Chapter 3

This Is Our Destiny

@ Xi Family’s House

LUHAN POV

Setelah menempuh perjalanan yang sangat lama akhirnya aku dan adikku Do Kyungsoo sampai di rumah juga. Hal pertama kali yang nampak adalah garis kuning yang mengitari seluruh area rumahku. Airmata yang selama ini kutahan akhirnya jatuh juga melewati kedua pipiku. Aku selalu membayangkan jika aku pulang ke Korea nanti aku akan dengan bangga memamerkan gelar sarjanaku di depan kedua orangtua ku dan juga di hadapan adikku, Kyungsoo. Namun sekarang takdir berkata lain, aku sekarang sudah kembali ke Korea tapi bukan ini yang kubayangkan selama ini. Tidak ada pelukan hangat dari kedua orangtuaku, tidak ada senyum bangga dari wajah mereka ketika melihatku pulang dengan membawa gelar sarjana. Tidak, aku tidak boleh menangis lagi. Pasti mereka sekarang sudah bahagia di surga sana. Appa, eomma mulai sekarang aku akan menjaga Kyungsoo karena aku adalah satu – satunya keluarga yang dimiliki oleh Kyungsoo. Aku berjalan mendekati Kyungsoo yang tengah duduk termangu di pinggir tempat tidurnya. Kulihat bahunya bergetar hebat, dia pasti sangat terpukul dengan kejadian ini.

“ Ulijima Kyungie. Appa dan eomma tidak akan suka jika kita disini menangis. Appa dan eomma sekarang sudah bahagia di surga sana.” Kataku menenangkan dongsaengku sambil mengelus – elus punggungnya agar dia bisa sedikit tenang.

“ hikss hiksss hiksss hyung siapa yang tega membunuh orangtua kita? Hiks hiks hiks mereka sangat tega kepada kita hyung hiks hiks.” Kata Kyungsoo sambil terus menangis. Aku tidak tahan melihat Kyungsoo menangis, dengan segera kubawa dia ke dalam dekapanku berharap agar dia bisa sedikit tenang. Setelah itu terdengar suara pintu yang diketuk oleh seseorang dan ternyata itu adalah kedua bodyguard baru itu.

“ maaf tuan muda tadi ada telepon dari pihak kepolisian yang meminta anda untuk datang ke kantor polisi untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan kasus ini.” Kata bodyguardku yang ku ketahui bernama Sehun.

“ baiklah. Kyungi kau dirumah saja ne? Hyung mau ke kantor polisi dulu. Kau tidak apa – apa kan jika hyung tinggal sendiri?”

“ andwe Hyung hikss hikss. Aku ikut denganmu aku tidak mau sendirian di rumah ini.” Kata Kyungsoo

“ Tuan muda Luhan, anda bisa ke kantor polisi bersama dengan Sehun dan saya akan di sini untuk menemani tuan muda Kyungsoo.” Kata bodyguard Kyungsoo yang bernama Jongin.

“ baiklah kalau begitu. Kyungi hyung pergi dulu ne. Kau istirahat saja dulu, hyung yakin kau pasti sangat lelah.” Kataku kepada Kyungsoo sambil mencium keningnya kemudian pergi dari kamar itu diikuti oleh Sehun dibelakangku.

  •   This is Our Destiny -

Kyungsoo POV

Setelah Luhan hyung pergi ke kantor polisi aku kembali menangis tapi kali ini lebih keras daripada yang tadi. Aku masih belum bisa menerima bagaimana bisa kedua orangtuaku pergi secepat itu. Setelah sekian lama aku menangis aku baru menyadari jika ada kehadiran orang lain di hadapanku.

“ siapa namamu?” tanyaku padanya dengan suara yang masih sangat serak.

“ perkenalkan tuan muda Kyungsoo nama saya Kim Jongin anda bisa memanggil saya Jongin.”

“ jongin ssi berapa umurmu?”

“ em 22 tahun tuan muda Kyungsoo”

“ oh, kau lebih muda setahun dariku jongin. Jangan memanggilku dengan embel – embel tuan muda aku dan Luhan hyung tidak suka dipanggil tuan muda kau cukup memangilku hyung saja.”

“ baiklah tuan ehh maksudku hyung.”

“ jongin bisakah kau duduk di sampingku?”

“ baik hyung”

Setelah jongin duduk di sampingku dengan segera aku menghambur memeluknya dengan sangat erat. Tidak kupedulikan tanggapan dari jongin yang mungkin berpikir jika aku adalah namja murahan yang tiba – tiba saja memeluknya. Aku tidak peduli yang kubutuhkan sekarang adalah seseorang yang bisa menjadi sandaranku dan berbagi kesedihan ini. Dan didalam pelukan jongin inilah aku dapat menangis sepuasnya. Dan anehnya setelah aku menangis aku merasa sangat nyaman berada di pelukan namja ini. Hingga tanpa sadar aku mulai mengantuk dan tidur di dalam dekapan jongin.

@ police office

Sehun POV

Sekarang ini aku tengah berada di kantor polisi bersama dengan majikanku, Luhan. Setelah sampai di kantor kami pun segera berjalan untuk menemui orang yang menyelidiki kasus kematian Tuan Xi dan Nyonya Xi. Aku memutuskan untuk masuk juga ke dalam kantor itu untuk menemani Luhan dan juga ingin mencari tahu apakah pihak kepolisian sudah menemukan bukti yang dapat membahayakan nyawaku dan juga Kai.

“ sebenarnya apa yang terjadi? Tolong ceritakan semua kepada saya?” Tanya Luhan

“ begini sebenarnya kejadian kronologisnya tuan. Orangtua anda dibunuh pada jam 01.00. Mayat tuan Xi ditemukan di kamar beliau, sedangkan mayat Nyonya Xi ditemukan di bawah tangga. Sebelum membunuh kedua orangtua anda, para pembunuh itu terlebih dahulu membunuh para pengawal anda yang berjumlah 77 orang. Dan dari 77 orang tersebut ke 55 pengawal anda kepalanya terpenggal.”

“ Mwoo ter pengg ggalll?” kata Luhan dengan ekspresi yang begitu terkejut. Di dalam hati aku hanya bisa tertawa melihat betapa bodohnya polisi satu ini. Tersangka utamanya ada di hadapannya dan bahkan mereka belum menyadarinya. Cihh sungguh kerja mereka sanggat lamban sekali. Aku benci mengakui hal ini, tapi mau bagaimana lagi kemampuan Kai dalam membunuh sungguh sangat hebat. Semakin lama kemampuan membunuhnya semakin terasah  sempurna. Kai kau memang sangat hebat dan aku memang mengakui hal itu.

“ Tuan Luhan apakah anda sudah siap melihat jenazah kedua orangtua anda?”

“ baik pak. Tolong antarkan saya.”

@ kamar jenazah Seoul international Hospital

Setelah dari kantor polisi, kami menuju ke rumah sakit internasional Seoul untuk melihat hasil otopsi dan juga melihat mayat mereka. Aku tidak sabar melihat ekspreksi mereka yang pasti akan sangat terkejut melihat keadaan jenazah dan aku hanya bisa terkikik geli di dalam hati.

“ ini dia kedua jenazah orang tua anda tuan Xi Luhan.”

Setelah kain yang menutupi tubuh itu terbuka terpampanglah kedua jenazah tanpa kepala di hadapan mereka. Tanpa kepala? Jelas karena kepala mereka sekarang ada di tangan Kris gege, entahlah buat apa kepala itu apakah kris ge ingin menjadikan itu sebagai pajangan di rumahnya? Ckckc. Dan tepat seperti dugaanku tadi mereka tampak sangat terkejut. Aku sekilas melirik Luhan. Dia terlihat sangat shock dan airmata yang terus keluar dari mata indahnya. Tunggu? Apa yang ku bilang tadi? Mata indahnya? Akhhh aku pasti sekarang sudah gila. Dan kenapa tadi aku sempat memperhatikannya? Oh aku benar – benar sudah gila sekarang

“kenapa hiks jenazahnya tidak hiks memiliki hiks kepala?”

“ maafkan kami tuan kami tidak bisa menemukan kapala orangtua anda. Kami sudah mencarinya di seluruh TKP tapi kami juga belum bisa menemukan apapun. Para pembunuh itu sangat ahli tuan bahkan mereka tidak meninggalkan satu jejakpun.”

Aku bisa sedikit bernafas lega, setidaknya para polisi itu belum menemukan cincinku. Tapi kemudian aku berubah menjadi panik ketika melihat Luhan yang akan terjatuh dengan reflek aku memeluk tubuhnya agar tidak terjatuh. DEG kenapa tiba – tiba jantungku bergetak tak terkendali seperti ini? Segera aku menghapus pikiran anehku ketika mendengar isakan dari Luhan. Dengan reflek aku mengelus punggungnya berharap agar aku bisa memberikan sedikit ketenangan.

“ hiks hiks kenapa ini harus terjadi kepada keluarga kami sehun? Wae? Hiks hiks” ucap Luhan dengan suara yang parau

“ ulijimayo, dibalik setiap musibah pasti akan ada hikmahnya tuan muda Luhan. Jadi bersabarlah.” Oh hell kenapa aku jadi tiba – tiba perhatian kepada Luhan? Mana sifat dingin yang selalu aku tunjukkan kepada orang lain? Kenapa aku bisa tiba – tiba berubah hangat kepada Luhan? Ah entahlah.

“ berjanjilah kepadaku Sehun kau tidak akan menceritakan kondisi mayatnya kepada adikku Kyungsoo. Karena dia akan sangat shock hiks hiks jika mengetahui kejadian ini.” Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya.

  •   This is Our Destiny -

KAI POV

Sudah hampir 3 jam posisiku tidak berubah sama sekali. Sekarang aku sedang menemani Kyungsoo tidur. Kyungsoo sekarang tidur terlelap di pelukanku. Awalnya aku sangat terkejut karena tiba – tiba saja Kyungsoo memelukku sangat erat kemudian dia menangis di pelukanku. Dia menangis sambil terus memanggil nama kedua orangtuanya. Aku semakin mengeratkan pelukanku pada kyungsoo dan mengelus punggungnya dengan lembut. Aku jadi merasa sedikit iba kepadanya, semenjak dari bandara tadi hingga sekarang dia tak juga berhenti menangis dan selalu menyebut nama kedua orang tua mereka. Tunggu? Kenapa aku jadi peduli kepada Kyungsoo? Kenapa aku tidak menolak saat dia tiba – tiba memelukku? Lamunanku buyar saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Kyungsoo. Tidak lama kemudian muncullah sehun dan juga Luhan. Aku berusaha melepaskan pelukanku ketika Luhan berjalan mendekati Kyungsoo. Namun, kyungsoo memelukku sangat erat dan mengigau “ jangan pergi, aku takut jika harus sendirian.” Luhan kemudian memberikan kode kepadaku agar aku tidak beranjak dari tempatku. Aku mengangguk, kemudian Luhan mendekat dan mencium lembut kening adik kesayangannya. Tak lama setelah itu, Luhan keluar tetapi tidak diikuti oleh sehun. Mungkin Sehun ingin membicarakan sesuatu denganku sehingga dia tidak keluar bersama dengan Luhan tadi.

“ apa yang ingin kau bicarakan padaku?” tanyaku kepada Sehun

“ pemandangan apa ini yang ada di depanku? Kenapa kau begitu peduli kepadanya kai? Tidak biasanya kau bersikap seperti itu?”

“entahlah? Mungkin aku hanya merasa iba karena kita telah membunuh orangtua mereka. Selama ini kan kita tidak pernah berhubungan langsung dengan keluarga korban yang pernah kita bunuh.”

“ benar juga apa katamu. Tapi kita juga tidak boleh melupakan tujuan kita datang kesini. Kita harus menemukan cincinku yang hilang itu dan segera pergi dari sini. Tapi pada saat aku ke kantor polisi, kudengar polisi bodoh itu belum menemukan satupun bukti yang dapat menjerat kita.”

“ betul katamu albino, kita harus segera menemukan cincinmu yang hilang dan jangan lupa perintah dari kris gege kita harus membunuh Luhan dan juga Kyungsoo.”

“ ya sudah besok aku akan mulai mencari cincinku itu. Aku pergi dulu kammjong kau jagalah Kyungsoomu itu. Hahaha.”

“ yak apa yang kaukatakan? Kau ingin mati muda eohhh?”

Sepertinya Sehun tidak mendengar ucapanku karena dia sudah menghilang di balik pintu itu saat aku membentaknya tadi. Aku kembali melihat wajah Kyungsoo ketika tertidur lelap. Wajahnya jika tertidur sangat mirip dengan bayi. Dan harus aku akui jika namja yang sekarang ada di pelukanku merupakan namja yang sangat imut dan manis apalagi mata bulatnya itu. Akhhh apa yang aku pikirkan? Pikiranku kalut, aku mengacak rambutku frustasi. Aku menghela nafasku. Jika sudah begini tegakah aku membunuhnya dengan tanganku sendiri.


 

TaoBaekhyunChanyeol alias Tebecehh


 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hahaahahahahahahaha #1
cASDFHASDCFBNM,.