Hawaii - 1
Oneshoot Kryber Tepistalll"Apa kita satu seat di pesawat?" Krystal berbisik lirih di samping Amber. Kali ini mereka satu mobil, duduk paling belakang sedangkan Victoria dan Luna di depan mereka.
"Entahlah, lihat tiketmu." Amber mengambil tiket dari tangan Krystal dan juga tiket miliknya. Matanya memicing, mengamati nomor seat pesawat masing-masing.
"Luna, berapa nomot seat pesawatmu?"
"Uh?" Luna menoleh, melepas earphone dan menyerahkan tiketnya pada Amber.
"Aku duduk dengan Soojung, hwe? Mau duduk denganku?"
Victoria yang mendengar ocehan mereka kemudian ikut menoleh. Matanya nampak menghitam karena lelah, namun berhubung acara agensi ini adalah liburan--ia takmau kalau tak sampai ikut.
"Apa? Mau duduk dengan Sunyoung (Luna) ? Ish, hajima! (Jangan) Kalian berdua berisik."
Amber dan Krystal sama-sama melongo. Padahal yang mereka maksud adalah, Victoria duduk dengan Luna sedangkan Amber bersama Krystal. Namun yang di terima oleh Vic---Amber ingin duduk dengan Luna.
"Bukan begitu eonnie---"
"Ah, sudahlah." Krystal buru-buru menarik lengan Amber. Memberi maksud bahwa ia baik-baik saja jika tidak satu seat dengan Amber. Meski sebenarnya ia ingin sekali duduk bersamanya.
"Sudah menyiapkan barang bawaan lengkap?"
Amber bertanya pelan, kedua matanya menatap Krystal lamat-lamat. Hanya di kesempatan seperti ini mereka bisa dekat. Jauh dari sorotan kamera wartawan dan fans. Melelahkan, tapi mau takmau mereka harus bertahan.
"Sudah lihat foto cctv terbaru?" Amber terkekeh, membuat Krystal kembali memasang wajah badmood dan menggeleng.
"Sudah ku katakan padamu, meski ini hanya settingan, aku harus menahan diri menerima banyak kritik dari fans nya. Ah, entahlah. Mereka menyuruh kami berdua tetap seperti ini, sampai kontrak settingan ini berakhir---"
"Aigoo, kenapa harus se-serius itu?"
Amber melingkarkan tangannya di kepala Krystal, lalu mencubit pipi kekasihnya itu dengan gemas.
"Aku benci dengan gosip akan menghabiskan waktu dengannya di Hawaii--"
"Tapi dia tidak datang, kan?" Sela Amber buru-buru. Krystal kemudian mengangguk, membenarkan pertanyaan Amber.
"Iya, cidera. Sebenarnya kasihan, tapi dia bukan kekasihku. Kita semua partner kerja, tetap harus ada sikap peduli. Benarkan?"
Amber mengangguk mantap, kedua matanya masih setia menatap Krystal lamat-lamat. Kapan lagi bisa dekat seperti ini?
Sebentar lagi mereka akan
Comments