Page22: Misunderstanding

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

Ketika berjalan semakin jauh, hutannya terlihat semakin berkabut. Tanpa merubah arah jalur mereka bertiga yang sudah berjalan kurang lebih satu jam, Theyo, Sehun, dan Baekhyun yang sudah turun dari punggung Sehun, hanya berjalan lurus tanpa berbelok ke mana pun. 

Pada akhirnya mereka berhenti untuk beristirahat. Baekhyun langsung bersandar pada sebuah pohon besar dan di sebelah mereka terdapat sebuah mata air.

Sehun membasuh wajahnya, setelah itu membuka jaket yang ia pakai untuk diperas. Kali ini ia menagih jaket Baekhyun dan tanpa banyak tanya Baekhyun melepas dan memberikannya pada Sehun agar pemuda itu juga memerasnya. Tiba giliran Theyo, ia mengulurkan tangan pada gadis yang langsung menolak mentah-mentah penawaran Sehun.

"Apa kau gila? Aku tidak berusaha menunjukkan sesuatu di sini," ujarnya membuat Sehun bingung.

"Tapi aku cuma berusaha menolong,"

"Terima kasih. Tapi aku bisa sendiri," balasnya kemudian pergi meninggalkan kedua friends wanna be-nya.

"Kau mau ke mana?" panggil Sehun tepat sebelum orang yang dipanggilnya itu berlari menjauh.

"Tetap di sana! I'll be right back!" balasnya kemudian berbelok hilang dari pandangan Sehun dan Baekhyun.

Baekhyun yang memandangi Theyo sampai gadis itu berbelok menghela nafas panjang. Kali ini mengalihkan pandangannya pada Sehun yang membuka kausnya dan mulai memeras kaus lalu kembali memakainya. Sehun berniat memulai percakapan dengan Baekhyun, namun, dilihat dari tampangnya, ia rasa diam adalah keputusan yang tepat.

Sendirian, gadis yang tak punya tujuan itu mengeringkan jumper-nya dan tanpa menyia-nyiakan waktu, ia juga berusaha mencari sesuatu yang mungkin mustahil untuk didapatkan di antara dedaunan di tanah. Karena ketika ia membongkar kantung jumper-nya, sebungkus permen telah raib dari sana. Sambil mencari, ia kembali terpikirkan oleh kejadian tadi. Karena, kenapa kata terima kasih tidak terlintas di pikiran mereka berdua? Just a simple word. 'Thanks'. Ia tidak tahu kenapa tapi hal ini membuat ia menggerutu.

Menyerah dengan bungkus permennya, permasalahan tidak berakhir di situ. Ponsel Luhan. Dia baru ingat saat ia mengeluarkan benda itu dari kantung jumper-nya. Dan ia sama sekali tidak berani mengecek keadaannya. Dia bersumpah pada apapun itu—bahwa bukan dia penyebab kalau ternyata ponsel Luhan dalam keadaan tewas.

Dia pun menghela nafas panjang. Tidak begitu rela jika nantinya akan jadi korban ganti rugi. Hanya dengan menekan tombol kunci layarnya saja sudah membuatnya waspada.

"Selamat..." begitu melihat layarnya yang menyala, Theyo mengelus dadanya tenang disertai sebuah helaan nafas yang lebih panjang dari sebelumnya. Ini adalah salah satu momen detik-detik paling menegangkan dalam hidupnya mungkin. Tapi—mana mungkin hal seperti ini disebut momen?

Saat mengusap layar ponsel itu dengan ibu jarinya, keadaannya benar-benar baik. Ponsel yang konyol. Pikirnya. Ayahnya menjatuhkan ponselnya ke dalam aquarium saja langsung mati. Entah bagaimana bisa ponsel ayahnya masuk ke dalam aquarium itu masih jadi misteri.

"Rekamannya masih menyala." mengernyitkan dahi, Theyo mulai berpikir ponsel ini sungguh tahan banting. Theyo lalu balik mengantongi ponsel dan berjalan kembali ke tempat Baekhyun dan Sehun.

Ketika sampai, ia langsung mendapati keduanya sedang mendebatkan sesuatu dengan duduk bersebelahan. Ia hanya mendekat dalam diam dan menghampiri mereka. Saat itu juga keduanya berhenti dari apa yang mereka bicarakan dan mengalihkan pandangan untuk melihat siapa yang datang.

"Oh," ia hampir lupa. Ia melempar dua buah chocopie pada keduanya—sementara ia sendiri mendapat coklat dan marshmallow. Ia lalu duduk di sebelah Baekhyun dengan tenang sampai—pada akhirnya mereka berdua berterima kasih. Not for the jacket nor their lives. It's for the snacks.

Dan itu membuatnya kembali menggerutukan sesuatu yang tidak perlu dan memilih berhenti untuk menghayati setiap gigitan coklatnya.

"...dan terima kasih, kau menyelamatkanku." Sambung Baekhyun. Theyo hanya mengendikkan bahunya tak acuh. Telat.

"Hey, aku melakukan CPR padamu." timpal Sehun mengingatkan. Bahwa ia juga ikut andil dalam menyelamatkan nyawa Baekhyun yang penuh kekonyolan itu.

Mengerti sesuatu, lantas Baekhyun mengerutkan dahinya. Lalu tiba-tiba ia terkejut dan matanya membulat—apa ia baru saja mengalahkan diameter mata Chanyeol? "Jadi rupanya kau yang memberiku nafas buatan?!" serunya berlebihan. Sehun pun mengangguk polos.

"Jadi kau maunya siapa?" tanya Sehun lalu menoleh ke arah Baekhyun yang menggeleng padanya.

"Pantas saja. Kukira tadi kenapa kalian berdua membicarakan soal dokter," gumamnya sambil tetap mengunyah. Dia hanya kecewa ada mahluk seperti Sehun yang malah memberinya nafas—untuk apa memprotes? Sudah jelas dia diselamatkan.

"A thank you would just be good, idiot." sahut Theyo disambut anggukan kepala dengan senyum menang yang yang langsung menghiasi wajah Sehun. Baekhyun mengangguk perlahan dan kembali menggigit chocopie-nya.

Namun, secara tiba-tiba, tubuh Baekhyun membeku di tempat. Seperti berada di dalam ruangan sempit ia tidak bisa bergerak sama sekali. Chocopie-nya tertahan di tangan dan ia masih terdiam. Bahkan ketika harus mengucapkan sesuatu seperti sedang mencoba membuka mulutnya yang terjahit. Apa yang membuatnya seperti ini adalah ketika Theyo bergerak menempelkan punggung tangannya ke arah dahi Baekhyun. Satu-satunya yang bisa Baekhyun gerakkan saat ini hanyalah bola mata yang mengikuti gerakan tangan Theyo yang terasa lebih dingin dari pada es atau salju.

"Oi, bernafas! Bernafas!"

Baru ketika Theyo mengguncang tubuhnya, ia sadar kalau ia menahan nafasnya saat 'kejadian' tiba-tiba tadi. Membuatnya tersedak makanannya sendiri dan Sehun membantu menepuk pundak Baekhyun.

"I-I'm fine." ucap Baekhyun lalu mengusap mulutnya.

Dia menghindari segala tatapan dan memilih untuk duduk menekuk lututnya dengan kepala tertunduk beberapa derajat. Diam dalam posisi itu untuk waktu yang lama.

Saat ia mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Theyo—ia syok dan hampir tersedak untuk kedua kalinya. Merasakan fantasi yang sama seperti tadi ketika tadi punggung tangan gadis itu bersentuhan dengan dahinya. Apa gadis itu sedang memerhatikannya?

Mata mereka otomatis bertemu dan secara otomatis pula Baekhyun menghindarinya dengan kembali pada posisinya. Suasana bertambah aneh. Karena hanya ia yang merasa tidak nyaman di sini.

"Baekhyun,"

Itu bukan suara Tuhan, suara malaikat, suara hantu, apalagi suara Sehun. Ia tahu itu suara perempuan. Kali ini jantungnya seperti sedang berada arena pacuan kuda. Ia harap kedua orang disebelahnya tidak menyadari bunyi 'DUG' yang kuat berulang kali yang berasal dari jantungnya itu jadi ia berulang kali minta tolong pada yang maha kuasa.

"Sehun, kau berpikiran sama denganku?" kali ini Theyo mengalihkan pandangannya pada Sehun yang langsung merespon dengan mengendikkan bahunya. Theyo memandangi Baekhyun sekilas lalu kembali menatap Sehun dan berkata, "Strange. What's wrong with this 'superhero'?" tanyanya sarkastik lalu menggigit coklatnya lagi.

"Hmm..." Sehun menghela nafas panjang. Kini keduanya memandangi Baekhyun mencoba sebuah kekuatan agar bisa membaca apa isi kepala Baekhyun sekarang. Tidak ada yang tahu kalau ia sedang mencoba menstabilkan detak jantungnya yang menggila. Hanya karena bersentuhan seperti itu. Hanya karena kontak mata. Kenapa terasa seperti baru terbangun dari mimpi buruk? Itu bodoh.

"Baekhyun?" Theyo kembali memanggilnya agar menyahut.

Yang Baekhyun tahu, ia mulai merasa dirinya mulai lambat dalam merespon sehingga ia malah menggelengkan kepalanya perlahan.

Theyo pun menggelengkan kepalanya juga ke arah Sehun yang mengerti maksudnya. Ia tahu Theyo sedang merasa aneh pada orang yang sedang duduk di antara mereka yang kelihatan sedang menahan buang air kecil atau semacamnya.

Akhirnya, Baekhyun selesai dengan chocopie-nya itu dan kembali terdiam setelah menimbulkan bunyi 'ehm'. Mereka bertiga terdiam. Namun mata mereka mengarah pada Baekhyun akibat gelagat anehnya. Lebih aneh dari tatapan mereka berdua. Apa dia bau? Tidak. Apa ia memaki salah satu dari mereka? Tidak.

"Baekhyun, kau sakit gigi?" tanya Sehun.

Dia langsung menoleh ke arahnya lalu terdiam selama beberapa detik. "Tidak."

"Tch." Theyo mencibir. Dia lalu menggigit coklat di tangannya geram. Sehun yang melihat Theyo menancapkan laser api pada tengkorak Baekhyun hanya mengendikkan bahu. Tidak mau disalahkan atas apa yang terjadi pada sikap Baekhyun yang tidak menyahut ketika ia panggil, namun ketika Sehun? Ia bahkan susah susah mengangkat kepala ke arahnya. "Aku jamin kita akan mati bosan dalam beberapa jam ke depan," celetuk gadis itu asal sambil menyandarkan kepalanya ke pohon yang ia sandari lalu memejamkan matanya.

"Hey, aku tidak membosankan." sahut Sehun.

"Terserah. Aku mau istirahat. Bangunkan kalau ada apa-apa." balas Theyo tak acuh. Dan dalam sekejap, Sehun dan Baekhyun tak bisa yakin kalau gadis itu sudah tertidur. Membuat pemuda di sebelahnya bergeser untuk mendekat menggunakan hal yang namanya kesempatan kalau-kalau Theyo bisa beristirahat di bahunya.

Sehun kemudian berdiri menghampiri Baekhyun manakala pemuda itu hampir ikut tenggelam dalam tidurnya. Membuat Baekhyun kembali membuka matanya untuk membalas tatapan Sehun yang sekarang membungkuk dengan kedua tangan bertumpu pada lutut persis di hadapannya.

"Tadi itu apa?"

"Apa?" tanya Baekhyun dengan ekspresi polos.

"Kau. Tiba-tiba tersedak dan bertingkah seperti tidak tahu caranya menghirup oksigen deng

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!