chap one
WE ARE FAMILY
Di sebuah rumah besar yang di huni oleh 13 namja dengan berbagai karakter yang berbeda, mereka bukan saudara sedarah dantidak saling mengenal pada awalnya, namun mereka kini hidup serumah dan saling menyayangi karena musik dan dance.
Setelah mereka menjadi artis di JYP Entertainment, mereka menjadi mengenal satu sama lainnya dan saling mendukung.
Tiga pasangan tertua dari 13 namja itu adalah para hyung dari 7 dongsaeng yang memiliki karakter berbeda, rumah itu tak pernah sepibila sang penghuni berada di dalamnya, teriakan, omelan dan adu mulut tak pernah absen menemani keseharian mereka.
Minjun adalah ' tetua ' mereka , sang big brother akan selalu setia memasak untuk ke-12 adik - adiknya dan tak pernah lupa dengan teriakkannya yang selalu mengomel kepada mereka yang hoby membuat minjun jengkel, tak satupun dari 12 dongsaengnya yang tak luput dari omelan minjun bahkan taecyeon - kekasihnya - juga mendapat omelan sayang darinya.
"yaaaach...jb,jr dan mark cepat banguuuuunnn!!!!!!!"
teriak minjun di depan kamar mereka bertiga.
Di rumah besar itu minjun yang mengatur pembagian kamar untuk 7 dongsaengnya, sedangkan para hyung berbagi kamar dengan ' pasangan ' mereka ( taeckay, khunwoo, channuneo ).
Untuk 7 dongsaengnya minjun membagi kamar mereka menurut umur mereka, minjun menempatkan adik - adiknya di kamar yang berada di lantai atas karena minjun dengan mudah mengawasi mereka yang hobi ' kabur ' di waktu malam hari.
Kamar pertama ada jb, jr, dan mark, kamar kedua youngjae dan jackson dan yang ketiga ada maknae bambam dan yugeum. Tepat di depan ketiga kamar dongsaeng mereka ada kamar khunwoo. minjun sengaja menyuruh khunwoo menempati kamar itu untuk memata - matai 7 bocah itu bila hingga tengah malam mereka belum tidur.
namun tanpa sepengetahuan minjun justru wooyoung lah biang keladi yang mengajak para adik kecil mereka begadang hingga menjelang pagi di depan game.
Nichkhun tak dapat melarang wooyoung karena wooyoung selalu mengancam nichkhun bila berani melapor pada minjun dengan senang hati wooyoung akan memotong ' jatah ' nichkhun. (ckk....hyung yang buruk)
TENG....TENG...TENG...TENG...!!!!!
Suara berisik itu berasal dari dapur yang berada di lantai bawah , kini minjun memukuli panci menggunakan sendok dan berdiri di bawah tangga dengan menghadap ke lantai atas, di mana letak kamar para dongsaengnya yang super bandel.
"yaaaach...banguunnn!"
"jika tak ada yang bangun, ku pastikan tak ada sarapan untuk kalian!"
omel minjun dengan suara bass-nya, mukanya merah padam karena marah tak ada satu pun manusia yang mendengarkannya.
Itulah rutinitas minjun di pagi hari, dia akan bangun lebih awal dari yang lain, menuju dapur menyiapkan sarapan untuk adik - adiknya , layaknya ibu - ibu yang menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya.
"hyung..berhenti berteriak!!!teriakkanmu membuat perutku mual!"
Junho keluar dari kamarnya yang berada di depan dapur dengan wajah masam, junho berjalan menaiki tangga menuju kamar ke tujuh adik- adik badungnya. Bila teriakkan minjuntak berfunsi maka sang emperor-lah yang turun tangan dan bisa di pastikan beberapa detik kemudian ke tujuh bocah nakal itu sudah duduk manis di meja makan dengan terkantuk - kantuk.
Mereka sangat takut pada junho walaupun taecyeon yang memiliki body raksasa di antara mereka namun sang ' raksasa ' itu tak pernah di anggap olah tujuh bocah nakal itu. Lain dengan junho, tanpa perlu junho berteriak lantang hanya dengan mata sipit junho yang melotot (?) mereka segera kabur mencari perlindungan di belakang tubuh wooyoung, menghindari tatapan sang emperor.
Minjun tersenyum melihat meja makan yang kini tak kosong lagi, junho akan dengan sengaja menendang salah satu kaki meja makan bila ada salah satu dari tujuh kepala itu yang menyentuh permukaan meja makan. hampir saja jr dan mark menjatuhkan kepalanya di atas meja namun dengan sigap mereka menegakkannya kembali mengetahui mata sipit junho mengarah pada mereka, minjun tersenyum puas dengan hasil karya junho membangunkan 7 bocah itu.
"nuneo..mana chansung? masih tidur?"
tanya minjun pada junho sembari menata piring di hadapan 7 bocah yang matanya semua tertutup dengan kepala yang semua menunduk hampir menyentuh meja namun sedetik kemudian terangkat dengan tergesah - gesah - kembali ke posisi tegak - .
Junho hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan minjun , kedua tangan junho bersilang di dadanya , kedua mata sipitnya terus berpatroli menatap 7 kepala yang bergerak - gerak melawan kantuk.
__________________________________________________________________
Semoga cerita ini tak membosankan dan maaf bila ada kesalahan.
di harap coment dan sarannya...!!!
Comments