2nd Amber
Oneshoot Kryber Tepistalll"Amber!"
"Ya?"
"Kerjakan yang benar, selesaikan dulu baru boleh pergi, mengerti?"
Nah. Sebelum ku ceritakan lebih jauh, aku ingin beritahu dua tokoh menggemaskan di sini.
Kalian lihat di sebelah sana--perempuan berandal yang suka melanggar peraturan sekolah, berdiri santai bersama teman-temannya. Ku bilang ia suka melanggar hal-hal umum di sekolah. Misalnya? Memakai celana panjang padahal ia seharusnya memakai rok. Berandal bukan berarti preman, gadis yang bernama Amber malah berpakaian lebih rapi dari kebanyakan pria. Parfumnya mahal, jam tangan melingkar manis di pergelangan, sama sekali tidak menunjukkan bahwa gadis itu berandalan.
Lalu, siapakah tokoh kedua? Gampang sekali menebak. Kau lihat barusan yang terjadi? Gadis galak yang tiba-tiba datang menghampiri Amber, itu Krystal. Gadis yang terkenal di siplin dan jarang melanggar aturan. Kalau begini----mereka berdua tak cocok dalam hal apapun. Termasuk sebagai partner mengerjakan tugas bersama, keduanya selalu di akhiri adu mulut.
"Aku tak mau." Jawab Amber datar. Wajahnya menunjukkan ketidak tertarikannya dalam mengerjakan tugas. Membuang banyak waktu, pikirnya.
"OH. Oke. Oke! Lantas--lantas kenapa bersikap iya-iya saja di depan guru? Kau-gila--"
"Sudah belum?" Sela Amber dengan wajah malas. Ia berlalu dari hadapan Krystal dan berjalan semaunya. Bahkan ia tidak memberikan alasan kenapa tak mau mengerjakam tugasnya.
"Kau gila, dasar bodoh!"
Teriak Krystal penuh amarah.
"Lihat saja nanti--kau akan menemui kesialan karena rasa malasmu itu!"
Amber tersenyum, mengangkat sebelah tangan dan melambaikannya pada Krystal. Setelah itu ia berlalu, pergi begitu saja tanpa menoleh pada Krystal.
Beberapa hari berlalu. Sejak kejadian yang menimpa dirinya dengan Ambee membuat Krystal kelabakan. Percuma saja marah-marah, Amber bahkan tidak tertarik dengan tugasnya. Ancaman di depan guru? Ah, hal yang sepele--Amber tidak akan takut.
Hal itu berakhir dengan menyerah. Krystal memilih pasrah dan mengerjakan tugas seorang diri.
Ingin sekali mencoret nama Amber di lembaran tugas--tapi sama saja dirinya tak akan dapat nilai. Mau cari pembelaam pada teman sekelas tak ada gunanya, mereka bahkan heran--Amber tak pernah begitu pada ku, kenapa satu kelompok dengan Krystal dia tak mau bekerja?
Nah! Itu yang membuat Krystal semakin marah, kenapa bersikap seperti ini hanya padaku?
Beberapa hari sebelum pengumpulan tugas tiba, Krystal begitu giat mengerjakan tugasnya. Dari pagi sampai malam ia bekerja keras, begiti seterusnya sampai malam, Krystal dikenal sebagai siswi ambisius akan hasil dan nilai.
Sampai suatu hari hal yang tidak terduga terjadi, salah satu teman sekelasnya--mencuri ide dari tugas Krystal.
"Hei--bagaimana bisa kau--"
Krystal mencoba membela dirinya, namun teman sekelasnya itu, Sungwon--malah melawan Krystal.
"OH, ku akui ini memang ide tugasmu. Tapi lihatlah, siapa yang selesai lebih dulu? Punyaku, kan?" Sahut Sungwon tak tahu diri.
Krystal menahan diri untuk tidak menangis. Kacamatanya melorot, kepangan rambutnya nampak lebih kacau. Tidak ada satupun yang membelanya, satupun--tidak.
"Kau mau apa, heh? Mau beritahu guru, kepala sekolah? Aku tak peduli--brengsek, merengek saja pada ibumu." Ucapan Sungwon diikuti tawa dari temannya yg lain.
Krystal merasakan dadanya sesak. Hari-hari yang ia lalui mengerjakan tugas itu rasanya sia-sia. Belum lagi Amber--teman sekelompoknya tidak mau ikut bekerja.
"Mau apa kau? Lihatlah! Kau tambah jelek dengan kepangan dua seperti itu, bodoh."
Tawa seisi kelas meledak, Krystal lantas keluar dari kelasnya
Comments