Amber POV

Tak peduli seberapa lelahnya aku sekarang, aku ingin cepat-cepat sampai ke rumah. Bukan untuk beristirahat, melainkan untuk menemuinya.

Hari ini aku dan Luna baru saja sampai ke Korea setelah dua hari ini kami berada di Hongkong untuk menghadiri sebuah event. Awalnya aku berniat singgah dulu ke restoran dimana aku dan teman-temanku biasanya berkumpul. Min CS sudah berkumpul disana, seperti biasa, kami memang rajin berkumpul jika ada jadwal kosong, bersama teman-teman ku itulah aku merasa tidak sendiri.

Tapi sebuah sms membuatku tak bisa datang menemui teman-teman ku itu, aku harap mereka semua bisa mengerti.
 

"Baby, aku menunggu mu malam ini"

Bagaimana aku bisa mengabaikan isi sms itu? Bukan bermaksud untuk mengingkari janji ku bersama teman-teman, tapi ini adalah saat-saat yang sudah lama kutunggu hampir sebulan lebih lamanya.

Namja itu, orang yang sangat ku rindukan!

Ingin sekali untuk menemuinya segera, aku yakin dia sudah menunggu ku di rumah sama seperti sebelum-sebelumnya. Aku tidak ingin melewatkan pertemuan ini dengan sia-sia, karena jarang sekali kami bisa bertemu, hal ini dikarenakan jadwalnya yang lebih sibuk dari pada ku. Jepang - Korea, itulah kesibukannya hampir setahun belakangan ini, karena jadwal tour dia harus bolak balik diantara dua negara itu.

Saat kembali ke Korea, maka disaat itulah aku akan menghabiskan waktu dengannya.

***

"Oppa!"

Aku langsung berlari kearahnya yang sedang asik menata piring-piring diatas meja, langsung saja ku peluk pinggangnya erat, rasanya ingin sekali untuk memeluknya selama mungkin.

"Haha Amby, tunggu dulu, nanti ini semua berantakan" Ucapnya.

Aku meregangkan pelukan ku, kulihat kedua tangannya sedang memegangi dua piring yang berisi spagetti. Aku terkekeh kecil. "Kau memasakkannya untuk ku?" Tanya ku polos.

Dia menaruh kedua piring itu sebelum menjawab pertanyaan ku.

"Siapa bilang? Ini bukan untuk mu, tapi untuk kita" Godanya.

Mendengar itu membuat ku spontan meninju pelan perutnya, lihatlah betapa genit namja dihadapan ku ini. Dia yang selalu berhasil membuat ku tersipu malu dengan guyonan ringannya seperti barusan, dia yang selalu memperlakukan ku dengan sangat manis, membuat ku termakan omongan ku sendiri saat mengatakan aku tidak menyukai namja yang romantis. Tapi entah kenapa saat bersama dengannya, aku selalu ingin bermanja.

"Mau ku suapi atau makan sendiri?" Tanyanya sembari menarikkan kursi untukku.

"Gomawo.. Ng.. aku makan sendiri saja, oppa pasti juga lapar kan? Ayo kita makan sama-sama" Ucap ku duduk di kursi, lalu menarik piring spagetti. Selain manis, namja ku ini juga sangat pintar memasak, jadi setiap kali ia berkunjung seperti malam ini, ia akan menyempatkan waktu untuk memasakkan ku makanan, meski ku tahu dia sebenarnya juga lelah.

Dia mengangguk lalu duduk di kursinya. "Maa?" Tanyanya sembari menggulung pastanya. Aku mengangguk, mulut ku penuh dengan pasta.

Tiba-tiba dia mengambil beberapa helai tissue dan memberikannya pada ku."Kebiasaan, itu ada yang menempel" Ucapnya. Aku menyengir lalu kuambil tissue itu dan mengelap sudut bibir ku. Untuk beberapa saat kami memilih untuk fokus makan, sesekali aku melirik kearahnya dan tak sengaja mata kami beradu pandang. Ia tersenyum, oh lord, betapa aku merindukan senyumannya itu.

***

"Bogoshippo oppa" Ucap ku saat dia baru saja membersihkan piring-piring kotor. Meski sudah ku cegah, tapi dia tetap ngotot untuk segera membersihkannya, karena sedari dulu dia memang t