Chapter 9

Rain
Please Subscribe to read the full chapter

Sehun melempar ponselnya ditempat tidur. Pemuda itu masih belum bisa mengendalikan emosinya. Hatinya saat ini benar-benar bergejolak. Ia masih ingat betul bagaimana ia ingin berlari kearah Soojung saat motor yang dikendarai Luhan hampir menabrak Soojung. Baiklah, ini semua memang rencana Sehun. Ia meminta bantuan Luhan untuk melampiaskan dendamnya tapi hal itu pula yang akhirnya menjadi penyebab dirinya sekarang gamang. Bukan itu saja, ingatan ketika seorang pemuda yang ia yakini adalah Jongin berlari menyelamatkan Soojung semakin membuatnya ingin menghancurkan apapun yang ada dijangkauannya.

“Sialan.” Sehun mengumpat keras meluapkan segala amarahnya. Dadanya naik turun dan wajahnya memerah.

“Hey....” Sehun menoleh saat suara Luhan terdengar ditelinganya. Entah sejak kapan Luhan masuk kerumahnya.

“Katakan apa yang membuatmu seperti ini.” Sehun tak bergeming. Luhan yang merasa diabaikan segera menjatuhkan tubuhnya disofa milik Sehun.

“Kau marah seperti ini karna gagal membuat Soojung celaka atau karna Soojung diselamatkan oleh Jongin dan bukan dirimu sendiri?” Pertanyaan Luhan sukses membuat Sehun mendongakkan wajahnya. “Ck, bagaimana mungkin kau bisa membuat Sooyeon membayar semuanya kalau kau tak serius dengan tujuanmu dan malah bermain-main dengan cinta?”

“Diam!” sehun menarik kerah Luhan yang secara refleks membuat Luhan bangun dari duduknya.

“Kau tidak tahu apa-apa tentang diriku. Selama ini aku menutupi karakter asliku untuk apa? Huhh?!” Sehun berteriak tepat diwajah Luhan.

Luhan melepaskan cengkeraman Sehun pada kerahnya, “Baiklah. Buktikan segala ucapanmu. Dan segera akhiri hubunganmu dengan Soojung agar kau tak jatuh terlalu dalam.”

Setelah itu Luhan segera keluar meninggalkan Sehun yang masih mencerna segala ucapan Luhan.

.

.

                                                            ~~@@~~

.

.

Soojung kini berdiri disamping jendela kamarnya. Matanya menatap keluar menampilkan cahaya rembulan yang kian menerang seiring malam yang melarut. Kejadian tadi sore masih berputar-putar dalam ingatannya.

“Benarkah yang dikatakan Jongin?” Soojung bertanya pada dirinya sendiri. Sebuah kebiasaan yang tidak berguna sebenarnya.

“Tapi untuk apa? Aku selama ini tidak memiliki musuh.” Ucapannya melemah seiring dengan tubuhnya yang meremang membayangkan jika yang dikatakan Jongin memang benar.

“Ahh...itu tidak mungkin.”

Soojung tersentak ketika ponselnya berteriak dengan nyaring. Dengan sedikit malas ia melangkahkan kakinya mendekati tempat tidur dan segera menyambar ponselnya yang masih berbunyi

“Ada apa lagi Seul?” tanyanya malas.

“Hey, besok pagi aku tidak mau menunggumu berkemas. Jadi berkemas lah sekarang.”

“Astaga. Aku lupa.” Soojung menepuk dahinya. Seulgi menghembuskan nafasnya diseberang sana.

“Seharian tadi apa yang kau lakukan bodoh?”

“Aku menemani Sooyeon Eonni dan...”

“Dan apa?!”

“Aku hampir kecelakaan.”

“Apa?! Apa kau terluka? Kakimu patah? Tanganmu? Apa wajahmu tergores?!” soojung menghembuskan nafasnya kasar. Sahabatnya yang satu ini memang sangat berlebihan.

“Aku baik-baik saja tapi....”

“Tapi apa?” sela Seulgi dengan tak sabaran.

“Tapi sepertinya Jongin terluka.”

“J-Jongin?” Soojung mengangguk. Namun sedetik kemudian Soojung menyadari bahwa anggukan kepalanya tak memberi sebuah jawaban untuk Seulgi dan akhirnya ia menjawab, “Iya.”

“Kenapa bisa Jongin?”

“Besok kuceritakan. Sekarang aku harus berkemas.”

Soojung mematikan telepon secara sepihak. Entahlah, setelah mengatakan bahwa Jongin terluka gadis itu tiba-tiba berubah murung. Merasa bersalah atau khawatir? Atau justru merindukan?

.

.

                                                                        ~~@@~~

.

.

“Eomma, Eonni aku berangkat dulu.” Ucap Soojung sambil mencium pipi kedua wanita yang kini mengantarnya didepan gerbang.

“Kau harus bisa menjaga dirimu dengan baik Soojung.” Nyonya Jung mengusap puncak kepala Soojung, Soojung mengangguk patuh.

“Astaga. Aku lupa belum mematikan kompor.” Nyonya Jung segera berlari masuk tanpa mempedulikan tiga gadis cantik yang kini tertawa melihat Nyonya Jung berlari terburu-buru.

“Kurasa Ibumu bisa menang lari 200 meter jika seperti itu.” celetuk Seulgi sambil tertawa. Soojung mengangkat tangannya pura-pura akan memukul Seulgi.

“Soojung, kau harus hati-hati. Ingat yang dikatakan Jongin bukan?” ucap Sooyeon sedikit khawatir. Bagaimanapun juga kemarin sore entah disengaja atau tidak, Soojung hampir terluka.

“J-Jongin? K-Kenapa Jongin?” Soojung tergagap menanggapi kalimat yang diucapkan Sooyeon. Ayolah.. hampir semalaman Soojung memikirkan keadaan Jongin dan sekarang kakaknya mengungkit pemuda itu lagi?

“Kenapa dengan Jongin Eonni?” tanya Seulgi sangat penasaran. Namun sebelum Sooyeon membuka mulut untuk menjawab Soojung sudah menyela, “Ayo, kita hampir terlambat.”

Seulgi kemudian melihat jam yang melingkar ditangannya, “Ahh.. kau benar.” Seulgi segera masuk ke mobil.

“Eonni kita berangkat.” Teriak Soojung yang sudah berada didalam mobil Seulgi.

“Ingat pesanku. Dan Seulgi, jaga Soojungku.” Kalimat Sooyeon hanya mendapat acungan jempol dari Seulgi karna mobil yang dikendarainya sudah mulai melaju.

.

.

                                                                        ~~@@~~

.

.

Soojung dan Seulgi segera berlari terburu-buru ketika melihat Chanyeol melambai-lambaikan tangannya. Suasana disekitar bis sudah terlihat sepi yang terlihat dari kejauhan hanyalah Chanyeol dan Baekhyun yang terlihat resah menunggu Soojung dan Seulgi yang kesulitan berlari karna barang bawaan mereka yang.... sangat banyak.

“Apa yang kalian bawa? Kau pikir kita akan satu bulan disana, huhh?” Chanyeol terlihat risih melihat barang bawaan Soojung dan Seulgi.

“Lebih baik kau bantu aku membawa barang-barang ini.” Seulgi menyerahkan sebuah tas kepada Chanyeol. Chanyeol terlihat ogah-ogahan tapi akhirnya tetap saja membantu Seulgi.

Soojung berjalan dibelakang Seulgi dan Chanyeol. Semua sudah duduk berpasangan. Menyisakan satu pasang kursi kosong disampingnya dan satu kursi yang pasangannya sudah ada penumpangnya. Soojung mendelik ketika Chanyeol meletakkan tasnya dikursi yang ada disampingnya. Jadi hanya ada dua kemungkinan, ia duduk bersama Chanyeol atau orang asing didepan bangku Chanyeol?

“Oh my god.. ini sudah penuh. Lalu aku haru

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
atik_han #1
Chapter 6: Knapa ini ga filanjut ? Syang sekali loh klo discontinued . Ditunggu next chapternya
emmaamshah #2
Chapter 9: Update!!! Aku kangen sama ff ini
emmaamshah #3
Chapter 9: Update dong
dhedho
#4
Chapter 9: Emg ya si chanyeol sm seulgi tuh jahil bgt hihi
Tp bagus jg sih biar jongin bisa dkt sm soojung .. sayang pas mereka mau ciuman eh seulginya dtng mlahan hahaha ^^

Itu sehun sbnrnya dendam gmn sih.. kok smpe gtu bgt.. semoga jongin selalu ngelindungin soojung deh hehe
lee-jungjung #5
Chapter 9: akhirnya update lagi.. ^^

o-oh... penasaran sama dendamnya Sehun.. segitunya sampai tega sama orang yang dia cintai.. Untung masih ada Jongin.. eciee.. kayaknya sekarang Jongin udah mulai berani menunjukkan perasannya.. ^^ seneng deeh... ditunggu lanjutannya ^^
meimeipai #6
Chapter 7: Arghhhh konflik nya complicated bgt. Pengen endingnya sestal deh thor
Noviasari20 #7
Chapter 7: Chapter 7: jonginn ayo dooong rebut lagi soojungnya jangan diem muluuuuu
dhedho
#8
Chapter 7: Jd cemas kalo soojung dkt sm sehun, abis dikit" kalo keinget kris jd kya' gtu sikapnya sehun.. jd serem mlah.. >o<
Ayo dong jongin rebut soojung cpt" biar ga jadi waswas gtu.. takut kalo sehun bisa berubah pikiran >_<¦¦
lee-jungjung #9
Chapter 7: Kasihan siih sama jongin.. tapi seulgi bener.. jongin tuuh keterlaluan... dan.. please jangan sampe sehun inget alesannya buat deketing soojung lagi gara2 nama kris di sebut...
Oh iya sedikit ralat 'kris hyung' maksudnya kris oppa kan.?^^
dhedho
#10
Chapter 6: Akhirnya sehun gajadi niat jahat ke soojung.. tp abis tu liat jongin duh.. kasian jg sih bnrnya.. jd gemes sndri sm kelakuannya jongin yg abu" gtu ke soojung.. pngennya lngsung aja blg ke soojung kalo dia cinta lbh dr sahabat ::>_<::