Chapter 9

This Is Our Destiny

Kyungsoo POV

“Kyungsoo ada hal yang harus kau ketahui.” Kata Xiumin hyung serius

“Apa yang harus ku ketahui hyung?” jawabku penasaran karena tidak biasanya Xiumin hyung memasang raut wajah sefrustasi itu. apakah sudah terjadi sesuati yang buruk? Pikiran negatifpun sekarang telah mulai menghantuiku. Kulihat Xiumin hyung menutup matanya dan menghembuskan nafas beratnya lalu kembali menatap mataku

“Suho telah meninggal kemarin malam Kyungsoo”

DEG

“MWO? ANDWE suho hyung tidak mungkin meninggalkanku. Kau berbohong kan hyung?” tanyaku dengan liqiuid asin yang terus mengalir bagaikan sungai dari mataku.

“ini kenyataannya Kyungie kemarin malam dia telah ditemukan meninggal dunia.” Ucap Luhan hyung dengan sesenggukan menahan tangis.

Tubuhku lemas seketika ketika mendengar perkataan dari Xiumin dan Luhan hyung. Kenapa Tuhan? Kenapa kau memanggil Suho hyung? Tidak cukupkah kau memanggil kedua orangtuaku untuk menghadapmu? Kenapa engkau selalu memanggil orang – orang yang sangat kusayangi? Mendadak kepalaku terasa sangat pusing dan tubuhku serasa sangat lemas sehingga untuk berdiripun aku tidak mampu. Aku terkejut ketika aku merasakan seseorang menahan berat badanku saat aku akan terjatuh tadi. Dan saat aku menoleh ternyata orang tersebut adalah jongin. Dengan reflek aku memeluknya sangat erat dan menangis sesenggukan di dadanya. Aku dapat merasakan sekarang jongin telah menggendongku dan membawaku kembali ke kamar.

“Apa yang telah terjadi Hyung? Kenapa kau menangis eumm? Aku benci hyung melihat mata indahmu itu mengeluarkan airmata” tanya Jongin setelah merebahkanku di tempat tidurku. Sekarang dia telah duduk di tepi ranjang sambil tangannya terus menggenggam erat tanganku.

“Hiks suho hyung meninggal jongin. Kenapa Tuhan selalu saja mengambil orang – orang yang sangat aku sayangi? Wae Jongin? Wae? Apa dosaku sehingga Tuhan menghukumku seberat ini Jongin” ucapku disertai isakan yang tak berhenti.

GREP

“Ulijima hyung. Ini semua adalah takdir yang telah digariskan Tuhan untukmu hyung. Seberapa sering kau menangis juga tidak bisa merubah takdir yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Yang bisa kita lakukan adalah menerima takdir yang sudah diberikan Tuhan dengan ikhlas hyung. Jangan pernah berfikir jika kau hanya sendiri di dunia ini hyung karena aku berjanji akan selalu ada di sisimu dan aku sedetikpun tidak akan pernah meninggalkanmu. Kau bisa memegang janjiku hyung.”

Chup

Aku membelakakkan mataku sempurna saat kurasakan bibir y milik Jongin mendarat di keningku dan saat iku pula aku merasakan debaran jantungku menggila karena perlakuan dari Jongin. Sekarang ini aku hanya mampu menyembunyikan wajah merona hebatku di dada bidangnya dan menikmati debaran jantungku yang menggila karena perlakuan Jongin kepadaku.


Sehun POV

Sudah hampir 3 jam aku mengelilingi rumah sebesar ini untuk menyari keberadaan cincinku tapi hasil yang kudapatkan adalah nihil aku sama sekali tidak menemukan keberadaan cincinku tersebut.

“Aisshh dimana cincinku sebenarnya? Aku harus cepat menemukannya sebelum ada yang mencurigai keberadaanku disini.” Teriakku frustasi. Bagaimana tidak frustasi jika selama ini barang yang kau cari – cari tidak juga kau temukan ditambah lagi dengan adanya keberadaan Xiumin yang sudah mulai mencurigai keberadaanku. Aku harus cepat menemukannya sebelum aku ketahuan oleh Xiumin. Saat aku sedang mencari keberadaan cincinku tidak sengaja aku melihat keberadaan Luhan hyung yang tengah menangis tersedu di taman belakang rumah. Aku sangat khawatir melihat keadaan Luhan hyung sekarang.  Aku ingin menghampiri Luhan hyung namun langkahku terhenti saat kulihat Xiumin hyung berjalan mendekati Luhan hyung yang masih tertunduk dengan bahu yang bergetar hebat. Emosiku naik ke ubun – ubun saat aku melihat Xiumin dengan seenakknya memeluk Luhan dan mencium kening Luhan. Sungguh saat ini aku sangat ingin memenggal kepala Xiumin hyung. Kenapa dia berani sekali menyentuh Luhanku. Luhan hanya milikku seorang dan tidak ada yang boleh menyentuhnya selain aku.

“Xiumin kau sepertinya telah membangunkan singa yang tengah kelaparan. Dan sebentar lagi kau akan menerima ganjarannya kerena kau telah bermain – main dengan singa yang sudah lapar.” Ucapku disertai seringai mematikan. Sepertinya aku harus melupakan sejenak pencarian cincinku karena sekarang aku telah menemukan mainan yang lebih menarik untuk saat ini.

***

Aku mengerutkan keningku bingung saat aku melihat seseorang berdiri di depan kamarku. Aku bingung siapa orang yang tengah malam seperti ini ingin bertemu denganku? Apakah itu Jongin? Tidak mungkin sekarang dia tengah asyik bermesraan dengan Kyungsoo hyung. Lalu dia siapa? Rasa penasaranku pun terbayar saat kulihat orang itu menoleh kearahku. Ternyata dia adalah Luhan hyung. Meskipun cahaya di ruangan ini sangat minim tapi aku sangat yakin bahwa itu adalah Luhan hyung.

“Luhan hyung mengapa kau ada di sini?” tanyaku kepadanya.

Grep

Aku terbelalak kaget ketika Luhan hyung dengan tiba – tiba memelukku dengan sangat erat kemudian menangis terisak di dekapanku dengan reflek aku mengelus lembut punggungnya bermaksud untuk menenagkannya.

“Apa yang sebenarnya terjadi hyung? Mengapa kau menangis?” tanyaku

“Hiks hiks Suho hiks”

“kenapa Suho hyung? Apa yang sudah terjadi?”

“Dia sudah meninggal sehun. Dia kemarin ditemukan tewas di sebuah gedung tua di selatan Seoul.”

Apa? Suho hyung sudah meninggal? Apa mungkin Jongin yang sudah membunuh Suho hyung? Tapi mengapa Jongin membunuh Suho?

“Tenanglah hyung. Apa Kyungsoo hyung sudah mengetahui hal ini?” tanyaku sambil mempersilahkan Luhan hyung duduk di ranjangku.

“Dia sudah mengetahuinya Sehun dan seperti yang aku takutkan Kyungsoo kembali terpukul karena orang yang disayanginya telah meninggalkannya. Hiks hiks kenapa ini semua harus terjadi kepada keluarga kami Sehun?” jawab Luhan yang masih disertai isakan yang tak kunjung berhenti.

Aku memegang dadaku entah mengapa terasa sangat sakit dan sesak. Entah mengapa rasanya sangat sakit ketika melihat Luhan hyung menangis di hadapanku. Tanpa terasa aku juga ikut meneteskan liquid asin tersebut dari mataku.

“Kenapa kau juga menangis Sehun?” tanya Luhan

“Entah kenapa hyung aku merasakan dadaku sangat sakit dan sesak jika aku melihatmu menangis hyung.”

“Sehun”

“Kumohon hyung jangan pernah kau mengeluarkan airmatamu lagi. karena aku merasakan sakit yang luar biasa di sini” ucapku sambil menggenggam tangannya erat dan mengarahkannya kea rah jantungku. Dapat kupastikan bahwa sekarang Luhan hyung dapat merasakan detakan jantungku yang menggila. Setelah itu aku membawa tubuh mungil ke dekapanku dan mengecup surai lembut dari Luhan hyung

“Mulai sekarang berjanjilah kepadaku hyung jangan pernah menangis lagi. Sungguh aku sangat hancur melihatmu mengeluarkan airmata hyung. Jeball jangan pernah menangis lagi.” ucapku lirih tetapi masih bisa didengar dengan baik oleh Luhan.

“Mengapa kau berkata seperti itu Sehun? mengapa kau merasakan sakit ketika melihatku menangis?” tanya Luhan sambil mendongak untuk menatapku.

“Karena kau adalah segalanya bagiku hyung. Kau adalah hidupku, kau adalah nafasku, kau adalah detak jantungku, kau adalah oksigen bagiku. Dan aku akan sangat hancur ketika melihatmu rapuh seperti sekarang hyung.”

“Sehun apa maksudmu? Aku tidak mengerti dengan ucapanmu.”

Aku melepaskan pelukannya dan menatap mata rusa yang seakan menjadi candu bagiku. Aku menangkup wajahnya dan dengan perlahan mendekatkan wajahku ke wajahnya. Perlahan namun pasti aku berhasil menempelkan bibirku pada bibir lembut Luhan hyung. Dapat aku rasakan Luhan sedikit terkejut atas perlakuanku kepadanya. Setelah beberapa menit aku memberanikan diri untuk melumat bibir itu dengan sangat lembut, mencurahkan segala perasaan yang selama ini menghantuiku kepadanya. Aku terpaksa melepaskan tautan diantara kami karena pasokan oksigen yang kami hirup mulai menipis. Kulihat Luhan hyung mengambil udara sebanyak – banyaknya untuk mengisi pasokan oksigen di dalam paru – parunya.

“Saranghae Luhan hyung. Jeongmal saranghae.” Akhirnya kata – kata itu keluar juga melalui mulutku dan aku dapat menangkap melalui ekor mataku bahwa saat ini wajah Luhan sangat merona hebat. Aku tersenyum sangat manis melihat reaksi dari Luhan hyung. Sepertinya dia juga memiliki perasaan yang sama dengan yang kurasakan.

“na emm nado saranghae Sehunnie.”

Aku tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanku saat aku mendengar jawaban dari Luhan hyung. Dengan reflek aku memeluknya sangat erat dan kembali mencium bibirnya yang juga menjadi candu bagiku.


Author POV

Jam masih menunjukkan pukul 3 pagi jika banyak orang yang masih terlelap tidur maka hal ini tidak berlaku bagi seorang namja berpipi chubby yang masih berkutat dengan laptopnya. Sudah hampir 24 jam dia hanya duduk di depan layar laptopnya untuk memecahkan sebuah kasus yang selama ini selalu menghantuinya. Harus dia akui bahwa kasus yang ditanganinya sekarang cukup rumit. Dia harus cepat menyelesaikan kasus rumit ini. Jika tidak dia yakin bahwa akan semakin banyak nyawa yang melayang sia – sia.

“Apa dengan bukti ini sudah cukup untuk menjerat mereka ke penjara? ” ucapnya sambil terus menatap beberapa dokumen yang menjadi bukti dalam kasus ini. Tapi Xiumin ragu apakah dengan bukti ini sanggup menjebloskan iblis itu ke dalam penjara. Lamunan Xiumin buyar pada saat dia mendengar ada suara pecahan kaca yang berasal dari jendela rumahnya. Dengan segera Xiumin mendekati jendela itu dan dia menemukan sebuah batu yang telah dibungkus oleh kertas. Xiumin menggambil batu tersebut kemudian mulai membaca tulisannya. Matanya membulat setelah membaca kalimat yang ditulis menggunakan darah tersebut.

UCAPKAN SELAMAT TINGGAL KEPADA DUNIA, XIUMIN

(TBC/END)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hahaahahahahahahaha #1
cASDFHASDCFBNM,.