalu mengawasi gerak-geriknya.

Luhan mencoba mengabaikan saat dikantin, Yifan yang duduk tak jauh dari tempat Luhan, Likun, Xiumin, dan Anna terus mengamati setiap pergerakan Luhan ketika gadis itu makan ataupun berinteraksi dengan tiga teman barunya.

Luhan risih dan jujur ia tak tahan untuk tidak membalas tatapan pemuda itu. Hanya untuk sekedar memberi peringatan untuk berhenti mengawasinya. Dan akhirnya Luhan menoleh ketempat dimana pemuda itu berada namun Luhan sedikit terkejut kala bangku yang tadi Yifan tempati kosong. Lalu Luhan kembali menoleh ke arah teman-temannya. Dan ia kembali terkejut.

"Xi Luhan, aku ingin bicara denganmu." Luhan mendongak dan mendapati Yifan tengah menatapnya tajam agar segera mengikuti perintahnya. Namun Luhan yang polos justru terlihat seolah baru saja melihat hantu. Menatap pemuda itu tanpa berkedip.

Likun, X

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
❤_❤
sendulce #2
ini apaaa? setelah hampir setahun hiatus baca ff dan nemu ff ini itu rasanyaaaa~~ selamat membuat saya bavver sebavvernyaa haha
kannykim
#3
Chapter 12: Weh si yipan pikirannya naena mulu nih -_-

Tadi kenapa gak lanjutin aja coba? ^^ *plakk
yupsyupi
#4
Chapter 11: Ahhh jia itu maminya yifan, tp jia sendiri lupa? Gt kah.

Aduh gatel bgt sm zitao yg cemburuan sm luha. Udah sih lo udah banyak harta juga.

Lhah kan kebawa emosi... Hahahha
kannykim
#5
Chapter 11: Baca epep ini berasa lagi nonton drama2 china. Ke inget film never gone jadinye. Dibayangan gue settingannya kek ntu film. Gak berasa koreanya. Biasanya gue klo baca epep pasti kebayangnya drakor2 gitu. Baru kali ini deh, nuansanya beda bgt. Mungkin gara2 pemainnya namanya china semua kali ye. Hehehe
Tapi gapapa ane ttp suka. Lanjut juseyooo~
kannykim
#6
Chapter 10: Next author~
Suka deh tiap ipan mau nyium lulu ^^
kannykim
#7
Chapter 10: Yifan frontal aned pen naenaan ama lulu -_-
Pan lulu jadi atut pan
sparklingyeollie #8
Chapter 1: oh tidak ini gs..
ricayong #9
Chapter 9: Next ditunggu
kannykim
#10
Chapter 9: Semoga likun kagak jahat ye kesananye -_-

Btw epep deal with love nya ditunggu loh kelanjutannya ^^