Chapter 8
Bicycle"Tidak apa jika harus seperti ini. Mencintai memang kadang menyebalkan." - steffta
.
.
Aku mendongak. Kulihat seluruh tribun ramai di tempati pengunjung.
Keramaian yang selalu ku nikmati beberapa tahun silam... saat ini berganti aku yg menikmatinya sebagai penonton.
Aku menengok ke arah bawah, dimana arena pertandingan balap sepeda akan berlangsung.
Sepeda dengan kekuatan maksimal berjejer rapi di ujung sana, sembari ku tatap satu persatu... aku benar-benar ingat aku yang dulu.
Nyaris puluhan pertandingan sepeda sudah pernah ku datangi. Pulang membawa title juara, di sambut baik dengan keluarga dan teman-teman.. terlebih lagi, membuatku semakin cinta dengan sepeda.
Aku tidak pernah tahu nasib seseorang akan seperti apa dari hari ke hari.
Aku menemui diriku cedera parah di pertandingan internasional.
Kedua kakiku benar-benwr cedera parah.
Aneh.
Masih bisa berjalan dan terlihat baik-baik saja, namun di dalamnya sangat rapuh dan menyedihkan.
Kedua kakiku tidak di perbolehkan bekerja terlalu keras.
Aku berdoa dalam hati. Larangan apapun akan ku jalani, selama bersepeda tetap menjadi bagian hidupku.
Tidak menjadi atlit juga bukan masalah untukku, asal dengan bersepeda.. mengitari komplek rumahku bisa tetap aku lakukan...
Dugaan ku salah.
Para dokter menyuruhku untuk tidak bersepeda. Mereka bahkan memgancam akan mengamputasi kedua kakiku jika nekat melakukannya.
Ah.
Tentu saja aku terpukul.
Ini bukan masalah hati atau cinta. Bukan, tentu saja bukan.
Ini tentang bagian dari hidup, ketika kau mulai menemukan yg kau sukai..aku yakin kau akan sulit melepaskannya.
Sepeda sudah menjadi bagian daei hidupku yg paling erat, sekalipun ada seseorang yang bisa menggantikannya, kupikir itu mustahil dan omong kosong.
Meski yah....
Tentang cinta dan semacamnya aku jatuh hati
Comments