Chapter 11
Our Fate"Hai sayang!" Minho yang sedang berdiri di samping mobil sport, yang jelas terlihat mahal itu (yang Soojung tak pedulikan), tersenyum sangat manis dan melambaikan tangannya ketika melihat Soojung keluar dari kantornya.
"What the heck, Choi Minho. Enyahlah kau dan sikap berlebihanmu itu! Mau apa kau ke sini!?" tanya Soojung sinis. Dasar! Tidak tahu apa ini di depan umum. Tepatnya di depan "kantornya" sendiri!
"Ow, Babe, kau berubah menjadi galak seperti dulu kita bertemu rupanya... Hm, apa perlu agar aku menjinakkanmu kembali, humm??" Minho menarik pinggul Soojung tiba-tiba. Dan itu membuat Soojung kehilangan keseimbangannya. Waktu seakan berhenti ketika Soojung jatuh memeluk tubuh kekar Minho. Kehangatan seketika menelusup di dadanya.
Soojung bisa merasakan jantungnya masih berdebar untuk lelaki itu. Tapi... Tidak! Ia tidak boleh dikalahkan hanya karena cinta. Setidaknya, untuk saat ini. Karena saat ini adalah saat ia harus
memfokuskan dirinya memimpin perusahaan ayahnya, yang adalah beban yang menurutnya sangat berat untuk ia jalani.
"Uhuk.." batuk Soojung untuk mencairkan kecanggungan yang sedang ada. Minho segera melepaskan tubuh gadis itu.
"Tubuhmu masih indah, dan enak untuk kupeluk... Haha..." goda Minho.
"Masih saja kau bisa bercanda hah! Cepat katakan apa yang kau mau bodoh!"
"Ya, ya, ya... Dasar yeoja berisik.. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat, oke?"
"Boleh saja! Asal jangan ke..."
"Ke pesta kan?" potong Minho. Ia tahu Soojung tidak terlalu suka pada acara-acara formal seperti pesta. Ia tahu setelah ia melihat Soojung diam-diam di suatu pesta rekan bisnis ayahnya. Gadis itu jelas tidak merasa nyaman.
"Ne? Ng... Ne..." jawab Soojung. Darimana namja itu tahu?
"Tenang saja! Aku tidak akan mengajakmu ke pesta-pesta bisnis yang membosankan itu! Arasseo? Nah sekarang naik mobil denganku!" Minho membukakan pintu mobilnya, mempersilakan Soojung masuk.
___________________________
CITT
.
.
Setelah beberapa menit perjalanan, mobil Minho tiba di depan sebuah restoran, lebih tepatnya disebut kedai yang berada di tepi jalan. Sangat tidak sesuai dengan sifat lelaki itu. Padahal Soojung mengira ia akan diajak ke tempat-tempat yang mewah dan berkelas. Tapi ternyata dugaannya salah. Minho mengajaknya makan dikedai pinggir jalan yang menjual berbagai makanan Mexico, kesukaan Soojung. Apa Minho hendak memancingnya dengan makanan kesukaannya? Huh!
"Aku tidak lapar!" tukas Soojung.
"Ya! Kau harus coba dulu burritos di sini! I'm sure you're gonna like it!" balas Minho langsung menggandeng Soojung ke dalam dengan tidak sabar. Lebih tepatnya menyeretnya masuk. Ia gemas lama-lama pada gadis itu.
"Arasseo! Tapi tak usah sampai menyeretku! Dasar namja tak punya hati!" dengus Soojung lagi. Ia malu bersikap seperti ini di depan umum. Apalagi kalau sampai ada yang mengetahui keberadaan diri
Comments