Chapter 3
RainKim Jongin berjalan dengan santai menuju kelasnya. Namun pemuda itu langsung menghentikan langkahnya ketika melihat Soojung berjalan menuju tangga yang menghubungkan dengan atap sekolah. Ia tahu betul apa yang akan dilakukan oleh Soojung karena pemuda itu masih sangat paham dengan kebiasaan Soojung. Bibir Jongin terangkat membentuk sebuah seringaian. Ia perlu balas dendam pada Soojung yang telah membuat dirinya tidak bisa tidur karna tatapan datar Soojung beberapa hari yang lalu—tatapan datar saat ia menjemput Naeun yang pada saat itu menjadi awal dari tatapan-tatapan datar Soojung yang lainnya. Ya. Setelah itu Soojung tak pernah sekalipun mau melihat Jongin jika tak sengaja berpapasan atau saat dengan sengaja Jongin mengunjungi kelas Soojung yang berarti Jongin harus lewat dihadapan Soojung karna gadis itu duduk dibangku paling depan dekat pintu, tapi tetap saja Soojung mengacuhkannya layaknya orang yang tak saling mengenal.
Jongin melangkahkan kakinya menuju tangga, menyusul Soojung. Saat Jongin sudah sampai diujung tangga, samar-samar ia mendengar suara Soojung yang menyanyikan sebuah lagu. Jongin berani bertaruh, pasti gadis itu sedang mendengarkan musik dengan earphone yang tersumbat ditelinganya. Dan benar. Soojung bahkan tidak mendengar derap langkah Jongin yang mulai berjalan mendekati Soojung.
Jarak sudah satu meter tapi Soojung belum juga membuka matanya dan masih saja mendendangkan sebuah lagu. Diam-diam Jongin tersenyum geli.
“Soojung..” ucap Jongin lirih. Tak ada sahutan. Jongin melangkah lebih dekat yang menyisakan jarak hanya sekitar tiga puluh centi.
“Ya!!!!” soojung berbalik dan berteriak saat ia merasakan ada yang meniup telinga kanannya. Sedang Jongin, pemuda itu sangat terkejut sehingga dengan refleks tubuhnya jatuh terjerembap kebelakang. Soojung menutup mulutnya yang terbuka karna terkejut saat ia melihat Jongin tengah meringis kesakitan sambil memegang pantatnya yang pasti terasa sakit.
“Jongin.. apa yang kau lakukan?” tanya Soojung masih berdiri dihadapan Jongin tanpa berinisiatif membantu Jongin untuk berdiri.
“Bantu aku berdiri dulu.” Jawab Jongin sambil mengulurkan tangan kanannya pada Soojung. Soojung segera memegang tangan Jongin dan mulai menarik tangan pemuda itu. Namun bukannya mengangkat tubuhnya, Jongin malah dengan kuat menarik Soojung sehingga gadis itu terhuyung dan jatuh tepat diatas tubuh Jongin. Soojung meringis ketika lututnya menghantam lantai dengan keras diantara kedua kaki Jongin yang terbuka. Jongin menyeringai melihat Soojung yang tampak kesakitan sehingga gadis itu tidak menyadari bahwa tubuh atasnya tengah dipeluk Jongin.
“Apa rasanya begitu hangat sampai kau begitu betah berada dipelukanku, hmm?” Soojung segera berguling kekanan dan langsung duduk disamping Jongin yang tengah menatapnya.
Tukkkk
Soojung memukul kepala Jongin yang membuat pemuda itu mengaduh.
“Ya!!! Apa yang kau lakukan disini?” soojung menatap tajam Jongin yang masih memegang kepalanya akibat pukulan keras Soojung.
“Mengikutimu, tentu saja.” Jawab Jongin santai tanpa melihat Soojung yang sedang menuntut jawaban.
“Untuk apa?” Selidik Soojung dengan nada marah.
“Karna aku merindukanmu.” Jongin menatap tepat pada mata Soojung yang membuat gadis itu menurunkan matanya untuk menghindari tatapan Jongin.
Soojung bersorak dalam hati mendengar pengakuan dari Jongin. Inilah yang Soojung tunggu setelah sekian lama Jongin menghilang. Diam-diam Soojung tersenyum. Ia tahu, Jongin pasti sudah lelah berpura-pura membencinya karna buktinya sekarang pemuda itu mengatakan jika merindukannya. Soojung mengangkat wajahnya memberanikan diri untuk memandang Jongin yang masih menatapnya. Namun ketika mata mereka beradu, Jongin tak dapat menahan tawanya karna melihat wajah Soojung yang memerah.
“Hahaha” Soojung memandang Jongin bingung.
“Ekhemmm” Jongin berdeham meredam tawanya. Kemudian ia menatap Soojung yang masih terlihat bingung.
“Bukankah sudah kukatakan bahwa aku membencimu? Jadi untuk apa aku merindukanmu, hmm?”
Itu bukan pertanyaan tapi sebuah pernyataan. Soojung hanya bisa terdiam mencerna apa yang baru saja ia dengar dari lelaki yang sangat ia rindukan itu. Kalimat itu bahkan kini yang memberinya sebuah jawaban. Sebuah kenyataan bahwa Jongin telah berubah. Bahwa Jongin adalah Kai, pemuda yang sama sekali tidak ia kenali.
Soojung merasa pandangannya mengabur karna air mata yang tiba-tiba menggenang dipelupuk matanya. Raut kecewa jelas tampak diwajah gadis yang sedang mencoba untuk berdiri itu
“Arrghh” Jongin tersentak ketika mendengar erangan Soojung, pemuda itu mengangkat wajahnya untuk menatap Soojung. Soojung tengah menahan sakit dan pandangan Jongin segera beralih pada lutut Soojung yang berdarah. Jongin ingin sekali membantu gadis itu untuk berjalan tapi niat itu ia urungkan ketika melihat tatapan kecewa Soojung dan air mata yang mulai menetes dari mata gadis itu. Soojung menangis. Dan tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Soojung berlari dengan kaki terpincang, meninggalkan Jongin yang hanya diam menunduk.
.
.
.
“Sehun...” ucap Soojung ditengah isakan tangisnya. Pemuda yang awalnya ingin mencari Soojung diatap sekolah itu segera melangkah maju menaiki dua tangga agar dapat berdiri tidak jauh dari gadis yang tengah menangis itu. Soojung masih terisak namun dengan wajah yang menunduk. Sehun mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Soojung yang penuh air mata dan ketika tangan itu hampir menyentuh Soojung, Sehun menyadari ada seseorang yang tengah berdiri diujung tangga sedang menatap kebawah, menatapnya dan Soojung.
“Aku benci Kim Jongin.” Ucap Soojung lirih membuat kedua orang yang tengah menatapnya terkejut. Sehun berdeham pelan, kini ia tidak akan bertanya kenapa karna semuanya tampak sudah jelas. Sehun mengangkat wajahnya menatap tajam kearah Jongin yang masih berdiri diujung tangga. Jongin tak bergeming dengan tatapan Sehun, bahkan justru pemuda itu tampak acuh dengan tatapan intimidasi dari Sehun.
Sehun naik lagi satu tangga kemudian tangan pemuda itu terulur untuk merengkuh tubuh Soojung yang ia yakini mulai melemah karna kaki gadis itu bergetar. Jongin tampak terkejut melihat Sehun menggendong Soojung dalam pelukannya untuk turun dan membawa Soojung menuju ruang kesehatan yang terletak tepat disamping tangga. Jongin merasa ada yang salah dengan perasaannya saat tiba-tiba hatinya berdesir nyeri melihat Soojung mengalungkan tangannya dileher Sehun, membiarkan pemuda berambut pirang itu membawanya keruang kesehatan.
.
.
.
Seulgi berlari menuju ruang kesehatan setelah ia mendengar beberapa orang tengah membicarakan Soojung yang berada diruang kesehatan dengan digendong oleh Se
Comments