Hurt (Krystal)

Faith
Please Subscribe to read the full chapter

2 hari sudah Taemin tergeletak diranjang rumah sakit. Semua ituakibat ulah keras kepalanya yang menyiksa diri atas kesalahan yang bahkan tidak ia perbuat. Tadi Jonghyun mengabari bahwa kondisi Krystal sudah menunjukkan perkembangan dari sebelumnya. Sekarang ia sudah bisa tenang jika ada yang mengunjunginya, walaupun itu hanya orang-orang tertentu dan ia pun juga belum memberi respon. Duduk diranjangnya dan menatap lurus dengan pandangan kosong, seperti itulah keadaan Krystal seperti yang digambarkan oleh Jonghyun pada Taemin. Setidaknya ia sudah tidak mengamuk dan melukai orang-orang disekitarnya lagi.

Taemin menatap jendela rumah sakit yang dihiasi titik-titik air karena diluar hujan lebat, sementara pikirannya dipenuhi oleh kenangan-kenangan indahnya bersama Krystal. Detik jarum jam, derasnya suara hujan menjadi pemecah sunyi dalam kamar rawat Taemin. Taemin tak pernah merasa sebosan ini sebelumnya dalam hidupnya, hanya berdiam diri dikamar rumah sakit sambil menunggu hyung nya yang sedang dalam perjalanan kerumah sakit untuk menemaninya, sementara pikirannya gelisah tentang bagaimana keadaan kekasihnya.

Setelah berdebat dengan pikirannya, akhirnya ia memutuskan untuk melihat keadaan Krystal. Ia mencoba menapakkan kakinya ke lantai rumah sakit yang terasa dingin menusuk telapak kakinya. Taemin menyeimbangkan tubuhnya yang masih lemas dan memakai sandal kemudian berjalan perlahan keluar kamarnya menuju kamar Krystal. Di depan kamar Krystal ia menarik nafas dalam-dalam sambil berdoa didalam hati, kemudian digesernya pintu kamar dihadapannya dan melangkah perlahan dengan menyeret infus yang digantung pada tiangnya.

Taemin tidak tahu apa kalimat yang bisa menggambarkan perasaannya saat pertama kali matanya menangkap pemandangan didalam kamar tersebut. Bahagia, sedih, marah dan ribuan emosi lainnya bercampur aduk dalam dirinya saat ia melihat gadis yang sangat dicintainya sedang duduk diatas ranjangnya sambil menatap lurus ke dinding putih dihadapannya. Tangannya menggenggam tiang infusnya sangat erat sampai buku jarinya memutih, seakan hidupnya bergantung pada tiang tersebut dan jika ia melepaskan sedikit saja genggamannya ia akan roboh, dan hancur berkeping-keping. Taemin pikir ia sudah siap melihat keadaan Krystal setelah insiden beberapa minggu lalu saat Krystal menyerangnya dengan membabi buta, tapi ia salah, dirinya masih belum kuat untuk melihat penderitaan gadis yang sangat dicintainya itu.

Krystal duduk sambil bersandar pada beberapa bantal yang disusun dibelakang punggungnya, matanya menatap lurus kedepan namun tatapannya kosong, tangannya saling meremas dipangkuannya. Taemin mengamati kekasihnya dari ujung rambut sampai kakinya, wajahnya semakin tirus jelas sekali ia kehilangan bobot tubuh. Matanya cekung dan terdapat lingkaran hitam dibawah matanya pertanda ia sangat kurang tidur, namun yang paling membuat hati taemin sakit yaitu sorot putus asa yang terpancar dari mata Krystal. Taemin sangat mengenal Krystal, gadisnya yang selalu berjalan dengan aura yang membuat semua mata orang yang melihatnya tertuju hanya padanya, mata cantiknya yang selalu memancarkan sorot tegas, percaya diri, dan keanggunan itu kini hanya menatap kosong tanpa arti.

Tubuh kurusnya terbungkus pakaian rumah sakit, rambutnya tergerai dikedua sisi bahunya sampai punggungnya. Mulut Taemin membuka untuk mengucapkan kata pada kekasihnya namun tidak ada yang keluar, malah air matanya merebak dan mengalir tanpa ijin dipipinya. Dengan cepat ia menepis air matanya dengan tangannya dan berdehem untuk menarik perhatian gadis dihadapannya. Namun Krystal tetap diam seperti patung, seolah keberadaan Taemin tidak dirasakannya sama sekali. “Soojung-ah, bagaimana kabarmu?” suaranya terdengar serak dan rapuh karena menelan tangis, Taemin melangkah dan berhenti satu langkah disebelah tempat tidur Krystal. “Mianhae.. Jebal mianhae,” Taemin tidak mampu lagi menahan tangisnya. Tangannya menggenggam erat tiang infusnya dan sebelah lagi menutup mulutnya untuk meredam suara tangisnya. Taemin terisak tanpa mampu mengucapkan apa-apa, ia mendongakkan kepalanya untuk melihat Krystal masih dengan posisinya saat taemin masuk tadi. Taemin menatap tangan krystal yang saling meremas dan gemetar, ia menganggap hal tersebut sebagai respon dari ucapannya tadi.

“Aku.. hm apa kau makan dengan baik? Apa tidurmu nyenyak? Aku sangat menghawatirkanmu, apa soojungku baik-baik saja, namun suster-suster itu tak mengijinkan aku bertemu denganmu.. Soojung-ah, I miss you.. so much. It feels like i lost half of my breath, i can’t sleep, I..I miss you,” tangis Taemin semakin keras seiring tiap kata yang ia ucapkan. “I’m sorry... sorry.. Mianhae.. soojung-ah..mianhae..” Akhirnya Taemin jatuh berlutut ditempatnya, mulutnya tak henti mengucapkan kata maaf, bahunya berguncang karena tangisnya. Emosi yang selama ini dipendamnya dengan berpura-pura kuat seolah tidak terjadi apa-apa kini meledak dihadapan orang yang dirindukannya selama ini.

Kepala taemin mendadak mendongak saat ia mendengar isak tangis dihadapannya, Krystal akhirnya memberikan respon. “Mianhae hajima..” Taemin tak percaya dengan pendengarannya. Apa barusan Krystal mengucapkan sesuatu, rasanya taemin sudah lama tidak mendengar suaranya. “Jangan meminta maaf, kau tidak bersalah. Aku.. aku tidak layak..” namun ucapan Krystal dipotong oleh Taemin “Tidak !! maafkan aku, aku tidak bisa menjagamu, maafkan aku”. Krystal memejamkan matanya dan bulir air mata mengalir dipipinya, kemudian ia menolehkan kepalanya melihat taemin yang berlutut dilantai dengan air mata dipipinya, menatap matanya memohon pengampunan.

Taemin tidak pernah menangis dihadapannya sebelumnya, dan kali ini Krystal benar-benar terpukul melihat keadaan Taemin. Ia menyesal kenapa ia tidak menoleh dari tadi, tangis Krystal semakin kencang saat ia melihat kekasihnya berlutut dilantai dengan selang infus ditangannya, mukanya sangat pucat, wajahnya kurus jauh lebih kurus dari biasanya, ia benar-benar tidak terlihat seperti Taemin yang ia kenal. Krystal mengutuk dirinya yang menyebabkan taemin menderita seperti ini. Krystal turun dari tempat tidurnya dan menghampiri taemin duduk dihadapannya. Tangannya bergerak menyentuh wajah Taemin, tangannya gemetar menghapus air mata dipipi kekasihnya “Apa yang terjadi? Wae?? Kau sakit? Jawab aku! Kenapa kau begini taemin-ah.. wae?” tangannya masih dipipi taemin, bahunya berguncang akibat tangis.

Krystal sadar seberapapun sakit dirinya, lebih sakit lagi melihat orang yang dicintainya menderita seperti ini. Ia bahkan tidak peduli dengan niat awalnya mengusir taemin dari hidupnya, saat melihat keadaan taemin hatinya sakit. “Gwaenchana.. aku baik-baik saja” kata taemin sambil menggenggam tangannya. “please don’t leave me, jangan kau diamkan aku, pukul aku jika kau marah lampiaskan padaku, tapi ku mohon jangan diam saja seperti tadi, kau hampir membunuhku, apa kau mau aku mati?” suara taemin melembut sambil mengusap rambut krystal yang masih terisak dihadapannya. Krystal menggelengkan kepalanya kuat-kuat “andwae, kau.. jangan sakit, kumohon, aku tidak bisa melihatmu begini” kata krystal sambil mengusap pipi taemin yang sudah sangat tirus. Taemin menggengam tangan Krystal dipipinya dan mendekatkan kebibirnya, mengecupnya dengan segenap perasaannya.

Victoria tersenyum sambil menyeka air matanya menyaksikan pemandangan 2 dosaengnya. Vic hanya pergi 15 menit untuk membeli makanan ke kafetaria rumah sakit dilantai dasar dan saat ia kembali ia menemukan Taemin diruangan Krystal. Awalnya Vic  ingin segera masuk kedalam dan menarik taemin keluar takut jika krystal kembali memukulinya dan ia akan diam saja seperti waktu itu. Namun ia menghentikan langkahnya didepan pintu, melihat didalam Krystal yang menangis kemudian duduk dihadapan Taemin. Vic tahu bahwa Krystal tidak akan melukai Taemin dan ia memutuskan untuk tetap melihat mereka dari luar saja, kemudian datang Jonghyun dengan nafas terengah-engah. “Noona, Tae.. Taemin hilang dari kamarnya” kata Jonghyun sambil mencoba menormalkan nafasnya kembali. Vic meletakkan telunjuk kebibirnya mengisyaratkan Jonghyun untuk diam sambil menunjuk kedalam ruangan Krystal. Jonghyun agak cemas kenapa Taemin di dalam dan menatap kearah Vic meminta penjelasan namun Vic hanya mengisyaratkan bahwa mereka baik-baik saja.

Setelah menenangkan diri mereka berdua duduk diranjang Krystal dengan Taemin yang meletakkan kepalanya dipangkuan Krystal. Tangan Krystal mengusap rambut Taemin dengan lembut, sesekali tangannya menelusuri wajah kekasihnya. “baby, aku lapar..” Taemin berkata dengan nada manjanya sambil melingkarkan tangannya memeluk pinggang krystal. Taemin merasa sangat nyaman seperti ini,merebahkan kepalanya dipangkuan kekasihnya, memeluk tubuh kekasihnya, membenamkan wajahnya diperut krystal, dan merasakan belaian lembut dari kekasihnya membuat

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
MrsSuho
I'm Sorry for this long update guys. but thank you so much for waiting and keep reading my story.. Fighting!

Comments

You must be logged in to comment
angginisa #1
yeeay happy ending..tp thor lee jinri tu anak sapa ya maksudnya.?
clairede #2
Chapter 18: Hallo authornim. Ceritanya bagus, rasanya nyata banget aku ngebayangin setiap moment mereka huhuhu kenapa nasib malang terus menimpa soojung kasian thor gak tega. Taeminnya juga sabar banget gak kuat!!! Semoga soojung ntar bisa punya anak yaaaa
kittenklecat #3
Chapter 18: please happy ending ㅠㅠ mereka kan bisa adopsi anak, gak perlu taemin nikah lagi ㅠㅠ author, jebal update asap ㅠㅠ
lee-jungjung #4
Chapter 18: please... chapter ini bikin mood anjlok... >.< kenapa setelah banyak masalah, kenapa setelah mereka bisa melaluinya, kenapa setelah mereka akhirnya bersama, masih ada ajha masalah yang mengganggu taestal? I hope happy ending...
kittenklecat #5
Chapter 17: aigooooo ㅠㅠ bahagia liat mereka udah nikah, akhirnya taemin sembuhin traumanya soojung. ditunggu updatean selanjutnya author-nim, hwaiting!!