Chapter 2

Sungjong In Wonderland

 

Sungjong melangkah sambil celingukan seperti anak hilang.  Dimana-mana terlihat hal aneh yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Sesuatu yang bergerak di balik semak mengagetkannya. Ia menoleh untuk melihat apa itu tapi tidak menemukan apa-apa. “Aku dimana..?” Sungjong mulai merengek. 
 
“Benar itu anak yang dimaksud..?” sebuah suara kembali mengagetkan Sungjong. Ia berdiri mematung dengan bulu kuduk yang bergoyang ring-ding-dong. Matanya bergerak ke sudut berusaha melihat tanpa menggerakkan kepala sedikit pun. “Aku yakin itu dia,” ujar sebuah suara yang terdengar familiar di telinga Sungjong.
 
Sungjong menoleh dan berseru “Hyung!!” seseorang berkostum tikus terkejut dan langsung menghambur ke semak. Bersembunyi. Sungjong melongo.  “Kenapa ada Jonghyun-hyung di sini?” ujarnya sambil menggaruk pelipisnya.
 
“Annyeong Sungjong-ah..” Dongwoo tiba-tiba muncul di belakang Sungjong sambil meliuk-liuk.
 
“Dongwoo-hyung!” seru Sungjong kaget.
 
“Tch.. Its Chessy to you boy.. Not Dongwoo-hyung..” Dongwoo geleng-geleng kepala bersama ekornya yang juga bergoyang-goyang. “Benar ini orangnya..?” suara itu terdengar lagi. Jonghyun muncul dibalik semak dan dengan malu-malu berjalan mendekat. “Jonghyun-hyung.. apa yang kau lakukan disini..? ini dimana..?” tanya Sungjong kaget. Jonghyun hanya diam sambil memandangi Sungjong takut-takut. “Hmmm.. Kau tidak tahu yaa..? Ini di Wonderland, Sungjong-ah” ujar Dongwoo.
 
Wonderland..?” Sungjong menggaruk kepalanya. Tiba-tiba Jonghyun menyentuh pipinya dengan ujung jarinya.
 
“Ya. Apa yang kau lakukan?” seru Sungjong.
 
Jonghyun sontak melompat kebelakang dan berseru,“Kyaakk~ Bukan dia orangnya!! Dia bukan Alice yang biasanya..!!!” jeritnya dengan nada tinggi. Membuat Sungjong dan Dongwoo terpaksa menutup kuping.
 
“Alice..? maksudmu..?” ujar Sungjong bingung sambil masih menutupi kupingnya.
 
“Alice.. Gadis kecil yang imut. Menurut ramalan, hari ini anak itu akan datang. Tapi yang datang malah kau,” terang Dongwoo.
 
“Jadi..? maksudmu seharusnya yang jatuh ke dunia aneh ini si anak imut yang namanya Alice itu, begitu?” tanya Sungjong.
 
“Ini semua salah kelinci itu..! Apa dia tidak dengar perintahnya..? Apa saja sih kerjanya..?! Tiap hari update status terus dan sibuk nge-dance gak jelas! Wajar saja perintah Yang Mulia gak ada yang masuk ke otaknya!!” jerit Jonghyun lagi. “Shhhht” Dongwoo menempelkan telunjuknya ke bibir.
 
“Aaaakkkhh!! Sebenarnya apa yang terjadi?! Aku dimana?! Kalian berdua kenapa bisa ada disini?! Lha.. Aku ini siapaa..??!” Sungjong frustasi. Jonghyun menjerit pilu sambil berguling-guling di tanah. “Lebih baik kita bawa bocah ini ke cacing itu saja,” ujar Dongwoo santai.
 
“Ya!! namanya bukan ‘cacing’!! Dia Absolem!! Pabbo!!” seru Jonghyun. “Aishh.. Whatever..” ujar Dongwoo. Jonghyun pun memegangi lengan Sungjong dan membawanya pergi. “Kau mau bawa aku kemana hyung..?”
 
“Ahhh.. sudah ikut saja,” ujar Jonghyun.  Sungjong menoleh kebelakang melihat Dongwoo yang melambai sambil tersenyum padanya. Sebelum ia kembali menghilang diantara kabut malam.
 
~x~
 
Apa yang Sungjong kira ‘cacing’--seperti yang Dongwoo bilang--ternyata memang seperti itu. Hanya saja mungkin tidak bisa dibilang ‘cacing’ sepenuhnya. Lebih tepatnya itu U.L.A.T. Bahkan lebih parah lagi dari yang Sungjong kira.  Si ulat yang tak lain dan tak bukan adalah sang Author itu sendiri sibuk mengipas-ngipas lehernya. Kostumnya kelihatannya ketat sekali.
 
“Absolem,” Jonghyun membungkuk begitu mereka berdua sampai di depan ‘cacing’ itu.  Melihat Sungjong yang masih melongo dan mangap tak percaya, Jonghyun lantas melayangkan tangannya ke belakang kepala Sungjong. “Auu!! Appoo…” seru Sungjong. “Menunduk bodoh!! Menunduk!” Jonghyun memegangi kepala Sungjong dan menundukkannya (?) “Memangnya dia siapa?!’ bisik Sungjong. “Dia Absolem!” jawab Jonghyun. “Absolem apa?!” bisik Sungjong lagi.
 
“Berdirilah wahai orang ganteng. Except for Jonghyun” kata Author. Sungjong langsung berdiri tegak dan tersenyum lebar mendengar  ucapan terakhir author tersebut sedangkan Jonghyun menunduk makin dalam. “Ada keperluan apa menemuiku? Aku sibuk anak muda,” kata Author sambil terus mengipas-ngipas lehernya.
 
“Begini Absolem. Anak ini, apa benar dia Alice yang di ramalkan itu..?” kata Jonghyun pelan. “Aku bukan Alice,” gumam Sungjong iritasi.
 
“Hmmm..” Author mengelus dagunya, kemudian mengambil selang bubble machinenya dan meniupnya. Hujan gelembung langsung memenuhi tempat itu.
 
“Kau bukan Alice,” katanya pelan. “Tuh kan! Benar!” seru Sungjong iritasi. “Bukan itu maksudku orang ganteng. Kau memang bukan Alice. Kelinci Rapper itu sepertinya salah bawa orang,” kata Author lagi sambil menggaruk kepalanya dengan selang pipa dari bubble machinenya. Sungjong melongo.
 
“Kau salah bawa orang kelinci,” kata Author. Semak dibelakangnya bergetar dan sesuatu muncul dari baliknya. Sungjong mangap. Plus melotot seolah kedua bola matanya hendak keluar dari rongganya. Hoya berjalan mendekat sambil sibuk menarik-narik kupingnya yang kepanjangan (?)
 
“Hoya-hyung..???” Sungjong menatap tak percaya. Hoya balas menatapnya dan…
 
“Yo,” ujarnya.
 
Sungjong pingsan menggaruk kepalanya. Bingung. Hoya persis mirip dengan kelinci ungu yang Sungjong lihat di dorm waktu itu. Hoya memakai kalung emas bling-bling dan liontin jam perak yang terpasang di lehernya. Hanya saja sekarang ia tidak bawa Ipad.  “Bagaimana bisa kau salah bawa orang, kelinci..?? bukannya Alice yang kau bawa malah bocah ganteng ini yang kau bawa..” kata Author sambil menunjuk  Sungjong.
 
“Ohh.. Jadi begini, Alice yang asli sedang liburan ke universal studio di Merauke. Rencananya dia juga mau safari ke Zimbabwe. Schedulenya padat jadinya tidak bisa pergi kesini. Lagian dia juga sedang di sekap Gorilla King Kong di atas Empire State Building di Bandung. Jadi gak bisa kemana-mana,” terang Hoya.
 
“Dia bilang cari saja penggantinya. Yang pasti musti orang yang tepat dunds. Makanya pas aku lagi search di google tentang pengganti Alice, aku salah masuk kamar. Terus ketemu sama anak ini. Jadi aku bawa saja dia kesini.” terangnya lagi. Sungjong dan Author sama-sama mangap. (Hoya ternyata alay? o.o)
 
Orang macam apa sih, si Alice itu? pikir Sungjong. “Oh. Oke. Baiklah kalau begitu. Dengan terpaksa. Kita bikin ulang saja ramalannya. Mana ramalannya..?” seru Author panik. Hoya mengeluarkan sebuah gulungan dari balik punggungnya. Author menerimanya dan membukanya. Gulungan berisi ramalan yang panjangnya sepanjang ular naga itu berisi ramalan tentang kedua penguasa Wonderland yang sedang berseteru dan ‘Alice’lah orang yang di ramalkan akan membawa kedamaian kembali ke tanah Wonderland.
 
Mirip Sunggyu-hyung dan Woohyun-hyung deh.. pikir Sungjong.
 
“Jadi, karena Alice tidak bisa datang.. Maka kau ku nobatkan sebagai pengganti Alice!” Author mengacungkan pipa bubble machinenya pada Sungjong yang melotot tak percaya. Tanpa suara ia menunjuk dirinya sendiri dan bibirnya bergerak mengucapkan “Akuu?” Author mengangguk. Sungjong memandang Hoya. Hoya juga mengangguk.
 
“Lalu.. Apa yang harus kulakukan..? Aku tidak mengerti daerah ini dan siapa yang sebenarnya sedang perang.. Kenapa aku.. waaaaa Alicee Sialan Kau!!! Kalau aku mati disini akan ku pastikan kau orang pertama yang akan kuhantui!! Yang kedua Woohyun-hyung sama Sunggyu-hyung,” ujar Sungjong frustasi. “Tenang. Kami akan membantumu kalau begitu,” ujar Hoya. “Bagaimana caranya..?” Sungjong menggaruk kepalanya. “Mungkin, pertama-tama kau harus..” ucapan penuh wangsit dari  Author pun terpotong saat terdengar jeritan Jonghyun.
 
“Mereka disiniiiiii!!!!!!!!”
 
Segera setelah jeritan itu, semuanya terjadi secara kilat. Seseorang berkostum anjing muncul dari balik semak dan menggigit Author. Author menjerit. Pipa bubble machinenya jatuh. Sungjong melayangkan pandangan kearah suara langkah kaki yang berderap menuju ke arahnya. “Lari bodoh!!” seru Jonghyun.
 
Hoya menarik lengannya membawanya pergi. Jonghyun mengikuti di belakang. “Tunggu dulu.. Absolem…!!” seru Sungjong. Ia melihat kostum ‘cacing’ itu koyak digigit oleh sosok berkostum anjing itu. “Biar saja. Dia tidak akan kenapa-kenapa kok. Tak ada yang bisa melukainya,” ujar Hoya tenang.
 
“Pergilah…! Pergilah Orang Ganteng. Jangan pedulikan aku! Ingat misi mu!! Ingat ramalanmuu~!!” jerit Author pilu. Tiba-tiba dari belakang Author mucul seekor (?) seorang (?) sehelai (?) seupil (?) prajurit kartu merah. Badannya pipih seperti kartu remi dan bergambar merah hati, memegang sebuah tombak panjang yang runcing dengan seonggok kecil yang mencuat di atas-yang Sungjong kira mungkin itu kepala- yang tertutup helm. Dan lebih banyak lagi prajurit kartu merah yang muncul sesudahnya membuat Sungjong pucat dan berkeringat dingin. Ia benar-benar ketakutan.
 
Ia menoleh kebelakang dan sempat melihat seseorang yang duduk di atas kuda yang melangkah santai di antara prajurit-prajurit itu. Sosoknya tertutup oleh helm baja yang ia gunakan. Tapi dari siluet tubuhnya, Sungjong merasa familiar dengan sosok itu. “Jangan menengok kebelakang bodoh!! Nanti kau bisa ketahuan!” bisik Jonghyun. Tiba-tiba Jonghyun tersandung sebuah akar pohon dan jatuh berguling. “Jonghyun-hyung!” 
 
“Jangan Sungjong-ah. Biar saja. Lebih baik sekarang kita pergi dari sini,” kata Hoya sambil menarik pergelangan tangan Sungjong lebih keras. “Tapi.. Hyung..” Sungjong mendengar auman yang memekakkan telinga. Ia menoleh dan melihat sesuatu yang besar dan berbulu dan menyeramkan menerjang dengan cepat.
 
“Bandersnatch!!!!” jerit Hoya.
 
“Mwoo..” sungjong menatap horror dan slomo pada makhluk besar itu yang makin lama makin dekat dengan mereka. “Sungjong-ah!!” jerit Hoya. “Larilah!!” Ia mendorong Sungjong masuk kedalam semak belukar. Sungjong terjatuh. Ia bangkit dan melihat dari balik semak. Dengan wajah pucat dan keringat dingin yang mengalir, Ia melihat semua pemandangan itu.
 
Hoya mengorbankan dirinya melawan makhluk besar berbulu itu. Jonghyun berjuang melawan prajurit kartu merah. Dan Absolem telah menghilang. Sosok berkuda itu datang mendekati Jonghyun. Ia mengangkat sebelah tangannya dan prajurit yang melawan Jonghyun itu berhenti menyerang.
 
“Dimana Alice?” kata sosok itu. Suaranya terdengar tidak begitu jelas karena teredam oleh helm bajanya. “Alice tidak ada bodoh!! Dia tidak jadi datang!! Dia sibuk!!” seru Jonghyun.
 
“Ya!! Jonghyun-hyung Pabbo!!!” jerit Hoya yang masih berjuang menghalau Bandersnatch untuk melompat ke semak dan menerkam Sungjong.
 
“Alice tidak ada? Sibuk?” sosok itu terdiam. Ia kemudian membuka pelindung helmnya dan perlahan melepas benda itu dari kepalanya. Sungjong lagi-lagi melotot. Matanya mendesak seolah hendak keluar dari rongganya melihat sosok berjubah hitam itu. Jonghyun dan Hoya sama-sama terdiam saat sosok itu tersenyum miring.
Myungsoo turun dari kudanya dan melangkah dengan anggun mendekati Jonghyun. Masih dengan keanggunan, ia mencabut pedangnya dan mengacungkan ujung runcingnya pada leher Jonghyun. Sungjong terpaku menatap itu semua. Myungsoo-hyung?!
 
“Katakan. Kau tidak berbohongkan, Pendek,” kata Myungsoo pelan dan dingin. Seketika urat-urat muncul di pelipis Jonghyun dan ia mengatupkan rahangnya erat, menahan amarah. “Aku tidak berbohong. Aku benci padamu,” kata jonghyun tak kalah pelan dan dingin. Myungsoo menarik pedangnya. “Sama. Aku juga benci padamu, Pendek,” Jonghyun mengepalkan tangannya. “Jangan panggil aku pendek!! Mentang-mentang kau lebih tinggi dariku, itu tidak berarti apa-apa!! Aku benci padamu karena Kau… Karena kau.. Kau lebih tampan dariku!!!! Dan aku benci fakta itu!!” ratap Jonghyun. Myungsoo nyengir. “Senangnya jadi orang tampan,” ujarnya.
 
Sementara Jonghyun dan Myungsoo masih bersitegang, Bandersnatch mencium bau Sungjong. Ia menggunakan kesempatan Hoya yang sedang lengah-karena memperhatikan pertengkaran bodoh itu-dan menerjang ke semak-semak tempat Sungjong bersembunyi-dan melihat semuanya.
 
Sungjong terkejut dan tidak siap menerima serbuan dari hewan raksasa itu. “Uwaaaaa…!!!” jeritnya saat Bandersnatch menerjangnya. Hoya terperangah. Jonghyun kaget. Dan Myungsoo dengan ketenangan ekspresi yang luarbiasa menoleh ke arah sumber jeritan itu. “Sungjong-ah!” jerit Hoya. Myungsoo tersenyum. Ia mengangkat sebelah tangannya dan seorang prajurit maju menghalangi jalan Hoya.
 
“!” Hoya menatap Myungsoo dengan kesal. Ia berjalan dengan  anggun menuju Bandersnatch. “Nice catch, sweety~” katanya pelan. Ia melangkah memasuki semak.  Dan ia terdiam melihat sosok yang ada di bawah terkaman Bandersnatch.
 
Ia menautkan alisnya dan menoleh kebelakang. “Dia bukan Alice,” ujarnya. “Memang bukan Pabbo!! Sudah kubilang kan!!” seru Jonghyun sambil mengacungkan kepalan tangannya pada Myungsoo. Myungsoo kembali menoleh kedepan. Sungjong menyumpah serapah pada makhluk beras berbulu dan bernapas busuk itu.  “Lepaskan akuu…” geramnya. Ia tidak melihat Myungsoo yang sedang memperhatikannya.
 
“Dia pengganti Alice..” ujar Myungsoo terpana. Hoya mendecak. “Dia pasti pengganti Alice..! Aku tahu it..-”  DUAKK!! Myungsoo berbalik dan menerima hantaman keras di wajahnya akibat pukulan keras Jonghyun. Jonghyun membuang kayu besar-barang bukti- yang ia gunakan untuk memukul wajah tampan yang ia irikan itu.
 
“Makan itu, orang tampan. Dia bukan Alice, tapi.. Yah... Bisa dibilang dia itu pengganti Alice. Alice yang asli tidak bisa datang, jadinya Alice yang dalam ramalan di ganti oleh anak ini,” kata Jonghyun dengan bangga. “Shhhh!! You blabbermouth!!” desis Hoya. Myungsoo tersenyum miring dibalik tangannya. Ia tidak menghiraukan sakit pada wajahnya. Ia baru saja mendengar hal yang bagus. “Bagus sekali. Lihat apa yang sudah kau lakukan, orang jelek!” seru Hoya.
 
Sungjong sepertinya menemukan kesempatan untuk melarikan diri. Ia menendang Bandersnatch yang perhatiannya teralih pada tuannya yang terluka. Hewan itu mengerang kesakitan dan Sungjong sontak menghindar dari hewan itu. “Ayo Hyung!! Larii~!!” seru Sungjong.
 
“Yeeaahh” Jonghyun menyusul. Hoya memandang Myungsoo sekilas. “Haisshh.. Aku terlambat... Terlambaaatt..” senandungnya sebelum akhirnya berlari menyusul Sungjong dan Jonghyun yang jauh didepan.
 
 
~x~
 
 
@ ‘Grease’ Grum
 
 
Red King melangkah dengan anggun ke ruang singgasananya sambil menyibak jubah hitamnya. Para prajurit hati membungkuk hormat padanya. Dibelakangnya, Myungsoo, sang Kesatria Merah, berjalan tenang mengikuti tuannya. Woohyun sekali lagi menyibak jubahnya sebelum berputar dan dengan anggun duduk di singgasananya. “All Hail for Our King!” seru para pengikut.
 
Woohyun menekuk wajahnya. Ia sedang bad mood saat ini. Terlalu banyak hal yang membuatnya kesal dan berpikir terlalu keras.  Dan Woohyun tidak suka kalau harus  berpikir keras dan lama. “Yang Mulia.. Anda terlihat tidak enak badan sekarang,” Myungsoo membungkuk rendah pada Woohyun. Woohyun mendesah pelan.  “Hahhh.. Aku menginginkan Dia sekarang, L. Aku ingin sekarang!” seru Woohyun tertahan sambil mengepalkan tangannya erat.
 
Myungsoo tersenyum simpul. “Tenang saja Yang Mulia. Anda akan mendapatkannya. Anda akan mendapatkan apa yang Anda inginkan Yang Mulia. Tidak lama lagi..” ujarnya pelan. “Tapi L… Lihat ada dimana ia sekarang. Aku sudah berkali-kali mencoba menemui dan menghubunginya. Tapi tak ada respon sama sekali…” Woohyun kembali mendesah.
 
Terlihat betul kalau ia sedang frustasi dan G.A.L.A.U.
 
“Itu karena Anda terlalu cepat memutuskan, Yang Mulia. Anda bahkan tidak memberinya kesempatan untuk berpikir dulu sebelumnya. Wajar saja kalau Ia bersembunyi sementara waktu untuk menghindari anda,” salah satu Pohon-siluman-bicara. Woohyun semakin dalam menekuk wajahnya.
 
Aaaaaaa…. L-ah…” Woohyun mulai merajuk. Myungsoo kembali tersenyum. “Aku punya berita bagus untukmu Yang Mulia. Kuharap setidaknya Anda bisa bersemangat sedikit,” ujar Myungsoo. Woohyun menoleh. “Apa itu? katakan padaku!” titah Woohyun. Myungsoo lagi-lagi tersenyum. “Ramalan itu akan segera terjadi Yang Mulia,” jawabnya.
 
“Ramalan?” kening Woohyun bertaut. “Ramalan tentang Alice yang akan kembali ke Wonderland,”
Woohyun terdiam. “Ramalan itu…” Ia memalingkan wajahnya. Berpikir.
 
“Tapi sayangnya.. Yang Mulia..” Myungsoo mencibir.
 
“Apa?”
 
“Alice tidak jadi datang Yang Mulia,” jawab Myungsoo. Seketika Woohyun terkekeh. Lama-lama kekehan (?) nya berubah menjadi tawa yang keras. “Hahahahaha!!!! Syukurlah! Ramalan itu tidak akan terjadiiiii~!! Eeh tapi.. Kalau Alice tidak jadi datang, tentu Aku dan Dia tidak akan jadi berdamai, begitu?” tampang Woohyun benar-benar sulit diartikan.
 
“Tentu saja Yang Mulia,” Woohyun menggeram. “Grrrrr… Tidak boleh! Aku tidak mau tahu!! Pokoknya Alice harus datang!! Ia harus mendamaikan Aku dan Dia!!! Ramalan itu harus terjadi!! Aku tidak mau tahu!! L-ah!!! Kerahkan semua pasukanmu! Cari Alice ke seluruh penjuru!! Cari sampai dapat!! Temukan ia dan bawa ke hadapanku!! Sekarang!!” Suara Woohyun terdengar menggelegar di ruang singgasana. Beberapa prajurit mulai kocar-kacir bergerak mengikuti perintah. Tapi Myungsoo tetap tenang, diam di tempat.
 
“Tak perlu khawatir, rajaku.” ia tersenyum miring. Khas dirinya. “Alice tidak jadi datang bukan berarti ramalan itu tidak akan terjadi Yang Mulia,” Woohyun menoleh heran. “Maksudmu?”
 
“Alice tidak ada. Tapi penggantinya ada. Ada seseorang yang telah turun ke Wonderland sebagai pengganti Alice. Dan ia bernama… Sungjong...” Myungsoo sempat menggaruk pelipisnya sebelum akhirnya menyebut nama Sungjong. “Pengganti…? Kau bilang pengganti? Dan namanya Sungjong..? Bagaimana caranya ia bisa menyelesaikan masalahku..? Menurut Ramalan sial itu, hanya ‘Alice’lah yang bisa menyelesaikan perseteruan panjang ini!” seru Woohyun sambil meninju sandaran lengan Singgasananya.
 
“Yah.. Memang gadis berisik itu... Tapi Sungjong juga bisa membantumu Yang Mulia. Ia bisa menuntunmu menemukan Permaisurimu..” Myungsoo kembali tersenyum. Seketika, begitu mendengar kata terakhir yang diucapkan oleh Kesatria kesayangannya itu, Woohyun langsung merona. Berseri-seri. Badai dan awan mendung seolah hilang dari puncak kepalanya, berganti dengan Pelangi 7 warna dan taman bunga yang indah. Beserta Unicorn, kurcaci, rusa dan burung-burung.. etc etc
 
“Benarkah.. Sungjong yang itu bisa membawaku menemukan Pendampingku??” tanyanya. Myungsoo mengangguk. “Ia bisa membawamu menemukannya, rajaku. Tanpa bantuan Alice pun, Anak itu bisa mendamaikan kalian berdua kembali. Dan tanpa Alice pun, Ramalan itu akan tetap terlaksana sebagaimana mestinya. Anak itu bisa membawa kedamaian kembali ke Wonderland,” Myungsoo sekali lagi bicara seolah ingin meracuni Woohyun dengan ucapannya. Woohyun mengatupkan bibirnya rapat.
 
Hening.
 
“Segera temukan Anak itu!! Bawa ia ke hadapanku dalam keadaan hidup-hidup!!  L, kerahkan semua pasukanmu untuk menemukan anak itu!!” seru Woohyun.
 
“As you wish, my lord,” Myungsoo membungkuk dalam menunjukkan hormatnya atas perintah yang di berikan oleh raja nya itu. Diam diam, tanpa terlihat oleh Woohyun, ia tersenyum. Senyum miring khas dirinya. Sinis.
 
Akhirnya ia punya satu alasan kuat untuk mengerahkan seluruh pasukannya dengan kuasa penuh untuk mencari Sungjong-terutama Jonghyun-dan membalas apa yang telah mereka perbuat pada wajah tampannya. Ia kembali berdiri tegak dan berseru pada pasukannya.
 
“Bayard!! Ikut Aku!! Kau harus membantuku menemukan kembali anak  itu!! Atau tidak, Kau tidak akan bisa bertemu dengan  keluargamu lagi!”
 
Onew mengumpat pelan sambil memegang kerah kostumnya dan mendesah. Wajahnya sendu. Ia teringat Keluarganya. Istrinya dan anak-anaknya… Ia pun setengah hati mengangguk dan dengan tak rela melangkah meninggalkan ruangan itu bersama dengan para prajurit hati lainnya. Sepeninggal Onew, Myungsoo kembali menoleh ke arah Woohyun dan tersenyum lebar. Seolah membuktikan pada Woohyun bahwa ia Kesatria yang patut dibanggakan.
 
Woohyun balas menatap Myungsoo sambil menumpukan dagunya pada tangan kanannya. “L-ah… Ngomong ngomong.. Wajah tampanmu kenapa? Ada apa dengan wajah indahmu itu?” tanya Woohyun to the point membuat Bahu Myungsoo--yang awalnya tegap--langsung melorot. “Eemm.. Ini..” Ia menggaruk hidungnya yang berplester dengan malu-malu. Tangan kirinya mengepal erat di samping tubuhnya. Niatnya untuk membalaskan dendam pada Sungjong-dan Jonghyun-makin besar.  “Ah. Bukan apa apa,” katanya sambil tersenyum. Senyum licik.
 
“Baiklah. Kau tahu kan apa yang akan terjadi jika wajahmu rusak lebih parah lagi..?” ujar Woohyun pelan. Myungsoo mengangguk. Tentu saja, pikirnya. Ia mengatupkan bibirnya rapat dan melangkah mantap meninggalkan Woohyun yang tengah menatap tajam padanya.  Aku tidak akan membiarkan statusku sebagai ‘Kesatria Merah’ yang Kau puja berakhir di selokan penuh kepala busuk itu. Yuck! Aku tidak akan mengecewakanmu, rajaku. Tidak akan. Karena Aku L, Kesatria kesayanganmu...
 
 
~x~
 
 
Sungjong berlari kesetanan. Tak tentu arah. Ia menoleh kebelakang dan untuk kesekian kalinya ia menelan ludah pahit. Jonghyun menghilang. Entah kemana perginya tikus itu. Hoya Juga menghilang. Sungjong sadar ia tengah berlari sendirian di tengah hutan saat ia tidak lagi mendengar sumpah serapah kedua makhluk ajaib itu. Ia tersesat. Sungjong tidak tahu kemana ia harus melangkah. Ia terus saja berlari asal.
 
Sungjong mendengar suara. Suara tawa. Dan suara benda yang pecah. Sungjong pun berjalan ke arah asal suara tersebut. Ia sampai di sebuah tempat yang cukup aneh. Sebuah meja piknik panjang ditutup taplak kain linen putih  dengan berbagai macam kue dan teh yang terletak di atasnya. Seseorang bertopi tinggi yang duduk di ujung meja tersenyum lebar saat menyadari kehadiran Sungjong. Sungjong tersentak kaget. Ia mengucek matanya dan melihat sekali lagi sosok yang ada di sana.
 
Sungyeol-hyung?! jeritnya histeris. Dunia ini aneh..
 
“Welcome Sungjong-ah.. Aha.. ‘Pengganti Alice’... ” seru Sungyeol sambil tetap tersenyum miring. “Kau tahu hyung..?” Sungjong bingung. “Aku diberi tahu oleh si tikus itu,” Kata Sungyeol. Senyumnya menghilang dari wajahnya.
 
“Ya! Ya! Aku bukan tikus. Aku Jonghyun!” Jonghyun tiba-tiba muncul dari balik pohon dan duduk di salah satu bangku di meja itu. “Kalau bukan tikus lalu apa lagi..? Kau pakai kostum tikus kan?” kata Sungyeol sambil mengorek lubang hidungnya. Santai. “Hah! Terserah!” seru Jonghyun. Semak di belakang Sungyeol bergoyang dan sesosok aneh lainnya muncul.
 
“Hyuung~” sosok itu terdengar merajuk. “Nah.. Ayo duduk di sini anak manis,” Jonghyun memanggil sosok itu untuk duduk di sebelahnya. Taemin dengan kostum kelinci putihnya mengucek matanya yang mengantuk dan duduk di sebelah Jonghyun.
 
“Hare.. kau terlambat. Jamuannya sudah dimulai,” kata Sungyeol. Taemin mendelik. “Oh… Sudah dimulai ya..?” Taemin menoleh ke arah Sungjong yang mangap.
 
“Taeminnie…” Sungjong berbinar.
 
“Ya! Ya! Bocah, duduk di sini. Ayo kita mulai pesta minum tehnya,” Jonghyun melambai pada Sungjong yang masih berbinar melihat teman sesama maknae nya berdiri disana. Taemin menautkan alisnya dan memandang heran pada Sungjong.
 
“Hyu~ng.. Siapa orang ini..?’ Taemin menarik lengan baju Jonghyun. “Hnnn.. Dia ini Pengganti Alice. Namanya Sungjong,” terang Jonghyun. Taemin mengangguk.  Dari mana dia tahu panggilanku ‘Taeminnie?’ pikir Taemin. Sungjong pun duduk tepat di hadapan Taemin. “Mana Hoya-hyung?” tanyanya saat ia menyadari kelinci rapper itu tidak ada di sana. “Dia ke istana,” jawab Jonghyun sambil sibuk mengunyah petite cakenya. Sedangkan Taemin sibuk memainkan tea-cup nya. Sungyeol menyeruput tehnya keras-keras. “Istana..?” Sungjong menggaruk pelipisnya. “Istana ‘Yang Mulia kita yang Tercinta’. Istana Merah,” segera setelah Sungyeol mengucapkan kata itu, suasana sekitar langsung hening. Bahkan angin pun berhenti berhembus.
 
“Istana Merah..” bisik Taemin pelan dengan nada bergetar. Jonghyun menelan ludahnya.
 
“Memangnya kenapa dengan Istana Merah..? Ada urusan apa dia kesana..?” tanya Sungjong.
 
Hening.
 
“Dia jadi kurir bagi penguasa Istana Merah. Semenjak perang dingin dengan penguasa Istana Putih, Ia menarik paksa Kelinci rapper itu untuk menjadi budaknya. Meninggalkan Yang Mulia ku sendiri…” ujar Sungyeol sambil tak henti-hentinya memberi bersendok-sendok gula ke cup teh nya. Taemin langsung menyambar cup itu dan meminum semua isinya sampai habis. Setelah itu ia melempar gelas itu secara asal kebelakang dan cup malang itu pun pecah membentur batang pohon.
 
“Ceritakan padaku. Absolem bilang aku ini pengganti Alice. Karena yeoja gila itu tidak bisa datang dan akulah yang di tunjuk jadi penggantinya. Absolem juga bilang tentang ramalan dan misi yang akan dilakukan Alice kalau ia jadi datang. Tapi karena ia tidak datang, Absolem menunjukku untuk menyelesaikannya. Katakan padaku apa yang harus kuselesaikan! Apa masalahnyaa..?” seru Sungjong. Jonghyun menyodorkan segelas cup teh padanya dan Sungjong menerimanya. Taemin menyodorkan cake stand dan Sungjong mengambil sebuah tart kecil dan memakannya.
 
“Dulu…” Sungyeol mulai bercerita. “Dulu.. Wonderland tidak seperti ini.. Wonderland terbagi dua dan keduanya berada dalam kondisi yang damai dan tentram. Namun suatu hari Penguasa Istana Merah, Red King, membuat masalah. Penguasa Istana Putih dan dan Red King pun berseteru. Bermula dari perang dingin hingga berlanjut sampai sekarang. Wonderland tak aman lagi. Red King murka. Ia menjarah semua yang ada di kawasan Istana Putih. Menculik kelinci rapper kesayangan ‘Yang Mulia’ku. Menghancurkan desa desa. Dan lain lain. Yang Mulia ku bilang soal Ramalan, Ia bilang Alice akan datang dan akan menyelesaikan perseteruan panjang ini. Tapi ternyata yang datang malah kau. Yahh.. Mau bagaimana lagi.. Mau tak mau kau harus menggantikan tugas Alice,” terang Sungyeol panjang lebar kali tinggi bagi 2.
 
“Red King? Seingatku di dalam cerita Alice ini yang ada cuman Red Queen, bukannya Red King,” tanya Sungjong bingung. “Nah.. Sekarang kau baru tahu!” seru Jonghyun. “Baru tahu yaa…?” Sungyeol tersenyum miring. Sungjong menyeruput tehnya sembari menahan malu. Sungyeol tiba-tiba terdiam. Ia menerawang. 
 
“Terakhir kali aku bertemu dengan Red King.. Waktu itu aku sedang berdiri di sebelah Yang Muliaku. Ia duduk dengan anggunnya di atas kuda putih kesayangannya. Kami sedang menghadiri sebuah pesta rakyat di salah satu desa. Perempuan dan laki-laki menari bersama.. Yang Muliaku tersenyum. Manis sekali.. Aku ingat itu..” Sungyeol menengadah ke atas. Pipinya merona merah. Ia kemudian melanjutkan. “Hahahaha.. Aku ingat semua momen itu,” Ia tersenyum, namun tak lama senyumannya menghilang.
 
“Namun.. Saat Yang Mulia sedang berbahagia bersama rakyatnya.. Red King datang dan menghancurkan semua! Prajurit merah menyerbu.. Bola api berseliweran di langit.. Membakar semua.. Aku takut Yang Mulia kenapa-kenapa.. Kudanya menolak untuk berlari karena ia ketakutan. Aku menarik Yang Mulia turun dari kudanya dan menuntunnya mencari tempat yang aman.. Saat itu Yang Mulia melihat kelinci kesayangannya.. Berdiri kaku dan ketakutan di samping Red King dan Kesatria Merah… Kasihan Yang Mulia.. Satu lagi desa dan wilayah kekuasaannya jatuh ke tangan Red King..” katanya murung.
 
Hening. Baik Sungjong, Taemin, dan Jonghyun terdiam. Kecuali Sungjong, Jonghyun dan Taemin tentu mengerti betul betapa mengerikannya suasana yang diceritakan oleh Sungyeol barusan. Karena mereka merasakannya. Mereka ada di sana dan melihat kejadian mengerikan tersebut.
 
“Yang Mulia frustasi.. Ia memilih bersembunyi di kastil putihnya yang jauh tersembunyi. Tidak ada yang tahu di mana letak kastil itu, kecuali kami sang pengikut setianya. Red King pun bahkan tidak tahu. Karena itulah ia menyerbu semua tempat dan membumi-hanguskannya hanya untuk mencari kastil itu. Yang Mulia tahu mengenai ramalan itu.. Ia menyuruhku keluar dari kastil untuk mencari dan menunggu kedatangan si penyelamat. Siapa lagi kalau bukan Alice,”
 
“Bertahun tahun aku menunggu, Alice tak kunjung datang… Kapan ramalan itu akan terjadi..? Tapi syukurlah. Penantianku sekarang berakhir. Mau datang atau tidaknya si gadis berisik itu.. Ada kau sekarang. Kau pengganti Alice. Absolem memberitahuku. Yang Mulia pasti akan senang dengan kehadiranmu,” Sungyeol tersenyum dan untuk pertama kalinya bagi Jonghyun, Taemin, dan Sungjong merasa Sungyeol terlihat sedikit lebih normal dan manusiawi. Sungjong mengangguk-ngangguk padahal kenyataannya ia masih tidak mengerti sebenarnya tujuannya datang ke Wonderland itu untuk apa.
 
“Mmm.. Aku masih tidak mengerti. Sebenarnya..” ucapan Sungjong terpotong saat ia mendengar suara auman anjing. Sontak  Jonghyun, Taemin dan Sungyeol langsung menunjukkan perubahan ekspresi yang drastis.
 
“Mereka menemukan kita..” bisik Jonghyun. “Aku kan sudah bilang! Jangan piknik di sini!!” seru Taemin.
 
“Ssstt taeminnie… Mereka bisa mendengar kita..” Jonghyun meringis gemas.
 
“Sungjong-ah..! Cepat. Kesini kau.” seru Sungyeol.
 
“Ada apa..? Apa mereka yang kalian maksud itu.. Mereka yang tadi..?? Myungsoo-hyung?” ujar Sungjong panik. Ia gemetar. Ia takut untuk bertemu lagi dengan makhluk berbulu yang menerkamnya tadi.
 
“Siapa Myungsoo? Memang benar mereka. Makanya kau cepat sembunyi,” Jonghyun menarik lengan Sungjong dan membawanya pada Sungyeol. “Ini.. Cepat minum ini..” Sungyeol dengan tangan yang gemetar menyerahkan sebuah botol kecil berisi cairan bening pada Sungjong. “Ini apa..?”
 
“Tak usah banyak tanya,” Sungjong pun lantas meneguk habis cairan yang berasa mint itu. “Cepat.. Cepaaaatt…” gumam Jonghyun. Taemin menarik taplak meja mengakibatkan benda benda diatasnya berjatuhan. “Ya!. Bisa tidak sih tidak berisik?!” geram Jonghyun. Taemin menutup sebagian wajahnya dengan taplak itu.
 
Tiba tiba Sungjong bergoyang limbung. Ia merasakan hal yang sama dengan yang ia rasakan di ruangan yang banyak pintu itu. Ia melihat sekeliling. Dunia serasa membesar di sekelilingnya. Aku mengecil.. Lagi.., pikirnya. Sungyeol segera meraih Sungjong yang mengecil seukuran kelingkingnya.
 
“Eck! Aku tidak pakai baju! Jangan asal pegang!” cicit Sungjong. “Mianhe,” jawab Sungyeol datar. Jonghyun langsung menyodorkan teko teh kosong pada Sungyeol. Sedangkan Taemin histeris sendiri. Karena cemas dan ketakutan ia sibuk jungkir balik dan menggaruk-garuk pohon.  Sungyeol pun segera memasukkan Sungjong ke dalam teko itu tepat saat Onew dan beberapa prajurit merah datang. Sungyeol meletakkan teko teh itu di meja. “Ya!! Disini dingin pabbo!! Beri aku pakaian!!” jerit  Sungjong dari dalam teko. Satu prajurit merah mendongak begitu mendengar suara mencicit. Sungyeol nyengir. Onew menatap pada Sungyeol.
 
Di belakang Onew, Myungsoo muncul. Masih dengan anggunnya duduk di atas pelana kuda kesayanggannya.
 
“Wah wah.. Lihat dimana kita. Aku tidak menyangka akan bertemu lagi dengan si Gila ini.. Bayard!” Onew bergidik.
 
“Kau yakin penciumanmu tidak salah, kan..?” gumam Myungsoo pelan. Ia menatap lurus ke depan dan melihat Sungyeol, Taemin, dan Jonghyun yang membeku ketakutan. Onew menelan ludah. Ia menundukkan wajahnya menatap sosok-sosok di depannya dengan garang. “Aku yakin tidak tuan,” jawabnya saat pandangan matanya tertuju pada teko teh di atas meja.
 
Menyadari apa yang dilihat oleh Onew, Sungyeol langsung menggeser teko itu dan meletakkannya diatas pahanya. Menyembunyikannya dari pandangan Myungsoo.  “Ya!.. Beri aku sesuatu untuk di pakai…” Sungjong kembali mencicit pelan. Dengan cepat Sungyeol meraih sebuah lap tangan dan mengguntingnya dengan cepat sambil tertawa aneh. Sebuah baju tercipta dari hasil guntingannya. Ia pun diam-diam memasukkan baju itu kedalam teko.
 
“Ini. Pakailah cepat!” bisik Sungyeol. “Uwah. Gomawo. Waw.. Bagus sekali..” seru Sungjong dari dalam teko teh.  Myungsoo menyipitkan matanya melihat gelagat aneh dari Sungyeol. “Jika kau tidak menemukannya.. Awas kau,” sinisnya sambil melirik Onew. Onew terlihat tertekan di bawah tatapan membunuh itu. Ia pun bergerak maju mengendus-endus tanah. Jonghyun dan dan Taemin berdiri mematung. Perlahan Taemin tanpa suara menghilang ke dalam hutan. Jonghyun menggeram marah padanya karena kabur di saat genting. Pandangan matanya langsung bertemu dengan tatapan tajam dari Myungsoo. Ia nyengir, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
 
“Kita bertemu lagi.. Jelek,” cemooh Myungsoo. Jonghyun diam. “Wah.. Aku dapat panggilan baru,” ujarnya mencoba bernada santai. Sementara tangannya yang tersembunyi di balik punggungnya mengepal kuat mendengar ejekan itu. “Aku punya sesuatu untukmu. Jangan kemana-mana dulu karena urusan kita belum selesai..” desis Myungsoo. “Tidak. Jika kau bisa menangkapku,” katanya. Jonghyun pun lantas berbalik dan menghilang di balik hutan.
 
“Ah! YA!!” seru Myungsoo. Ia menarik tali kekang kudanya dan kudanya pun mendompak berderap mengejar Jonghyun.  Seorang prajurit merah berlari tertatih-tatih mengikuti Myungsoo di belakang. Onew bergerak maju. Tak menghiraukan Myungsoo yang mengejar Jonghyun. Onew masuk ke bawah meja. Tubuhnya terlihat bergerak-gerak di balik taplak yang menutupi meja tersebut. Sementara di dalam teko...
 
Sungjong telah selesai berpakaian. Ia sedang memakai kaus kakinya. Setelah selesai ia pun memakai sepatu bermereknya dan berbalik menghadap cermin. Ia tersenyum kemudian mengeluarkan kacamata hitam dari saku bajunya dan memakainya. “Wah.. Aku nampak tampan,” kekehnya sambil tersenyum. Kemudian ia melepas kembali kacamatanya. “Di dunia ini aku jadi nampak aneh..” Sementara itu di luar..
 
Sungyeol menelan ludah gugup saat taplak di depannya bergerak gerak. Ia mencoba menutupi semua lubang yang ada di teko tersebut guna meredam suara dari dalam. Kemudian sesosok kepala muncul dari balik taplak. Onew menggeram pelan pada Sungyeol.
 
“Kembalikan kejayaan Wonderland..” bisik Sungyeol pelan. Onew terkesiap. Ia terdiam. Namun sedetik kemudian ia tersenyum. Senyuman lebar dan manis. Sorot tajam dan mematikan menghilang dari matanya. “Ne,” jawabnya. Ia kemudian mengangguk.
 
Tepat saat itu Myungsoo dan kudanya berderap kembali. Ia terlihat berkeringat. “Sial.. Kali ini kau lepas. Tapi jangan harap aku akan mengampunimu,  Jelek,” gumamnya. Onew yang menyadari Myungsoo telah kembali, berbisik pelan pada Sungyeol. “Biarkan mereka bersatu..” bisiknya sambil cekikikan pelan. Sungyeol mengangkat jempolnya dan tersenyum gugup pada Onew. Namun wajahnya terlihat cerah merona begitu mendengar kalimat itu.  Onew berbalik menghilang kembali ke bawah meja dan muncul di sisi satunya.
 
“Maafkan aku tuan. Aku tidak menemukannya,” ujar Onew sambil menggeleng. Myungsoo menggeram. Ia hendak menarik pedangnya saat Onew kembali menambahkan. “Ini aneh tuan. Padahal aku tadi mencium baunya...”
 
Sungyeol tersenyum namun senyumannya langsung menghilang saat Myungsoo melirik tajam padanya.
 
“Kenapa senyam-senyum…?! Aku tanya padamu.. Apa kau lihat bocah bernama Sungjong?!” seru Myungsoo. Sungyeol berkedip. “Baru kau tanya.. Kenapa tidak kau tanyakan sejak tadi. Dasar Tampan,” gumam Sungyeol. Myungsoo terlihat merona sesaat. “Ya! Jangan main main! Jawab aku!” seru Myungsoo sambil menyembunyikan rona di wajahnya.
 
“Iyyeee.. Aku tahu kau salting. Jangan di sembunyikan. Itu tidak baik untukmu. Oh… Bocah..? Apa maksudmu bocah laki laki yang berwajah manis itu..? Aku rasa ia lari ke hutan sambil menangis karena ia tidak kuberi kueku yang enak. Kau mau satu?” Sungyeol mengambil sebuah tart kecil berbentuk hati dan menyodorkannya pada Myungsoo. “Huh! Tidak, terima kasih! Ayo Bayard! Segera temukan bocah itu. Ia pasti lari ke hutan! Temukan dia segera sehingga aku bisa mencari tikus jelek itu jika misi ini selesai! Aish dasar,” Myungsoo menarik kekang kudanya sambil menyembunyikan rona merah yang kembali muncul di wajahnya. Para prajurit merah mengikuti di belakang. Tanah bergetar karena derap langkah kuda dan sekawanan prajurit. Onew menoleh dan tersenyum sekilas pada Sungyeol. Sungyeol kembali mengacungkan jempolnya dan Onew pun berbalik menyusul Myungsoo.
 
Sepeninggal mereka, Sungyeol menaruh kembali teko itu di atas meja dan mebuka penutupnya. Ia menarik Sungjong keluar dari teko itu dan meletakkannya dengan hati hati di atas meja.
 
“Gomawo. Ngomong ngomong.. Aku dengar semuanya lhoo.. Sekali lagi terima kasih karena bilang aku manis. Oh dan untuk pakaiannya juga. Kau ternyata punya ‘sense of style’ yang bagus ya..” kata Sungjong.
 
Sungyeol tersenyum. “Tentu saja. Aku gitu lhoo..”
 
Ia pun mengedarkan pandangan ke sekeliling. Hening. Tidak ada tanda-tanda kehadiran seseorang. “Dimana yang lain..? Mana Taemin..? Jonghyun-hyung?” tanya Sungjong saat ia menyadari ketidakberadaan mereka berdua. “Oh iya.. Aku juga tadi dengar suara Myungsoo-hyung. Makhluk besar berbulu itu tidak ikut dengannya kan..?” tanyanya lagi. Badannya gemetar begitu mengingat kembali makhluk itu. “Entahlah. Aku tidak tahu mereka kemana. Sudahlah. Ayo ikut aku,” Sungyeol pun mengangkat Sungjong dan meletakkannya dengan hati-hati di saku bajunya. “Kita mau kemana.??” tanya Sungjong. “Ikut saja. Aku akan membawamu menemui Yang Muliaku,” jawab Sungyeol.
 
“Dalam ukuran tubuh sekecil ini..?!” cicit Sungjong histeris. “Shhh.. Berisik. Diamlah dan ikuti saja. Selagi Bayard berhasil mengecoh si Tampan itu ayo kita bergegas. Si Tampan itu tidak bodoh. Kalau kita tidak cepat dia akan menemukan kita lagi,” ujar Sungyeol sambil tersenyum.
 
“Kau dari tadi terus terusan menyebutnya Tampan.. Tampan... Ada apa ini?” tanya Sungjong curiga.
 
“Ahh.. Tidak. Memang kenyataannya dia Tampankan..? Kalau kau lihat dia baik-baik kau akan tahu kalau dia itu luarbiasa. Oh.. Kau harus lihat dia dalam balutan Seragam Merahnya.. Ohh.. He looks So Hot in Red!!” seru Sungyeol sambil menggaruk pipinya yang kemerahan.
 
“Aneh.. Oh iya.. Siapa Bayard?”
 
“Shh.. Diamlah,” bisik Sungyeol.
 
Dan ia pun melangkah semakin dalam memasuki hutan.
 
 

~x~

To Be continued


 

 

thanks for subscribing and comments

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
buyoung
i'm going to fix several things here

Comments

You must be logged in to comment
diniazakee #1
Chapter 8: Ehem... mudah2 an dibaca hehehehe
Daebakk...!!!
Aku suka author... :)))) Friendship2 Infinite, terutama WooGyu ♡♡
Walaupun aku baru nemu sekarang, semoga semangat buat ff Infinite nya gak luntur
Dan, aku harap bisa menemukan ff Infinite sebagus punya mu atau mungkin lebih bagus lagi
Terima kasih sudah berbagi cerita. Love love untuk Author
shin-pads
#2
Chapter 8: Daebaaaaaakkkkkkk!!!!

Petualangannya ajib!

Thumbs up!
imatsuko
#3
Chapter 8: Ff ini sukses bikin aku ngakak tengah malem wkwkw xD daebak!!!
mowmow33 #4
Chapter 8: Yah author..... Kok ngegantung sih..... :((( trus gimana sungjong di dunia nyatanya?:(
Aku kasian sama White king sama Red King... Overall, bagus kok author ceritanya;)) klo aku sih, yes~
dooseob_saranghae
#5
Chapter 8: eh?gantung..trs woogyu dunia nyata gmn?huhuhuhuhe pgn tau kelanjutan di dunia nyatanya
dooseob_saranghae
#6
Chapter 4: gak suka chapter yg ini knp jd myungjong hiaaa
buyoung
#7
finally apdet~ :3
sandeoki
#8
aduh ngakak :'''D
lovelybutterfly #9
Chapter 3: Please update soon ^_^
NMInspirit987
#10
Chapter 2: Woah author ceritanya keren sekali >o< ditunggu chaoter chapter selanjutnya author! /throw heart kaya woohyun/?