chapter 1
DivergentBehind The Story
Seorang chaser berlari dengan nafas memburu dan air mata yang tak henti mengalir, membuat penampilannya terlihat begitu kasian. Rachel -chaser itu- menyadari sesuatu yang sangat sangat buruk. Ia ingin sekali memperingatkan Jessica terutama suaminya, Max. Tapi saat ini memberitahu Jessica adalah keputusan terbaik. Karena jika Max tahu, hidup Jessica pun terancam.
"Ah! Bagaimana ini. Kenapa bisa seperti ini. Sica bagaimana mungkin kau tidak mengetahuinya?! Bagaimana bisa kau terjebak dengan werewolf itu?!!! Jessica!!! Aaaakhh....!!!" Rachel berusaha menahan teriakannya, ia sangat marah, kecewa, sedih, entahlah, semua emosi buruk merasuki hatinya. Ia terisak, menahan tangis karena takut akan hal terburuk yang tidak pernah ia -juga the chaser yang lain- harapkan.
Rachel berhenti sejenak, ia mengatur nafasnya. "Hosh... hosh... hosh... Kris, kurang ajar dia! Seorang werewolf yang menyamar sebagai chaser?! Tapi bagaimana mungkin kami tak pernah menyadarinya! Bagaimana mungkin baunya tak tercium sedikitpun bahkan saat kami bersama?!" Rachel memijit kepalanya yang begitu pusing.
"Rachel? Ada apa?" Max menghampiri Rachel. Ia tak sengaja melihatnya saat sedang mencari kayu. "Oh... y-ya, aku tidak apa-apa" terlihat sekali jika istrinya itu berbohong. "Kau menyembunyikan sesuatu dariku?". Max mendekati Rachel, ia menyingkirkan rambut-rambut yang berantakan diantara wajah Rachel, lalu menarik dagunya dan menatap manik matanya dalam. Rachel panik, 'bukan Max! Tapi Jessica, aku perlu bertemu Jessica sekarang! Ahk, bagaimana ini?!' Umpatnya dalam hati.
Max tahu istrinya baru saja menangis. "Max..." Rachel mulai membuka mulut, terpaksa. Ia untuk menjelaskan runtut dan jelas tanpa ada yang tertutupi, ia memang khawatir hal buruk akan menimpa Jessica, dan bagaimana dengan Kris? Ah biarkan saja. Ia lebih takut Max akan menghabisi keduanya. Karena Jessica adalah satu-satunya keturunan chaser yang lain, tepatnya satu-satunya keluarga yang ia miliki. "Mm... kau tahu kan, terkadang kita bisa saja berubah hingga orang lain mungkin tak menyadari siapa kita sebenarnya..." Max memotong, "Apa yang kau bicarakan? Kau terlalu banyak berbelit-belit. Aku tidak suka, katakan langsung ke intinya..." Max semakin tidak sabar dan terus mendesak.
"Tunggu Rachel!" Itu Kris.
Comments