Give Up!!
OURSTak peduli dengan keringat yang terus bercucuran deras membahasi seluruh tubuhnya, Amber terus saja men-drible bola basket yang sekarang ada di tangannya lalu men-shootnya., beberapa kali tembakannya tidak tepat sasaran, tapi Amber seolah tak patah arang dan terus men-shootnya sudah seperti orang gila.
“Am, pernahkah kau memandang ku sebagai seorang namja?”
Kata-kata itu sedari tadi terus terngiang-ngiang diotaknya, kenapa? Kenapa ia harus mendengar kata-kata itu sekarang? Disaat ia sangat frustasi dengan hubungannya dengan Key, kenapa dia harus mendengar pernyataan itu keluar dari mulut namja lain padanya?? Oh Tuhan, apa lagi ini??
Flashbask.
“Am, pernahkah kau memandang ku sebagai seorang namja?” Pertanyaan itu akhirnya terlontar juga dari mulut Henry. Tak tahukah Amber bagaimana perasaannya selama ini? Amber selama ini selalu bersikap cuek saat di dekatnya, yeoja itu terkesan biasa saja saat mereka melakukan skinship, tapi tidak dengan Henry. Ada getaran aneh dalam dirinya yang sekuat tenaga ia coba control dengan sikap konyolnya.
Amber membuka kedua matanya, ia perlahan bangkit dan menatap Henry heran, apa yang baru saja dikatakan namja itu padanya.
Henry tampak salah tingkah, bingung bagaimana cara ia menanyakannya. “Aku menyukaimu, sudah sejak lama, aku menyukaimu” Ucapnya pelan.
Benarkah apa yang baru saja didengarnya ini? Amber menatap Henry lekat, memastikan kalau ia tidak salah dengar.
Henry memegang kedua pundak Amber, membuat Amber mau tak mau menghadap padanya. “Aku tahu ini mengagetimu, tapi aku tidak bisa terus diam dan menyembunyikannya. Aku menyukai mu, Am. Awalnya aku pikir ini hanya karena kita terbiasa bersama. Tapi ternyata aku salah, ini tidak hanya perasaan sayang antara teman, tidak juga rasa sayang kakak pada adiknya, ini lebih kepada rasa sayang seorang namja pada seorang yeoja..”
Untuk sesaat, suasana hening.
“Aku akan menunggu sampai kau siap untuk membuka hati mu pada ku, kapanpun dan dimanapun, aku akan menunggu dan selalu ada untukmu. Jadi jangan terlalu dipikirkan ne” Henry menepuk bahu Amber, merasa kikuk dengan keadaan yang seketika berubah aneh.
Amber terdiam, benar-benar tak percaya dengan pengakuan Henry barusan padanya.
Flashback End.
"Am, cukup, ayo kita istirahat dulu!" Teriak Jackson. Ia berjalan ke pinggir lapangan, benar-benar sudah lelah karena sedari tadi Amber terus saja memaksanya untuk bertanding.
Ia duduk selonjor di lapangan, diperhatikannya Amber yang tak henti-hentinya memaksakan diri untuk terus bermain, ada apa dengan noona nya itu? Tak biasanya Amber seperti ini, pasti yeoja itu sedang ada masalah.
"Sampai kapan kau akan terus memaksakan tubuhmu? Kau ingin membuatku menggendongmu pulang?!" Teriak Jackson lagi.
Amber yang baru saja berhasil men-shoot bolanya, berbalik badan sembari menyeka keringat yang sudah membasahi baju yang di kenakannya. Ia berjalan kearah Jackson, nafasnya tak beraturan,
“Are you okey?” Jackson mengibas-ngibaskan tangannya tepat dimuka Amber.
Amber tersentak kaget. “E-eh, hm.. Kau bilang apa tadi?” Tanyanya.
Jackson menatap lekat padanya. “Kau tertawa, tapi tatapan mu kosong, ragamu disini tapi pikiran mu entah kemana” Ucap Jackson. Meskipun ia sibuk dengan jadwalnya, setidaknya Jackson masih sangat peduli dengan keadaan Amber. Bagi Jackson, Amber bukan sekedar noona baginya, jujur saja, saat ia masih trainee dulu, Amber adalah cintanya. Yeoja itu selalu memperlakukannya dengan sangat baik meski saat itu dia bukanlah siapa-siapa, hanya seorang trainee.
Amber tertawa sakartis. “Aku bisa tertawa, tapi .. tetap saja rasanya ada ruang yang kosong, entahlah aku sendiri tidak mengerti” Ucapnya pelan.
“Kau masih mengharapkannya?” Tanya Jackson.
Amber menggeleng.
“Jangan bohong, aku tahu kau masih memikirkannya kan?” Selidik Jackson. Bukan setahun dua tahun ia mengenal Amber, jadi ia sudah sangat tahu betul apakah Amber sedang berbohong atau tidak.
Amber menghembuskan nafasnya pelan. “Apa yang harus kulakukan? Saat ku sendiri, aku selalu teringat dia, saat ku terbangun, aku selalu bermimpi Key oppa ada didekatku semalaman. Key oppa selalu muncul meski aku sudah mencoba untuk melupakannya”
“Itu karena kau membohongi dirimu sendiri, Am. Jangan bohongi dirimu, jika kau memang merindukannya, akui saja, jangan memungkiri, karena itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri” Nasihat Jackson.
Amber menatap lekat pada Jackson, sejak kapan namja di depannya itu berubah begitu bijak? Tapi apa yang dikatakan Jackson tadi juga ada benarnya. Sekuat apapun ia mengusir Key dari ingatannya, nyatanya sosok Key selalu muncul di kesendiriannya
Amber menarik nafas panjang. "Aku merindukannya, sangat... T-tapi aku takut Jack.." Ucapnya pelan, menundukkan kepala dan tak berani menatap Jackson.
Jackson mengernyitkan dahinya b
Comments