015

High School Story On
Please Subscribe to read the full chapter

Yoongi tak habis pikir dengan apa yang telah ia saksikan. Tubuh Seulgi yang tergeletak diantara pecahan kaca disertai bercak kemerahan yang tampak mengerikan; indah, namun mengerikan. Ia hampir terlihat bagaikan karya seni. Hanya saja, mengapresiasinya rasanya sama saja dengan membenarkan apa yang telah dilakukan terhadapnya. Dan Yoongi sama sekali tidak setuju, ia marah dengan apa yang terjadi pada Seulgi, ia marah, karena orang yang melakukan hal tersebut adalah Nayeon.


.


Yoongi harap Seulgi baik-baik saja, pun juga Seungcheol yang sedari tadi duduk gelisah disampingnya. Seungcheol mengatupkan kedua tangannya, menggigit ujung kuku ibu jarinya sambil duduk bergoncang maju mundur. Yoongi harap Seungcheol bisa diam.

Orang tua Seulgi datang sepuluh menit setelah mereka mendapat kabar. Mereka terlihat khawatir dan marah. Mereka mengutuk apa yang telah Nayeon lakukan, terlebih saat mereka tahu anak yang dimaksud melarikan diri. 

Dua puluh menit setelahnya, sesaat setelah Seulgi dinyatakan baik-baik saja, selain kabar bahwa ia harus mendapatkan 10 jahitan dibelakang kepalanya dan kemungkinan mengalami trauma, pihak orang tua Nayeon datang, juga beberapa staff sekolah. Yoongi, satu-satunya saksi mata yang bisa dimintai keterangan, menjelaskan kepada mereka tanpa melebih-lebihkan, ia harap ia tak terkesan memojokan pihak Nayeon.

Wanita paruh baya yang Yoongi simpulkan sebagai ibu dari Nayeon, tampak pucat. Ia berbisik lirih pada perempuan muda yang mungkin adalah kakak perempuan Nayeon. Perempuan itu mengangguk-anggukan kepala, mencermati perkataan dari si wanita paruh baya, lalu ia mengeluarkan handphonenya, mencoba menghubungi entah siapa. Mungkin Nayeon? Karena gadis itu telah menghilang bagaikan ditelan bumi.

Ibu Nayeon berulang kali mengucap maaf, namun orang tua Seulgi terkesan tak menggubris. Kemudian, disaat tidak menyenangkan ini, orang itu harus muncul.


.


Jisoo tampak menangis dan gelisah di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Diam-diam Jiwon mengulurkan tangannya yang tidak ia gunakan untuk memegang stir untuk menggenggam tangan gadis disebelahnya. Mungkin saja ia gila, tapi ia sudah muak mendengar isakan Jisoo.

"Udah Jis, papa lo pasti bakal baik-baik aja." 

Jiwon harap ucapannya benar, setidaknya beliau masih hidup dan punya harapan.

 

Jiwon tak menampik tangan Jisoo saat gadis itu melingkarkan tangannya kelengkungan lengan Jiwon saat mereka memasuki rumah sakit. Ia juga tak mendorong Jisoo untuk menjauh saat kepala gadis itu menyender pada bahunya. Ia baru menyentakannya saat ia melihat Yoona. Kakak dari Nayeon itu tampak gelisah mondar-mandir disekitar ruang tunggu UGD dengan telepon genggam ditempelkan di telinga. Belum lagi ia melihat Min Yoongi dan beberapa staff sekolah yang ia kenal sedang berkerubun disana.

Jisoo menyernyit saat Jiwon mendorongnya agar menjauh dan malah meninggalkannya untuk menghampiri mereka. 

"Gi,"

Yoongi yang sudah melihat kedatangan Jiwon langsung bangkit dari posisi duduknya dan mengajak Jiwon agar tidak terlalu dekat dengan orang-orang disana. Ia juga tidak ingin mengalihkan perhatian orang-orang pada kedatangan Jiwon.

"Ngapain lo disini?" Tanyanya dengan diselingi helaan nafas lelah.

Jiwon melihat sekilas kearah staff dan orang tua Seulgi yang tak dikenalnya.

"Gue yang harusnya nanya, ngapain lo sama staff sekolah disini? Dan, kenapa kakaknya Nayeon disini?"

"Ji." Jisoo datang menyusulnya, menarik sisi kaos polo yang dikenakan Jiwon, namun diabaikan.

"Nayeon mana?" Tanya Jiwon pada Yoongi dengan suara rendah.

Mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Jiwon, Jisoo refleks melepaskan pegangannya dari kaos polo Jiwon.

"Nayeon mana gue tanya?!" Jiwon meraih kerah baju basket yang Yoongi kenakan. 

Yoongi tampak malas, ia mendelik pada Jisoo yang ekspresinya tak bisa dibaca melihat apa yang tengah terjadi. 

'Kenapa disaat kayak gini dia malah nanyain cewek lain sih?' Jisoo memutar bola matanya.

"Jiwon ayok!!!"

Jisoo menarik lengan Jiwon untuk menjauh dari situ, Jisoo bahkan menyeretnya sampai elevator.

"Kamu ngapain sih nanyain cewek itu?"

Tanyanya saat hanya tingal mereka berdua yang ada di dalam elevator tersebut.

Jiwon tidak menanggapi.Dia bahkan seperti tak mendengar perkataan Jisoo sama sekali.


.


Bin, Nayeon kenapa?

​​​

Setelah beberapa saat pesan itu terkirim, Jiwon langsung mendapat balasan.

Lah?
Kenapa apanya?
Geli anjir. Ngapain tanya2

​​

Gue ngeliat kakaknya di depan UGD, ada si Yoongi juga, ada staff sekolah juga.

 

lo dmn emang?

 

RS

​​​​​​

Ya goblok, ngapain?

 

Rumit bin.
Coba lo cari tau dulu na

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
byunlight #1
Chapter 21: Huweeee endingnya gemash sekaliiiiiiiii ??? terima kasih juga udah buat cerita iniii ⭐⭐⭐
youngsaid #2
Chapter 21: sweet banget nayeon jiwon,
Navydark
#3
Chapter 20: Pantesaaaaan. Tapi untunglah nayeon bener, alasan dan tindakannya. Itu si pak dion stress ga ya?
youngsaid #4
Chapter 20: Semakin kesini Jiwon kenapa semakin manis? Gemes,
Akhirnya update juga, penasaran banget sama kelanjutannya.
NanaElfIndo
#5
Chapter 20: Yashhh... finally update.^^ Jiwon sweet anjeerrr!!!
byunlight #6
Chapter 20: Wiiiiiiiihhh, ngeri amatttt bagian Pak Dion ngejar 3 cewek itu. Kalo gue, pasti udah panik banget sihh. Huhuhuhu aku selalu nungguin cerita ini update lhooo. Swmangattttttt
youngsaid #7
Chapter 19: Yassh finally update . jiwon udah berubah, sukaaa
nayeonism #8
Chapter 19: finally update!!! semangat buat selesain ceritanya hehe. ditunggu next chapternya! ♡
kunikuma #9
Chapter 19: Finally thank youuuuuuuu
byunlight #10
Chapter 19: What???? Om2??? Omaigadddd