Final

Sungjong In Wonderland

“This is you’re last chance, Sungjong. Make it now, or never!”

 

~x~

 

Kedua pasukan, Sekop dan Hati – Spade dan Heart –telah berkumpul ditengah medan perang atau yang Sungjong bisa sebut lebih tepatnya, LAPANGAN CATUR. Karena pola permukaan medan tersebut berbentukkotak-kotak dengan warna hitam-putih yang berselang seling. Atmosfir saat itu benar-benar tegang. Seolah tengah menunggu petir besar menyambar kedua belah pihak. Sungjong meraba lengannya merasakan bulu-bulu di tubuhnya berdiri semua. Masing-masing penguasa Wonderland berdiri dibarisan terdepan saling berhadap-hadapan dengan sang Kesatria mendampingi disisinya.

Sungjong bisa merasakan ketegangan makin menjadi, seolah badai sebentar lagi akan terjadi. Red King menatap tajam pada White King, seolah ingin memakannya hidup-hidup. Sedangkan White King sendiri hanya menatap malas pada Red King, tak acuh pada tatapan tersebut. Kesatria Merah melakukan hal yang sama dengan rajanya, berusaha memakan lawannya hidup-hidup. Kesatria Putih sendiri juga sama seperti rajanya. Balas menatap dengan malas. Kesannya kayak pasukan putih ini males perang kali ya? ._. raja nya aja malas begitu .__.

“Well.. Setelah sekian lama, akhirnya kau keluar juga dari ‘gua’mu, White King.” Kata Woohyun pelan. Namun cukup untuk Sungjong dengar. Sunggyu hanya mendelik mendengar perkataan Woohyun barusan. Ia berusaha membuat dirinya untuk tidak terlalu terbawa emosi. Woohyun tersenyum miring melihat diamnya Sunggyu. Sunggyu sendiri kemudian smirk seksi kearah Woohyun sebelum akhirnya menjawab.

“ ’Gua’ apa maksudmu? Aku datang kesini atas permintaan darimu, kan?” jawab Sunggyu sambil menelusupkan jemari panjangnya ke surai merahnya.

Sungjong sumpah mati author cinta kepadamu menahan tawanya sedangkan didalam hati ia sudah meledak ngakak sekeras-kerasnya. Tidak tahan melihat ekspresi shock dan malu-malu yang terlihat sekilas pada Woohyun. Sungjong juga bersumpah melihat seberkas rona merah di wajah Red King tersebut.

“Ermmh…” Woohyun menggeram malu. Sedangkan Myungsoo jelas-jelas memutar matanya. Malas  akan reaksi dari Red King. Mungkin Myungsoo berharap ekspresi yang akan ditunjukkan Woohyun lebih daripada itu? ._.

“Sudah basa-basinya!” seru Red King.”Kau sudah tahu untuk apa ‘kita’ berkumpul di sini. Jadi tunggu apalagi? Apa kau takut melawanku?” Woohyun membalas Sunggyu dengan melempar smirk seksi. Tapi dasar Sunggyu tidak mempan sedikitpun. Ia malah menggaruk pinggangnya dengan ekspresi malas. Hei White King~ apa kau tidak punya ekspresi lain?! Jerit Sungjong pilu dalam hati. “Mmhh.. tidak. Untuk apa aku takut padamu.” Jawab Sunggyu malas. Sungjong melihat alis mata Woohyun terangkat sedikit,

“Baiklah. Jika itu yang kau minta.” Kata Woohyun dingin.

Kesatria Merah segera mengangkat tangannya memberi aba-aba kepada pasukannya untuk bersiap siaga. Pasukan Heart bergerak serempak mengeluarkan pedang dan tombak mereka dan mencondongkan tubuh mereka menghadap lawan. Bersiap menyerang. Sungjong melirik takut-takut kearah Sunggyu, mengira kalau mungkin White King akan membalas. Namun apa yang ia lihat membuat Sungjong menganga. Sunggyu berdiri disana, menatap kearah pasukan Woohyun dengan tatapan yang sulit diartikan. Mungkin kecewa? Atau sedih? Kemudian tatapan itu beralih menatap Woohyun. Dan satu helaan napas lemah keluar dari bibirnya.

“Kau takut,” Kata Woohyun.

Myungsoo segera mencabut pedangnya dan mengangkatnya tinggi sambil berseru, “SEERRAANNGGG!!!”

Sungjong menatap itu semua dengan horror. Tung.. tunggu dulu…, pikir Sungjong panik. Pasukan White King bahkan belum mengeluarkan senjata mereka. Serius nih?!¸ Sungjong panik luarbiasa. “White.. King..?” Sunggyu tidak menoleh kearah Sungjong. Ia hanya menatap lurus pada pasukan heart yang mulai bergerak maju. Bagaimana ini? Sungjong menggigit bibirnya bingung. Melihat pasukan Red King merangsek maju itu, Sungjong sudah tahu bahwa misinya telah gagal. Ia gagal mewujudkan ramalan itu. Ia gagal mendamaikan kedua belah pihak yang telah lama berseteru.

“Yang Mulia, mundurlah kebelakang! Aku akan menangani mereka!” seru Sungyeol cepat sambil mendorong pelan Sunggyu kebelakang. Hoya tiba-tiba muncul dan membawa Sunggyu bersamanya kebelakang barisan pasukan spade. Sungyeol mengeluarkan pedangnya sendiri dan menganggkatnya tinggi. “FOR THE WHITE KING!!!” serunya keras dan lantang. Pasukan spade pun mengeluarkan tombak dan pedang mereka.

Dan pertempuran pun terjadi. Kedua pasukan saling baku hantam. Menyayat, menusuk, menendang, memukul. Kepala melayang, tombak tertancap, zirah tergores. Sungjong lagi-lagi menatap itu semua dengan horror. “Sungjong! Jangan bengong!!” seru Jonghyun sambil menendang seorang prajurit heart yang mengendap-endap dibelakang Sungjong. “Hyung..” Sungjong gugup. Ia  mencengkeram dengan erat pada bulu Banddy yang menjadi tunggangannya. “Sungjong.. jangan bengong. Ingat tugasmu.. serang mereka sebisamu.. sambil.. memikirkan.. cara agar ramalan itu terjadi..” Jonghyun berkata di sela hembusan napasnya.

“Ramalan…” gumam Sungjong. Jonghyun menebas putus kepala prajurit heart yang menerjang. Onew menghantamkan gadanya kearah prajurit heart lainnya. Taemin berjuang dengan pedangnya melawan sebuah siluman pohon yang Sungjong rasa familiar. Sungyeol mengayunkan pedangnya dengan sepenuh hati menebas lawan yang datang menerjang. Hoya berdiri didepan Sunggyu sambil memasang sikap siaga. Bersiap melindungi White  King dari serangan apapun. 

“Wujudkan… ramalan…” gumam Sungjong. Ia mengangkat pedangnya dan mengayunkannya pada seorang prajurit heart yang kebetulan hendak lari dari Jonghyun yang menggila. Sungjong menyuruh Banddy untuk bergerak maju. Ia mengayunkan pedangnya menebas, menusuk, menghantam prajurit heart yang ia lihat.

Sungjong tidak tahu kenapa, tapi ia merasa enteng saja mengayunkan pedang tersebut disamping bahwa ini pertama kalinya ia memegang sebilah pedang. Sungjong melihat Myungsoo dengan kejam dan beringas, membantai pasukan spade layaknya mereka hanyalah sehelai kertas yang bisa disobek-sobek. Myungsoo sendiri sepertinya berusaha merangsek maju menuju teritori pasukan spade. Jelas saja tujuannya adalah Kesatria Putih.  Ia menatap Sungyeol yang sedang berjuang melawan beberapa pasukan heart dengan tajam seolah ingin membunuh Sungyeol dengan tatapannya tersebut.

Dan Sungjong melihat, apa yang membuatnya berpikir bahwa ramalan itu mungkin bisa terwujud. Sungjong melihat diujung teritori pasukan heart, Woohyun berdiri. Terlihat tanpa perlawanan sedikit pun. Pedangnya tergenggam lemas. Tatapannya kosong. Namun tidak sepenuhnya kosong. Sungjong tahu betul kearah mana tatapan Red King tersebut tertuju. Sungjong menoleh kebelakang dan melihat Sunggyu juga melakukan hal yang sama. Berdiri begitu saja, dengan kedua tangan terkulai disisi tubuhnya, balas menatap kearah Red King. Tanpa perlawanan sedikitpun walaupun Hoya berdiri didepannya dengan tampang garang.

Sungjong tahu betul apa arti tatapan itu. Kedua raja tengah berkomunikasi lewat tatapan mereka.

“Ini salah.. salah.. perang ini tidak seharusnya terjadi..” lirih Sunggyu. Ia menatap sedih pada seseorang yang berdiri jauh diujung sana. Seorang diri, tengah balas menatap kearahnya. “Aku tidak.. mengharapkan perang ini terjadi.. aku tidak menginginkan perang ini.. kau juga begitukan, Red King?” bisik Sunggyu.

“Sung.. gyu.. Hyung…” Sungjong tidak tahu mengapa tapi entah kenapa ia bisa mendengar apa yang dibisikkan oleh Sunggyu dari jarak sejauh itu dan ia juga tidak tahu kenapa ia bisa melihat pikiran Sunggyu secara nyata seolah tergambar jelas dihadapannya layaknya mesin proyektor.

Dan Sungjong bertanya-tanya… siapa gadis itu?

Gadis manis dengan dress biru selutut dan celemek putih diatasnya. Terguling masuk lubang dan  berlarian bersama seekor tikus dan kelinci. Tunggu dulu.. apa itu masa lalu White King?

Apa itu Alice? Benak Sungjong langsung bekerja. Memproses memori Sunggyu yang tergambar jelas di hadapannya.

 

Flashback 

 

“Yang Mulia!!”

“Yang Mulia!”

Sungjong melihat Sunggyu berlarian bersama seorang gadis. Itu jelas-jelas Alice. Ya, Alice yang asli. Mereka berlarian kesana kemari di taman bunga. Bukan mawar putih dan juga bukan mawar merah.

“White King... bunga ini sepertinya cocok untukmu.” Alice menyodorkan setangkai mawar putih kearah Sunggyu. Sunggyu menerimanya sambil tersenyum.

“Terima kasih. Bunga ini memang melambangkan kerajaanku.” Jawab Sunggyu.

“Alice... terima kasih...”

“Hmm?”

“Terima kasih... karena sudah datang ke wonderland. Terima kasih karena sudah mengisi hatiku dengan cintamu.” Sunggyu menggenggam tangan Alice dan tersenyum saat melihat wajah gadis itu yang merona.

“Tidak... aku tidak mengisi hatimu... bukan aku yang membuatmu jadi seperti ini... mungkin iya, tapi sedikit... tapi bukan aku yang sudah mengisi hatimu...” kata Alice sambil menggeleng lemah.

“Huh?” Alice melepas genggaman Sunggyu dan mulai menjauh.

“Aku harus kembali.. kapan-kapan aku akan kesini lagi.. Wonderland luarbiasa.. ohiya, sampaikan salamku pada Hatter dan si kelinci ungu itu ya.. aku lupa siapa namanya.. Dadah White King..” Alice melambai pada Sunggyu.

“Ta.. tapi.. Alice.. aku menyukaimu!”  seru Sunggyu saat Alice perlahan mulai menghilang.

“Yah... aku tahu... tapi bukan aku yang ada dihatimu... Sampai jumpa lagi, White King...” 

Dan Alice pun menghilang.

Benak Sunggyu berubah. Mungkin ia tengah memikirkan kisah masa lalunya yang lain. Dan Sungjong siap untuk ‘melihat’.

“Ap... apppaaa?!”

Sungjong melihat Sunggyu berdiri dengan muka merah padam. Ia berdiri dengan tiba-tiba dan lututnya pun sukses menyundul meja. Menyebabkan meja bergoyang dan secangkir teh tumpah dan membasahi celana sutranya. Sunggyu menggigit bibirnya karena panas dari teh  tersebut atau entah karena kebodohannya.

“White King!” Sungjong melihat seseorang yang ternyata duduk diseberang Sunggyu juga ikut berdiri dan dengan panik menyingkirkan cangkir teh tersebut. Tunggu dulu, itu bukanlah seseorang, tapi lebih tepatnya itu Red King. Tunggu, apa yang Red King lakukan disana? Sedang makan siang dengan White King atau bagaimana?

“Jj.. ja.. jangan.. sentuh aku..” lirih Sunggyu dan sukses membuat wajah Woohyun kehilangan warnanya. Sunggyu berdiri dan menunduk masih dengan muka merah padamnya. Woohyun terlihat merasa bersalah sekali saat menatap Sunggyu.

“Aku.. aku..” 

Sunggyu melangkah mundur dan berbalik.

“Terima kasih karena telah… melamar... ku... Tapi maaf. Aku tidak bisa menerimanya. Aku menyukai orang lain...” dan Sunggyu pun melangkah meninggalkan Woohyun seorang diri.

“WHAAAAATTTT??!” seru Sungjong panik. “jadd... j...jj... jadi...?? Red King melamar White King?! La... lalu... ‘orang lain’ itu apa itu maksudnya... Alice?” seru Sungjong bingung.

“Terima kasih...? heh... apa ini gara-gara si Alice itu? Gadis berisik sok imut dan kecentilan itu?! Huh!? Kau lihat saja White King... kau akan menyesal...” Sungjong melihat Woohyun mengepalkan tangannya dengan erat dan melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut. Melihat kemarahan  Woohyun barusan, Sungjong sadar dan ingat. Woohyun versi Wonderland ini bertemperamen tinggi. Itu artinya ia mudah marah dan kesal. Jadi itu alasannya kenapa Woohyun membumihanguskan separuh Wonderland. Itu ia lakukan semata untuk mencari Sunggyu yang bersembunyi darinya sejak pertemuan terakhir kali mereka waktu itu. Jadi itu sebabnya Woohyun ingin sekali menangkap Sungjong walaupun ia hanyalah ‘Pengganti Alice’.

Red King hanya ingin mencari White King yang bersembunyi. Ia menuntut jawaban atas ‘lamaran’ yang telah ia ajukan waktu itu. Lamaran untuk menyatukan kedua kerajaan, lamaran untuk menjadikan White King sebagai pendampingnya. Namun karena Red King tidak menemukan White King dimanapun ia  merasa kalau ia telah ditolak. Ia marah. Marah pada Alice yang telah membuat White Kingnya gundah. Marah kepada White King karena malah memikirkan gadis berisik sok imut yang tak jelas kabarnya itu.

Jadi itu ternyata, penyebab dibalik hancurnya separuh Wonderland. Penyebab dibalik perseteruan panjang ini. Dan itu jugalah penyebab mengapa Sungjong berada disini sekarang. Ia telah ditakdirkan untuk membantu kedua belah pihak kerajaan untuk berdamai kembali. Ia telah ditakdirkan untuk menuntaskan ramalan. Ramalan yang diciptakan oleh Absolem beberapa waktu setelah Alice kembali kedunianya. Ramalan yang tercipta atas kegundahan White King. Ramalan yang diciptakan semata-mata untuk membuat kedua penguasa Wonderland bersatu. Karena itu yang diinginkan rakyat Wonderland.

Rakyat Wonderland menginginkan kedua kerajaan bersatu. Mereka menginginkan kedamaian. Karena itu mereka setuju pada ramalan tersebut. Dan berharap pada ‘sosok dalam ramalan’ itu untuk mewujudkan ramalan tersebut.  Dan sosok itu adalah, Sungjong sendiri.

Semua orang berharap padanya. Semuanya, Sungyeol, Hoya, Taemin, Jonghyun, Onew, Absolem, bahkan Myungsoo sekalipun. Mereka berharap kedamaian Wonderland, mereka berharap bersatunya kedua penguasa mereka. Bahkan Sunggyu dan Woohyun sekalipun. Mereka berharap perang ini tidak pernah terjadi, mereka berdua berharap semoga perseteruan panjang ini segera berakhir.

Itulah mengapa, kedua raja hanya berdiri di belakang pasukan masing-masing dan saling menatap satu sama lain, pikir Sungjong. Karena mereka tidak memiliki keinginan sama sekali akan terjadinya perang ini. Dan tidak tahu bagaimana mengakhirinya, karena bukan merekalah ‘sosok dalam ramalan’ itu. Mereka menungguku…

Benak Sunggyu memudar. Dan Sungjong kembali ke realita. Sungjong melihat sekeliling dan perang masih berlanjut. Dengan Sunggyu masih berdiri disana. Tapi Sungjong masih bisa mendengar dengan jelas gumaman Sunggyu meskipun jaraknya sangat jauh.

“Aku... sebenarnya aku senang sekali… aku tahu apa maksud Alice saat ia pergi waktu itu.. memang bukan dia yang mengisi hatiku dengan cinta..” lirih Sunggyu.

“Aku tidak sepenuhnya menolak lamaranmu.. hanya saja.. aku merasa.. belum siap..” lirihnya lagi.

Melihat Sunggyu dan Woohyun yang hanya saling membalas tatapan kosong, Sungjong jadi teringat dengan Sunggyu dan Woohyun versi dunia nyata. Apa mereka juga sebenarnya tidak ingin bertengkar  dihari ulang tahun Sungjong? Apa mereka juga ingin berbaikan kembali?

Sungjong ingat saat pertama kali ia memasuki ruangan Woohyun. Ia melihat pada dindingnya terdapat ornament mawar putih yang cukup janggal berada di dalam ruangan yang serba merah itu. Dan Sungjong juga ingat saat pertama kalinya ia memasuki ruangan Sunggyu. Ia juga melihat ornament yang sama di dinding hanya saja berwarna merah dengan altar kecil yang berisi vas dengan bunga mawar merah. Hal yang cukup janggal ditengah lautan warna putih.

Seulas senyum tercipta dibibir Sungjong.

Jadi inilah maksud Absolem akan adanya banyak rintangan dan hal mengejutkan yang akan membuat Sungjong sulit memercayainya. Dan inilah hal mengejutkan itu. Sungjong terkekeh geli. “Hei, Alice.. Kau akan menyesal karena tidak datang kesini.. hahahaha!” tawa Sungjong. Jonghyun yang melihat itu segera berbalik dan mengangkat tinjunya kearah Sungjong. “Ya bocah!! Apa aku menyuruhmu untuk tertawa, hah?!” serunya.

“Mianhe hyung… “ Sungjong masih tertawa ngikik.

 

Tiba-tiba kabut hijau berpendar disekeliling Sungjong. Sungjong yang sudah tahu akan maksud kabut tersebut hanya tersenyum.  Ia melihat Dongwoo muncul dari kabut, tersenyum lebar kearah Sungjong sambil menggoyangkan ekornya kesana kemari. Sepertinya tidak ada yang menyadari kemunculan sang Cheshire Cat disini. Perhatian mereka terlalu fokus pada perang.

“Hi, Sungjong. So~ apa kau sudah menemukan sesuatu?” tanya Dongwoo. Sungjong mengangkat sebelah alisnya. “Menemukan apa?” tanyanya. Dongwoo hanya nyengir semakin lebar sebelum akhirnya mendekat kearah Sungjong. “Gulungannya bocah.. itu bisa membantumu..” bisiknya tepat ditelinga Sungjong.

Sungjong terhenyak. Dongwoo mengatakan sesuatu tentang gulungan. Yah tentu saja gulungan. Gulungan apa lagi selain yang ada pada Sungjong sekarang? Sungjong segera mengeluarkan gulungan yang berada dibalik zirahnya tersebut. Gulungan berwarna emas dengan pita merah yang mengikatnya. Sungjong tidak tahu apa isi dari gulungan tersebut. Ia belum membaca isinya, tapi menurutnya tidak apa ia tidak tahu karena gulungan itu lebih penting untuk diserahkan dan dibaca oleh White King. Gulungan itu lebih baik dibaca oleh Sunggyu, bukan olehnya. Sungjong menoleh kearah Sunggyu yang tengah menghela napas dibelakang Hoya. Melihatnya membuat Sungjong mau tak mau tersenyum.

Woohyun sendiri, sepertinya melihat apa yang tengah Sungjong genggam. Ia tahu betul gulungan tersebut, karena ialah pemiliknya. Matanya melotot sejadi-jadinya saat melihat gulungan tersebut berada dalam genggaman Sungjong. Bibirnya setengah terbuka karena shock. Terlebih saat ia melihat Sungjong bergerak kearah Sunggyu membawa serta gulungan tersebut. Woohyun pucat.

“Ja.. jangan.. jangan… gulungannya..” lirih Woohyun dengan horror. Tangannya terkepal erat menggenggam pedangnya. Ia gemetar, takut jika seandainya gulungan tersebut sampai dibaca oleh White King. Gulungan tersebut adalah hartanya, hidupnya. Lebih berharga dari segudang koleksi batu ruby dan parfum mawar miliknya. Dan sama berharganya dengan nyawanya sendiri. Kesatria Merah yang menyadari perubahan ekspresi dari Red Kingnya tersebut, cemas dan segera meninggalkan tempatnya menuju rajanya. Namun saat ia hendak melangkah, sebilah pedang teracung tepat di dadanya. Ia mendongak untuk melihat siapa yang telah mengacungkan pedang padanya dan melihat Kesatria Putih berdiri dihadapannya sambil tersengal-sengal.

“Kau lihat kemana, L-ah? …. Bukannya lawanmu itu.. aku..?” kata Sungyeol sambil tersengal-sengal. Melihat Sungyeol yang berkeringat dan tersengal-sengal seperti itu, membuat rona merah muncul dipipinya namun ia sebisa mungkin menutupinya agar sang Kesatria tandingannya itu tidak melihatnya. Namun sepertinya Sungyeol sudah lebih dulu melihat rona tersebut. Ia smirk seksi kearah Myungsoo sebelum berkata, “Jadi… apa kau terpesona padaku? Pada badanku yang ‘berkeringat’ ini? Heh? Tahukah kau, L-ah… kau..  seksi dengan pakaian perangmu..”

Dan Sungyeol sukses mengalihkan perhatian Kesatria Merah dari Red King. Tanpa sepengetahuan Myungsoo sendiri, Sungyeol mengarahkan jempolnya kearah Taemin dan Onew, pertanda bahwa ia berhasil mengalihkan perhatian Myungsoo. Myungsoo sendiri menunduk pasrah dibawah tatapan ‘lapar’ Sungyeol sambil menggigit bibirnya. Wajahnya sudah semerah jubah satin Woohyun. Dalam hati ia menyesal dan meminta maaf dari lubuk hatinya yang paling dalam karena tidak bisa menghampiri Red King karena sudah dihadang oleh si kesatria seksi Sungyeol.

“White King!” seru Sungjong. Hoya segera menoleh kearah Sungjong dengan alis terangkat sedangkan Sunggyu mendongak  karena merasa dipanggil.”Hyung..” Sungjong berdesakkan diantara pasukan yang sedang bertarung, namun akhirnya ia berhasil juga sampai ditempat Sunggyu. “Sungjong.. kenapa kesini?” tanya Hoya. Sunggyu menatap Sungjong dengan penuh tanda tanya kemudian tatapannya terarah pada gulungan yang berada dalam genggaman Sungjong. “Sungjong… ada apa memanggilku?” katanya.

“Aku.. aku..” 

“SUNGJONG!”

Sungjong menoleh kebelakang begitu mendengar namanya disebut. Ia melihat Woohyun diujung sana dengan muka merah padam dan ekspresi panik yang luarbiasa berteriak memanggil namanya. Namun Sungjong hanya tersenyum. Ia mengulurkan tangannya yang menggenggam gulungan tersebut kearah Sunggyu yang sudah berdiri didepan Hoya menanti Sungjong menyerahkan gulungan tersebut.

“Mianhe… Woohyun hyung..” bisiknya.

 

“Jannggaannn….” Woohyun panik luarbiasa saat matanya melihat Sunggyu menerima gulungan tersebut dengan ekspresi penasaran yang ‘cute’ dan memanyunkan bibirnya menanyakan pada Sungjong gulungan apa itu. Woohyun ingin rasanya berlari kearah mereka, merebut gulungan itu kembali dan mundur bersama pasukan dan Kesatrianya kembali ke istananya. Tapi tidak, semuanya sudah terlambat. Sunggyu dengan muka merah padam membaca gulungan tersebut. Ia kemudian mendongak dan menatap langsung kearah Woohyun dengan ekspresi yang… sulit author jelaskan.

“I’m Death…”

 

~x~

 

“Sungjong.. apa ini?” tanya Sunggyu sambil meneliti gulungan tersebut. Sungjong tersenyum melihat tingkah Sunggyu tersebut. “Itu gulungan hyung.” Jawabnya. Sunggyu menatapnya datar. “Iya aku tahu ini gulungan. Tapi gulungan apa? Kelihatannya penting..” gumam Sunggyu sambil kembali menatap benda keramat tersebut dengan penuh tanda tanya.

“Sudah.. hyung buka saja lalu baca. Setelah itu mungkin semuanya beres..” jawab Sungjong lagi. Sunggyu kembali menatap Sungjong dengan penuh tanda tanya. “Apa maksudmu?” katanya namun memutuskan melakukan seperti apa yang Sungjong katakan padanya. Ia perlahan menarik pita merah tersebut dan membuka gulungannya dengan hati-hati seolah itu adalah benda berharga yang pada kenyataannya memang berharga jika seandainya ia tahu siapa pemiliknya.

Sunggyu bertanya-tanya siapa pemiliknya. Tapi saat mencium wangi lembut mawar yang menguar dari gulungan tersebut, ada satu sosok yang muncul dalam benaknya namun ia tidak berani untuk mengira. Matanya bergerak kekiri dan kekanan seiring bait kata demi kata yang ia baca. Dan Sunggyu tidak dapat mengendalikan aliran darahnya yang melaju ke wajahnya dan ia juga tidak dapat mengendalikan debaran jantungnya dengan setiap kata yang masuk dalam otaknya.

 

Hei.. aku bosan. Dimana-mana banyak warna merahnya. Bukannya aku benci merah sih.. aku suka merah, tapi tidak ada salahnya kan jika di dinding ruanganku kupasang ornament mawar putih? Putih seperti warna kesukaan seorang pangeran dari negeri seberang sana. Pangeran Putih yang selalu muncul dalam benakku disaat aku menatap ornament itu lekat-lekat. Aku bahkan rela keluar dari istana dan menyamar sebagai orang biasa hanya untuk bisa melihat sang pangeran yang sedang keluar mengunjungi rakyatnya.

Ahh~.. betapa dia dekat dengan rakyatnya. Ia sepertinya dicintai oleh semua kaumnya.. kenapa aku tidak bisa sepertinya juga..? aku juga ingin dicintai rakyatku.. aku juga ingin mengunjungi rakyatku.. tapi apa karena temperamenku yang seperti ini, yang membuat rakyatku jadi takut padaku?

Aku juga ingin sepertinya.. White King, kelak aku akan jadi Red King.. menggantikan ayahandaku di singgasana dan memimpin rakyat. Bisakah kau membantuku? Aku tidak tahu cara apa yang kau lakukan hingga kau begitu dicintai oleh rakyatmu sendiri… tidak ada yang begitu percaya padaku. Mereka dekat denganku hanya karena titleku sebagai ‘Red King’. Hanya L lah yang percaya padaku.. yang selalu ada disampingku, disisiku, dimanapun dan kapanpun aku berada…

Tapi kau.. Oh White King.. kau selalu dikelilingi oleh rakyatmu.. kupikir aku jadi terlalu sering memikirkanmu dan memimpikanmu..

Aku selalu mengikuti kemanapun kau pergi.. selalu memantau apa saja yang sedang kau lakukan.. mungkin kedengarannya terdengar ‘seram’ bagimu karena aku menguntitmu. Tapi itu kulakukan semata hanya karena aku ingin tahu apa saja yang kau lakukan, apa saja yang tengah kau pikirkan.. apa kau juga berpikiran sama denganku? Apa kau juga tengah memikirkanku sebagaimana aku yang tengah memikirkanmu?

Ah~ kupikir aku gila.. aku datang ke kerajaanmu untuk mengajukan ‘lamaran’ bodoh itu.. dan memang bodoh ternyata.. aku sudah tahu kau akan menolakku karena gadis ‘Alice’  itu.. tak apa.. aku masih bisa menahan diri.. 

Tapi, melihatmu jadi murung sepeninggalnya, aku jadi merasa itu seperti bukan dirimu.. White King yang biasanya ramah, murah senyum dan ceria.. aku hanya ingin membuatmu kembali tersenyum seperti dulu.. cerah ceria seperti dulu.. sehingga aku bisa menyiram mawar-mawarku dengan sepenuh hati dan melihat mereka tumbuh mekar karena senyumanmu…

Tahukah kau, White King.. saat melihat awan, putih.. aku teringat padamu.. saat melihat susu, putih.. aku juga ingat padamu.. saat melihat ornament itu, putih… aku lebih teringat lagi padamu.. aku ingin tahu, apa kau juga teringat padaku saat kau melihat sesuatu yang merah? Aku rasa pasti tidak ya.. karena tidak ada sesuatu yang ‘merah’ di kerajaanmu yang bisa mengingatkanmu padaku…

White King.. apa kau tahu alasan kenapa aku melamarmu kala itu?

Kakekku pernah bilang.. bahwa dulu sekali di Wonderland, tanah ini hanya terdiri dari satu kekuasaan.. satu kerajaan.. aku tidak tahu kenapa bisa ada dua kerajaan di masa sekarang.. tapi seperti yang kakekku bilang, Wonderland itu dulu satu..

Dan aku ingin mewujudkan keinginan sederhana dari beliau yang ingin Wonderland kembali seperti dulu… kembali satu.. aku ingin menyatukan kedua kerajaan kita.. karena itu aku datang ke kerajaanmu.. aku hanya ingin mengajukan permintaan sederhana kepadamu, tapi bagimu mungkin tidak terdengar sederhana ya.. aku tahu itu, mana mungkin kau mau dengan orang yang pemarah sepertiku, orang yang tidak bisa mengendalikan emosinya ini..

White King.. kau bersembunyi dimana?

Aku mencarimu keseluruh penjuru Wonderland. Aku ingin mendengar jawabanmu atas ‘lamaran’ ku waktu itu.. tapi kau menghilang entah kemana, dan salahkan temperamen rendahku ini.. aku tidak bisa mengendalikan emosiku dan akibatnya setelah aku sadar apa yang sudah kulakukan.. aku melihat banyak api, asap, dan teriakan orang-orang…

Aku tahu kau mungkin jadi benci padaku.. aku tahu kau mungkin marah padaku.. Aku tahu kau mungkin tidak suka denganku.. aku tahu itu..

Maafkan aku, White King.. aku hanya ingin bersamamu, aku hanya ingin kau mengajarkanku bagaimana caranya menghargai orang lain… bagaimana caranya belajar mencintai orang lain, untuk satu hal itu, mungkin aku sudah mempelajarinya.. karena kupikir aku mengerti apa itu ‘cinta’ saat aku ingat padamu, saat aku melihatmu..

White King.. ini hanya keinginan sederhana dariku.. ayo, kita satukan kembali Wonderland seperti dulu. Mari kita ciptakan kembali kedamaian di Wonderland… 

Satu hal lain dari keinginanku, inilah lamaran yang kumaksudkan… Maukah kau menerimaku? Maukah kau menyatukan perasaanmu dengan perasaanku?

Aku….--

 

 

Sunggyu tidak lagi membaca kelanjutannya. Karena ia tahu, jika ia melanjutkan membaca isi gulungan itu sampai habis, bisa dipastikan ia akan membanjiri seluruh area medan perang dengan airmatanya. Dengan mata yang berlinang dan berkaca-kaca (?) Sunggyu mendongak. Menatap lurus pada seraut wajah yang juga telah lama mengisi benaknya selama ini. Wajah pucat dan panik itu. Kehilangan warna.

White King tidak menyangka. Ternyata bukan ia saja yang menyamar sebagai ‘orang biasa’ hanya untuk melihat Red King yang tengah mengunjungi rakyatnya. Ternyata White King juga. OMG! (author, napa lo?)

Ternyata bukan hanya Red King saja yang menguntit kemanapun White King pergi, apa saja yang White King lakukan. Sebaliknya, White King juga melakukan hal yang sama pada Red King. Sunggyu  sering berjalan-jalan keluar dari istananya hanya untuk melihat Woohyun yang sedang duduk ditepi danau. Sunggyu sering mengunjungi desa yang letaknya tepat di perbatasan wilayah Istana Merah, hanya untuk melihat apa Woohyun sedang berada dihalamannya atau tidak.

Dan ya. jika Red King teringat pada White King ketika melihat sesuatu yang berwarna putih ,maka kebalikannya dengan White King sendiri. Sunggyu juga entah kenapa ingin saja memasang ornament mawar merah di dinding ruangannya. Mawar merah seperti warna kesukaan dari seorang pangeran dari kerajaan merah. Tidak ada salahnya kan Sunggyu memasang ornament tersebut karena benaknya selalu dihantui oleh sosok Red King. Saat melihat ornament itu, Sunggyu teringat Woohyun. Saat melihat celemek salah satu kokinya yang berwarna merah, Sunggyu teringat lagi pada Woohyun. Dan ketika melihat bunga mawar yang tumbuh subur di luar kerajaan, Sunggyu lebih ingat lagi pada Woohyun.

Dan Sunggyu bersembunyi bukan karena takut. Ia hanya butuh waktu untuk berpikir, menenangkan diri karena lamaran yang tiba-tiba itu. Dan sepertinya, Sunggyu juga berpikiran sama dengan Woohyun.  White King mengerti apa itu ‘cinta’ saat ia teringat akan Woohyun, saat ia melihat sang Red King. Dan ya, ya… Sunggyu ingin sekali Wonderland kembali seperti dulu. Damai dan bersatu kembali seperti dulu lagi. Ia tidak menyalahkan perbuatan Woohyun yang menyebabkan Wonderland menjadi kacau. Ia lebih menyalahkan dirinya sendiri karena menurutnya ialah yang menyebabkan Red King menghancurkan separuh Wonderland hanya demi mencarinya. Jika dipikir-pikir lagi, Sunggyu siap mengajarkan sang Red King cara menghargai orang lain, dan mencintai orang lain.

Dan setelah membaca isi dari gulungan ‘sakral’ tersebut, Sunggyu merasa ia adalah orang paling bodoh se-Wonderland. Bagaimana bisa ia lebih mementingkan perasaan ‘semu’nya pada Alice ketimbang perasaan menggebu-gebunya pada Red King. Bagaimana bisa ia tidak menyadari perasaan yang sama yang dimiliki oleh Red King.

“Hentikan perang ini.”

 

Hanya dengan satu helaan napas, seolah memiliki kekuatan magis, ucapan Sunggyu barusan sukses membuat semuanya berhenti. Layaknya waktu yang berhenti. Para pasukan mematung dengan posisi masing-masing. Onew, Taemin, dan Jonghyun mematung. Sungyeol dan Hoya tercengang. Myungsoo terdiam sedangkan Sungjong dan Dongwoo hanya tersenyum. 

Sunggyu melangkah melewati Hoya dan Sungjong menuju ke tengah-tengah medan perang. Begitu juga Woohyun, layaknya tertarik magnet, ia melangkah melewati Kesatria Merah dan Putih yang mematung menuju ke tengah medan perang. Melihat Red King yang juga melangkah menuju dirinya tanpa perlawanan sedikitpun membuat Sunggyu merasa ingin sekali menghambur memeluk raja satu itu. Sunggyu tersenyum simpul saat melihat semburat merah dipipi Red King. Dan Red King membalas senyuman tersebut dengan seulas senyum tipis.

Sungyeol dan Myungsoo telah berhenti menatap satu sama lain dan perhatian mereka terfokus pada kedua raja yang sama-sama menuju ketengah medan perang. Tidak ada yang berani bicara, tidak ada yang berani bergerak. Perang telah berhenti.

“Ini bodoh. Perang ini bodoh..” lirih White King. Red King hanya menatapnya dalam diam.

“Aku juga bodoh.”

“Aku tahu itu.” Balas Woohyun. Sunggyu mendelik padanya.

“Kau juga bodoh.” Balas Sunggyu ketus. Namun cengiran seksi tercipta diwajahnya.

“Hentikan perang ini. Perang ini tidak ada gunanya. Kita membuang-buang waktu dan tenaga. Mempermasalahkan hal sepele yang tidak penting sehingga perang bodoh ini bisa terjadi. Kalau saja aku sadar lebih awal, kalau saja aku tidak bersembunyi… kalau saja.. Alice itu tidak datang.. Mungkin perang ini tidak akan terjadi..” kata Sunggyu pelan sambil memundukkan wajahnya.

“Aku minta maaf..” jawab Woohyun.

“Tidak. Tidak. Kau tidak salah. Aku yang harusnya minta maaf..” lirih Sunggyu sambil masih membuang muka dari Woohyun.

“Hei, angkat wajahmu..” pinta Red King. Sunggyu mengangkat wajahnya perlahan. Ia melihat Red King menatapnya sambil tersenyum membuat White King mau tak mau juga menyunggingkan sebuah senyuman.

“Kalau mau perang ini berhenti, baiklah. Kita hentikan perang bodoh dan tidak berguna ini. Aku.. akan kembali ke kerajaanku.. dan tidak akan mengganggumu lagi.” Lirih Woohyun sambil membuang  muka dari Sunggyu. Sunggyu nampak terkejut akan perkataan dari Woohyun barusan. Saat Woohyun hendak berbalik meninggalkannya, Sunggyu menyambar tangannya.

“Tunggu.. apa maksudmu?” tanyanya bingung. Kenapa Red King tiba-tiba bersikap seperti ini?

Woohyun berbalik dan menatap Sunggyu dengan penuh tanda tanya.

“Aku minta maaf. Aku bodoh.” Sunggyu menjilat bibirnya sambil perlahan melepas genggamannya pada Woohyun. Ia mengangkat wajahnya menyejajarkan matanya dengan mata Red King. Sambil menyodorkan tangannya, ia berkata. “Ayo. Kita satukan kembali Wonderland seperti dulu.”

Merasa tak memercayai indra pendengarannya, Red King hanya bisa tercengang. Dengan muka merah ia menerima uluran tangan Sunggyu dan White King langsung menggenggamnya dengan erat seolah tidak ingin melepasnya untuk kedua kalinya.

Dan Sungjong yakin untuk pertama kalinya, tidak ada moment yang paling indah selain kedua raja yang berdamai. Suasana tegang yang sempat terasa menyesakkan sejak awal perang tadi, kini perlahan menghilang. Langit yang semula gelap mulai pecah karena pilar-pilar cahaya yang menyeruak masuk menyinari medan perang tersebut. Suasana hening menambah khidmat moment tersebut.

“Hyung..” Panggil Sungjong sambil melangkah mendekat perlahan menuju kedua raja. Red King dan White King sontak memutar kepala mereka menghadap Sungjong. Sungjong menyatukan telapak tangannya bersama dengan tangan Red King dan White King yang saling terpaut. Ia tersenyum lembut. “Red King, White King.. perseteruan panjang ini harus diakhiri..” katanya.

Dan entah darimana datangnya, seekor kupu-kupu besar berwarna biru terbang rendah dan hinggap diatas kepala Sunggyu. Bersamaan dengan jatuhnya pilar cahaya yang tepat mengenai Sunggyu. Semuanya hening. Sungjong merasa familiar dengan kupu-kupu tersebut. Ia menyipitkan matanya menatap lekat pada kupu-kupu tersebut. Saat melihat makhluk tersebut mengepakkan sayap birunya, Sungjong melongo kaget. “Absolem..” bisiknya tak percaya. Sunggyu dan Woohyun menatap bingung padanya.

Namun Sungjong hanya tersenyum. Ia kembali tersenyum lebih lebar dan lebih lebar lagi sampai rasanya sakit sekali untuk tersenyum. Akhirnya, akhirnya ramalan itu sukses terwujud. Sungjong tak kuasa menahan rasa gembira dalam dirinya. Ramalan yang ia kira tidak akan terwujud, sekarang sudah terwujud. Red King dan White King akhirnya berdamai. Perseteruan panjang di Wonderland akhirnya usai. 

Bagaimana Sungjong tahu bahwa tugasnya telah selesai? Absolemlah yang memberi tahunya.

Absolem telah sukses menggapai ‘keajaiban’nya. Ia muncul dalam bentuk ‘kehidupan kedua’nya dihadapan Sungjong dan yang lain. Dan Sungjong tahu Absolem muncul untuk memberi tahu pada semua, bahwa ramalan yang ia ciptakan jauh sebelum Sungjong datang ke Wonderland, akhirnya berhasil terwujud.

“Absolem…” lirih Jonghyun senang. Ia tidak menyangka bisa melihat wujud baru dari Absolem dengan mata kepalanya sendiri. Taemin tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Jonghyun pelan.

“Maaf.. maafkan aku..” tangis Red King pecah. Melihat kedamaian yang tercipta membuatnya tak kuasa menahan rasa perih didadanya. Rasa sakit akibat penyesalan yang teramat dalam. White King yang kaget lantas menepuk-nepuk bahu Red King dengan panik.

“Ya ya ya! jangan menangis. Kau tidak perlu minta maaf.. Aku.. aku juga minta maaf karena sudah membuatmu salah paham selama ini..” katanya pada Woohyun sambil mengelus punggungnya pelan.

Sungjong menyeka matanya. Ia tersenyum. Sungjong menoleh menatap kearah hyung-hyungnya yang lain. Dan ia melihat Hoya dan Dongwoo tersenyum kearahnya. Taemin yang masih sibuk menenangkan Jonghyun yang entah kenapa juga sedang menangis sesegukan dengan Onew yang juga sedang tersenyum. Dan Sungjong melihat, Kesatria Putih tersenyum penuh arti kearahnya sambil menggenggam tangan sang Kesatria Merah dengan sayang. Sungjong merasa mempertanyakan indra penglihatannya. Tapi memang, Sungyeol tengah menggenggam tangan Myungsoo dengan lembut.

Sungyeol menoleh kearah Myungsoo. “Damai ya..?” tanyanya. Myungsoo mendongak dan tersenyum sebagai jawaban dari pertanyaan Sungyeol barusan. Sungyeol membuang pedangnya ketanah dan mendongak menatap langit yang entah sejak kapan menjadi cerah berawan. Dengan sinar matahari yang melimpah menyinari lapangan tersebut. Ia melihat Sungjong yang tengah tertawa melihat kepanikan White King yang sedang berusaha menghentikan tangis Red King yang semakin menjadi. Dan Sungyeol tersenyum.

"Yah.. Damai ya..” lirihnya.

 

~x~

 

@ ‘Grease’ Grum

 

Perang telah usai.

Yah, kira-kira itulah yang Sungjong kira. Memang sudah usai bukan? Kenapa semuanya jadi kelihatan berbeda  dimata Sungjong? Halaman Istana Merah kini sudah tidak dipenuhi oleh mawar merah lagi, mawar putih juga entah kenapa tumbuh subur disana. Sejak kapan ditanam dan berapa lama tumbuhnya, Sungjong tidak mau tahu. Setidaknya Sungjong tidak sakit mata lagi saat memasuki ruangan Red King yang kini terlihat lebih manusiawi.

Jonghyun, Taemin, Onew, Key-yang dibawa Onew dari kastil putih- beserta makhluk absurd yang mirip siluman pohon, berkumpul bersama dihalaman luar istana merundingkan nama grup baru mereka yang konon mereka namai ‘shinee’ *lol*

Tapi satu hal yang Sungjong pertanyakan, kenapa seusai perang mereka malah berkumpul di Istana Merah? Kenapa tidak di kastil putih saja? Tempat yang lebih baik dan damai menurut Sungjong. Tapi Hoya sebagai perwakilan dari White King hanya menjawab, White King memilih berkumpul di Istana Merah karena itu tempat yang lebih baik untuk menenangkan diri bagi Red King. Lagipula, bagi White King sendiri ia tidak mempermasalahkannya.

Dan disanalah merekas semua berkumpul. Di dapur istana merah. Para anggota Shinee yg baru terbentuk – Onew, Jonghyun, Key, Taemin dan si siluman pohon – berkumpul di ujung meja panjang, sedang memainkan permainan yang cukup terkenal yang biasa disebut ‘monopoli’.

“Eh.. yang lewat di London bayar nih! Bayar!” seru Key

“Hotel di singapura gue kok ilang? Siapa yang ngambil?!” Jonghyun panik.

“100, 500, 800, 7 juta..” Onew sibuk menghitung.

“5 hotel, 7 rumah.. 18 kali masuk penjara..” gumam Taemin.

“….” si siluman pohon.

Hoya, si kelinci ungu, duduk di dekat jendela bersama Dongwoo. Tengah berceloteh riang gembira sambil nge-teh sariwangi. Di ujung meja satunya lagi, Sungyeol duduk berhadapan dengan Myungsoo sambil menyeruput kopi hitamnya. Matanya menatap lurus pada sebuah peta yang terkembang dihadapannya. Sedangkan sang Kesatria Merah sendiri sibuk memoles pedangnya dengan wajah tanpa ekspresi.

“Kurang garam…”

“Menurutku sudah cukup asin..”

“Tambah garamnya lagi. Tambah!”

“Nanti keasinan!”

“Aduh~ aduk yang benar~ bisa masak gak sih? -_-“

Dan disana, yang sedang bertengkar itu, Red King dan White King, berdiri di dekat kompor. Bertengkar seperti biasa. Hanya saja tidak ada rasa dendam dan niat untuk berperang sekali lagi. Semuanya nampak damai dan tenang. Sungjong tersenyum sendiri. Namun senyumannya seketika menghilang saat matanya bertemu pandang dengan si siluman pohon yang juga kebetulan sedang menoleh kearahnya.

Sungjong rasanya mau muntah saat melihat ekspresi absurd si siluman pohon tersebut. Satu yang kembali damai, namun tidak untuk yang satu ini, pikir Sungjong.

Sungjong senang semuanya kembali tenang dan damai. Sebagaimana permintaan terakhir Absolem yang berhasil ia lakukan. Biarkan mereka bersatu. Wonderland kembali damai dan sepertinya dalam waktu dekat kedua kerajaan akan menyatukan wilayah mereka. Dilihat dari kedekatan Red King dan White King, Sungjong bisa memastikan semuanya akan baik-baik saja. 

Saat tengah menatap mereka semua dengan sebuah senyuman tipis yang terukirdi sudur bibirnya, Sungjong sepertinya tersadar akan sesuatu.

Ramalan sudah terlaksana.. Perseteruan panjang itu sudah berhasil diakhiri.. Perang telah usai.. Sekarang apa lagi?

Tugas Sungjong sudah selesai bukan?

Apalagi yang harus atau akan ia  lakukan sekarang ?

 

Sungjong tidak mau ambil pusing untuk memikirkannya. Selagi ia masih di Wonderland, dan menikmati semua keajaiban negeri tersebut, tidak ada salahnya untuk melupakan sejenak keinginannya untuk ‘kembali ke dunianya’.

 

~x~

 

“Sungjong.. Sekali lagi terima kasih.”

Sungjong mengangkat kepalanya dari atas meja untuk melihat Sunggyu yang meletakkan secangkir teh dihadapannya. Sungjong tersenyum sebagai tanda terima kasih pada Sunggyu. Ia tidak sadar sudah melamun berapa lama sehingga tidak sadar bahwa dapur sekarang sepi. Hanya ada White King, Red King, dan dirinya. Sungjong menolehkan kepalanya untuk melihat siapa saja yang masih berada di dapur. Namun Sunggyu langsung berkata,

“Mereka semua pergi keluar. Chessy pergi mengunjungi Banddy bersama si kelinci ungu,  White Knight mungkin sedang duduk di taman ditemani Red Knight, kalau Shinee, mereka bilang kalau mereka mau latihan vokal dan koreografi diluar (?)”

Sungjong menganggukkan kepalanya.

“Soal yang tadi...-”

“White King, kira-kira kalau dihitung sejak tadi, sudah berapa kali hyung berterima kasih padaku?” potong Sungjong. Sunggyu sontak merasa malu. Memang sudah berkali-kali ia berterima kasih pada Sungjong sedari tadi, namun ia hanya ingin menunjukkan apresiasinya atas apa yang Sungjong lakukan padanya dan Woohyun.

Woohyun hanya tersenyum kemudian mengambil tempat dihadapan Sungjong.

“Jika bukan karena kau, mungkin Wonderland tidak akan pernah bisa bersatu...” kata Woohyun.

“Kami bersyukur kau yang jatuh ke Wonderland, Sungjong.. Dan bukan si gadis berisik sok kecentilan itu..” tambah Woohyun sambil melirik sekilas pada Sunggyu yang kelihatan salting.

 

“Jadi, boleh kutahu apa rencana kalian kedepannya?” tanya Sungjong yang penasaran akan bagaimana Wonderland kedepannya setelah penyatuan kedua kekuasaan besar di Wonderland menjadi satu.

“Kami berencana pensiun.”

Sungjong hampir saja memuntahkan teh yang ia minum ke wajah Woohyun jika saja ia tidak mencerna baik-baik apa maksud perkataan Woohyun barusan.

“Mwo?! Pensiun?” Sungjong tak habis pikir. Maksudnya?

“Kami berdua berencana berhenti menjadi penguasa dan menyerahkan kekuasaan sepenuhnya pada penerus kami.” jawab Sunggyu.

“Penerus?” gumam Sungjong bingung.

“Hmm.. Ya. Saat Wonderland kembali menjadi satu, tentunya hanya ada satu raja yang akan memimpin. Dan kami berdua tidak berpikiran lagi untuk memimpin kerajaan setelah penyatuan Wonderland ini, karena kami sudah lelah. Sudah saatnya menyerahkan tampuk kekuasaan pada orang yang pantas.” terang Woohyun.

“Tapi kalau kalian mengundurkan diri, siapa yang akan memimpin Wonderland nantinya? Bukannya kalian berdua terkenal sama-sama pandai dalam memimpin kerajaan kalian masing-masing dulunya?” tanya Sungjong.

“itu dulu. Sekarang tidak lagi Sungjong. Sudah tidak mungkin lagi. Lagipula kami ingin hidup damai berdua.” jawab Woohyun sambil menatap Sunggyu yang tersipu malu.

“Aku mengerti kalau begitu. Lalu, kalau kalian mengundurkan diri, apa yang akan kalian lakukan nantinya? Dimana Istana yang baru? Apa kalian akan tetap tinggal disini dan melihat raja yang baru memimpin Wonderland?” tanya Sungjong lagi.

“Grease Grum akan menjadi pusat Wonderland yang baru. Istana Putih akan kami jadikan pusat pelatihan prajurit dan pendidikan bagi kaum Wonderland. Sedangkan kami sendiri akan pindah dan menetap di Kastil Putih. Kastil tersebut jauh dipinggiran Wonderland, dan tempatnya sepi dan damai. Tempat yang cocok untuk menghabiskan hari bersama.” jawab Sunggyu. Yang tanpa Sungjong sadari meremas tangan Woohyun dengan erat sambil tersenyum.

Sungjong menganggukan kepalanya tanda mengerti. Sayang sekali Wonderland kedepannya tidak akan dipimpin lagi oleh White King dan Red King. Namun satu hal yang Sungjong pertanyakan, siapa penerus yang dimaksud oleh kedua raja ini?

“Penerus yang kalian bilang tadi, siapa?” tanya Sungjong.

Sunggyu dan Woohyun kompak tersenyum penuh arti.

“Tentu saja kesatria kebanggaan kami berdua. White Knight dan Red Knight.” jawab mereka berdua.

Sungjong lagi-lagi hampir saja memuntahkan tehnya ke wajah Woohyun.

“Mwo?!” serunya tak percaya. Kedua raja tersebut hanya mengagguk.

“Kenapa malah mereka berdua? Sungyeol-hyung kan sediikit.. Emm.. Gila.. Dan Myungsoo-hyung sedikit... Aneh?” kata Sungjong bingung. Kenapa harus mereka berdua?

“Aku percaya pada kesatriaku kalau mereka berdua bisa menggantikan kami memimpin Wonderland. Lagipula, kesetiaan mereka dan keloyalitasan mereka akan Wonderland tidak perlu diragukan lagi.” jawab Woohyun. Sungjong masih tidak habis pikir. Apa yang ada di pikiran kedua raja ini, kenapa malah memutuskan menyerahkan tampuk kekuasaan pada dua kesatria gila dan aneh tersebut, kenapa tidak sebaiknya menyerahkan kekuasaan pada sosok yang lebih layak, seperti Hoya dan Dongwoo mungkin? Tidak. Itu sama saja. Atau Sungjong mungkin?

Membayangkan dirinya memimpin Wonderland dan menggenggam tampuk kekuasaan dalam kepalan tangannya, Sungjong tidak bisa menahan air liurnya (?)

Tapi, jika memang ia yang pada akhirnya terpilih untuk memimpin Wonderland--kemungkinan seperti itu bisa saja ada mengingat Sungjonglah yang telah mengembalikan Wonderland seperti sedia kala dan ia sudah dianggap pahlawan oleh kaum Wonderland maka bukan tidak mungkin ia bisa saja memimpin Wonderland--maka bagaimana dengan dunia yang sudah ia tinggalkan? Bagaimana dengan dunianya yang sudah ia tinggalkan selagi ia berada di Wonderland?

Sungjong meremas tangannya. Terbersit keinginannya untuk kembali ke dunia yang sebenarnya. Di dunianya, masih banyak yang harus ia lakukan. Ia harus membantu Woohyun dan Sunggyu versi dunia nyata untuk kembali berbaikan, ia juga harus siap-siap dimarahi oleh manejer dan hyung-hyungnya karena sudah menghilang secara misterius dihari ulang tahunnya. Sungjong rindu dengan hyung-hyungnya...

Meskipun di Wonderland ada Sunggyu, Dongwoo, Woohyun, Hoya, Sungyeol, dan Myungsoo.. Tapi mereka tidak sama dengan Sunggyu dan Woohyun di dunia nyata, Dongwoo dan Hoya didunia nyata, dan Sungyeol dan Myungsoo didunia nyata. Mereka sama tapi ‘tak sama’. 

Namun, Sungjong merasa berat untuk meninggalkan Wonderland. Telah banyak kenangan yang ia dapatkan di negeri ajaib itu. Mulai dari usahanya untuk berubah menjadi kecil dan memasuki pintu yang sangat kecil, pertemuannya dengan Hoya, Jonghyun, Taemin, Sungyeol, Myungsoo, dan absolem..

Absolem.. Oh Absolem..

Sungjong rasanya ingin sekali menangis begitu teringat kembali dengan si cacing  sakti yang tidak lain dan tidak bukan adalah author itu sendiri yang sekarang sudah berhasil menggapai kehidupan keduanya. Terbang bebas dilangit Wonderland yang tak lagi dibatasi oleh ‘merah’ dan ‘putih’, dipuja akan kecantikannya, dan dikenang akan ramalannya.

Sungjong juga teringat pertemuannya dengan Onew, Woohyun sang Red King, dan Sunggyu sang White King. Kebersamaannya bersama mereka semua, terlalu indah untuk dilupakan...

Sungjong melayangkan pandangnya kearah jendela dan bertanya-tanya kenapa Cheshire Cat dan si kelinci ungu bisa duduk disana? Bukannya mereka sedang mengunjungi Banddy di kandangnya? Lalu kenapa di ujung  meja panjang tempat Sungjong sedang duduk saat ini, ia melihat Myungsoo dan Sungyeol sedang beradu argumen sambil menunjuk-nunjuk sebuah titik dipeta? Dan kenapa Jonghyun dkk masih berada disudut lain meja panjang, masih memainkan permainan ‘monopoly’ mereka? Bukannya mereka semua sedang ada urusan diluar seperti yang Sunggyu katakan tadi?

Dan kenapa rasanya Sungjong mengantuk sekali...?

“Sungjong-ah..”

Sungjong menoleh kedepan saat merasa kedua tangannya digenggam oleh dua orang. Ia melihat Woohyun dan Sunggyu masing-masing menggenggam kedua tangannya dengan mata mengantuk.

“Selamat ulang tahun.”

Sungjong bingung bagaimana mereka bisa tahu kalau ia baru saja berulang tahun beberapa waktu yang lalu? Namun ia hanya tersenyum dan merasa kepalanya berat sekali. Ia ingin sekali merebahkan kepalanya sejenak.

“Apa kau mengantuk, Sungjong-ah?” mungkin saking mengantuknya, Sungjong merasa suara mereka berdua menjadi samar terdengar.

“Mungkin itu artinya kau harus tidur...” kata Woohyun.

“Dan kembali ke duniamu...” lanjut Sunggyu.

Sungjong menganggukkan kepalanya dengan patuh.

“Tapi.. Mana kado untukku...? Kalian bahkan belum memberiku kado..” kata Sungjong dengan suara mengantuk. Ia masih tetap mempertahankan matanya untuk tetap membuka. Karena satu hal. Ia masih ingin melihat mereka semua sebelum pergi tidur.

“Kau akan mendapatkannya nanti setelah kau terbangun, Sungjong-ah..” jawab Sunggyu.

Sungjong mengerjapkan matanya. “Hyung, kau tidak memasukkan ramuan aneh kedalam tehku, kan?” gumam Sungjong.

Sungjong menolehkan kepalanya, dan melihat Hoya dan Dongwoo tersenyum sambil melambaikan tangan padanya. Sungjong tersenyum. Lalu ia menolehkan lagi kepalanya dan melihat Sungyeol melempar senyum lebar padanya, dan Myungsoo yang memberinya senyum tipis. Sungjong kembali menolehkan kepalanya dan melihat Jonghyun dkk melambaikan tangan padanya dan tersenyum untuknya. Termasuk si siluman pohon misterius itu. Sungjong tersenyum. Untuk terakhir kalinya.

Tugasnya di Wonderland telah usai. Sekarang waktunya ia beristirahat sejenak dan bermimpi indah tentang dirinya yang masuk ke sebuah dunia penuh keajaiban, dengan kelinci, tikus, pria gila bertopi tinggi, kucing jenaka, kesatria berwibawa,  dan raja-raja yang bersahaja...

 

“Mimpi indah, Sungjong...” Sungjong merasa genggaman di tangannya mengerat kemudian menghilang.

 

“Hyung, bangunkan aku nanti ya..” 

 

Sehingga aku bisa mengucapkan salam perpisahan pada mereka semua nantinya, sekiranya waktuku untuk kembali ke duniaku telah tiba...
 



 

 

Sungjong merebahkan kepalanya diatas meja dan tertidur pulas.

 

 

~ Fin ~

 

 

 

 

Jauh diatas langit Wonderland, kupu-kupu cantik itu terbang, mengepakkan sayapnya...

Terbang berputar.. Dan menghilang dikejauhan...

 

 

 

 


Thank You~❤

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
buyoung
i'm going to fix several things here

Comments

You must be logged in to comment
diniazakee #1
Chapter 8: Ehem... mudah2 an dibaca hehehehe
Daebakk...!!!
Aku suka author... :)))) Friendship2 Infinite, terutama WooGyu ♡♡
Walaupun aku baru nemu sekarang, semoga semangat buat ff Infinite nya gak luntur
Dan, aku harap bisa menemukan ff Infinite sebagus punya mu atau mungkin lebih bagus lagi
Terima kasih sudah berbagi cerita. Love love untuk Author
shin-pads
#2
Chapter 8: Daebaaaaaakkkkkkk!!!!

Petualangannya ajib!

Thumbs up!
imatsuko
#3
Chapter 8: Ff ini sukses bikin aku ngakak tengah malem wkwkw xD daebak!!!
mowmow33 #4
Chapter 8: Yah author..... Kok ngegantung sih..... :((( trus gimana sungjong di dunia nyatanya?:(
Aku kasian sama White king sama Red King... Overall, bagus kok author ceritanya;)) klo aku sih, yes~
dooseob_saranghae
#5
Chapter 8: eh?gantung..trs woogyu dunia nyata gmn?huhuhuhuhe pgn tau kelanjutan di dunia nyatanya
dooseob_saranghae
#6
Chapter 4: gak suka chapter yg ini knp jd myungjong hiaaa
buyoung
#7
finally apdet~ :3
sandeoki
#8
aduh ngakak :'''D
lovelybutterfly #9
Chapter 3: Please update soon ^_^
NMInspirit987
#10
Chapter 2: Woah author ceritanya keren sekali >o< ditunggu chaoter chapter selanjutnya author! /throw heart kaya woohyun/?