Part 3 : The Killers vs The Polices

Destiny Beneath The Gun

                Chorong berjalan-jalan dengan santai di area ballroom, meski sempat ada kepanikan sebelumnya namun para tamu sudah mulai tenang dan melanjutkan pestanya. Chorong mengambil segelas sampange yang dihidangkan dan mengigit dua potong keju. Ia melirik segala penjuru untuk menemukan targetnya.

 

>>> Pukul 10.30 pm

 

                Terjadi keributan hebat antara Doojoon dan petugas keamanan saat Doojoon berlari menerobos masuk, dia sudah ditahan selama satu jam di dalam ruangan petugas.

                “Hei! Kapan aku bisa pergi? Kau tau kan kami dalam misi? Jika kalian tidak bisa bekerja sama kalian menentang polisi!” ucap Doojoon angkuh.

                “Maaf tuan, kami sudah bekerja sama dengan mengizinkan empat anggota kepolisian menyamar dalam pesta, mengizinkan kalian memasang kamera pengawas, mengizinkan kalian melihat hasil rekaman cctv dari hotel ini, tapi kami tidak bisa mentolerir kerusuhan yang kalian timbulkan” ucap kepala keamanan hotel.

                “Ini darurat! Kalian harus mendengarkan kami! Listrik yang mati bukan kebetulan! Hotel bintang 5 dengan fasilitas internasional, kalian tidak mungkin melakukan kesalahan terutama dalam acara besar seperti ini. Ada penjahat memasuki ballroom! Kalian harus percaya” Doojoon kembali berbicara. Petugas keamanan berpikir sejenak sebelum akhirnya memutuskan.

                “Kami melepaskan tiga orang ini, kecuali anda” ucap petugas itu.

                “APA?! YAH! KALIAN GILA!! TIMKU MASIH BARU DALAM MISI INI!!” Doojoon mencengkram kerah jas sang petugas.

                “Kami tidak bisa mempercayai anda dengan emosi seperti ini, maaf” ucapnya melepaskan tangan Doojoon dari jasnya. “Kalian bertiga bisa mencari rekan kalian di dalam dan memperingatkannya”

                “Oppa… percaya pada kami! Tetap diam dan tenang atau mereka tak melepaskanmu sama sekali” bisik Bomi di telinga Doojoon. Doojoon hanya pasrah seraya menghela napas. Ia hanya bisa menyaksikan timnya beraksi melalui layar dari ruang pengawas ini.

 

***

 

                Chorong mendapati wajah familier di ingatannya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menangkap gambar pria itu. Chorong mengekori pria itu dan menemukan pria lainnya di dalam pesta. Kembali ia merekam pergerakan pria itu bertemu dengan rekan-rekannya yang lain.

                “Polisi cukup berani hanya mengirim empat orang kesini… hmm apa ada yang lain lagi? Jika tidak ini empat melawan empat” ucap Chorong menyeringai.

 

***

 

“Lee sajang” panggil seorang pria berpakaian ala pelayan pada pria berjas dihadapannya.
                “AJ, V panggil aku AJ” ucap pria itu. Pria yang dipanggil V itu menunduk meminta maaf sebelum berbicara. “Apa kau bertemu dengan Doojoon?” tanya pria yang ingin dipanggil AJ itu.

“Tidak, mereka tidak ada dalam van, tapi aku melihat seorang yeoja yang masuk van dan jelas dia bukan polisi. Saat aku memanggilnya dia sedikit terkejut dan langsung berlari, aku kehilangan jejaknya. Tapi aku bisa pastikan ciri-cirinya. Yeoja itu berambut pirang panjang lurus, kulitnya putih dan tingginya sekitar 163 cm” lapor V.

“Jika dia bukan polisi bisa saja dia adalah perampok mobil biasa” ucap AJ.

“Kurasa bukan, ia memakai mantel bulu tebal yang cukup mahal. Pak, apa anda ingat foto tiga orang yang tertangkap kamera? Anggota black jackal? Mereka berpakaian cukup modis sebagai seorang penjahat. Aku merasa dia adalah satu dari mereka, dengan kesamaan fashion mereka” ucap V. AJ mengangguk merasa ucapan V ada benarnya.

“AJ” panggil seorang wanita menghampiri mereka.

“Jangan berkumpul dalam satu tempat, jika kau selesai dengan laporanmu V tinggalkan tempat ini” perintahnya. V memberi salam sebelum meninggalkan tempatnya. AJ beralih pada gadis yang menghampirinya. “Witch?” tanyanya.

“Aku mengantarkan alat komunikasi baru, Hayoung baru saja datang. Tim sandi datang untuk membantu” ucap gadis itu.

“Terimakasih” kembali ketempatmu.

 

Chorong yang sedari tadi mendengarkan hampir mendapatkan seluruh informasi mengenai tim yang melawan mereka. Nama, jumlah, dan lokasi, Chorong sudah mengetahuinya.

“Benar-benar newbie” ucapnya. Chorong mengetik sebuah nomor di ponselnya. “Joker… ini aku. Mouses are in my house. The eagles on the way” ucap Chorong. “Mereka mengepung di luar, aku melihat kamera pengawas pada van mereka, jalan yang kita tandai sudah di pasang kamera pengawas. Cari jalan lain, kontak Joo dan minta dia mencarikan jalan tanpa kamera. Wajah Joo, J, dan RapMon sudah teridentifikasi untung saja kau mengeluarkan mereka dari misi” ucap Chorong.

“Kerja bagus princess… racun tikus itu akan bekerja jika diaktifkan bukan? Kau sudah benar-benar memberikan gelas beracun itu pada target kan? Setelah pekerjaanmu beres, kau bisa pergi duluan kami akan menyusul di belakang” terdengar suara berat seorang pria dari saluran sebrang Chorong. Chorong mematikan ponselnya tanpa menjawab pertanyaan Joker. Sesuatu menganggu sinyalnya, ia yakin ini pekerjaan para polisi untuk menyadap telponnya.

 

***

 

“Mereka bergerak! The mouses are in my house, the eagles on the way. Mereka sudah melakukan sesuatu pada target!” Yookyung berteriak saat mendengar percakapan Chorong dan Joker. “Ini orang baru dalam misi, tiga orang yang teridentifikasi kamera sebelumnya tidak ikut dalam misi. Katakan pada tim black, fokus pada seorang yeoja bersuara lemah lembut” tambahnya. Ia tak bisa melacak keberadaan penelpon karena sambungannya langsung diputus. “Racun yang diaktifkan, jenis racun apa ini?” tanya Yookyung lebih pada dirinya sendiri.

“Apa saja yang kau dengar?” tanya ketua timnya.

“Aku mendengar beberapa nama… Joo, J, dan Rapmon adalah tiga wajah tertangkap kamera sebelumnya. Mereka tidak berada dalam misi ini. Joker dan Princess adalah nama dua orang yang sedang mengobrol di telpon itu. Racun, mereka menggunakan racun untuk target mereka. Racun yang diaktifkan, aku tidak mengerti maksud mereka apa” ucap Yookyung. Dongwoon, sang ketua tim mengontak Hayoung yang sudah berada di dalam untuk menyebarkan informasi yang baru mereka dapat. “Dari suaranya gadis ini masih sangat muda, 20-tahunan atau mungkin kurang” ucapnya.

 

***

 

>>  11.45 pm

 

“Chim, Suga, waktunya bergerak” ucap Joker dari posisinya. Suga yang sudah berada di ballroom sejak pemadaman listrik mulai bergerak. Ia melangkah mendekati beberapa gadis dan bersenda gurau layaknya tamu. Chim di lain hal berada di atas panggung, dia menyamar menjadi pemain musik. Chim meninggalkan cello yang sedari tadi dia mainkan dan mengganti jas putihnya dengan warna hitam. Chim melirik Suga dan memberikan salam, Suga membalasnya dengan mengangkat dua jarinya seperti salam penghormatan. Joker masuk dengan serombongan petugas keamanan yang menjaga ketat pemilik acara.

Lampu utama dimatikan, hanya ada lampu sorot yang mengarah langsung ke panggung. Pemilik acara ini memberikan sepatah duapatah kata sebelum mengangkat gelas sampange-nya untuk mengajak hadirin meminumnya. Beberapa menit kemudian, empat orang pria meninggalkan ballroom menuju toilet. Suga, Chim, dan Joker ikut meninggalkan ruangan. Empat orang pria itu bertemu dalam toilet, mereka punya masalah yang sama, yaitu mual setelah minum sampange. Chim masuk untuk memeriksa keadaan, tidak ada orang selain empat orang itu dalam toilet. Setelah memastikan keadan Chim mengunci pintu toilet dari luar. Setelah mendapat aba-aba dari Chim, Suga mematikan pendingin ruangan dalam toilet.

             Begitu pintu menutup dan pendingin dimatikan, pria-pria itu merasakan perutnya benar-benar panas seolah lambungnya menyimpan bara api yang sedang terbakar. Mereka mulai muntah cairan yang disusul dengan muntah darah. Keringat mengucur deras membasahi kemeja mereka. Sekonyong-konyong mereka merasa seperti di dalam neraka, karena toilet bertambah panas. Mereka mencoba meminta bantuan melalu telpon genggam, namun...

>> 00.01 am

 

DUARR

 

Kejadian itu begitu cepat dan hanya membutuhkan waktu tiga detik. Tiga detik yang menyesakkan itu diakhiri dengan meledaknya perut para pria itu, yang mengakibatkan dinding toilet dipenuhi daging dan darah segar. Ledakan itu terdengar oleh petugas kebersihan yang tak sengaja lewat. Ia heran membuka toilet yang terkunci itu dengan kunci yang masih menempel di gagangnya.

“KYAAAAAAA” teriakan wanita petugas kebersihan itu berhasil menarik perhatian para tamu undangan dan beberapa petugas.

!!” AJ yang pertama sampai langsung kembali berlari dan berteriak melalui alat komunikasinya. “CARI MEREKA!! DIMANA MEREKA!!” AJ berusaha melawan arus orang-orang dan mencari rekan-rekannya. Ia melihat Doojoon yang berlari menuju pintu service. “CEPAT KEPUNG SEMUA PINTU KELUAR” teriaknya lagi. Sementara tak jauh dari sana, tiga orang laki-laki yang berbaur dengan kerumunan tersenyum puas.

Well, well, well mereka memang newbie” komentar Suga. Joker mengangkat ponselnya yang bordering.

The mouses are gone! The eagles are panic!” ucap pria itu dengan senyuman di wajahnya. “Jangan khawatir JS, aku sudah mengirim princess kembali sebelum showtime” ucapnya lagi sebelum menutup telponnya. “Chim, minta Joo untuk mengirim jalur kembali secepatnya” perintahnya. Chim mengetik urutan angka yang ia hapal di luar kepala.

“Joo, cepat kirimkan lokasi pelarian baru sebelum kami di introgasi”

 

***

 

Doojoon berlari mengejar seseorang yang langsung lari kearah berlawanan dengan para tamu undangan lain. Dengan secepat kilat ia berhasil menangkap orang mencurigakan itu.

“Lepaskan! Lepaskan aku!” ucap pria yang ditangkap Doojoon.

“Siapa kau! Kenapa kau berlari saat terjadi pembunuhan?” tanya Doojoon mempererat cengkramannya di tangan pria itu.

“Aku bukan pembunuh! Aku hanya seorang pencuri kecil, aku lari karena takut tertangkap” ucap pria itu lagi.

“Kau pikir aku percaya? Ya! Bagaimana seorang pencuri bisa masuk dalam penjagaan keamanan yang cukup ketat!” Doojoon memborgol kedua tangan orang itu dan menggiringnya menuju van mereka. Tim black dan para pemecah sandi itu sudah berkumpul di depan hotel dengan beberapa mobil polisi daerah setempat.

“Dia bukan anggota black jackal… Hanya seorang petugas kebersihan yang mencuri” Yookyung melirik tangkapan Doojoon. “Yah setidaknnya meskipun gagal kita masih bisa menangkap penjahat kelas teri” ujar Yookyung yang kali ini lebih menusuk. “Kau benar-benar ceroboh Doojoon-ah! Bagaimana bisa kau menyelesaikan misi jika hanya mengikuti amarahmu?” Yookyung benar-benar melampiaskan kekesalannya pada kedua pemimpin tim itu. Ia menjelaskan bagaimana mereka bisa kecolongan dan sistem mereka yang sangat longgar.

“Maafkan soal amarah Yookyung, dia memang agak sensitif soal gagal” ucap Dongwoon. “Nah bagaimana pengalaman pertama kalian bertarung melawan mereka?” tanya Dongwoon. Kikwang menatap Doojoon, namun yang ditatap tidak mampu menatap balik.

“Kurasa ini benar-benar sebuah pukulan keras. Mereka benar-benar bukan lawan yang bisa diremehkan” ucap Kikwang menjawab pertanyaan Dongwoon. “Aku punya satu informasi, ini mungkin berkaitan dengan yeoja telepon itu. Taehyung memergoki seorang yeoja masuk ke dalam van milik Doojoon. Ciri-cirinya, berambut pirang panjang, lurus, kulit bersih dan tinggi sekitar 163 cm” ucapnya. Yookyung yang mendengar informasi itu segera menemui saksi mata dan menanyakannya langsung. Dongwoon menepuk pundak Kikwang dan Doojoon sebelum meninggalkan mereka. “Himnae… kita belum kalah hanya ceroboh” ucap Kikwang pada temannya. Kikwang dan Doojoon memang sangat dekat dan sudah akrab sejak mereka sama-sama bersekolah di kepolisian. Doojoon memberikan senyuman terbaik yang bisa ia berikan saat itu untuk mengatakan pada Kikwang bahwa dirinya baik-baik saja.

 

***

 

            “Bahan peledak. Tak salah lagi. Sepertinya peledak yang sering digunakan dalam dinamit. Yah walaupun tak sekuat uranium tapi tetap saja menimbulkan efek yang mengerikan. Bahan ini aktif dengan sensor panas, karena itu mereka mematikan pendingin ruangan dan menutup pintu toilet” Hayoung memeriksa laporan dari forensik mengenai kejadian malam ini. Hayoung menampilkan foto hasil olahan TKP dua jam setelah kejadian.

           “Jadi maksudmu orang-orang itu meminum bahan peledak?” tanya Taehyung yang penasaran.

“Ini sejenis racun yang dikombinasikan dengan bahan peledak” ucap Hayoung. “ Menurut hasil forensik, kematian para korban disebabkan kerusakan organ dalam akibat bahan peledak yang bercampur dengan asam klorida lambung. Diduga bahan peledak jenis baru itu dicampur dengan racun tanpa bau dan rasa yang diminum korban melaui sampange, racun peledak ini diaktifkan dengan panas. Seharusnya ledakannya tidak sekuat ini, tapi berhubung TKP berada di ruang sempit dan pengap seperti itu, meningkatkan suhu tubuh sehingga mempercepat proses ledakan” jelas Hayoung.

“Mereka bukan lawan yang mudah kan?” seseorang memasuki ruang rapat tim Black Eagle. Semua orang segera bangkit dari kursinya dan memberi hormat. “Kurasa otak baru mereka lebih licin dari ular, mungkin ular ini sudah berubah menjadi belut. Belut yang beracun” pria itu memperhatikan foto-foto kasus yang baru saja terjadi.

“Siapapun orang itu, dia lebih keji dari pada ular. Bahkan ular tidak menganggu jika mereka tidak terdesak! Kita harus menghentikan mereka” ucap Doojoon dengan nada serius.

“Kau sudah berusaha! Tidak masalah Doojoon… sekarang lebih baik kalian istirahat agar otak kalian bisa kembali bekerja” ucap pria seertiga abad itu. “Aku ingin memberi tahu, meskipun kita sudah dapat foto dan nama mereka namun kita masih tidak bisa mengidentifikasi secara rinci siapa mereka. Aku menduga banyak orang baru yang bergabung dalam kelompok ini. Aku hanya ingin bilang jangan patah semangat hanya karena kalian belum berpengalaman. Mereka juga melakukan kesalahan fatal saat misi karena suara, wajah, dan nama mereka terdeteksi. Jadi bersemangatlah”

“NE SAJANGNIM” ucap mereka serentak.

 

***

 

“Yeahhh!! 1-0! Mereka terlalu mudah untuk dilawan” ucap Chim mengangkat gelas sampangenya.

“Kurasa mereka hanya belum terbiasa, jika kalian tidak terlatih kalian juga akan sama seperti mereka” sahut Joker. “Omong-omong dalam gelas ini tidak ada racun tadi kan?” tanya Joker yang disambut gelak tawa rekan-rekannya.

“Yah! Kau pikir hanya dirimu yang berhasil? Para polisi itu akan terkejut melihat rumah dan perusahan para korban hancur lebur pagi ini haha” J menyesap gelasnya. Semua orang tertawa kecuali Chorong. Ia hanya minum dengan santai tanpa ekspresi.

 

BRAKK

 

Pintu ruangan JS terbuka dengan kasar menampakkan wajah marah pria pucat dengan rambut dicat putih itu.

“Oh apa suara kami menganggumu JS?” tanya Joker.

 

PLAKKK

 

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Chorong hingga meninggalkan bekas merah. Chorong melihat pria itu dengan tatapan tidak mengerti dan kesal.

“Kau mengacaukan misi!” ucap JS sangat pelan dan tanpa emosi.

“JS kurasa kau sala—“ JS melemparkan kertas berisikan faks dari kepolisian ke wajah Joker.

“Wajahmu tertangkap Chorong! Kau juga hampir membahayajan J, Joo, dan Rapmon! Dan aku sudah bilang misi kali ini untuk lembut tapi kau menambahkan bahan peledak pada racun milik J! apa yang kau pikirkan hah?” JS menpar wajah Chorong sekali lagi, kali ini bekasnya tidak hanya warna namun juga darah. Wajah cantik Chorong tergores cincin milik JS, ujung bibirnya sobek akibat pukulan JS. Tidak ada yang menolong gadis itu, semua hanya diam dan menunduk. “Bersyukur aku punya koneksi, data kalian terhapus!” JS meninggalkan ruang berkumpul itu untuk kembali ke kamarnya. Chorong hanya menghela napas seraya tersenyum miring.

“Princess, obati lukamu” Joker menarik lengan Chorong namun ditepis olehnya.

“Misi pertama princess… failed” J menertawakan apa yang baru saja dilihatnya.

“Tutup mulutmu atau kuledakan” ucap Chorong. Ia mengambil mantelnya dan membanting pintu depan.

“Princess!” Joker ingin mengejarnya namun Joo menghadang.

“Dia butuh waktu untuk sendiri… Dia pasti kesal dan malu, ini pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini” ucap Joo.

 

***

 

Chorong duduk di sebuah kursi di taman kota. Tidak ada banyak orang yang berlalu lalang pukul 4 pagi ini. Chorong bahkan belum tidur, kepanya terasa sakit sekali, rasanya sakit itu bukan diakibatkan rasa kantuknya namun akibat pukulan dari kakaknya. Chorong memang agak berbeda dari timnya, ia lebih diam bukan karena dia merasa tidak selevel dengan yang lain tapi karena dia tidak punya bahan pembicaraan yang sama dengan mereka. Chorong berpakaian bagus dan diberi nama princess oleh kakaknya, bukan dia yang menginginkannya. Sejak dulu Chorong selalu jadi seorang putri di keluarganya, bahkan sebelum JS datang dan menjadi keluarganya, karena JS sangat menyayangi ayahnya dia bersikap baik pada Chorong. Chorong tahu bahkan tidak ada rasa kasih secuil pun di hati JS pada Chorong, pria itu pria paling dingin dan kejam lebih daripada ayahnya. Chorong bangkit dari kursi namun keseimbangannya goyah dan hampir jatuh kalau tidak ada yang menahannya.

Gwenchanaseyo?”

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
AZC124
#1
Chapter 7: Finally! Please update soon:) sukaa banget lah pokoknyaa
wufanneey
#2
Chapter 6: Baru dimulai romancenya ketika Bomi sudah tiada, huhuhu... Lanjutin plisss T.T
wufanneey
#3
Chapter 4: Makin keren ceritanya ada saya betul-betul luwes membayangkan pertarungan itu. Cool, cool banget ^^
wufanneey
#4
Chapter 2: Wow so cool. Fiksinya keren~ saya suka bagian teka-teki dalam surat yang musti dipecahkan itu, kerennya...
wufanneey
#5
Chapter 1: Yang Sajang? *Biarkan saya ngakak sejenak bikoz si imut berperan sebagai orang penting wkwkwk*

Next chap dua ~~~
wufanneey
#6
Uwaaah. Ada fanfiksi dujun b indo hihihi. Subcribe dulu ya entar saya baca ^^
stefaniwu #7
Chapter 6: update soon please
babyhoon #8
Chapter 6: doojoon x rongmama. .
johaaa.. update soon
KiwiPrincess #9
Chapter 6: huaaa...andwaeee, Bomi-ya...kenapa Bomi nya mati..huaaa aq ga rela...*peluk Doojoon*

This is amazing!! ditunggu update-an selanjutnya..Fighting \(^0^)/
AZC124
#10
Chapter 6: Akhirnyaaaaa yang ditunggutunggu telah tibaaaa><(?) Please update soon eon!! Pliss jangan lamalamaaaaa udh gak sabarr sama kelanjutannyaaaa:3