Chapter 4

Take My Hand
Please Subscribe to read the full chapter

Menatap langit-langit kamarnya kini menjadi hobi baru bagi Wonwoo. Sudah empat puluh delapan menit ia hanya tiduran di kasurnya sambil menatap langit-langit kamar yang hanya berhias lampu. Tangannya direntangkan dan kakinya dibiarkan menggantung karena posisi tidurnya yang sedikit berantakan.

Lima menit kemudian alarm ponselnya berbunyi dan mau tidak mau ia bangun untuk mematikannya. Terdapat satu pesan masuk saat ia membuka ponselnya. Pesan itu dari Soonyoung. Wonwoo bernapas lega akhirnya temannya itu membalas pesannya.

 

-Soonyoung-

Iya aku sudah sampai di rumah. Sudah lebih baik kok. Besok aku masuk sekolah. Jangan khawatir, oke? Hahaha.

 

Kamarnya tiba-tiba diketuk dan membuatnya sedikit terkejut. Ternyata itu ibunya yang ingin menyuruhnya untuk makan malam. Wonwoo segera menaruh ponselnya di atas meja belajarnya dan keluar kamar. Ketika hampir sampai ia meja makan, Wonwoo melihat sudah ada Mingyu di sana. Sudah lima belas hari mereka makan malam dan sarapan bersama Namun rasa canggung masih ada. Atau malah lebih tepatnya perasaan tidak suka.

Makan malam berlangsung seperti biasanya. Tidak ada yang berbicara sampai makanan di atas meja habis semua. Dan seperti malam-malam sebelumnya, selalu sang ayah yang memulai pembicaraan.

“Bagaimana sekolah kalian?” Pertanyaan ini seperti pertanyaan wajib ketika makan malam. Setiap ingin memulai pembicaraan, pertanyaan inilah yang keluar.

Wonwoo menjawabnya dengan kata baik, sementara Mingyu hanya diam. Mingyu gerah dengan sikap ayahnya yang sekarang. Seperti bukan ayahnya. Ayahnya tidak pernah berbasa-basi seperti ini. Mingyu muak melihatnya.

“Sudah dua minggu dan kau masih ingin seperti ini, Mingyu?” Tanya ayahnya, Jongin.

Mingyu tidak menjawab. Ia malah mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan seperti baru pertama kali melihatnya. Tidak berniat untuk menjawabnya sama sekali. Mingyu sudah muak dengan semua tentang ayahnya.

Jongin menghela napas lalu berkata, “Kalian masih mau terus seperti ini?”

Wonwoo dan Mingyu tidak menjawab. Wonwoo menatap wajah ibunya sementara Mingyu masih mengedarkan pandangan ke seisi ruangan.

“Berhenti bersikap kurang ajar, Mingyu! Jangan sampai kupukul.” Jongin mengepalkan tangannya kuat. Matanya menatap Mingyu tajam.

“Sudah hentikan!” Jiyoung, Ibu Wonwoo, mencoba menenangkan suaminya.

Mendengar perkataan tersebut, Mingyu langsung menatap ayahnya. Ia meyakinkan dirinya kalau ayahnya benar-benar mengatakan akan memukulnya. Selama ini ayahnya tidak pernah main pukul dan kalau sampai ayahnya memukulnya, ia benar-benar akan keluar dari rumah ini. Masa bodoh dengan pesan ibunya terakhir kali. Begitu isi pikirannya saat ini.

“Pukul aku sepuasmu! Urus saja istri dan anak barumu! Oh, jangan-jangan kau menikahinya karena kau sudah membuatnya hamil, ya? Pantas ibu langsung jatuh sakit saat itu.” Ucapan Mingyu membuat semua yang ada di sana terkejut.

Jiyoung ingin menangis saat itu juga. Perkataan Mingyu membuat hatinya begitu sakit. Ia tidak membenci Mingyu, tidak sama sekali. Ia sudah menganggap Mingyu sebagai anak sendiri. Perkataan Mingyu barusan tidak lantas membuatnya membenci Mingyu. Hatinya sakit, tapi entah mengapa ia tidak bisa marah pada Mingyu.

Belum lama mereka dikejutkan oleh perkataan Mingyu, sekarang mereka harus terkejut karena perbuatan Wonwoo. Laki-laki itu meninju wajah Mingyu keras. Tangannya gemetar karena menahan emosi. Rahangnya mengeras dan wajahnya memerah. Ia tidak terima mendengar perkataan Mingyu yang seolah menganggap ibunya wanita murahan. Wonwoo tidak peduli di sana ada Jongin, Ayah Mingyu. Ia hanya peduli pada ibunya. Tidak ada satu orang pun yang dapat menyakiti ibunya. Mingyu bisa membela ibunya, maka Wonwoo juga.

“Jaga mulutmu! Aku juga tidak menyetujui pernikahan ini, tapi aku masih bisa bersikap lebih baik darimu.” Wonwoo menatap Mingyu seolah menantang berkelahi.

“Dan kau harus tahu. Ibuku bukan wanita murahan!” Lanjutnya. Kemudian ibunya membawanya pergi dari sana.

Mingyu mengusap bibirnya yang berdarah karena pukulan Wonwoo barusan. Ia tidak merasakan sakit sama sekali di pipi kanannya. Namun dadanya terasa sesak. Sesak karena melihat Wonwoo yang sedang ditenangkan oleh ibunya. Napasnya menjadi pendek. Matanya terasa panas dan kepalanya mulai terasa pusing. Digigitnya bibir bawahnya. Mencoba menahan air mata yang mendesak keluar. Lalu setelah merasa cukup melihat Wonwoo dan ibunya, ia bearanjak pergi menuju ke kamar. Masa bodoh dengan ayahnya yang masih menatapnya tajam.

“Aku tidak pernah mempunyai anak kurang ajar sepertimu,” ujar Jongin pelan.

Demi apa pun, Mingyu ingin mati saat ini juga.

 

***

 

Soonyoung melihat pantulan dirinya di cermin. Wajahnya masih pucat, tapi sudah lebih baik dari kemarin. Kepalanya masih terasa sedikit pusing, tapi itu tidak menghalangi niatnya untuk masuk sekolah. Tidak selama ia masih menggunakan beasiswa untuk sekolahnya.

Ia melirik jam di meja belajarnya. Sepuluh menit lagi ia harus berangkat kalau tidak ingin terlambat. Segera ia mengambil tasnya yang ada di kursi lalu berjalan keluar kamar. Senyum langsung terlukis di wajahnya ketika melihat sang ibu sedang menyiapkan sarapan. Ia melangkah mendekati ibunya.

“Ibu masak apa?” Tanyanya membuat ibunya menoleh.

“Kau mau masuk sekolah? Istirahat saja dulu,” kata ibunya saat melihat Soonyoung keluar kamar dengan seragam lengkap. Tangannya berhenti menata beberapa piring makanan di atas meja makan.

“Aku sudah tidak apa-apa, Bu. Wah, ayam goreng. Tumben hehe.”

“Iya, kemarin ibu diberi satu ekor ayam utuh oleh Ibu Kim. Makanlah yang banyak. Nanti ibu mungkin akan pulang lebih malam, tidak apa-apa kan?” ujar ibunya sambil tersenyum.

Soonyoung hanya mengangguk. Ia segera memakan sarapannya dengan cepat. Lima menit lagi ia harus berangkat. Ia memakan sarapannya sambil melihat ibunya yang juga sedang memakan sarapannya. Matanya yang sipit semakin sipit saat ia tersenyum melihat ibunya.

“Aku selesai. Aku berangkat dulu ya, Bu,” katanya ketika nasi di mangkuknya sudah habis. Ia pamit lalu berjalan ke pintu rumah. Mengambil sepatunya di rak sepatu dan memakainya.

Ibunya mengikutinya di belakang. Ingin mengantar Soonyoung sampai depan pintu rumah. “Hati-hati, ya. Kalau merasa tidak enak badan izin saja. Dan nanti tidak usah masuk kerja.”

Selesai memakai sepatunya, Soonyoung berdiri menghadap ibunya, lalu tersenyum. “Aku sudah sehat, Ibu. Sudah ya aku berangkat.”

Soonyoung tahu ibunya menghawatirkannya. Namun ia tidak bisa meninggalkan sekolah dan pekerjaannya. Sekolah agar ia berpendidikan dan bekerja agar ia dapat bertahan hidup. Soonyoung pernah berjanji kalau nanti ia akan jadi orang sukses. Dan ketika ia sudah menjadi orang sukses, ia akan memberikan apa pun yang ibunya mau. Apa pun. Semuanya yang tidak pernah ibunya dapatkan dari ayahnya. Ayahnya yang brengsek, yang meninggalkan ia dan ibunya ketika ia masih kecil.

Sebenarnya Soonyoung bisa saja izin tidak masuk kerja. Restoran tempatnya bekerja adalah milik pamannya. Namun, tidak mungkin ia terus-terusan izin bekerja. Setiap bulan, ia pasti izin minimal

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Nandaaulia #1
Chapter 9: Oh my—
Wooocie12 #2
Chapter 9: ????? next dong
annaswanluv5 #3
Chapter 9: Sedih banget sama nasib wonu dan gyu.. Mohon cepat lanjut update nya plisss
oohtea #4
Chapter 9: yaampun sedih banget ntar berarti tinggal berdua doang dong udah malah gaada yang bisa masak masa mau delivery terus kasian :"(
fikafiko11 #5
Chapter 9: mereka udah makin deket
fikafiko11 #6
Chapter 9: mereka udah makin deket
Bunnygirls #7
Chapter 9: Seneng karena meanie udah mulai deket satu sama lain :")
LifeisSushi #8
Wow big fan
gyujin
#9
Chapter 8: nemu ini diantara ratusan ff meanie berbahasa inggris :^) alurnya bagus, lambat tapi pasti/? plotnya jg beda dari yg lain dan ku suka! you got my subscribe!
btw author kepikiran buat ngepost di ffn ga? secara kalo disana pasti lbh banyak baca. hehe
keyhobbs
#10
Chapter 8: whahaha kan,kan,kan.... hubungan mingyu sama wonwoo udah mulai ada kemajuan ayolah ayolah jadi makin akrab ajj biar seru... by the way, soonyoung kenapa??? duuhh jngan sampe ada apa-apa deh..mudah2an cuma sakit biasa, kan kasian...-_-