Part 4 : Romeo Meets Juliet

Destiny Beneath The Gun

 

                Chorong terjatuh di pelukan seorang namja. Ia terkejut dan segera bangkit dari posisinya.

Gwenchanaseyo?” namja itu mengulangi pertanyaannya. Chorong yang tak pernah berbicara dengan orang lain selain kelompoknya mendadak canggung dan bingung harus merespon seperti apa. “Ah, kau terluka? Apa sakit?” tanya namja itu. “Ayo ke dokter, aku akan mengantarmu” namja itu mengamit lengan Chorong dan berusaha membopongnya, namun Chorong menolak perlakuannya.

Jeon..gwenchanayo” ucap Chorong pada pria itu. Chorong memasang wajah nervous nya yang terlihat ketakutan.

“Ah… kau pasti mengira aku penculik atau apa ya? Jangan khawatir aku bukan orang jahat. Namaku Doojoon, Yoon Doojoon” Doojoon, pria yang hendak menolongnya mengulurkan tangannya. Chorong ragu untuk menjawab ia hanya berbalik dan berusaha meninggalkan pria itu namun pria itu menghadang jalannya. “Aku tahu aku tidak sopan, mungkin kau terkejut, aku tidak tahu apa yang terjadi padamu dan apa masalahmu. Aku berjanji aku tidak akan bertanya apapun asal kau mau mengobati lukamu. Kau akan infeksi jika lukamu dibiarkan” ucap pria itu lembut.

Doojoon berlari menuju apotik terdekat, Chorong tetap pada posisinya duduk di kursi taman itu. Ia tak mengerti mengapa dia tidak pergi, ada suara yang bicara padanya untuk mempercayai pria yang baru saja ia temui beberapa menit lalu. Doojoon kembali dengan alkohol, kapas, plester, dan obat luka. Doojoon membersihkan luka Chorong dengan tangannya sendiri. Chorong bisa melihat wajah pria itu dengan jelas, wajahnya begitu tegas dan keras terlihat sangat tampan. Tanpa sadar Chorong terpaku memandangi wajah pria itu sedangkan sang pria fokus pada luka pada wajah gadis itu.

“Jangan memandangiku terus, aku jadi berdebar” ucap pria itu tertawa kecil. Chorong menundukkan wajahnya membuat Doojoon menghentikan pekerjaannya. “Aku hanya bercanda, jika kau menundukkan wajahmu aku tidak bisa mengobati lukamu” ucapnya. Doojoon merengkuh dagu Chorong dan menariknya untuk melihat wajahnya dengan lembut. Doojoon beralih pada sudut bibir gadis yang ditolongnya itu. “Bagaimana gadis cantik sepertimu bisa berakhir seperti ini?” tanya Doojoon. Chorong menepis tangan Doojoon dan mengobati lukanya sendiri. “Ah iya… aku sudah janji tidak akan bertanya” ucap Doojoon. “Akan ada banyak kejahatan jika kau di luar sendirian pada jam segini, lebih baik kau pulang. Kau ingin aku panggilkan taksi?” tanyanya.

Anida… aku bisa pulang sendiri. Rumahku tidak jauh” ucap Chorong.

“Ah baiklah… suaramu unik. Kalau begitu aku permisi, kau hati-hati semoga selamat sampai rumah” ucap Doojoon membelakangi gadis itu.

Chogiyo..” panggil Chorong. Doojoon berbalik untuk melihat gadis yang memanggilnya. “Gamsahamnida” Chorong membungkuk untuk mengucapkan terimakasih. Doojoon tersenyum dan membalas salam Chorong.

“Aku duluan” Doojoon berbalik kembali untuk melanjutkan perjalanannya. Chorong memperhatikan punggung pria itu sebelum akhirnya berbalik membelakanginya juga untuk kembali ke kediaman dinginnya. Doojoon tanpa sadar berbalik kembali untuk melihat gadis itu, ia ingin bertanya siapa nama gadis itu tapi gadis itu sudah berjalan menjauhinya. Karena tidak ingin di cap sebagai pria mesum, ia mengurungkan niatnya dan melanjutkan perjalanannya.

 

***

 

“Princess… aku sangat khawatir” ucap Joker saat melihat Chorong pulang. Chorong menunjukkan kantong berisi obat dari apotik yang dia bawa.

“Aku hanya pergi ke apotik, tidak lama kan?” tanya Chorong. Wajahnya tidak berekspresi, dia kembali ke kamarnya dan duduk di kasur dinginnya. Chorong menyentuh  plester dipipinya lalu beralih ke sudut bibirnya. Ia masih bisa merasakan tangan lembut pria itu menyentuhnya, rasanya hangat dan nyaman. Chorong berbaring di kasurnya seraya mengingat perasaan nyaman itu sebelum menutup matanya mmenuju alam mimpi.

 

***

 

Pagi itu matahari sudah bersinar sangat terang, kantor kepolisian sudah ramai dengan berbagai kasus. Doojoon baru saja datang setelah beristirahat di rumah. Sudah seminggu lebih tidak ada kabar baik mengenai kasus yang ditanganinya. Ia segera menuju ruangan khusus timnya dan mendapati mereka sudah berkumpul mengerubungi sesuatu.

“Ada apa? Apa ada kemajuan dari kasus kita?” tanya Doojoon saat datang menghampiri kerumunan timnya.

“Aku tidak tahu apa surat tantangan lainnya bisa dibilang sebagai kemajuan atau tidak” ucap Dongwoon atas pertanyaan Doojoon. Doojoon memperhatikan sebuah kertas dengan gambar grim itu dan membaca suratnya.

 

1-0

Aku akan membiarkan kalian melihat sebuah cermin

Dalam cermin itu silakan kalian tentukan sendiriseperti apa rupa kalian

Aku meletakan cermin itu dalam empat tempat.

1.tempat dimana Hari  itu langit terlihat begitu Elok, Unik, dan Dekat.

2.tempat dimana Gagak dan Ngengat Nampak begitu cantik

3.tempat dimana Mobil, Kereta, dan Dokar dilarang Ngebut

4.tempat dimana Mawar dan Anggrek, diperbutkan Wanita sebagai Olahan  Donggari(1)

bisakah kalian melihat cermin bahkan setelah menemukannya?

 

“Apa ini? Mereka akan berbuat kekacauan di tiga tempat?” tanya Doojoon.

“Aku tidak yakin jika yang kau maksud kekacauan itu tepat, aku merasa ini adalah konfrontasi secara terang-terangan pada kita” ucap Dongwoon. “Yookyung-ah kau tau dimana kemungkinan letak keempat tempat ini?” tanya Dongwoon pada seorang gadis yang sedang mencoret-coret kertas.

“Kurasa aku tau” ucap Yookyung. “Yookyung menunjukkan hasil coretannya. “Tempat pertama adalah Haneude” ucapnya begitu yakin.

“Bagaimana kau bisa begitu yakin?” tanya Hoseok.

“Lihat tulisan ini ‘tempat dimana Hari itu langit berwarna Nila terlihat begitu Elok, Unik dan Dekat’ kata Hari, Nila, Elok, Unik, dan Dekat memiliki huruf depan yang dicetak kapital padahal kata pertama dalam kalimat itu tidak dicetak dengan huruf kapital. Jika kau gabungkan huruf depan kata-kata itu akan menjadi HNEUD ini bukan nama tempat, tapi coba gabungkan dua huruf dalam setiap kata akan menjadi HANIELUDE masih tidak bisa dikatakan nama tempat tapi kita coba dengan menulis huruf mati-hidup-mati-hidup akan menjadi HANELUDE mendekati nama tempat yang cukup terkenal bukan? Haneude? Tempat di sudut kota Seoul yang tidak pernah mati selama 24 jam” ucap Yookyung.

“Whooaa kau benar-benar cerdas pantas kau masuk divisi ini” ucap Hoseok. “Jadi jika kita lakukan hal yang sama pada kalimat lain, tempat kedua akan menjadi GNN à GANGNA ah! GANGNAM! GAgak, NGengat, NAMpak, benar kan?” tanya Hoseok pada Yookyung yang mendapatkan anggukan. Anggota lain terlihat begitu tertarik dan ingin mencoba. Taehyung mencoret-coret kertasnya Mobil, Kereta, Dokar, dan Ngebut MKDN à MOKEDONG à MOKDONG.

“Tempat ketika Mokdong!” teriak Taehyung setelah menyadari jawabannya. “Whooa ini lebih menyenangkan daripada bermain playstasion” ucapnya puas.

“Tempat keempat Mangwodong” ucap Kikwang. “MAWOD à MAANGWAOLDO” ucap Kikwang menunjukkan coretannya. “Jadi kita akan membagi kelompok menjadi empat tim?” tanya Kikwang.

“Aku rasa harusnya seperti itu” ucap Dongwoon. “Kalian ada delapan orang kurasa dua orang pertempat tidak akan merepotkan” tambahnya.

“Itu tidak cukup” ucap Hayoung. “Aku sudah melacak empat tempat itu, kesamaan dari empat tempat itu adalah tempat yang mereka pilih merupakan ‘sudut kota yang tidak pernah tidur’ akan ramai sekali disana. Dan kita tidak tahu kapan mereka datang dan berapa orang yang akan datang. Tidak ada pemberitahuan waktu yang tertulis disana”

“Kurasa Hayoung ada benarnya, mereka bisa saja memasang perangkap seperti sebelumnya” ucap Dongwoon mengingat kegagalannya dan kecerobohannya.

“Kurasa waktu dan tujuan mereka jelas” ucap Yookyung. “Malam ini pukul 08.00 pm mentri keamanan pertahan negara akan makan malam di restoran seafood terkenal di Haeuda. Malam ini juga pukul 08.00 pm pimpinan ketentaraan Republik Korea Selatan akan pulang ke rumahnya di Gangnam setelah menyelesaikan misi perdamaiannya dan dianggap sebagai pahlawan dia akan diarak keliling Gangnam. Mokdong pusat perbelanjaan terbesar dan terbaik di Korea Selatan, bukankah istri dari Kepala Kepolisian suka berbelanja disana? Pukul 08.00 pm, weekend ini adalah jadwalnya untuk pergi kesana dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Dan Mangwodong, bukankah itu tempat Yang sajang akan mengadakan pertemuan internalnya malam ini pukul 08.00?” tanya Yookyung.

“Mereka mengincar para petinggi bagian keamanan dan kejahatan negara…” Seokjin merasa lehernya tercekat. Orang-orang yang sering mereka temui akan berada dalam bahaya, parahnya Yang sajang penanggung jawab dari misi mereka dimasukkan dalam target.

“Aku yang akan pergi ke Mangwodong! Aku akan pastikan mereka tidak bisa menyentuh Yang sajang meskipun hanya seujung rambut!” Doojoon mengepalkan tangannya.

“Aku ikut denganmu Doojoon-ah” ucap Kikwang.

“Tidakkah kalian membahayakan anggota tim dengan pergi bersama?” tanya Dongwoon.

“Kurasa tidak masalah, aku yakin target utama mereka adalah Yang sajang! Justru kita harus menambah armada” ucap Dongwoon.

“Bisa saja ini adalah false alarm, mereka ingin kau berpikir begitu dengan memasukkan Yang sajang sebagai target. Padahal target mereka bukan Yang sajang… terlalu dini bagi mereka menargetkan Yang sajang” terka Yookyung.

“Itu yang ingin aku katakan” sahut Dongwoon. Kikwang melirik Doojoon sebelum membuka mulutnya.

“Kalian benar… tapi kita bukan anak kemarin. Pelajaran yang mereka berikan pada kita saat kasus sebelumnya sudah menyadarkan kita, kita juga sudah berlatih keras bukan? Tim-ku dan tim Doojoon sudah bisa setara dengan kami” ucap Kikwang.

“Aku hanya takut kalian salah keputusan… pikirkan dengan baik” ucap Yookyung. “Aku bukan tidak percaya pada kalian… ta—“

“Apa hanya kami berdua yang tangguh? Jika memang hanya kami lalu empat tempat itu apakah kami berdua harus berada dalam empat tempat yang sama?” tanya Doojoon. “Apa dengan tidak adanya kami maka tempat itu penjagaannya akan lemah?” Doojoon menaikkan nada bicaranya. “Seorang Menteri Keamanan dan Pertahanan Negara akan mengadakan makan malam dengan negara lain, kau pikir tidak akan ada bodyguard? Seorang Pimpinan Ketentaraan akan di arak keliling Gangnam apakah tidak akan disiapkan keamanan sebelum acara? Seorang kepala polisi yang sedang menghabiskan waktunya dengan keluarga, apa kau yakin kepala polisi hanya sendirian? Sedangkan Yang sajang? Ini adalah pertemuan rahasia yang tidak ada seorangpun tahu kecuali kita dan mereka, apakah Yang sajang pernah membawa bodyguard atau dia pernah meminta perlindungan ketika sedang bekerja dalam keadaan rahasia?! Kau masih bilang tak masalah meninggalkan Yanga sajang?!” Doojoon menggebrak meja dan menatap garang Yookyung. Yookyung hanya diam dan tak menjawab namun tidak takut untuk menatap balik mata berapi Doojoon. “Aku dan Kikwang akan pergi ke tempat Yang sajang! Kau tidak tahu betapa berharganya dia bagi kami! Kau paham?” Doojoon meninggalkan ruangan dengan rasa kesal yang menggebu.

 

***

 

Doojoon menginjak sebuah kaleng kosong hingga penyok. Dia melepaskan amarahnya dengan menginjak kaleng ringsek itu berkali-kali. Dia bercacak pinggang dan menghela napas keras berkali-kali.

“Kelihatannya kau tidak sedang dalam keadaan baik, apa seharusnya aku tidak menyapamu?” tanya seorang gadis yang muncul dibelakang Doojoon. Doojoon berbalik dan mendapati wajah yang ia ingat. “Annyeonghasseyo… aku tidak tahu kau ingat padaku atau tidak” ucap gadis itu mengangkat telapak tangannya kearah Doojoon.

“Oh kau… kau gadis malam itu kan?” tanya Doojoon. Gadis itu mengangguk. “Ah maaf aku sedang kesal, tak seharusnya kau melihatku seperti ini…” Doojoon menggaruk belakang kepalanya. Chorong hanya tertawa melihat tingkah Doojoon.

“Yoon Doojoon, benar kan? Senang bertemu denganmu lagi” ucap Chorong mengulurkan tangannya. “Aku Chorong, kau belum tau namaku kan?” Chorong tersenyum. Doojoon memabalas uluran tangan Chorong. “Apa yang terjadi padamu? Mungkin aku bisa bantu sebagai balasan malam itu” lanjutnya.

“Ah hanya masalah perbedaan pendapat… Chorong-ssi kau ingin kemana siang-siang begini? Tapi melihatmu tersenyum di bawah sinar matahari baru aku sadari ternyata kau sangat cantik” ucap Doojoon salah tingkah. Chorong kembali tersenyum ringan.

“Ini jam makan siang, aku ingin keluar makan siang kebetulan di ujung jalan sana ada kedai udon yang sangat enak. Kau sudah makan?” tanya Chorong. Doojoon menggeleng. “Ingin makan udon?” tanya gadis itu lagi. Kali ini dijawab dengan angukan oleh Doojoon. “Kajja” ajak Chorong. Mereka berjalan berdampingan menuju kedai yang dibicarakannya.

 

***

 

“….benarkan? Kau bayangkan saja betapa kesalnya aku ketika gadis sombong di kantorku terus memerintahku! Kami rekan, bahkan jabatanku lebih tinggi darinya hanya karena dia cerdas dia tidak bisa memperlakukanku seperti anak buahnya! Bahkan aku tidak bisa menemui hyung yang sangat berharga bagiku! Apa alasan dia melarangku? Dia bahkan tidak lebih baik daripada diriku” keluh Doojoon. Chorong mendengarkan keluhan Doojoon dengan baik. Pria itu tidak berhenti bicara dan makan, sesekali Chorong tertawa atau bicara kalimat singkat yang mendukung pernyataan Doojoon.

“Aku mengerti… Lalu bagaimana? Kau tidak bisa meninggalkan pekerjaanmu hanya karena kau kesal dengan gadis itu kan? Kau harus tunjukkan siapa bosnya! Kadang gadis bossy itu memang harus dikeraskan” ucap Chorong dengan wajah kesalnya.

“Hmm tentu saja! Pekerjaanku segalanya…. kau benar-benar memahamiku” ucap Doojoon mengangguk.

“Aku juga punya orang seperti itu dalam pekerjaanku. Entah ia iri atau apa, dia selalu saja menganggap rendah diriku” ucap Chorong.

“Hmm kita senasib. Ah Chorong-ssi berapa usiamu jika aku boleh tahu?” tanya Doojoon sedikit ragu.

“24” ucap Chorong singkat. “Kau?”

“26” Doojoon tersenyum. “Aku oppa… apa kau punya niat untuk memanggilku dengan panggilan oppa?” tanya Doojoon.

“Aku bahkan tidak pernah memanggil kakakku dengan sebutan oppa” ucap Chorong pelan.

“Oh kau punya kakak laki-laki? Aku juga punya seorang adik perempuan, usianya dua tahun lebih muda dari dirimu. Kakakmu? Apa dia seumuran denganku atau dia lebih tua dariku?” tanya Doojoon.

“Aku tidak suka membicarakan kakakku… kurasa dia juga tidak akan senang aku membicarakannya dengan orang lain” ucap Chorong.

“Ah mian…” Doojoon terdiam beberapa detik sebelum kembali membuka mulutnya. “Kau sangat misterius, semakin aku mengenalmu semakin aku penasaran tapi kau seperti membangun tembok besar disekelilingmu sehingga tidak ada yang bisa meneroobosnya masuk” ucap Doojoon.

“Hmm begitukah?” tanya Chorong yang dijawab anggukan. “Jam makan siang akan berakhir, lebih baik kita cepat-cepat” ucap Chorong.

 

***

 

Doojoon dan Chorong kembali ke tempat dimana mereka bertemu sebelum akhirnya berpisah.

“Chorong-ah… boleh aku memanggilmu demikian?” tanya Doojoon. Chorong hanya diam tak menjawab. “Bisakah kita bertemu lagi?” tanya Doojoon. Chorong masih tak menjawab, dia hanya menunduk.

“Aku pergi, Doojoon…emm oppa. Jika memang kita ditakdirkan bertemu lagi kita pasti bisa bertemu, sampai saat itu biarkan saja seperti ini” ucap Chorong meninggalkan Doojoon.

Doojoon kembali ke markas, Kikwang sudah menantinya di pintu masuk dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya.

“Doojoon-ah kita akan pergi bersama ke Mangwodong untuk melindungi Yang sajang…” ucap Kikwang. Seketika wajah Doojoon berubah cerah.

“Kau yakin? Assa!” ucapnya memeluk Kikwang dengan senang.

“Tapi…” kalimat Kikwang menggantung.

“Tapi apa?” tanya Doojoon.

“Gadis itu ikut kita… Hong Yookyung” jawab Kikwang.

MWO?!

 

***

 

Choronng kembali ke rumahnya dan mendapati J sedang berdiri di depan pintu. Chorong menatap gadis itu dengan pandangan tidak suka, gadis itu memandang Chorong dengan pandangan meremehkan dan senyum misterius seakan ada sesuatu yang menyenangkan baginya untuk dilihat, dan Chorong yakin sekali hal itu berhubungan dengan dirinya.

“Habis berkencan? Priamu sangat tampan” ucap J masuk mendahului Chorong. Seketika jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Chorong masuk dan mendapati JS duduk di ruang tengah berkumpul bersama anggota timnya yang lain. Dia yakin hal ini tidak akan bagus.

“Kita akan membagi empat tim dalam misi ini” kakaknya menjelaskan. Ini pertama kalinya pria dingin itu berbicara pada orang lain selain dirinya dan Joker.  “karena kita berjumlah delapan orang, aku akan membagi tim menjadi dua orang. Joker akan pergi dengan J, Joo dengan Suga, Chim dengan Rapmon, dan aku akan pergi bersama adikku” ucap JS yang mengejutkan setiap orang. JS tidak pernah turun dalam misi sejak 15 tahun lalu. “Aku beri tahu kalian tamu malam ini. J dan Joker akan berurusan dengan Lee Soryeong, Menteri Keamanan dan Pertahanan Korea Selatan. Lokasi kalian berada di Mokdong, tamu kalian ada 3 orang Oh Hayoung, Jeon Jungkook, dan seorang mata-mata beralias Jhope. Joo dan Suga akan pergi ke Haneude, kalian akan berurusan dengan Park Sookwang seorang Pimpinan Ketentaraan Korea Selatan yang baru saja menyelesaikan masalah perdamaian di Suriah. Tamu kalian juga berjumlah 3 orang, Son Dongwoon, Yoon Bomi, dan seorang mata-mata beralias V. Chim dan Rapmoon akan berada di Gangnam, kalian akan berurusan dengan Kepala Kepolisian Korea Selatan Shin Dongyup. Tamu kalian ada dua orang Kim Seokjin dan mata-mata beralias witch, aku beritahu tim ini paling lemah aku tidak ingin ada pertumpahan darah didaerah ini terlalu lemah. Kita tidak menindas yang lemah. Dan kau Chorong kau akan pergi denganku ke Mangwodong untuk bertemu teman lama dan teman istimewaku Yang Yoseob. Ah aku juga mengundang teman spesialmu agar kau tidak bosan saat aku dan Yoseob mengobrol, Yoon Doojoon. Kau mengenal nama ini kan? Dia, Hong Yookyung dan Lee Kikwang akan ikut dalam pertemuan rahasiaku dengan Yoseob” JS mengakhiri ucapan terpanjang yang pernah dia katakan dengan pandangan tajam menusuk jantung Chorong. Chorong bisa merasakan jantungnya seakan berhenti berdetak sekitar 2 detik sebelum akhirnya keterkejutannya membuka mulutnya. “Aku akan mengubah targetku dari Yang Yoseob menjadi Yoon Doojoon, kau tau aku mampu kan?” kata-kata JS berputar dikepala Chorong.

 

“Aku akan membunuh Yoon Doojoon”

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
AZC124
#1
Chapter 7: Finally! Please update soon:) sukaa banget lah pokoknyaa
wufanneey
#2
Chapter 6: Baru dimulai romancenya ketika Bomi sudah tiada, huhuhu... Lanjutin plisss T.T
wufanneey
#3
Chapter 4: Makin keren ceritanya ada saya betul-betul luwes membayangkan pertarungan itu. Cool, cool banget ^^
wufanneey
#4
Chapter 2: Wow so cool. Fiksinya keren~ saya suka bagian teka-teki dalam surat yang musti dipecahkan itu, kerennya...
wufanneey
#5
Chapter 1: Yang Sajang? *Biarkan saya ngakak sejenak bikoz si imut berperan sebagai orang penting wkwkwk*

Next chap dua ~~~
wufanneey
#6
Uwaaah. Ada fanfiksi dujun b indo hihihi. Subcribe dulu ya entar saya baca ^^
stefaniwu #7
Chapter 6: update soon please
babyhoon #8
Chapter 6: doojoon x rongmama. .
johaaa.. update soon
KiwiPrincess #9
Chapter 6: huaaa...andwaeee, Bomi-ya...kenapa Bomi nya mati..huaaa aq ga rela...*peluk Doojoon*

This is amazing!! ditunggu update-an selanjutnya..Fighting \(^0^)/
AZC124
#10
Chapter 6: Akhirnyaaaaa yang ditunggutunggu telah tibaaaa><(?) Please update soon eon!! Pliss jangan lamalamaaaaa udh gak sabarr sama kelanjutannyaaaa:3