Chapter 6

Take My Hand
Please Subscribe to read the full chapter

Wonwoo terbangun karena suara ketukan di pintu kamarnya. Matanya masih terasa berat, tapi suara ketukan yang tak kunjung henti itu membuatnya beranjak dari kasur mau tidak mau. Dengan sedikit malas, ia berjalan menuju pintu dan membukanya. Walaupun matanya masih menyipit karena mengantuk, ia dapat mengetahui kalau seseorang yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya itu adalah ibunya.

Ia tidak tahu mengapa ibunya datang ke kamarnya pada pukul dua pagi. Namun, ia yakin pasti ada sesuatu yang penting hingga ibunya harus menyampaikan sekarang. Belum sempat Wonwoo bertanya, ibunya sudah berbicara.

“Wonwoo, Mingyu sakit. Bisa tolong ambilkan air dan handuk kecil untuk mengompresnya? Dari tadi dia mengigau, ibu tidak bisa meninggalkannya sendirian di kamar.”

Sejujurnya Wonwoo malas. Kalau bukan karena permintaan ibunya, ia tidak akan mau menolong Mingyu. Sekalipun itu hanya untuk  mengambilkannya sebaskom air dan handuk kecil. Tanpa bertanya, Wonwoo langsung turun ke dapur dan mengambil apa yang disuruh oleh ibunya. Ia heran mengapa ibunya dapat membuka kamar Mingyu. Apa kamar laki-laki itu tidak dikunci atau sebenernya orang tua mereka memiliki kunci cadangan? Setelah selesai mengambil semua yang dibutuhkan, ia naik ke atas, ke kamar Mingyu. Ia mengintip terlebih dahulu dari celah pintu sebelum benar-benar masuk ke dalam. Dan ia langsung terkejut ketika melihat ibunya sedang memeluk Mingyu di atas ranjang.

“Bu, ini air dan handuknya.” Wonwoo menatap keduanya dengan mata terbuka lebar.

Matanya kini tertuju pada Mingyu yang menggigil di atas ranjang. Wajahnya pucat dan bibirnya bergetar. Juga terus menggumamkan kata ‘ibu’ dan ‘maaf’. Mungkin ia sedang bermimpi bertemu dengan ibunya, pikir Wonwoo. Ia merasa kesal karena Mingyu masih menerima perlakuan baik dari ibunya padahal laki-laki itu tidak pernah berbuat baik terhadap ibunya ataupun dia. Ada sebagia diri Wonwoo yang ingin untuk kembali ke kamarnya dan ada sebagian diri Wonwoo yang ingin terus tetap berada di sana. Menyaksikan ibunya memeluk Mingyu erat sambil membisikkan kata-kata penenang.

Ia memutuskan untuk diam di sana lebih lama. Semakin lama ia menatap wajah Mingyu, rasa kasihan mulai tumbuh dalam benaknya. Ia sadar kalau tidak hanya dia yang tidak menginginkan pernikahan itu. Mingyu sama menderitanya dengan Wonwoo. Bahkan Mingyu lebih. Laki-laki itu tidak lagi memiliki orang yang dapat dijadikan tempat bersandar. Wonwoo sedikit bersyukur karena masih memiliki seorang ibu yang menyayanginya. Mingyu masih memiliki seorang ayah, tapi hubungan Mingyu dengan ayahnya sudah tidak bisa dikatakan baik.

“Ibu.. Aku ikut..”

Baru saja Wonwoo ingin melangkahkan kaki untuk keluar kamar Mingyu. Suara Mingyu membuatnya berhenti. Ia kembali menatap wajah laki-laki itu. Air mata tampak membasahi wajah pucatnya sama seperti waktu Wonwoo tidak sengaja melihat Mingyu di kamarnya malam itu.

“Ibu di sini, sayang,” bisik ibunya di telinga Mingyu sambil menyingkirkan poni Mingyu yang sudah basah karena keringat di dahinya.

Untuk pertama kalinya Wonwoo tidak cemburu ketika ibunya lebih memerhatikan orang lain dari pada dirinya.

Sejak semalam dirinya mengetahui Mingyu sakit, Wonwoo tidak bisa melanjutkan tidurnya dengan nyenyak. Bayangan ibunya memeluk Mingyu terus berputar di pikirannya. Setiap kali matanya terpejam, wajah Mingyu dan ibunya semalam terbayang. Beruntung besoknya adalah hari Sabtu, jadi ia tidak perlu repot-repot bangun pagi untuk berangkat sekolah.

Jam weker di nakasnya sudah menunjukkan pukul sembilan lebih sepuluh menit. Satu jam lebih lima puluh menit lagi ia sudah harus sampai game center karena sudah berjanji untuk pergi ke game center bersama-sama dengan Soonyoung, Jihoon, dan Junhui. Dengan malas, ia bangkit dari posisi tidurnya lalu bergegas mandi dan bersiap-siap.

Hari ini tidak banyak orang yang menaiki bus seperti hari-hari kerja. Biasanya Wonwoo selalu berdiri, tapi sekarang ia bisa duduk dengan nyaman di bus. Bahkan masih ada beberapa bangku yang kosong. Selama di perjalanan ia hanya melihat keluar jendela, memandangi mobil-mobil yang bergerak searah dengan bus yang ditumpanginya. Ponsel di saku jaketnya tiba-tiba berdering, ia segera mengambilnya dan mengangkat panggilan itu.

“Ya, kenapa, Soon?”

Wajah Wonwoo mendadak murung.

“Ya sudah tidak apa-apa. Semoga ibumu cepat sembuh.”

Setelah selesai berbicara dengan Soonyoung di telepon, Wonwoo kembali memandang ke luar. Soonyoung baru saja mengatakan kalau dirinya tidak bisa ikut ke game center hari ini karena ibunya yang sakit. Wonwoo mengerti karena Soonyoung memang hanya tinggal berdua bersama ibunya. Mungkin Wonwoo akan memberi tahu Junhui dan Jihoon nanti ketika mereka sudah bertemu. Ia sedang malas melakukan sesuatu, termasuk mengirim pesan kepada kedua temannya. Sisa perjalanan ia habiskan dengan memandang keluar.

Jihoon dan Junhui sudah sampai terlebih dahulu ketika Wonwoo tiba. Keduanya melambaikan tangan memberi tanda keberadaan mereka. Tanpa pikir panjang Wonwoo langsung menghampiri keduanya dan kemudian duduk di bangku yang masih kosong di sebelah Junhui.

“Kupikir kau berangkat bersama Soonyoung.” Junhui berkata sambil menyeruput jus mangga miliknya.

Wonwoo menggeleng. “Tidak. Soonyoung tidak bisa ikut hari ini. Ibunya sakit.”

“Oh, ya ampun. Apa penyakit ibunya kambuh?”

“Aku tidak tahu. Soonyoung tidak bilang. Tadi ia seperti terburu-buru jadi kami hanya bicara sebentar. Besok kita ke rumahnya saja,” ujar Wonwoo yang kemudian disetujui oleh Junhui dan Jihoon.

Hari ini game center sedikit lebih ramai dari biasanya. Setelah menghabiskan waktu selama tiga jam di sana, mereka pergi ke sebuah kafe yang terletak di sebrang jalan. Mereka sering pergi ke sana. Kalau ada waktu kosong atau ingin sekedar m

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Nandaaulia #1
Chapter 9: Oh my—
Wooocie12 #2
Chapter 9: ????? next dong
annaswanluv5 #3
Chapter 9: Sedih banget sama nasib wonu dan gyu.. Mohon cepat lanjut update nya plisss
oohtea #4
Chapter 9: yaampun sedih banget ntar berarti tinggal berdua doang dong udah malah gaada yang bisa masak masa mau delivery terus kasian :"(
fikafiko11 #5
Chapter 9: mereka udah makin deket
fikafiko11 #6
Chapter 9: mereka udah makin deket
Bunnygirls #7
Chapter 9: Seneng karena meanie udah mulai deket satu sama lain :")
LifeisSushi #8
Wow big fan
gyujin
#9
Chapter 8: nemu ini diantara ratusan ff meanie berbahasa inggris :^) alurnya bagus, lambat tapi pasti/? plotnya jg beda dari yg lain dan ku suka! you got my subscribe!
btw author kepikiran buat ngepost di ffn ga? secara kalo disana pasti lbh banyak baca. hehe
keyhobbs
#10
Chapter 8: whahaha kan,kan,kan.... hubungan mingyu sama wonwoo udah mulai ada kemajuan ayolah ayolah jadi makin akrab ajj biar seru... by the way, soonyoung kenapa??? duuhh jngan sampe ada apa-apa deh..mudah2an cuma sakit biasa, kan kasian...-_-