Soojung memegang kepalanya yang pening. Terbayang tadi ia bermimpi. Dan mimpi itu terasa nyata walaupun samar-samar. Mengapa ia bermimpi seperti ia diculik? Lalu setelahnya ada seseorang yang menyelamatkannya dari para penculik itu? Aneh sekali. Semakin ia berusaha untuk mengingatnya, semakin sakit kepalanya bertambah.

Sudahlah, ia tidak punya waktu untuk memikirkan itu semua! Lebih baik ia membereskan barang-barangnya dari apartemen Minho dan segera angkat kaki dari tempat tinggalnya ini. Sudah cukup ia menjadi beban untuk namja itu. Dan ada kejadian yang ia tidak bisa lupakan juga semalam. Namja itu.. Menciumnya! Masih dapat dirasakannya kehangatan yang menyapu bibirnya itu semalam. Tangannya lalu menyentuh bibirnya sendiri. 

Dengan mata sembab hasil menangis semalam, Soojung beranjak menuju dapur yang berantakkan. Dilihatnya Minho yang masih tertidur pulas di sofa, tidak mengenakan pakaiannya. Kebiasaan laki-laki!

Ia menatap Minho, lalu menyelimuti tubuh polosnya dengan selimut dari kamarnya.

Setelah itu ia ke dapur berbenah untuk terakhir kalinya di sana, memasak sarapan untuk Minho yang terakhir kalinya, merapikan barang-barangnya, dan pergi diam-diam dari tempat yang beberapa hari ia tinggali bersama namja itu.

"I gonna miss you a lot..." bisik Soojung. Lalu mencium pipi namja itu dengan lembut. 

"Jangan pergi....." sebuah suara terdengar. Soojung merasa tangannya ditarik oleh tangan seseorang. 

Minho POV

Aku merasakan bibir lembut, yang sudah familier denganku mencium pipiku.

"I gonna miss you a lot..." bisik Soojung padaku. Sadar jika sebentar lagi ia akan pergi, aku mencengkram tangannya. 

"Jangan pergi....." Lagi-lagi aku berkata bukan yang seperti kumau. Jika ada dengannya pikiranku entah mengacau seperti ini.

Kutarik tangannya lalu mendudukkannya di atas pahaku.