Gotcha!

1/2 Happiness

Seokjin memperhatikan satu per satu wajah di hadapannya. Hari ini adalah harinya mengajar di kelas Taehyung. Adiknya itu ada disana. Memegang gitarnya sambil membolak-balik buku lagu sambil memetik beberapa not. Dia selalu membiarkan Taehyung untuk berekspresi sebebas mungkin di kelasnya. Karena Seokjin tau, Taehyung suka musik. Namja itu tau kalau dia di perhatikan, kemudian menutup buku lagunya mendadak.

“Seonsaengnim, apa kau tidak akan mengajar? Aku akan sangat tidak nyaman kalau di perhatikan seperti itu.”

Seisi kelas memperhatikan Seokjin dan Taehyung. Beberapa mengacuhkan pandangan. Baru kali ini memang, Seokjin tidak langsung menyapa adiknya saat sampai di kelas. Dan itu terlihat aneh.

“Siapa yang suruh kau mainkan gitarmu? Kalau ingin bermain sendiri, jangan sekarang.”

“Oohh..”

Kelas tiba-tiba berkoor karena itu juga pertama kalinya Seokjin mengatakan hal itu. Taehyung membuang muka kemudian berdiri.

“Geurae.. kalau begitu aku akan-“

“Kim Taehyung, duduk!”

Seisi kelas menelan ludahnya, menahan ketegangan yang terjadi. Taehyung dan Seokjin saling berpandangan.

Mereka berdua bahkan tidak mengindahkan Hyunjae yang bersandar di pintu, memperhatikan mereka.

‘Kenapa sih bocah itu..’

Dengan kesal Hyunjae berlalu dari ruang musik sesegera mungkin. Dia tidak mengerti apa yang membuat Taehyung jadi sekeras kepala ini. Dia tidak mengerti, padahal dia sepupunya.

Yeoja itu bingung harus kemana, karena sebenarnya hari ini dia tidak ada jadwal mengajar. Hanya ingin mengantar Seokjin ke sekolah dan kembali lagi ke rumahnya. Tapi ternyata sepertinya Seokjin harus di tunggui. Akhirnya yeoja itu memutuskan untuk pergi ke gedung perpustakaan, mencari beberapa buku untuk referensi mengajarnya.

Matanya terfokus pada barisan buku literatur bahasa Inggris, namun pikirannya tidak disana. Pertengkaran Seokjin dan Taehyung. Paling tidak, dia harus sadar kalau mungkin mereka bertengkar karenanya. Hyunjae mengeluarkan ponsel dari sakunya.

‘To: Jin Oppa

Mian, kalian bertengkar karena aku.’

Hyunjae duduk di salah satu kursi panjang dekat jendela. Karena kursi yang lainnya terkena panas matahari yang menembus jendela perpustakaan, Hyunjae memutuskan untuk duduk di sebelah murid yang memakai headphone.

Ketika Hyunjae menaruh bukunya di atas meja, murid itu sedikit kaget dan langsung melepas headphonenya.

“O-oh... Seonsaengnim!” namja itu sedikit menunduk.

Hyunjae tersenyum, “Ah.. kau yang dulu bersekolah di sekolahku mengajar juga kan? Siapa namamu?”

Hoseok mengangguk sambil tersenyum lebar.

“Ne! Jung Hoseok imnida! Geunde.. apa yang seonsaengnim lakukan disini?? Bukannya tidak ada jadwal mengajar?”

Hyunjae mengerutkan dahi. ‘Bagaimana dia tau jadwal mengajarku?’.

“Ah.. aku mengantar Seokjin seonsaeng untuk kesini. Tadi malam dia sedikit.. kau tau? Mabuk.. ehehe.”

Hyunjae membuat gesture dengan tangan di kepalanya. Tapi Hoseok tidak tertawa, malah justru kaget.

“Apa seonsaengnim dengan Seokjin seonsaengnim...”

Hyunjae terbelalak, “Y-ya! Geureongeo aniya! Aku dan Seokjin seonsaeng tidak ada apa-apa!”

Namja itu membuat ‘o’ dengan mulutnya, mengiyakan dalam diam. Hyunjae masih panik. Dia tidak ingin jatidirinya sebagai sepupu dari Seokjin dan Taehyung ketahuan di sekolah ini. Dia juga tidak ingin disangka ada hubungan spesial dengan Seokjin. Cinta maksudnya.

“Kau!” Hyunjae menunjuk Hoseok, “Apa yang kau lakukan disini?? Bukannya kau harusnya ikut kelas musik Seokjin seonsaeng??”

Hoseok tersenyum.

“Hari ini aku sedang tidak mood.”

Jawaban yang konyol. Dan Hyunjae menatap sinis.

“Hari ini, pagi hari ini Seokjin seonsaengnim membuat moodku buruk. Aku adalah orang yang tidak bisa fokus mengerjakan apapun jika moodku sudah tidak bagus.”

Yeoja itu mendecak, “Ya, Jung Hoseok! Kau ini pelajar! Bagaimanapun moodmu, tugasmu adalah belajar! Bagaimana bisa kau bilang tidak mood belajar??”

 

Namja itu tersenyum lagi. Dia malah menyanyikan sebuah lagu.

Urie sarangi shijakdwego, geudae son majujabgo

Hamke handamyeon i sesang otteon gosirado

Gyeondyeo naerira nal yaksokhagesseo..

 

“Seonsaengnim.. apa seonsaengnim benar-benar tidak ingat denganku??”

Hyunjae mencoba mengingat sesuatu dari lagu itu. Waktu itu.. seorang siswa.. Hyunjae mencoba mengingat dengan jelas lagu itu dan orang yang menyanyikan. Saat dia sudah yakin, yeoja itu menatap Hoseok yang sedang tersenyum.

“Long time no see, Kim Seonsaengnim.”

Hyunjae terkejut, menganga.

“Kau.... ya!! Apa yang kau lakukan disini?? Kenapa kau pindah sekolah?? Omo... kau si suara bagus itu kan?? Omaya... maaf aku lupa.. oh my God Jung Hoseok!”

Hyunjae tertawa sendirian sementara Hoseok menampakkan wajahnya yang sudah terlihat lega, karena gadis itu mengingatnya.

“Ceritakan padaku kenapa kau memutuskan untuk pindah kesini?? Apa kau dapat beasiswa?”

Hoseok menggeleng.

“Lalu karena apa?? Ayahmu?.. aniya.. ayahmu punya usaha disana...”

Hyunjae berpikir sambil menatap langit yang biru, cerah tanpa awan.

“Aku pindah... karena aku suka dengan seonsaengnim.”

***

Jeon Jongkuk yang sedari tadi tidur di perpustakaan, merasa terganggu dengan suara berisik dua orang diantara rak-rak buku jadi terbangun.

“Eish apa orang-orang tidak paham kalau disini tidak boleh berisik??”

Namja itu mengucek matanya untuk melihat siapa yang mengobrol. Dari sudut matanya dia melihat guru baru, Kim Hyunjae dengan murid baru, Jung Hoseok. Dengan sengaja Jongkuk mengeluarkan ponselnya dan merekam pembicaraan mereka berdua. Ekspresi Jongkuk masih biasa-biasa saja sampai Hoseok mengeluarkan pernyataan sukanya. Jongkuk berhenti sampai disitu karena kaget.

‘Mwoya... dasar psycho.. pedi.. pedofile? Itulah!’

Jeon Jongkuk menggerutu sambil keluar dari perpustakaan. Dan Jongkuk baru ingat kalau si murid baru dengan guru barunya itu adalah pindahan dari sekolah yang sama.

“Stalker yaa wanjeon stalker! Wah... bureopta!”

“Mwonga??”

Jongkuk kaget ketika ada yang menepuk pundaknya saat dia berjalan di koridor.

“O-oh! Seonsaengnim! Annyeonghaseyo!”

Miyeon berdiri di belakang Jongkuk sambil melipat tangannya. Menatap Jongkuk dengan curiga.

“Kau kenapa menggerutu sendiri seperti itu? Dari mana kau??”

Jongkuk menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Amugotdo aniyeyo seonsaengnim. Aku baru dari perpustakaan.”

Miyeon mengerutkan dahi. “Perpustakaan?? Bukankah kau harusnya ada di pelajaran Seokjin seonsaengnim??”

Jongkuk mengangkat bahu, “Aku aktor, bukan penyanyi. Aku tidak butuh pelajaran seni.. geureom..” namja itu menunduk sambil berlari menghindari Miyeon.

“Eish neo gateun haksaengdeuri jinjja! (Siswa-siswa sepertimu benar-benar!). YA JEON JONGKUK!!!!!! JANGAN KABUR!!!”

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Filuu-chan #1
Chapter 5: Aduh si Miyeon, suka nya ngeledekin jungkook terus. Awas ntar jadi suka kan bahaya. Wahahaha...
Filuu-chan #2
Eonni... kenapa ini nggak dilanjut2 chapter nya. Ohiya, pake bahasa inggris aja eon... ♡ eottae??