Part 1 : A Begining

Destiny Beneath The Gun

“Suatu hari nanti aku akan jadi orang besar” ucap seorang anak laki-laki di hadapan sebuah makam.
“Kita akan jadi orang besar” seorang anak laki-laki lainnya merangkul bahunya.

***

“Aku tidak suka tinggal di panti asuhan! Disini aku merasa tak berarti” ucap anak laki-laki bertubuh kurus.
“Jangan begitu… kita akan menghadapi ini bersama, kau dan aku. Aku akan selalu berada disisimu dan kita akan mewujudkan mimpi kita bersama” ucap laki-laki yang bertubuh agak pendek.
“Yoseob-¬ah ada yang berencana mengadopsimu… ayo ikut ke kantor” seorang wanita paruh baya menuntun laki-laki berusia sekitar 10 tahun itu. Tanpa tahu harus melakukan apa dan bagaimana, anak laki-laki itu mengikuti sang wanita.

***

“Kau pembohong! Kau meninggalkan aku! Kau akan tinggal di rumah mewah! Kau pengkhianat!” laki-laki bertubuh kurus dengan kulit putih pucat itu terus menaikkan nada bicaranya.
“Aku tidak bermaksud berbohong padamu… Kita akan terus berteman. Aku berjanji akan selalu datang ke sini untuk menemuimu” ujar pria kecil bernama Yoseob itu.
“PEMBOHONG!! AKU TAK PERCAYA PADAMU”

***

>> 27 tahun kemudian…
“Kasus mengenai sekelompok pembunuh sudah menyeruak kepermukaan. Mungkin kalian semua sudah tidak asing dengan kelompok ini, Black Jackal, pembunuh bayaran, pemasok senjata illegal, pengedar narkoba terbesar, kelompok penjahat paling ditakuti di Korea selatan. Sebuah kelompok kecil, organisasi independen yang cukup sukses di kalangan penjahat” jelas seoarang pria paruh baya yang sepertinya adalah kepala intelijen kejahatan kepolisian Korea Selatan. Beberapa gambar ditayangkan melalui proyektor menampakkan korban-korban pembunuhan sadis dari kelompok ini. Sebuah tubuh ditemukan dengan empat peluru bersarang di dadanya, di tubuh lainnya terdeteksi racun mematikan yang hanya perlu waktu 2 detik dalam penyebarannya, sebuah bar besar hancur berkeping-keping karena ledakan dahsyat, dan kejahatan tak berprikemanusiaan lainnya.
“Kenapa mereka bisa muncul lagi? Setelah 15 tahun bersembunyi, mereka kembali. Mereka begitu licin dan lihai… persis seperti ular” komentar salah satu kepala divisi.
“Kelompok ini semakin berani dan meraja lela, mereka sudah tak takut menampakkan wajah mereka di kamera pengawas” slide lain ditampilkan dalam layar menampakkan tiga wajah yang sedang menghina kamera pengawas. Dua perempuan dan satu laki-laki, mereka berpakaian serba hitam dengan jaket kulit dan kaca mata hitam, terlalu modis untuk ukuran penjahat. “Aku ingin kasus ini ditangani dengan baik! Singkirkan hama dari sawah agar kita bisa memanen hasilnya” ucap sang Kepala Kepolisian.
“Jika mereka adalah ular, maka kita butuh elang untuk menangkap mereka… aku mengajukan diri untuk menangani kasus ini” seseorang dengan wajah lumayan tampan dan pipi yang tembam berbicara.
“Yang sajang? Kau yakin?” tanya sang Ketua.
“Aku dan timku dari divisi kejahatan kelompok akan menyelesaikan misi ini… namun aku butuh beberapa orang dari divisi lain untuk membantu kami” ucap orang yang di panggil Yang sajang itu.
“Kau bisa membentuk tim-mu sendiri jika kau menginginkan. Tim eagle, seperti yang kau bilang jika lawannya adalah ular maka kau harus menggunakan elang untuk melawannya” ucap Sang ketua. “Yang Yoseob dari divisi kejahatan kelompok, saya tugaskan engkau menjadi penanggung jawab atas kasus kejahatan yang dibuat oleh kelompok Black Jackal… kau mendapat kekuasan penuh untuk memilih tim-mu dan keputusan secara sepihak mengenai kasus ini ada padamu” sekertaris kepolisian membuat sebuah surat dan memberikan surat perintah resmi itu pada orang yang dipanggil Yang Yoseob.

‘15 tahun… sudah 15 tahun, akan kupastikan aku adalah orang yang menangkapmu’

***

“Aku mendapatkan kabar baik JS” ucap seseorang berdiri dihadapan pria yang tampak sedang sakit itu. “Penanggung jawab atas kasus kita adalah Kepala Divisi Kejahatan Kepolisian Korea Selatan Yang Yoseob, keinginanmu terkabul” sebuah senyuman penuh arti dilontarkan pria pucat itu dari kursi malasnya.
“Terima kasih Joker… kerja kalian bagus! Untuk tugas pertama Yang sajang bagaimana kalau kita bermain-main di Rich Hotel? Malam ini adalah pertemuan besar para pengusaha kaya bukan?” tanya pria yang dipanggil JS itu.
Ye, aku akan mempersiapkan aksi malam ini” pria bernama Joker itu pergi meninggalkan ruang besar bergaya Victoria itu.
“Apa untungnya bagi kita dengan terus bermain seperti ini?” tanya seorang gadis berambut panjang dengan mantel bulunya.
“Demi ayah? Jujur saja bukankah ini menyenangkan Chorong-ah? Kau sangat menikmati bermain bahan peledakmu, untuk apa bertanya?” tanyanya dengan nada dingin. “Jangan pernah bertanya lagi mengaapa kita melakukan ini, yang perlu kau lakukan hanya diam dan bekerja. Mengerti?” wanita muda itu hanya diam tak berkata seraya meninggalkan ruangan remang itu.

’27 tahun… aku sudah menunggu kesempatan ini selama 27 tahun. Datanglah dan aku akan siap menjamumu’

***

“Anda memanggil saya?” seorang pria muda bertubuh tegap memasuki ruangan. Yang Yoseob, lelaki sepertiga abad itu tersenyum memandang pria dihadapannya.
“Kau datang? Aku sudah menunggu” ucap Yoseob pada pria itu. Pria muda itu dipersilakan duduk. “Doojoon-ah…” panggilnya pelan. “Kau tau aku sudah menganggapmu sebagai keluargaku kan?” tanyanya.
Ye sajangnim... apa ada hal yeng mengusik pikiran anda?” tanya Doojoon sopan padanya.
“Doojoon-ah… 15 tahun lalu aku bertemu denganmu, 15 tahun lalu aku langsung menyukaimu, menyukai bayi lelaki yang lahir dari kandungan orang yang merawatku. Aku sudah berjanji pada abonim akan merawatmu dan menjagamu seperti adikku sendiri, kau dan Bomi… namun aku sedang membutuhkan bantuanmu, jika aku menempatkanmu dan Bomi dalam misi berbahaya apa kau akan membenciku?” tanya lelaki itu dengan tatapan penuh rasa bersalah.
Hyung… apa yang kau bicarakan? Kita polisi, kau adalah role model-ku… kau rela menempatkan dirimu dalam bahaya demi kebaikan hingga kau sampai ke posisi ini. Aku sangat menghormatimu, aku yakin keputusanmu adalah hal terbaik yang bisa kau pikirkan. Sebagai polisi, aku tidak akan menolak apapun terlebih jika harus bekerja dalam satu misi denganmu. Ini adalah kehormatan bagiku bisa bekerja dengan polisi terbaik negara ini” jelas Doojoon.
Gomawo…” ucap Yoseob tersenyum. “Kasusku kali ini adalah tentang Black Jackal, kau mengenal nama ini bukan?” Doojoon mengepalkan tangannya, ekspresi wajahnya menjadi serius.
“Tentu saja! Jika kau mengajakku dalam misi ini, aku akan sangat berterimakasih padamu hyung

’15 tahun… aku menunggu 15 tahun untuk membalaskan dendamku! Kesempatan emas ini tidak akan aku siakan’

***

“Doojoon-ah!” panggil seseorang dengan perawakan lebih pendek dari Doojoon.
“Oh Kikwang-ah… Kau ingin kemana?” tanya Doojoon membalas sapaan Kikwang dengan hi-five.
“Menemui Yang sajang” jawabnya.
“Oh kau juga?” tanya Doojoon.
“Juga? Kau juga dipanggil?” tanya Kikwang. Doojoon mengangguk dan memimpin jalan menuju ruangan Yang sajang.
“Oh kalian datang?” tanya Yoseob mengukir sebuah senyuman di wajahnya. Hormat dari kedua pria muda itu dijawabnya dengan sebuah anggukan. “Duduklah… Terima kasih sudah datang” Yoseob memimpin jalan menuju sofa di ruang kerjanya. Ia duduk di tengah sedangkan Kikwang dan Doojoon di kanannya. “Ini adalah berkas mengenai kejahatan terakhir Black Jackal, informasi mengenai anggota tim, dan ini adalah surat yang datang pagi ini” Yoseob menyerahkan berkas setebal dua sentimeter mengenai segala kasus yang berhubungan dengan Black Jackal. “Doojoon timjang, Kikwang timjang, aku menunjuk kalian berdua untuk ikut dalam kasus ini. Tim ini akan kusebut sebagai black eagle, mulai dari sekarang kalian adalah anggota tim ini dan kuharap kalian bisa bekerja sama dalam menyelesaikan kasus ini hingga selesai. Kalian boleh memilih anggota tim masing-masing untuk membantu kalian. Doojoon akan berperan sebagai field team dan Kikwang akan berperan sebagai spy team, masing-masing tim kalian akan saling membantu satu sama lainnya. Kuharap setelah keluar dari sini kalian bisa segera menemui Son Dongwoon dari code division, bawa surat ini padanya dan kalian akan segera tau langkah awal untuk menyelesaikan misi ini” Doojoon dan Kikwang menangkap coretan hitam diatas kertas tersebut dan memacanya dengan seksama.

 

RP for RP
Jika kau datang, kau menghabiskan uang
Jika kau tidak datang, kau kehilangan uang
Jika ingin datang bergeraklah dengan cepat
Sebelum Cinderella kehilangan sepatu kacanya
–black jackal

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
AZC124
#1
Chapter 7: Finally! Please update soon:) sukaa banget lah pokoknyaa
wufanneey
#2
Chapter 6: Baru dimulai romancenya ketika Bomi sudah tiada, huhuhu... Lanjutin plisss T.T
wufanneey
#3
Chapter 4: Makin keren ceritanya ada saya betul-betul luwes membayangkan pertarungan itu. Cool, cool banget ^^
wufanneey
#4
Chapter 2: Wow so cool. Fiksinya keren~ saya suka bagian teka-teki dalam surat yang musti dipecahkan itu, kerennya...
wufanneey
#5
Chapter 1: Yang Sajang? *Biarkan saya ngakak sejenak bikoz si imut berperan sebagai orang penting wkwkwk*

Next chap dua ~~~
wufanneey
#6
Uwaaah. Ada fanfiksi dujun b indo hihihi. Subcribe dulu ya entar saya baca ^^
stefaniwu #7
Chapter 6: update soon please
babyhoon #8
Chapter 6: doojoon x rongmama. .
johaaa.. update soon
KiwiPrincess #9
Chapter 6: huaaa...andwaeee, Bomi-ya...kenapa Bomi nya mati..huaaa aq ga rela...*peluk Doojoon*

This is amazing!! ditunggu update-an selanjutnya..Fighting \(^0^)/
AZC124
#10
Chapter 6: Akhirnyaaaaa yang ditunggutunggu telah tibaaaa><(?) Please update soon eon!! Pliss jangan lamalamaaaaa udh gak sabarr sama kelanjutannyaaaa:3