-

Abad 21.

Dinginnya cuaca hari ini tak sedikitpun menyurutkan niat seorang wanita tengah baya untuk mempersiapkan kepindahan anaknya ke luar negeri. Jessica. Ya, Jessica seorang chaser dimasa lalu, namun ia telah menikmati hidupnya sebagai manusia 'abadi'. Yang hidup bersama suaminya Kris. Lalu, anak? Benar, mereka memiliki anak, tentu saja anak kandung. Mereka akhirnya memiliki anak setelah sekian puluh tahun mereka menahannya. Menyadari keberadaan kristal maroon bersama saudaranya yang juga berada diluar negeri, mereka sedikit merasa aman menyembunyikan anak gadisnya hingga Krystal -nama gadis itu- tumbuh sebagai remaja. Gadis manis yang sekarang genap berumur 17tahun, dan tepat di hari bertambahnya usia ia malah merasa didepak oleh ibunya. "Eomma, kenapa kau mengusirku?" Krystal menyilangkan tangan di dadanya. "Sayang, eomma tidak mengusirmu. Ini demi kebaikanmu. Disana ada bibi Cho yang akan mengurusmu. Kamu kan sudah kenal dengannya. Ah iya Jung Soo Jung,

jangan lupa, nama Koreamu adalah Soo Jung. Mengerti?" Jessica membelai rambut panjang Krystal. "Eomma benar, namaku adalah Soo Jung, tapi eomma selalu memanggilku Krystal. Kenapa eomma, itu sedikit menggelikan. Lagipula kenapa hanya aku yang pindah? Kenapa eomma dan appa tidak ikut? Apa kalian membenciku? Kalian ingin menikmati waktu hanya berdua tanpa ku ganggu ya?" Krystal masih keras kepala, walaupun dia memang sudah mau berangkat lusa. Ia hanya berharap ibunya berubah pikiran saat ini.

"Soo Jung, namamu yang sebenarnya adalah Soo Jung. Eomma melahirkanmu disini, tapi kita sempat tinggal di Korea. Nanti suatu hari eomma akan menceritakan semuanya. Segala hal yang perlu kau tahu. Tapi tidak sekarang. Lusa dan seterusnya kau harus hidup dengan baik. Dan selalu berhati-hati". Jessica mengusap kepala Krystal, dan sekalipun gadis ini bingung akan ucapan ibunya. Ia akhirnya menurut. Ia lebih kepada rasa penasaran akan rahasia apa yang akan diberitahukan padanya kelak. Itulah kenapa ia akan berusaha menahan dan menunggu. Gadis itu menganggapnya sangat menarik, ia pasti bisa, hanya harus menunggu beberapa tahun saja. "Baiklah eomma... aku tidak mengerti tapi, aku tidak peduli, aku mencintai eomma!" Krystal memeluk dan mencium kedua pipi Jessica. Ia juga ikut membantu Jessica mengepack barang-barangnya.

"Mana ciuman untuk appa? Kamu hanya mencintai eomma?" Tiba-tiba Kris berada diambang pintu. Sebenarnya ia memang sudah berada disana sejak lama, mengamati dua perempuan kesayangannya sedang menghabiskan waktu bersama.

Krystal tertawa lalu menghampiri ayahnya. Begitu pula Kris. "Ah, appa cemburu? Baiklah... kurasa aku sangat spesial. Hahaha" Krystal memeluk Kris, agak sedikit berjinjit, ia sadar ayahnya sangat tinggi. "Appa sangat tinggi tapi kenapa tidak menurunkannya padaku?! Huh! Appa harus menunduk jadi aku bisa menciummu..." Kris terkekeh melihat Krystal yang manja. Disaat yang sama ia dan Jessica sedikit tidak rela dan begitu khawatir melepas Krystal ke Korea sendiri. Tentu saja Jessica lebih sedih. Kris tahu itu. Tapi bagaimanapun, agar Krystal selamat. Lagipula selama kristal maroon itu bersama Max dan Rachel, semua akan baik-baik saja. Dan setidaknya selama ini mereka tidak tahu jika pasangan ini telah melahirkan seorang 'divergent'.

"Sudahlah sayang, bagaimanapun, kau itu sangat cantik seperti ibumu..." Kris juga mengusap kepala Krystal. Anak itu mengangguk. "Tapi..." Krystal melirik kearah kedua orang tuanya. "Kenapa kalian memberiku nama Soo Jung? Lalu disini namaku berubah menjadi Krystal? Dan... apakah eomma menyembunyikan sesuatu padaku? Appa?" Pertanyaan Krystal barusan sedikit mengejutkan Kris, dia juga tahu Jessica tidak bisa terus menutupi, itulah kenapa Krystal juga perlu pelan-pelan diberi pengertian.

"Mm... sebenarnya Soo Jung hanya bahasa Korea yang berarti Crystal, kau tahu kan, batu kristal adalah batu yang sangat berharga. Jadi kami memberimu nama Soo Jung dan memanggilmu Krystal. Agar kau yang belum lancar berbahasa Korea ini selalu ingat jika Jung Soo Jung itu sangat berharga un