Chapter 1

Take My Hand
Please Subscribe to read the full chapter

Mingyu tidak pernah berpikir hal ini akan terjadi dalam hidupnya. Ayahnya menikah lagi dengan wanita lain setelah ibunya meninggal. Dan Mingyu tidak pernah berpikir kalau ia akan mempunyai saudara.

Bukan. Bukan karena ia takut kalau kasih sayang ayahnya akan terbagi. Tapi itu karena ia tidak ingin memiliki saudara. Ia selalu berpikir memiliki saudara hanya akan membuat hidupnya semakin susah. Menurutnya, semakin banyak orang yang masuk dalam kehidupan seseorang, maka semakin banyak pula orang yang dapat dibenci.

Wanita yang baru saja dinikahi Ayahnya memiliki satu orang anak laki-laki. Dan ia satu tahun lebih tua dari Mingyu. Namanya Wonwoo. Lengkapnya Jeon Wonwoo. Ia memiliki mata yang sipit, hidung yang mancung, bibir merah yang tipis, rambut hitam legam yang dipotong pendek seperti umumnya anak laki-laki sekolah menengah atas, dan postur tubuh yang kurus dan tinggi. Tingginya hanya lima senti lebih pendek dari Mingyu.

Seharusnya marga anak laki-laki itu kini menjadi Kim, namun ia tidak. Anak laki-laki itu menolak untuk mengganti marganya dan memilih tetap menggunakan marganya yang lama. Mingyu menganggap hal itu sebagai suatu bentuk pemberontakan. Dan Mingyu membencinya. Hanya ia yang bisa seperti itu.

Tidak ada yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Sarapan tetap dimulai pukul enam lebih tiga puluh dengan hening. Sebenarnya tidak ada larangan untuk berbicara ketika sarapan dalam keluarga Mingyu. Hanya mereka yang tidak ingin melakukannya.

Sesekali suara sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring terdengar. Namun, itu tidak cukup menarik untuk membuat setiap orang yang ada di sana melirik.

“Nanti kalian berangkat sendiri. Ayah tidak bisa mengantar kalian hari ini.”

Mingyu berhenti mengunyah sesaat sebelum melanjutkan lagi. Ia mencoba bersikap biasa. Namun itu terlalu sulit. Ia bangkit sambil menyampirkan ransel di pundak. Ingin segera pergi dari sana.

“Aku berangkat.” Tanpa membungkukkan badan atau kepala, ia langsung meninggalkan meja makan.

Ayahnya menghela nafas kasar, tidak melarang Mingyu untuk pergi dari sana. Ia tahu anak laki-lakinya sekarang membencinya. Bukan hanya benci, tapi sangat benci. Tidak ada gunanya meminta maaf pada Mingyu karena anak laki-laki itu tidak akan pernah mau menerima permintaan maafnya.

“Aku juga berangkat.” Kali ini suara Wonwoo. Ia menundukkan kepala sedikit sebelum pergi.

Keduanya tidak menghabiskan sarapan mereka. Terutama Wonwoo yang masih menyisakan setengah piring makanannya.

Ibunya menatap punggung Wonwoo dengan rasa bersalah. Namun, sama seperti Mingyu, Wonwoo tidak akan pernah mau mendengar permintaan maaf orang tuanya.

 

***

 

Halte bus sudah terlihat di mata Wonwoo. Beserta Mingyu yang sedang berdiri di sana. Wonwoo selama ini hanya diam saja jika Ayahnya yang sekarang menyuruhnya mengerjakan sesuatu bersama Mingyu. Ia tidak perlu repot-repot untuk menolak atau setidaknya menyuarakan pendapat. Itu karena Mingyu yang akan menolak. Jika Mingyu berpikir kalau hanya ia yang membenci keadaan ini, ia sepenuhnya salah. Wonwoo juga berada di baris yang sama dengannya.

Wonwoo memilih untuk berdiri tidak terlalu dekat dengan Mingyu. Kalau bisa ia tidak mau satu bus dengan anak laki-laki itu. Tapi, itu akan membuatnya telat jika ia harus menunggu bus setelahnya. Wonwoo tidak mau.

Pagi itu bus yang ia naiki sedikit lebih penuh daripada biasanya. Sedikit demi sedikit ia mencoba berjalan ke tengah bus. Setelah dirasanya cukup dalam, ia berhenti lalu berpegangan pada pegangan tangan bus yang masih kosong. Posisinya tidak jauh dari tempat Mingyu berdiri. Hanya terpisah dua penumpang.

Entah Mingyu menyadarinya atau tidak, yang jelas Wonwoo sadar kalau posisinya dekat dengan Mingyu. Mingyu terlihat sibuk dengan ponselnya sementara Wonwoo lebih memilih melihat jalan. Kegiatan itu berlangsung hingga Wonwoo tiba di halte tujuannya.

Sekolah Wonwoo dan Mingyu tida

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Nandaaulia #1
Chapter 9: Oh my—
Wooocie12 #2
Chapter 9: ????? next dong
annaswanluv5 #3
Chapter 9: Sedih banget sama nasib wonu dan gyu.. Mohon cepat lanjut update nya plisss
oohtea #4
Chapter 9: yaampun sedih banget ntar berarti tinggal berdua doang dong udah malah gaada yang bisa masak masa mau delivery terus kasian :"(
fikafiko11 #5
Chapter 9: mereka udah makin deket
fikafiko11 #6
Chapter 9: mereka udah makin deket
Bunnygirls #7
Chapter 9: Seneng karena meanie udah mulai deket satu sama lain :")
LifeisSushi #8
Wow big fan
gyujin
#9
Chapter 8: nemu ini diantara ratusan ff meanie berbahasa inggris :^) alurnya bagus, lambat tapi pasti/? plotnya jg beda dari yg lain dan ku suka! you got my subscribe!
btw author kepikiran buat ngepost di ffn ga? secara kalo disana pasti lbh banyak baca. hehe
keyhobbs
#10
Chapter 8: whahaha kan,kan,kan.... hubungan mingyu sama wonwoo udah mulai ada kemajuan ayolah ayolah jadi makin akrab ajj biar seru... by the way, soonyoung kenapa??? duuhh jngan sampe ada apa-apa deh..mudah2an cuma sakit biasa, kan kasian...-_-