Chapter 11

This Is Our Destiny

@ Xi House

Pagi sudah menujukkan pukul 7 pagi dan semua orang yang berada di rumah mewah tersebut sudah menjalankan aktifitasnya masing – masing. Para maid di rumah tersebut yang sibuk membersihkan rumah yang sangat megah tersebut. Dan tukang kebun yang sudah menyirami tanaman yang berada di taman yang sangat luas tersebut dibantu oleh salah satu tuan muda mereka yaitu Do Kyungsoo. Kyungsoo memang sangat suka dengan berkebun maka dia tidak akan keberatan jika kulit putih mulusnya tersebut harus terbakar sinar matahari karena terlalu lama berkebun. Kerena Kyungsoo akan menghabiskan waktu yang sangat lama jika dia sudah berkebun. Tak jauh dari tempat Kyungsoo dan para tukang kebun tersebut berkebun terdapat seorang namja berkulit tan yang sedari tadi pandangan tajamnya tidak pernah teralihkan dari sosok mungil Do Kyungsoo. Sedangkan kakak Kyungsoo, Xi Luhan sekarang tengah bersiap – siap menuju ke bandara karena dia akan pergi ke Pulau Jeju untuk urusan bisnis. Dan seperti Kyungsoo yang kemana – mana selalu ditemani oleh seorang Kim Jongin, Luhanpun sama disampingnya selalu terdapat namja berkulit pucat dengan poker face –nya bernama Oh Sehun.

“Sehuniie apakah semua perlengkapannya sudah siap?” tanya Luhan kepada Sehun. Saat ini mereka tengah berada di kamar Luhan. Sehun membantu Luhan menyiapkan perlengkapannya selama perjalanan bisnis ke Pulau Jeju selama 3 hari.

“Sudah siap semuanya baby lulu” jawab Sehun dengan senyum yang terpatri di bibirnya. Dan senyumnya semakin mengembang ketika dilihat kekasihnya tersebut berblushing ria karena perbuatannya.

“Aishh kenapa kau memanggilku seperti itu. itu terdengar sangat menggelikan” protes Luhan sambil mempoutkan bibirnya imut

CUP

Sehun melumat bibir Luhan perlahan dan memberikan sentuhan yang sangat lembut dalam setiap lumatannya. Awalnya Luhan kaget dengan perlakuan Sehun terhadapnya namun tak selang berapa lama dia terbuai oleh lumatan lembut yang diberikan oleh kekasihnya tersebut sehingga tanpa dia sadari tangan mungilnya kini tengah melingkar di leher Sehun. Lama mereka saling memberikan lumatan tersebut sampai saat dirasakan oksigen yang mereka hirup semakin menipis lalu dengan terpaksa mereka melepaskan tautan di anatara mereka.

“Jangan pernah mempoutkan bibirmu lagi baby jika kau tidak ingin aku memakanmu saat itu juga. Dan untuk panggilan Baby Lulu bukankah itu terdengar sangat manis. Dan mulai sekarang aku akan memanggilmu Baby Lulu. Aku akan menunggumu di luar setelah itu kita akan sarapan bersama dengan Jongin dan Kyungsoo hyung.” Kata Sehun sambil mengacak – acak rambut Luhan dengan sayang.

“Yak dasar Sehun menyebalkan” maki Luhan yang tentu saja tidak didengarkan oleh Sehun karena dia sudah pergi dari kamar Luhan. Setelah kepergian Sehun, Luhan memegang bibirnya dan mengelusnya perlahan. Dia mengingat kejadian beberapa menit yang lalu yang sukses membuatnya terbang ke atas langit ke tujuh.

“Oh Sehun Saranghaeyo. Jeongmal Saranghaeyo” ucap Luhan bermonolog ria kemudian pergi dari kamarnya tersebut untuk menyusul Sehun yang sudah berada di meja makan. Luhan berjalan menuruni anak tangga dan dia menemukan di meja makan sudah terdapat kekasihnya, Sehun berserta Kyungsoo dan juga Jongin. Lalu dia berjalan menghampiri mereka bertiga dan duduk di sebelah Sehun.

“Hyung kudengar dari Sehun jika kau akan pergi ke Pulau Jeju. Benarkah itu?” tanya Kyungsoo memecah kehenigan.

“Ne hyung akan ke Pulau Jeju selama 3 hari. Waeyo Kyungie?” tanya Luhan

“Hyung bolehkah aku ikut denganmu pergi ke Pulau Jeju?”

“Tidak Kyungie kau dirumah saja. Lagipula hyung tidak mau terjadi sesuatu yang buruk menimpamu Kyungie.”

“Tapi hyung aku sungguh bosan tinggal dirumah. Aku juga ingin jalan – jalan.”

“Hyung pergi ke Pulau Jeju bukan untuk berliburan Kyungie tapi untuk mengurus pekerjaan. Jadi selama di Pulau Jeju hyung akan sangat sibuk dan tidak sempat menemanimu berliburan disana. Kau kan bisa pergi berlibur berdua dengan Jongin Kyungie. Jongin kau mau kan menemani Kyungsoo jalan – jalan?” tanya Luhan kepada Jongin.

“Baiklah hyung aku akan menemani kemanapun Kyungsoo hyung ingin pergi.” Jawab Jongin. Selanjutnya mereka berempat kembali melanjutkan sarapan mereka dengan keadaan hening. Setelah mereka selesai makan, Luhan dan Sehun bersiap – siap akan berangkat menuju ke bandara karena pesawat mereka akan berangkat saju jam lagi. saat ini Kyungsoo dan juga Jongin membantu Luhan dan juga Sehun memasukkan koper – koper ke dalam bagasi mobil.

“Kyungie, hyung berangkat dulu ne. Jaga dirimu baik – baik.” Ucap Luhan

“Ne hyung hati – hati dalam perjalannya hyung dan jangan terlalu keras bekerja tubuhmu juga perlu istirahat. Sehun tolong jaga hyungku baik – baik ne.” ucap Kyungsoo

“Ne hyung aku akan menjaganya. Karena dia adalah nyawaku sekarang.” Ucap Sehun.

“Aigoo Sehun kau berhasil membuat hyungku berblushing ria. Kau semakin imut hyung dengan wajah merah meronamu.” Ledek Kyungsoo

“Aish berhentilah meledekku kyung. Ya sudah hyung berangkat ne.”

SKIP

@ Jeju Island

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan, sepasang kekasih tersebut memutuskan untuk beristirahat sejenak di kamar hotel yang sudah mereka pesan sebelum menjalankan pekerjaan mereka di Pulau Jeju. Setelah memasuki kamar hotel tersebut, Luhan menjatuhkan dirinya di ranjang berukuran King size tersebut sambil menutup kedua mata rusanya menggunakan lengannya. Sangat terlihat sekali jika namja berparas seperti yeoja tersebut kelelahan karena perjalanan dari Seoul menuju ke Pulau Jeju cukup menguras tenaganya. Sedangkan sang “bodyguard” saat ini sedang sibuk menata barang bawaannya bersama dengan Luhan di lemari yang terdapat di kamar hotel tersebut. Saat Sehun sudah selesai dengan pekerjaannya -menata pakaiannya dan juga Luhan di dalam lemari- dia memasang senyum manisnya saat dia melihat Luhan sedang terlelap di ranjang tersebut. Dengan langkah yang perlahan dia mendekati Luhan dan melepaskan sepatu dan kaos kaki yang masih di pakai oleh Luhan dan menyelimutinya supaya Luhan lebih nyenyak dalam tidurnya. Ternyata pergerakan dari Sehun membuat Luhan sedikit menggeliat dalam tidurnya dan dengan perlahan dia mengerjapkan matanya.

“Enghh Sehuniie” ucap Luhan dengan suara yang parau khas orang yang baru bangun tidur.

“Kenapa kau bangun baby? Apakah karena aku kau jadi terbangun eumm?” tanya Sehun sambil memposisikan dirinya disebelah namjachinggunya dan memeluknya posesif.

“Anni Sehunnie dan maaf jika aku tadi tidak membantumu saat membereskan koper kita tadi. Karena tadi aku sangat kelelahan. Mianhae”

“Gwenchana chagi. Sekarang tidurlah kembali masih ada beberapa jam lagi sebelum kita rapat dengan para pemegang saham dari Lee Company.”

Luhan pun kembali menutup matanya dan menyamankan posisinya di dalam dekapan Sehun. Tak selang beberapa lama terdengar suara nafas yang teratur dari Luhan yang menandakan bahwa dia sekarang telah tidur terlelap. Sehun tersenyum miris ketika meihat orang yang sangat dicintainya tersebut tidur terlelap dengan senyum yang mengembang di bibir ranumnya. Sehun kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat dia dan Kai datang untuk menemui Kris di kantornya.

Flashback

“Oke aku langsung ke pokok permasalahannya saja. Kenapa sampai sekarang aku belum mendengar berita mengenai kematian anak – anak keluarga Xi” tanya Kris dengan wajah menahan amarahnya.

“Maafkan kami gege. Kami melakukan kesalahan saat membunuh tuan dan nyonya Xi. Kami tanpa sengaja meninggalkan barang bukti yang dapat membuat kami menjadi tersangka. Maka dari itu sampai saat ini kami masih mencari barang bukti tersebut sehingga kami belum membunuh kedua anak dari tuan Xi.” Jawab Kai dan itu membuat kemarahan Kris semakin membludak. Kris tampak sangat marah dan dia membuang gelas yang berisi wine sampai gelas tersebut pecah berkeping – keping.

“Kau tahu gara – gara kau belum membunuh kedua bocah sialan tersebut aku jadi tidak bisa menandatangani kontrak kerja, dan itu membuat perusahaanku teancam bangkrut kau mengerti. Buat apa aku membayar kalian sangat mahal jika kalian saja tidak becus mengerjakan hal sesepele ini.”

“jeongmal mianhae Kris gege. Kami akan segera menyelesaikan permasalahan ini dan segera membunuh kedua anak dari tuan Xi” jawab Sehun dan sontak Kai menoleh kearahnya dan menatapnya tidak percaya.

“Kapan kalian akan membunuh mereka?” tanya Kris yang tidak dijawab oleh Kai maupun Sehun.

“Jika kalian tidak bisa membunuh mereka maka aku sendiri yang akan turun tangan untuk melenyapkan mereka dari muka bumi ini.” jawab Kris dengan smirk mematikan yang terpatri di wajah tampannya.

Flashback Off

Sehun terlihat mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana dia harus menghadapi semua ini. dia tidak mungkin membunuh Luhan yang notabennya adalah orang yang paling dicintainya. Dia tidak akan segila itu untuk membunuh Luhan dengan tangannya sandiri. Namun jika dia tidak melenyapkan Luhan, Kris akan membunuh Luhan. Dan Sehun tahu jika selama mengenal Kris, dia tidak pernah main – main dengan setiap kata yang pernah dia ucapkan. Kembali dia melihat wajah namja yang telah merubah seluruh kehidupannya. Tegakah dia jika harus membunuh Luhan dengan tangannya sendiri? Atau mampukah Sehun melihat nyawa Luhan meregang di tangan Kris?


Sehun dan Luhan memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran yang cukup mewah yang berada di sekitar hotel tempat mereka menginap. Restoran itu merupakan restoran Italia dan sangat kental dengan unsur western yang semakin membuat kesan abad pertengahan di eropa semakin terasa. Setelah masakan yang mereka pesan datang mereka pun memakan makanan tersebut dengan suasana hening. Hanya terdengar bunyi dari iringan music klasik Eropa dan dentingan dari sendok dan garpu yang saling beradu.

“Apa kau suka dengan masakannya Baby Lu?” tanya Sehun setelah dia sudah menghabiskan makanannya.

“Aku suka Sehunnie. Aku jadi merindukan spaghetti buatan Kyungsoo. Menurutku spaghetti buatan Kyungsoo yang terbaik di dunia.”

“Memang masakan Kyungsoo hyung sangat enak. Jongin pun juga memuji masakan dari Kyungsoo hyung.”

“Sehuniie apakah jadwal kita besok sangat padat?”

“Anni hanya besok pagi kita akan mensurvei lokasi proyek setelah itu tidak ada jadwal lagi. Waeyo baby?”

“Bagaimana jika kita berjalan – jalan menikmati pemandangan di Pulau Jeju ini Sehunnie? Sudah lama aku tidak liburan dan aku ingin merefresh pikiranku sejenak sebelum kembali berkutat dengan masalah pekerjaan. Kau mau kan Sehunnie?”

“Ide yang bagus Baby lu. Kulihat kau memang sangat tertekan dengan pekerjaan kali ini. lagipula aku tidak mau jika kau sampai jatuh sakit karena terlalu stress memikirkan pekerjaanmu Chagi. Besok aku akan menemanimu kemanapun kau mau chagi.”

“Gomawo Sehuniie. Saranghae.”

“Nado saranghae baby.”

***

Sekarang kedua insan yang sedang di mabuk asmara tersebut tengah berjalan – jalan menikmati keindahan alam di Pulau Jeju tersebut. Sedari tadi Luhan tampak sumringah dan senyum yang selalu terpatri di wajahnya. Namun berbeda dengan Luhan, Sehun sedari tadi tidak bisa menghilangkan raut khawatir dan gelisah yang nampak jelas di wajahnya. Jantung Sehun berpacu dengan sangat cepat dan degubannya sangat tidak beraturan. Bahkan saat ini keringat dingin sudah mulai meluncur melewati pelipisnya. Luhan yang menyadari perubahan dari raut wajah kekasihnya pun menggerutkan dahinya pertanda bingung. Kecemasan Luhan semakin menjadi saat dilihatnya wajah Sehun sangat pucat dan keringat dingin meluncur dari pelipisnya.

“Sehuniie. Gwenchana? Apa kau sakit? Kenapa wajahmu pucat sekali chagi?” tanya Luhan dengan raut wajah khawatir.

“Ah gwenchana baby. Aku baik – baik saja, jangan terlalu mengkhawatirkanku.”

“Jinja? Tapi wajahmu sangat pucat Sehunnie.”

“Mian baby jika aku membuatmu khawatir.”

“Jangan membohongiku Sehunnie. Kau sekarang sedang tidak baik – baik saja Sehunnie lihatlah wajahmu sangat pucat seperti itu. Ayo sekarang kita kembali ke hotel aku akan merawatmu chagi.”

“Tapi bagaimana dengan jalan – jalanmu baby? Kau masih ingin jalan – jalan lagi bukan?”

“Di saat seperti ini kau masih menyuruhku jalan – jalan Sehunnie? Kau ingin menjadikanku sebagai pacar yang sangat jahat karena disaat kau jatuh sakit aku malah bersenang – senang? Sekarang kita pulang dan aku yang akan merawatmu.”

Luhan tengah membantu Sehun berjalan menuju mobil dengan lengan Sehun yang sepenuhnya bertumpu kepada bahu Luhan. Sedangkan lengan Luhan menyangga tubuh Sehun agar dia tidak jatuh begitu saja ke tanah. Kemudian setelah sampai di mobil dengan perlahan Luhan meletakkan Sehun di kursi penumpang dan memasangkannya seatbelt. Dengan cepat Luhan berjalan kearah kursi pengemudi dan melajukan mobilnya di atas kecepatan rata – rata.  Sesampainya di hotel dia membantu Sehun berjalan – lagi – ke kamar hotelnya karena tubuh Sehun yang sangat lemah sehingga dia tidak sanggup untuk berjalan sendiri. Luhan menidurkan Sehun di ranjang kemudian menyelimutinya sampai sebatas dada Sehun.

“Baby, Bagaimana jika besok kita kembali saja ke Seoul? Urusan di sini yang belum selesai aku bisa mengurusnya sendiri ketika kita berada di Seoul.” tanya Sehun.

“Apa yang sebenarnya terjadi Sehunnie?” tanya Luhan lembut sambil mengusap lembut pipi Sehun dan itu membuat Sehun sedikit tenang dan merubah raut wajahnya yang sedari tadi gelisah dan ketakutan menjadi sendu.

“Entahlah baby. Perasaanku sangat tidak enak dan ini semua menyangkut dengan keselamatanmu.”

“Jadi ini sebenarnya alasan kenapa kau ketakutan sedari tadi.”

“Ne baby. Aku sangat khawatir dengan keselamatanmu. Karena kau adalah nyawaku sekarang. Aku bertekat akan selalu menjagamu.”

Tanpa disadari oleh Sehun dengan perlahan setetes liquid asin keluar dari matanya. Melihat kekasihnya yang rapuh seperti ini Luhan menghapus airmata Sehun dan memeluknya erat, memberikan kekuatan kepada kekasihnya yang sangat rapuh jika sudah berkaitan dengan keselamatan dirinya. Tangis Sehunpun semakin menjadi kala dia tengah berada di dekapan Luhan. Sehun kembali mengingat kejadian tadi di saat dia dan Luhan sedang berjalan – jalan. Sehun merasakan jika sedari tadi ada sebuah mobil yang selalu membuntuti mereka. Pikirannya mengarah kepada sosok Kris, bosnya. Apakah Kris mengirimkan seseorang untuk mengawasi gerak geriknya bersama dengan Luhan? Ataukah dia ingin memastikan bahwa Luhan sudah meregang nyawa di tangan Sehun atau Kris sendiri yang harus turun tangan melenyapkan namja berparas cantik tersebut.


Xi House

Sebuah suara bel terdengar nyaring di rumah megah tersebut. Tak selang beberapa lama seorang maid membukakan pintu dan terkejut ketika mendapati salah satu tuan mudanya telah kembali ke rumah.

“Tuan muda Luhan, anda sudah kembali dari Pulau Jeju?” tanya maid tersebut

“Ne. Bisakah kau membantuku membawa koper ku dan Sehun ke dalam?”

“Baik tuan muda.”

“Luhan hyung.” Teriak Kyungsoo dan langsung mendekap tubuh hyung kesayangannya tersebut.

“Aigoo Kyungie sesak.”

“ah mian hyung.” Kata Kyungsoo sambil melepaskan pelukannya

“Bagaimana kabarmu Kyungie? Apa kau merindukanku eoh?”

“Aku sangat merindukanmu hyung. Eh hyung bukannya kau besok baru kembali dari Pulau Jeju ya? Tapi kenapa sekarang kau sudah pulang?”

“Pekerjaan hyung sudah selesai Kyungie jadi hyung pulang lebih cepat. Oh iya Jongin apa salama ini Kyungie selalu merepotkanmu?”

“Tidak hyung. Kyungsoo hyung sama sekali tidak merepotkan” jawab Jongin

“Jongin bisa tolong kau bawa Sehun ke kamarnya. Dia sedikit tidak enak badan”

“Baik hyung”

Setelah Jongin dan Sehun pergi ke kamar mereka, kakak beradik tersebut berjalan menuju ke sofa dan mengistirahatkan diri di sana.

“Kau tahu hyung aku hampir mati kebosanan karena hyung meninggalkanku.” Kata Kyungsoo

“Benarkah? Kan masih ada Jongin dan Xiumin hyung yang menemanimu Kyungie.” Jawab Luhan

“Selama hyung pergi, Xiumin hyung tidak pernah datang ke rumah lagi. bahkan ketika aku meneleponya ponselnya tidak aktif.”

“Jinja? Besok aku akan datang ke rumahnya sekaligus ingin bertanya tentang perkembangan kasus kedua orang tua kita.”

***

Xiumin House

Luhan POV

Aku memasuki rumah Xiumin hyung dengan dahi yang mengerut bingung. Kenapa rumah ini sepi sekali seakan tidak berpenghuni. Aku kemudian mekan sejumlah password dan pintu rumah Xiumin hyung pun terbuka. Beberapa kali aku berteriak memanggil namanya namun tidak mendapatkan jawaban dari sang pemilik rumah. Langkah kakiku membawaku ke sebuar ruangan yang terdapat di rumah ini. mungkin ini adalah ruang kerja Xiumin hyung karena banyak sekali berrkas – berkas yang bertumpuk di meja kerjanya. Pandanganku kembali menjelajah ke setiap sudut ruangan tersebut dan pandanganku terhenti kepada sebuah jendela yang pecah. Mengapa jendela ini bisa pecah? Dan kenapa Xiumin hyung tidak menggantinya dengan kaca jendela yang baru? Mataku terpaku pada sebuah cincin yang berada di meja kerja Xiumin hyung dan sebuah sticky note dibawah cincin tersebut.

“Bukankah ini cincin yang aku temukan di halaman depan rumahku?”

Flashback

“Hyung apakah ini cincin milikmu?” tanya Luhan kepada Xiumin

“Bukan. Memang kau menemukan cincin ini dimana Luhan?”

“Aku menemukannya di halaman depan hyung. Dan anehnya aku dan Kyungsoo tidak pernah memiliki cincin seperti ini. Ada bekas darah di cincin ini”

“MWO? Bekas darah? Ada kemungkinan jika pemilik dari cincin ini adalah pelaku pembunuhan dari orangtuamu.”

Aku mengambil cincin tersebut dan membaca tulisan di  sticky note tersebut.

Hasil dari tes DNA akan dikirim melalui fax tanggal 21 Juli jam 9 pagi

“21 juli? Bukankah itu hari ini? Jadi tes DNA itu akan dikirim hari ini?”

Jantungku berdebar tak menentu saat aku melihat Xiumin hyung telah menerima fax dari seseorang. Dan dengan tangan yang bergetar hebat aku membaca hasil tes DNA dan sidik jari tersebut.

“MWO? ANDWEEEEEE HIKS ANDWEEEEE”

(TBC/END)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hahaahahahahahahaha #1
cASDFHASDCFBNM,.