Chapter 7

Sungjong In Wonderland

 

Sungjong, Hoya, Sungyeol beserta Taemin dan Jonghyun bersorak gembira hampir bersamaan saat melihat gerbang raksasa berwarna putih berkilau dikejauhan. Tanpa sadar Hoya sudah bersimbah air mata sambil berseru tak sabar bertemu dengan Yang Mulia. Bersama dengan tunggangan (?) mereka, Banddy–Panggilang sayang dari Dongwoo–mereka berlima pun memasuki gerbang. Dan seketika, entah kenapa Sungjong merasa sekujur tubuhnya berdesir, lumpur dan bekas-bekas luka lecet saat pelarian mereka dari Grease Grum lenyap tanpa bekas. Taemin dan Jonghyun langsung turun dari bahu Hoya dan Sungjong, dan langsung sujud syukur di tanah.

“Kyaaaakk~ berhasilll!” seru Jonghyun. Ia pun bangkit dan langsung memeluk Taemin dengan sayang. “Taeminnie~ lihat! Kita sampai! Kita sampai di Kastil Putih!!” serunya. Sedangkan Taemin dengan tampang datar tapi teriakan melengking membalas seruan Jonghyun, “HO’OH HYUNG! KITA BAKALAN KETEMU WHITE KING LAGII KAANN?!” yang sukses membuat Jonghyun tepar dilantai akibat seruan keras dari Taemin yang merusak gendang telinganya.

 Sedangkan Hoya menunjukkan kegembiraan dan rasa syukurnya dengan mencium batang pohon dan bunga terdekat sambil menangis haru. Sungyeol memperhatikan semua itu sambil tersenyum. Senyum yang terlihat lebih manusiawi. Sungjong yang menyadari senyuman itu, merasa kalau Sungyeol terlihat lebih manusiawi ketika mereka sudah mendekati kawasan Kastil Putih. Ia tidak tertawa gila seperti biasanya, tidak lagi tersenyum licik seperti biasanya, tidak lagi berpikiran ‘aneh’ seperti biasanya. Sungyeol nampak berbeda, dan ia terlihat luarbiasa dewasa, membuat title ‘Kesatria Putih–yang berwibawa--‘cocok dengan sosoknya sekarang.

“Hyung ..” tanpa sadar Sungjong memanggil Sungyeol. Ia langsung menutup mulutnya sendiri saat Sungyeol menoleh padanya. “Ya?” tanyanya dan Sungjong bersumpah Sungyeol benar-benar terlihat berbeda dari Sungyeol yang pertama kali ia lihat di tengah hutan waktu itu.

“Hyung.. kelihatan lain.” Gumam Sungjong. Sungyeol yang menyadari maksud perkataan Sungjong barusan, hanya tersenyum simpul. Ia membuang  pandangannya dari Sungjong dan mendongak menatap lurus kearah salah satu puncak menara tinggi Kastil Putih. “Hmm..” hanya itu jawabannya. Dan Sungjong mengambil kesimpulan, Sungyeol akan terlihat gila, hilang akal, tak waras, suka tertawa keras, licik, dan agak kelihatan kejam, itu semua terlihat pada diri Sungyeol jika ia berada jauh terpisah dari White King. Penguasa Istana Putih yang sangat ia puja. Sungyeol gila, tertawa keras, itu semua karena ia tahu ia terpisah jauh dari Yang Mulia yang sangat ia cintai. Namun kini, saat ia semakin mendekati White King, Sungyeol terlihat lebih suka tersenyum, lebih manusiawi.

“Oiya, hyung.. saat memasuki gerbang tadi, kenapa rasanya seluruh darah ditubuhku mendesir? Dan, kenapa bekas-bekas lukaku hilang dan bajuku yang sebelumnya kotor kena lumpur jadi bersih kinclong begini?” Sungjong mengangkat tangannya ke tubuhnya menjelaskan maksud ucapannya. “Itu karena pelindung yang dipasang diseluruh Kastil Putih oleh Yang Mulia.” Jawab Hoya sambil masih menangis haru. 

“Pelindung?”

“Sama seperti semacam Kubah transparan yang membuat siapapun yang sebelumnya luka-luka dan tersiksa menjadi kembali suci dan bersih. Sama seperti makna dari ‘Putih’ itu sendiri. Pelindung itu juga sekaligus melindungi Kastil Putih – benteng pertahanan terakhir Kerajaan Putih – dari orang-orang jahat yang ingin mencoba masuk dan merusak Kastil Putih. Kastil Putih terlihat tak kasat mata bagi orang-orang jahat kecuali bagi mereka yang setia pada White King.” Jelas Sungyeol. Sungjong mengangguk-angguk tanda mengerti. Ia menoleh dan melihat Taemin dan Jonghyun yang berdiri di dekatnya, tersenyum, sehat, dan bersih. 

Damai, tak terlihat raut ketakutan dan kegelisahan sedikitpun. Benar-benar seperti makna dari ‘putih’ itu sendiri.

Sungjong pun melayangkan  pandang keseluruh penjuru halaman kastil putih. Halaman yang luas, banyak pohon rindang, semak-semak yang terawat, rumput yang terpotong rapi, rumpun-rumpun bunga,  dan semak bunga mawar putih. Semuanya nampak cantik. Sungjong bahkan berharap halaman depan apartemen dorm mereka juga tertata rapi dan seindah halaman kastil putih ini. Tapi,..

Tunggu dulu, mawar putih?

Sungjong memutar leher dan tubuhnya. Celingak celinguk seperti sedang mencari sesuatu. Sungyeol dan Hoya menatap heran pada Sungjong. Sungjong sendiri mengerutkan keningnya. Ada suatu hal yang tengah ia pikirkan namun ia lupa apa itu. Hal itu sudah ada di ujung lidahnya namun entah kenapa ia merasa tidak bisa menyebutkannya. Bukan, bukan karena Sungjong lupa akan hal apa itu. Ia ingat betul apa yang sedang mengganggu pikirannya namun ia tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.

“Kenapa? Sungjong?” tanya Sungyeol.

Sungjong masih saja melayangkan pandang keseluruh penjuru hingga tak sadar kakinya melangkah memasuki area halaman makin kedalam. Tak mendengar seruan dari Sungyeol dan yang lain.

“Ya! Sungjong-ah! Kau mau kemana?” seru Jonghyun.

“Sungjong~!” seru Sungyeol.

Namun Sungjong tak mendengar, ia terus melangkah. Pikirannya hanya satu. Dimana-mana ada banyak sekali bunga mawar, mawar putih. Yah, tentu saja putih, ini kan kastil Putih. Namun ada yang janggal. Sungjong menggigit bibirnya gemas berusaha memaksa otaknya untuk mengeluarkan kembali memori penting yang ia rasa ada hubungannya dengan apa yang ia lihat di kastil ini. “Aduhh… apa ya?” pikir Sungjong gemas.

“Ada apa ini?”

Sebuah suara mengagetkan Sungjong. Langkahnya terhenti dan ia menatap lurus kedepan. Pada sosok berjubah putih yang keluar dari pintu depan kastil dan berjalan dengan anggun kearah Sungjong. Bukan, bukan karena anggunnya gaya berjalan orang itu, tapi lebih karena efek yang terjadi saat sosok itu keluar dan melangkah mendekati Sungjong dengan raut penasaran. Angin berhembus meniup rambut Sungjong dan rambut merah dari sosok itu, meniup jubah putihnya dan menerbangkan dedaunan kering.

 

“Oo?” sosok itu membulatkan bibirnya.

 

Dan Sungjong merasa ada seseorang yang berbisik pelan di belakangnya…

 

“Kalian…” Suara sosok itu amat dikenalnya ….

 

White… King…

 

“Sung.. Gyu.. Hyung….?”

 

Sungjong merasa waktu telah berhenti di Wonderland saat itu juga.

“SUNGGYUUU-HYUUNNGGG~~!!” pekik Sungjong layaknya orang yang terseret air bah. -_-

Jeritan Sungjong sukses membuat tampang penuh suka cita dari Sunggyu barusan langsung berubah menjadi kerutan mengerikan, seolah energi kehidupan Sunggyu telah disedot oleh teriakan Sungjong barusan. Membuat wajah tampannya berubah jelek menjadi ringisan dan kerutan yang memilukan.

“YA!! APA KAU BILANG BARUSAN HAH?! ‘SUNGGYU-HYUNG’ APA MAKSUDMU?! ITU WHITE KING KAU TAHU!!” seru Taemin tak kalah keras. Membuat Sungyeol, Hoya dan Jonghyun yang sebelumnya menutup telinga mereka karena teriakan Sungjong, terpaksa menekankan telapak tangan mereka makin dalam menutupi lubang telinga mereka. Sedangkan Sunggyu yang tak siap akan Duo teriakan laknat barusan hanya bisa terkapar dengan oh sangat tidak anggunnya sama sekali.

“Ya! Ya! Ya! kenapa ini jadi teriak-teriak, hah?!” seru Jonghyun yang untungnya tidak sekeras Taemin dan Sungjong barusan. Sungyeol lantas segera berlari menyambut White King yang sudah terkapar mengenaskan di tanah. 

 

“Yang Mulia!!” seru Hoya.

 

“Yang Muliaaa~!!” Pekik Sungyeol.

“Yang Muliaa~” ratap Hoya dan Sungyeol. Sungyeol mengangkat kepala Sunggyu dan membaringkannya kepahanya. “Jangan.. jangan pergi Yang Mulia..” Sungyeol menyedot ingusnya. Sunggyu yang hidungnya berdarah hanya tersenyum dan menatap nanar pada Sungyeol. “Aku .. aku ak.. an..” Sunggyu masih saja tersenyum miris disamping fakta bahwa telinganya juga berdarah hebat.

“Ya! Ya! Ya! Plis deh! Gak usah lebay kenapa?” Hoya tiba-tiba mengganggu moment indah dan berharga antara Sunggyu dan Sungyeol barusan. Ia melempar handuk kecil kearah Sunggyu yang menggerutu.  “Aish.. sopan dikit napa? Aku ini siapa, coba?” gerutu Sunggyu sambil bangkit berdiri dan melap darahnya sendiri. Kemudian ia menyerahkan lap tersebut pada Sungyeol yang digunakan oleh Kesatria Putih itu untuk membersihkan ingusnya. Yuck -_-

Sungjong dalam hati berpikir, ia menarik kembali ucapannya saat mengatakan bahwa Sungyeol terlihat berbeda dan lebih manusiawi. Ternyata Sungyeol masih sama saja dengan Sungyeol yang gila dulu. White King nya saja gila begitu, apalagi Kesatrianya… -_-

Sunggyu berdiri tegap, dengan aura sok anggun ia menoleh menatap Sungjong. Sungjong entah kenapa merasa malu sendiri di tatap oleh orang gila seperti Sunggyu. Taemin dan Jonghyun lantas berlari menyusul Sungyeol dan Hoya dan mereka berdua langsung berlutut dihadapan Sunggyu. Sungyeol dan Hoya pun mengikuti teladan dari dua makhluk liliput itu. Melihat aksi mereka berempat, Sunggyu tidak bisa menahan senyumannya.

“All Hail for White King!!” seru mereka berempat.

Dan Sungjong… untuk kesekian kalinya mematung disana. Menatap bengong pada Sunggyu dan yang lainnya. Hingga akhirnya Sungjong tersadar dari pikirannya saat Sunggyu melayangkan senyum padanya.

 

Tunggu dulu..

 

“WHITE KIINNGGGG???!!! SUNGGYU-HYUNG?!” lagi-lagi Sungjong menjerit dan ia yakin tak lama lagi posisi main vocal Infinite akan jatuh padanya. Ia jadi merasa kasihan pada Woohyun didunia nyata. Sunggyu hanya terkekeh melihat reaksi Sungjong barusan. Ia kemudian berkata, “Sunggyu? Ah.. mungkin itu memang namaku. Tapi mereka memanggilku White King atau Yang Mulia. Tapi, karena yang memanggilku itu kau, aku tidak keberatan dipanggil Sunggyu,” sambil tersenyum ramah.

Sungjong masih saja bengong hingga akhirnya Hoya terpaksa maju dan menjentikkan jarinya beberapa kali didepan Sungjong. “Ya! Ya! Ya!” seru Hoya. Sungjong yang tersadar pun hanya bisa nyengir. “Eh.. hehe.. mian hyung.” Katanya sambil menggaruk belakang kepalanya. 

“Kalian semua.. kembali.. Kalian kembali ke sisiku.. terima kasih..” Sunggyu tersenyum sambil berkata pelan. Namun cukup bisa didengar oleh mereka semua. Sungyeol dan Hoya beserta Jonghyun dan Taemin lantas merapatkan badan mereka menelan Sunggyu dalam pelukan mereka. Bahkan Taemin dan Jonghyun pun rela memanjat kaki Sunggyu dan masing-masing memeluk leher Sunggyu. Setetes air mata tanpa sadar jatuh dari matanya. “Terima kasih, kalian sudah kembali padaku..” Sunggyu menangis.

Kabut hijau berpendar dihadapan Sunggyu dan sosok Dongwoo pun muncul dengan penuh suka cita dan tersenyum lebar.

“White King~!!!” serunya sambil merentangkan tangannya. Menggesturkan dirinya untuk memeluk Sunggyu.

Sungyeol dan Hoya beserta Taemin dan Jonghyun pun melepas pelukan mereka dari Sunggyu dan membiarkan White King berlari menyusul Dongwoo.

“Chessiee~!!!” seru Sunggyu dan menghambur memeluk Dongwoo sambil menangis keras. “Aku rindu kalian~!! Aku rindu~!! Kalian semua berhasil kabur dari Grease Grum dengan selamat…  kalian kembali ke sisiku.. terima kasih.. terima kasih terima kasih terima kasih..” Sunggyu mengusap-ngusapkan wajahnya ke dada Dongwoo yang melayang dalam pelukannya. Sungjong tanpa sadar menyedot ingusnya sendiri menyaksikkan pemandangan mengharukan dihadapannya.

“White King terpisah lama dari pengikut-pengikut setianya yang amat disayanginya..” Sungjong menoleh kebahu kanannya dan melihat Taemin sudah bertengger dengan manis dibahunya. Baydewey, sejak kapan lu nongkrong disana? -_-  pikir Sungjong. “Jadi.. wajar saja kalau White King menangis seperti itu..” Taemin mengakhiri ucapannya. Sungjong dalam hati membenarkan ucapan Taemin barusan.

White King menangis.. seperti anak kecil.. 

Wajar  sih kita menangis seperti itu jika akhirnya kita bertemu lagi dengan orang yang kita sayangi yang sudah lama terpisah dari kita.. tumben author bisa ngomong kayak begini ._.a

Dongwoo mengusap-ngusap rambut merah itu sambil tersenyum. “Sudah sudah.. cep cep ceepp.. White King gak boleh nangis.. ntar jadi jelek lhoo~ ._. ” kata Dongwoo menenangkan. Untungnya Sunggyu mau berhenti menangis tapi ia masih tidak mau melepas pelukannya dari Dongwoo.

“Yang Mulia, jika anda ingin berterima kasih.. maka katakanlah hal itu pada bocah yang disana itu, Yang Mulia. Dialah yang telah menyelamatkan kami semua dan membantu kami meloloskan diri dari Grease Grum, Yang Mulia.” Sungyeol berkata sambil menunjuk Sungjong. Sungjong bergidik malu saat di tunjuk begitu dan semua mata jatuh padanya. 

Sunggyu pun melepaskan pelukannya dari Dongwoo dan berjalan kearah Sungjong. Ia tersenyum.

“Ahh~ kau pasti Sungjong, benar begitu? Bayard sudah memberitahuku tentangmu. Welcome to my castle, Sungjongie. Kau amat sangat diterima disini.” Sunggyu merentangkan tangannya menegaskan ucapannya sambil menatap ramah pada Sungjong. Sungjong lagi-lagi merasa darahnya berdesir. Red King pernah menyambutnya dengan ramah seperti itu sebelumnya, dan sekarang dengan White King yang juga memperlakukannya dengan sama, Sungjong jadi ragu sesaat.

Tapi, ia membiarkan hal itu berlalu dari benaknya saat ia mendengar nama Bayard disebut. Berarti Onew telah sampai dengan selamat di kastil putih.

“Bayard? Onew-hyung?” Sungjong membulatkan matanya. Sunggyu mengerutkan keningnya. Bingung akan pertanyaan Sungjong barusan. Dalam hati ia berpikir, siapa ‘onew’?

“Onew? Yah~ Bayard. Ia telah sampai dengan selamat  ke kastil putih. Kau ingin menemuinya?” tanya Sunggyu ramah. Sungjong mengangguk antusias. Ia ingin tahu bagaimana kabar Onew setelah berhasil kabur dari Grease Grum dan sampai ke Kastil Putih dengan selamat.

Tiba-tiba terdengar suara gonggongan anak anjing yang menyita perhatian semua yang ada disana saat itu. Sungyeol dan Hoya berbalik dan kompak mereka berteriak gemas saat melihat Onew muncul dengan kostum anjing sambil menggendong 2 ekor anak anjing dalam pelukannya. Seseorang mengikuti dibelakang, berkostum anjing warna coklat hitam yang juga menggendong 2 ekor anak anjing lainnya.

“Waahh~” seru Sungyeol gemas. White King tersenyum bangga. Dan Sungjong lagi-lagi melongo untuk kesekian kalinya di hari itu. Pandangannya lebih tertuju pada seorang (seekor) lainnya yang berjalan dibelakang Onew.

“Hai semua~ Syukurlah kalian selamat~!” seru Onew girang. Sungyeol dan Hoya kompak menyambut Onew dan KEY yang mengikuti dibelakangnya.

“Aigoo~ imut imut sekali anak anjing ini~” kata Hoya gemas. Onew tersenyum bangga pada Hoya dan Sungyeol. “Hai Jjong~” serunya pada Jonghyun yang nampak masam (jelas-jelas iri =_=) bertengger di bahu Hoya. Jonghyun hanya membalas sapaan Onew ogah-ogahan dan melayangkan pandangannya kepada sosok dibelakang Onew. Melihat itu, Onew tersenyum miring, “Kau tahu kan kalau ‘tikus’ dan ‘anjing’ tidak akan pernah bisa bersatu?” bisiknya kejam sambil tersenyum evil kearah Jonghyun yang entah kenapa tiba-tiba jadi pucat.

“Key-hyung!?” seru Sungjong. Mendengar seruan itu, Key pun menoleh kearah Sungjong dan melambaikan tangannya dengan riang kearah Sungjong. 

“Hai disana!” serunya.

“Apa yang dilakukan Key-hyung disini?” pikir Sungjong bingung. 

“Kau tidak tahu Sungjong,” White King menoleh kearah Sungjong. “Itu istrinya Bayard.” Jawab Sunggyu riang. “Mwo?!” seru  Sungjong kaget. Sunggyu hanya terkekeh. Key berjalan mendekati mereka berdua dan menunduk hormat pada Sunggyu. “Siang, Yang Mulia..” katanya dan tersenyum kearah Sungjong. 

Sungjong yang cengo hanya bisa membalas Key dengan lambaian lemas, “Hai.. hyung..”

“Aigoo~ jadi ini si pengganti Alice itu. Kau manis, Sungjongie~ Kuharap kau bisa mewujudkan ramalan itu.” kata Key riang. Mendengar ucapan itu, Sungjong seketika merasa atmosfir disekitarnya berubah. Sunggyu seketika menunduk dan Sungyeol dkk terlihat murung. Melihat perubahan ekspresi itu, Key sepertinya sadar apa maksudnya perkataannya barusan. “Akh.. aku.. “

“Apa telah terjadi sesuatu?” Onew tiba-tiba berdiri disamping Key dan meremas bahu pasangannya itu dengan sayang. Kedua anak anjing unyu yang berada dalam gendongannya sebelumnya telah berpindah masing-masing dalam pelukan Hoya dan Sungyeol. Sungjong menatap takut-takut pada Sungyeol dan Hoya sebelum akhirnya memberanikan diri menatap Sunggyu, sang White King.

“Sung.. Yang Mulia.. maafkan aku. Tapi sepertinya..” Sungjong tidak bisa meneruskan ucapannya karena ia takut Sunggyu akan sangat kecewa jika mendengar sampai habis ucapannya. Ia menatap dengan mata berair pada Sungyeol dan Hoya, memohon bantuan. Taemin yang sebelumnya duduk manis dibahu Sungjong, memilih berinisiatif melanjutkan perkataan Sungjong yang sempat terhenti.

“Kami berhasil kabur dari Grease Grum, Yang Mulia. Tapi kami telah membuat Red King menyatakan perang pada kami. Kami rasa.. kami telah gagal dalam mencoba mewujudkan perdamaian antara kalian berdua.” Katanya pelan. Semua yang ada disana kecuali Sunggyu sontak menunduk. Suasana tegang dan sedih mulai terasa. Key menutup mulutnya dengan telapak tangannya tak percaya mendengar itu semua.

“Red King telah mendeklarasikan perang pada kaum putih, rajaku. Tepat saat kami berhasil kabur dari Istana Merah, ia memintaku untuk menyampaikan pesannya. ‘perang besar telah tiba’ ” kata Sungyeol.

“Dan aku menunggunya di medan perang. Itu kan yang diucapkannya?”

Semua kepala terangkat dan memandang tak percaya pada Sunggyu. Sunggyu sendiri hanya tersenyum getir. “Yang Mulia.. bagaimana anda bisa..” Hoya tak sanggup berkata. Sunggyu membuang pandangnya.

“Aku mendengarnya dari seseorang. Siapa dia kalian tidak perlu tahu untuk saat ini.” Kata Sunggyu pelan. Sunggyu kemudian kembali menatap pada satu persatu pengikut setianya, dan tersenyum. 

“Nah~  itu tidak perlu dipikirkan sekarang. Jika ia memang menginginkan perang, maka akan kita beri Dia apa yang ia mau. Sekarang, kalian masuk dulu kedalam. Aku akan menjamu kalian dalam pesta malam nanti.” Sunggyu tersenyum. Membuat Sungjong, Sungyeol, Hoya dan yang lain juga ikut tersenyum. Raja mereka optimis, maka mereka juga harus optimis.

Taemin yang menyadari sesuatu yang penting segera turun dari bahu Sungjong dan langsung memanjat kaki Sunggyu, naik hingga ke telinganya dan berkata, “Yang Mulia, sebelumnya maaf menyela. Tapi, bisakah kau mengembalikan kami kembali ke ukuran semula?” yang mau tak mau membuat Sunggyu dan yang lain kontan tak bisa menahan senyum dan tawa meraka.

“Ya! Ya! Ya! apa yang kalian tertawakan?! Aku juga ingin kembali ke ukuran semula. Kalian pikir enak apa lama-lama dalam ukuran tubuh begini!” Jonghyun berkuak dari bahu Hoya. “Hahahahaha!! aku mengerti. Aku paham apa yang diinginkan oleh rakyatku. Mari kita masuk.” Sunggyu mempersilakan semua untuk masuk. Membuat Jonghyun dan Taemin tersenyum lebar, mengetahui bahwa mereka akan kembali keukuran mereka semula. Namun sekarang, sepertinya giliran Sungjong yang merasa ingin mengutarakan sesuatu yang penting. Gulungan merah yang berada di dalam sakunya itu entah kenapa terasa bertambah berat berkali-kali lipat. Seolah ingin mengingatkan Sungjong akan janjinya dulu jika ia sudah sampai ke Kastil Putih, ia akan memperlihatkan gulungan itu pada Sunggyu.

Namun, melihat ekspresi White King tadi, dan dari nada ceria palsu yang ia ucapkan tadi, Sungjong jadi tidak ingin merusak suasana gembira yang kini mulai terbentuk kembali saat Sunggyu menjanjikan jamuan yang menyenangkan pada mereka. Sungjong tidak ingin dicap sebagai si perusak suasana. Maka mau tak mau ia terpaksa mengurungkan niatnya untuk memberitahukan soal gulungan itu pada Sunggyu. Bukan sekarang. Aku rasa nanti. Pikir Sungjong. Sambil mengepalkan tangannya erat, ia mengangkat wajahnya menatap Sunggyu yang tengah tersenyum padanya.

“Ah.. Yang Mulia…” kata Sungjong.

“Ya?” Sunggyu memiringkan kepalanya.

“Ehmm.. begini..” Sungjong menggigit bibirnya gugup. Sedangkan Sunggyu, tidak mungkin kan membulatkan matanya, maka ia memilih membulatkan bibirnya.

“Ehmm.. itu…” Sungjong mengangkat telunjuknya dan mengarahkannya kebalik kepalanya. Menunjuk pada seekor makhluk besar yang beberapa waktu yang lalu menjadi tunggangan penting mereka dalam pelarian dari Grease Grum. Banddy – panggilan sayang Dongwoo – tampak menyembul dibalik semak-semak mawar putih dan mengendus-endus bunga-bunga itu dengan penuh suka cita.

“Ohh..” Sunggyu speechless.

“Aku lupa soal yang itu Yang Mulia.” Sungjong masih mengangkat telunjuknya dan menunduk karena malu. Bagaimana bisa ia lupa pada makhluk besar itu. Sunggyu mengatupkan bibirnya menjadi segaris lurus. Sebelum akhirnya bicara, “Aku rasa aku tahu harus menempatkan hewan itu dimana.”

Dan Sungjong pun merasa sudah tak sabar lagi dengan jamuan yang dijanjikan Sunggyu tadi padanya.

 

~x~

 

Ballroom di kastil putih penuh dengan orang-orang yang sedang bersuka cita menyambut kembalinya para kesatria kesayangan White King. Mereka berdansa, bercanda ria, saling melemparkan puji-pujian pada Sungyeol dan yang lain. Sungjong sendiri, bukannya merasa terlupakan, tapi ia mencoba menepis pikiran negative itu dengan tersenyum lebar dan tulus saat ada yang menyapanya atau menyinggung topic yang menyenangkan tentangnya. Sungyeol, sebagai hyung yang baik dan Kesatria Putih yang berwibawa, ia selalu mendampingi Sungjong kemanapun ia pergi. Seolah tidak ingin Sungjong mendapat tekanan bathin karena dirinya tidak termasuk para kesatria White King yang sangat dipuja oleh rakyat.

“Tenang. Kau sudah termasuk bagian dari kami Sungjong.” Begitulah yang Sungyeol katakan untuk menenangkan perasaan Sungjong. Tapi sebenarnya bukan itu yang mengganggu pikiriannya. Sungjong bertanya-tanya, bagaimana bisa mereka berpesta dan berdansa seperti ini sedangkan di suatu tempat yang jauh disana, Red King mungkin tengah menyiapkan pasukannya dan sang Kesatria Merah mungkin sedang menyusun strategi perang. Bagaimana mungkin mereka masih bisa bersenang-senang sekarang sedangkan perang besar mungkin bisa terjadi kapan saja.

Tidak ingin hal buruk itu mempengaruhi pikirannya, ia pun memilih menghibur diri dengan keluar menghirup udara malam yang sejuk. Ia pergi kelantai dan dua menuju salah satu balkon yang ada. Sungjong membuka pintu kaca tersebut dan membiarkan angin malam berhembus menerpa. Ia berharap dengan hembusan itu, beban pikirannya juga ikut terbawa. Sungjong berpikir, bagaimana kabar hyung-hyungnya didunia nyata. Ia tidak menyangka sudah sejauh ini perjalannya di negeri antah-berantah ini. Sungjong jadi tersenyum sendiri saat memikirkan hyung-hyungnya menyambutnya dengan suka cita. Dan mungkin saja Sunggyu dan Woohyun sudah berbaikan saat ini begitu mereka tahu Sungjong menghilang. Mungkin mereka sadar akan kesalahan mereka sehingga dengan berbaikan kembali mereka berharap Sungjong akan kembali.

Namun senyuman Sungjong menghilang. Ia teringat dengan Sunggyu dan Woohyun didunia nyata yang bertengkar hebat gara-gara dirinya. Sedangkan di Wonderland ini, Sunggyu dan Woohyun juga bertengkar hebat, entah itu juga gara-gara Sungjong atau bukan. Tapi dari dua versi Sunggyu dan Woohyun yang sama-sama berseteru ini, Sungjong jadi merasa itu semua karena salahnya. Bagaimana caranya mewujudkan ramalan seperti yang dikatakan Absolem waktu itu. Sungjong juga harus memikirkan cara untuk mendamaikan WooGyu versi dunia nyata.

Sungjong teringat dengan pesan Red King sebelum mereka meninggalkan Grease Grum waktu itu. Ingatan yang tidak ingin ia ingat kenang dalam benaknya. ”Ini semua salahku. Aku tidak berhasil mewujudkan ramalan itu. Sekarang masalah malah bertambah runyam. Perseteruan ini makin bertambah panjang.” Desah Sungjong pilu.

Tidak. Ini bukan salahmu, Sungjong-ah.” 

Sungjong tersentak mendengar suara itu. Suara misterius yang memanggil namanya. Sungjong menoleh kesana kemari, bertanya-tanya dimana asal suara tersebut. Ia melihat semburat cahaya kebiruan yang redup dari arah kirinya. “Apa itu?” gumam Sungjong. Cahaya kebiruan itu bergerak-gerak. Sungjong pun melangkah mendekati cahaya tersebut saat Sungyeol tiba-tiba muncul dan mengagetkannya.

“Sungjong?”

“Hyung?! Aish! Kau mengagetkanku!” rutuk Sungjong. Sungyeol hanya nyengir kambing melihat reaksi Sungjong barusan. “Sedang apa kau disini?” tanya Sungyeol. Sungjong hanya mengendikkan bahu sebelum akhirnya menjawab, “Cari angin.” Jawaban singkat yang membuat Sungyeol mengerutkan keningnya dalam. “Kenapa angin dicari?”  tanyanya lagi. Sungjong tidak menjawab melainkan melambaikan tangannya malas. Ia kembali melanjutkan langkahnya kearah cahaya biru yang mengundang itu. 

“Itu apa Sungjong?” tanya Sungyeol. Sungjong hanya menggeleng. “Molla~ hyung.”

Sungjong terus bertanya-tanya cahaya apa itu. Darimana asalnya dan kenapa cahaya tersebut bergerak-gerak. Dan akhirnya pertanyaan Sungjong terjawab saat ia menemukan apa penyebab cahaya kebiruan tersebut.

Ah~ Orang tampan, kau berhasil sampai kemari.. selamat.. congratulation..

Sungjong tidak mempercayai penglihatannya saat itu juga, apalagi Sungyeol. Disana, diantara tumpukan-tumpukan dedauan yang berantakan, ranting-ranting patah dan benang-benang halus yang bertebaran, sumber cahaya itu tergeletak lemas. Absolem yang entah kenapa bisa mengecil itu tergolek lemas terbelit benang-benang sutranya sendiri. Absolem yang tak lain tak bukan adalah author tersebut tersenyum lemah menatap kehadiran Sungyeol dan Sungjong.

“Abs.. Abs Woohyun-hyung, eh bukan!! Absolem..” seru Sungjong. Gila, disaat seperti itu Sungjong malah kepikiran absnya Woohyun ._.   sial. *eh

“Absolem..” Sungyeol menundukkan kepalanya menunjukkan penghormatannya pada cacing sakti tersebut. 

“Absolem.. apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bsia ada disini? Kenapa kau bisa jadi kerdil begini?” pertanyaan bertubi-tubi dilayangkan Sungjong pada Absolem. Cacing sakti tersebut hanya terkekeh lemah sebelum akhirnya menjawab, “Kau tidak berubah seperti biasanya ya.. kihihihihihhhuk uhuk! Uhuk! Hoekk khh!! …… Kau tetap cerewet seperti biasanya.. hehehehe..” Sungjong dan Sungyeol menatap miris pada cacing sakti itu yang sekarang nampak mengenaskan.

Satu satu dulu bocah.. ceritanya panjang... kenapa aku bisa berakhir disini.. itu karena aku berhasil... meloloskan diri dari terkaman Bayard… ia melepaskan gigitannya dan aku bisa kabur. Dan aku kembali ke Kastil Putih, tempat dimana aku bisa beristirahat dengan tenang dan… menunggu keajaiban menjemputku...” Cacing itu kembali terbatuk-batuk mengenaskan yang mengingatkan  Sungjong akan pak tua yang tinggal disebelah dorm mereka yang setiap saat terdengar batuk kering parah.

“Keajaiban??” tanya Sungyeol bingung.

“Menunggu kehidupan kedua.. begitukan maksudmu, Absolem?” tanya Sungjong tenang. “Apa?” Sungyeol menatap bingung pada Sungjong. Absolem hanya tersenyum lemah. “Kau itu ulat. Ulat nantinya akan makan banyak hingga akhirnya jadi gendut dan siap untuk tidur panjang. Tidur panjang hingga akhirnya kau akan terbangun lagi dan mendapati kehidupan keduamu sebagai makhluk yang cantik dan dipuja-puja banyak orang. Kupu-kupu… itu maksudnya kan?” jelas Sungjong. Ia sendiri bertanya tanya kenapa hal seperti itu bisa terlintas dalam benaknya.

“Kehidupan kedua..” Sungyeol mengangguk paham.

“Kesatria Putih..?”

Sungyeol dan Sungjong sontak menoleh dan melihat Hoya beserta Jonghyun dan Taemin – yang sudah kembali keukuran semula – berdiri diambang pintu menatap mereka. Taemin yang bereaksi pertama kali saat melihat keberadaan Absolem. “Absolem!” serunya. Yang mengagetkan Hoya dan Jonghyun. Mereka bertiga pun bergegas menuju tempat Sungyeol dan Sungjong berdiri. Dan menatap sosok mengenaskan Absolem yang mengiris hati mereka bertiga.

“Absolem.. aku .. aku kira kau.. “ Jonghyun kehilangan kata-katanya. Jonghyun memang menghabiskan seluruh waktunya bersama Absolem dimasa-masa sebelum Sungjong datang ke Wonderland. Ia setia menemani cacing sakti itu kemanapun ia pergi, mendengarkan petuah-petuah mujarab darinya dan bahkan belajar banyak hal dari cacing sakti tersebut. Itulah kenapa ia menjadi orang yang paling teriris hatinya melihat kondisi Absolem tersebut.

Sebelumnya.. aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian semua.. termasuk pada kau orang tampan..” Absolem menatap Sungjong dengan penuh arti.

Kau sempat berpikiran kalau semua yang terjadi saat ini adalah salahmu, bukan begitu Sungjong?” Sungjong tersenyum tipis mendengar Absolem memanggil namanya untuk pertama kalinya. “Itu bukan salahmu, Sungjong. Kau bukannya gagal mewujudkan ramalan itu. Justru ramalan itu belum terjadi untuk saat ini… kapan itu akan terjadinya, kita tidak tahu.. aku pun bahkan tidak tahu.. Kau belum gagal Sungjong.. justru inilah kesempatan terakhir yang kau punya sebelum kau akhirnya menganggap semuanya telah gagal atau berhasil…

Pernyataan perang dari Red King justru membuka kesempatan bagimu untuk mewujudkan ramalan itu… kau tidak sepenuhnya gagal. Dan yang lainnya juga begitu.. Kesatria Putih, Hare, kelinci ungu, dan tikus kecilku, Jonghyun…” Absolem memutar lehernya menatap kearah Jonghyun yang sudah banjir airmata.

Ini kesempatan terakhir kalian untuk membantu Sungjong, pengganti Alice. Anak dalam Ramalan yang akan menghentikan perseteruan panjang antara Red King dan White King di Wonderland… “ Absolem tersenyum getir sebelum batuk keringnya kembali melanda. Sungyeol dan yang lainnya menundukkan kepala mereka. Taemin mengelus pelan pundak Jonghyun yang bergetar karena menahan isak tangisnya sedang ia sendiri membiarkan pipinya basah oleh airmata.

Sungjongie~ .. mendekatlah..” pinta Absolem. Sungjong pun melangkah mendekati Absolem.

Kau belum gagal… Aku yakin kau bisa mewujudkan ramalan itu Sungjong.. Kau ingat dengan gulungan itu? Itu bisa menjadi kunci untukmu mewujudkan ramalan itu… ingat, akan ada banyak rintangan dan hal mengejutkan yang kau sendiri akan sulit memercayainya nantinya.. tapi kau harus yakin dengan hatimu sendiri..Perseteruan panjang ini harus diakhiri.. demi Wonderland yang Jaya seperti bertahun-tahun silam.. Demi kejayaan Wonderland… 

Ingat Sungjong.. Putih dan Merah … putih itu suci dan tulus, merah itu berani dan bersungguh-sungguh.. kau akan mengerti maksud perkataanku ini nantinya.. Biarkan mereka bersatu…

Sungjong hanya diam mendengar perkataan Absolem barusan. Ia merasa pernah mendengar kalimat terakhir itu sebelumnya. Tapi ia tidak terlalu memikirkan hal itu. Benaknya saat  ini melayang pada gulungan yang ia ambil dari ruangan Woohyun di Istana Merah beberapa waktu yang lalu. Absolem bilang gulungan itu akan membantunya mewujudkan ramalan nantinya. Tapi, apakah itu benar? Sungjong masih belum melihat isi dari gulungan tersebut jadi ia tidak tahu apakah gulungan itu bisa membantunya atau tidak nantinya.

Sungjong menerawang kekejauhan, dimana pandangannya jatuh pada Banddy–Panggilan sayang dari Dongwoo–yang tengah terlelap dengan nyenyak diantara rumpun mawar putih.

Putih dan Merah …

 

Tikus kecilku…” Absolem memanggil Jonghyun. Jonghyun pun mendekati Absolem sambil masih terisak.

Terima kasih karena sudah menemaniku selama ini.. Setidaknya kau telah membuat hidup seekor ulat kesepian sepertiku ini menjadi lebih berarti… Kau bukan orang jelek .. kau bahkan lebih tampan dari makhluk manapun di Wonderland.. kau luar biasa…” Jonghyun menunduk dan aliran sungai itu makin deras mengalir dipipinya. Taemin maju dan kembali menepuk-nepuk bahu Jonghyun. Hoya menyedot ingusnya dan Sungyeol menyeka matanya sendiri.

Sungjong menatap Absolem yang menghembuskan napas dan benang-benang sutra itu bermunculan melilit tubuh bagian atasnya. Sebagian tubuhnya sudah terbungkus oleh benang-benang itu. Absolem menoleh untuk terakhir kalinya pada mereka.

Kesatria Putih.. izinkanlah aku pergi.. aku hanya bisa membantu Sungjong sampai disini… Katakan pada White King, terima kasih untuk semuanya… sampai bertemu lagi di kehidupan berikutnya…

Dan dengan helaan napas terakhir yang terdengar memilukan, Absolem meluruskan kepalanya dan membuat dirinya senyaman mungkin dalam balutan benang-benang sutranya yang kelak akan menjadi kantong tidurnya sampai ia bermetamorfosis nantinya. Kemudian, benang-benang sutra itu pun menutupi sosok Absolem sepenuhnya. Dan cahaya biru redup itu, berpendar didalam kantong sutra tersebut. Membuat siluet Absolem yang tengah tertidur layaknya bayi terlihat. Pendar cahaya itu berdenyut, layaknya jantung yang berdenyut. Absolem pergi, namun ia tidak pergi jauh. Ia hanya sedang tertidur menunggu keajaiban membangunkannya dan mengubah sosoknya yang sebelumnya hina dan tidak disukai menjadi sosok yang cantik dan disukai banyak orang. Dari seekor ulat jelek menjadi kupu-kupu yang cantik.

Sungjong dalam hati membenarkan filosofi itu. Ia berharap, semoga Absolem bisa menggapai keajaibannya. Dan sekarang, ia harus memikirkan masalahnya sendiri. Absolem mengatakan bahwa ia belum gagal. Ramalan itu belum terwujud. Dan saat perang nanti, disitulah kesempatan terakhir Sungjong untuk mewujudkan ramalan itu. Hanya saja ia bingung, bagaimana caranya mewujudkan ramalan itu, tidak mungkinkan ia meminta Sunggyu untuk menemui Woohyun di suatu tempat dan meminta mereka untuk saling minta maaf? Tidak semudah itu. Ini bukan tentang saling memaafkan atau sebagainya. Ini tentang masalah perasaan. Harga diri mungkin..?

Benar begitu?

Entahlah.. Sungjong hanya butuh waktu untuk berpikir..

“Selamat Jalan, Absolem. Terima kasih untuk bantuanmu. Dari sini, aku harus berjuang bersama hyung lainnya untuk mewujudkan ramalan itu.”

Dan yang terdengar berikutnya hanyalah suara jangkrik, burung hantu, dan hewan malam lainnya yang bersatu dengan suara isak tangis Jonghyun dan sedotan ingus dari Hoya dan Taemin.

 

~x~

 

Sungjong tidak menemukan sosok Sunggyu dimanapun. Itu aneh. Karena sejak awal dimulainya pesta jamuan makan malam itu, Sunggyu tidak terlihat dimanapun. Hoya bilang Sunggyu mungkin berada diruangannya. Dan disinilah Sungjong sekarang, berdiri dihadapan pintu kayu hitam besar dengan ukiran-ukiran yang menegaskan siapa pemilik ruangan tersebut. Sungjong bimbang sesaat memutuskan untuk masuk atau tidaknya. Ia pernah masuk ke ruangan Red King sebelumnya, dan itu tanpa izin dari yang punya kamar. Sekarang, apakah Sungjong harus masuk juga tanpa izin dari Sunggyu selaku yang punya kamar?

“Ah~ aku kan hanya mencari Sunggyu-hyung.. siapa tahu dia ada didalam..” modus Sungjong yang sebenarnya lebih kepada meyakinkan dirinya sendiri kalau ia memasuki ruangan itu hanya sebatas mencari Sunggyu, bukan untuk mengacak-acak dan mengambil benda penting seperti yang ia lakukan sebelumnya di Istana Merah.

Akhirnya karena tidak ingin kebimbangannya itu mengacaukan tujuan awalnya, ia pun memutuskan untuk mengetuk pintu itu beberapa kali.

Tok Tok Tok

Tidak ada jawaban. Sungjong mencoba sekali lagi, hasilnya sama tidak ada jawaban.

“Sunggyu-hyung~” panggil Sungjong.

Sedetik kemudian ia menepuk jidatnya sendiri.

“Kau pikir ini di dorm sekarang, Sungjong? Kalau begini mana mungkin Sunggyu-hyung menyahut?” rutuk Sungjong. Ia pun tak sengaja mendorong pintu tersebut yang tiba-tiba saja terbuka dengan sendirinya.

“Kyaaakk~ terbuka~” seru Sungjong girang. Tunggu dulu, kenapa Sungjong musti girang? ._.a

Sungjong pun melongokkan kepalanya kedalam ruangan. Kosong. Sungjong pun membawa masuk tubuhnya kedalam untuk bisa melihat keseluruhan ruangan dengan lebih baik. Dan mulutnya sukses menganga melihat ruangan tersebut. Ruangan yang luas dan mungkin seluas apartemen dorm mereka secara keseluruhan dengan nuansa putih abu-abu dan biru yang membuat ruangan tersebut terlihat sejuk seperti orang yang punya kamar. Kasur king-sized – yang lagi-lagi membuat Sungjong tergoda untuk tidur disana – berada di ujung ruangan. Lemari besar dan sebuah meja tulis kecil di samping tempat tidur. Satu set ruang tamu mini di samping pintu masuk dan empat buah jendela besar berjejer di dinding kiri yang mengarah langsung ke taman kastil dimana semak dan rumpun mawar putih terawat dengan baik. Sinar bulan purnama masuk lewat jendela membuat ruangan tersebut setengahnya dibanjiri cahaya dan setengahnya lagi gelap.

Sungjong melangkah masuk lebih dalam kedalam ruangan masih dengan rahang yang menggantung. Setidaknya ruangan Sunggyu ini sehat untuk dipandang mata ketimbang ruangan Woohyun yang serba merah dan membuat sakit mata jika dipandang lama-lama. Tapi baik ruangan Woohyun dan Sunggyu sama-sama punya nilai keindahan tersendiri.

 Sesuatu menyita perhatian Sungjong.

Ia melangkah mendekati sebuah altar yang tersandar ke dinding yang diapit oleh dua jendela besar. Karena letaknya disitu, menjadi tempat yang tak tersentuh oleh cahaya bulan. Namun pantulan cahaya bulan pada Cermin besar diseberangnya membuat altar kecil itu nampak berpendar. Diatas altar  setinggi dada itu, terdapat dua buah vas putih yang masing-masingnya berisi setangkai mawar merah segar. 

Mawar merah?

Kenapa bisa ada mawar merah di sini? Pikir Sungjong. Seingatnya diseluruh penjuru kastil tidak ada mawar merah yang ditanam. Seluruh halaman penuh oleh bunga-bunga namun tak satupun terlihat mawar merah. Kalau begitu darimana asalnya bunga mawar merah ini? Pasti berasal dari suatu tempat hanya saja bukan dari sekitar sini. Karena seingat Sungjong selama pejalanannya menuju kastil putih, ia memang melihat banyak bunga liar, namun tak satupun tampak mawar merah tumbuh liar. Lagipula dilihat dari bunga mawar yang ada dalam vas itu, sepertinya mawar itu bukan mawar liar yang dipetik di sembarang tempat. Itu mawar yang jelas betul tertanam dan terawat dengan baik. 

Dimana tempat yang penuh dengan kebun mawar merah?

Pikiran Sungjong langsung tertuju pada Istana Merah. Dimana diseluruh penjuru halamannya banyak ditanam mawar merah yang tumbuh dengan segar dan terawat.

Tapi, itu tidak mungkin kan? Pikir Sungjong bingung.  Dan akhirnya kebingungan Sungjong terjawab sudah saat ia mendongak dan menatap dinding diatas altar tersebut.

“Woaahh….” Sungjong menatap dengan kagum pada dinding tersebut. Dinding itu tidak sepenuhnya kosong, hanya dinding polos yang terdapat ornament mawar merah besar, tergambar disana.

Bentuk mawar yang sama dengan yang ia lihat tergambar di dinding ruangan Red King…

 

Putih dan Merah…

 

Sungjong mengerutkan keningnya.

 

Biarkan mereka bersatu…

 

Sungjong mengatupkan rahangnya. “Hmmh.. Sunggyu-hyung tidak ada disini..” gumamnya pelan. Ia pun berbalik dan melangkah meninggalkan ruangan tersebut setelah menutup pintunya sebelumnya. Ia membiarkan kakinya terus melangkah tak tentu arah. Pikirannya kosong. Namun tidak sepenuhnya kosong. Ada dua hal yang terus bermain-main dalam benaknya. Mawar putih dan mawar merah. Kakinya terus melangkah hingga ia tidak sadar dirinya sudah berada disalah satu halaman kastil putih. Ia terus melangkah dengan tatatapn kosong.

Pertama, ruangan Woohyun-hyung yang serba merah namun disalah satu sudutnya ada ornament mawar putih…

Sungjong sampai di bukaan taman, dimana sebuah pilar batu putih berdiri dihadapannya membatasi tempatnya berdiri sekarang dengan taman yang ada dibaliknya. Sungjong berhenti dan menatap kosong pada pilar batu tersebut.

Kebun mawar merah yang rimbun di halaman Istana Merah..

Ia kembali melanjutkan langkahnya melewati pilar tersebut memasuki area taman yang penuh dengan batu-batu alam, semak yang terpotong rapi, dan tentu saja rumpun mawar putih.

Lalu sekarang, mawar merah diantara lautan mawar putih..  ornament mawar merah di dinding ruangan yang serba putih..

Kakinya terus melangkah membawanya ke sebuah kolam yang airnya beriak tenang ditengah kesunyian malam. Dengan sebuah sosok yang membelakanginya..

Lalu.. kenapa bisa ada wajah Woohyun-hyung terpantul di air kolam sana ?

Dan akhirnya kenyataan menghantam Sungjong dengan keras, membuatnya kembali kealam kesadarannya.

“akan ada banyak rintangan dan hal mengejutkan yang kau sendiri akan sulit memercayainya nantinya...”

Kenyataan menghantam Sungjong dengan keras. Ia akhirnya tahu. Ia akhirnya sadar apa maksud perkataan Absolem tadi sebelum tidur panjangnya. Sungjong akhirnya tahu.

“White… King..”

Sosok itu terkejut dan berbalik, memperlihatkan sosok Sunggyu yang tertangkap basah, sedang menatap pantulan wajah Red King di permukaan kolam tersebut.

Ada sesuatu diantara mereka berdua.

 

~x~

 

“Sung.. gyu-hyung?”

Sungjong masih tidak mengerti ada apa sebenarnya yang tengah terjadi. Kenapa Sunggyu bisa ada disana? Berdiri didepan kolam dan kedapatan sedang menatap pantulan wajah seseorang dari kolam tersebut. Terlebih, itu bukan sembarang wajah. Pantulan wajah Red King tergambar jelas di riak air kolam itu. Dan Sunggyu dengan muka merah terlihat gugup menatap Sungjong.

“Hiee.. Sung..jong..” Sunggyu menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Melihat reaksi Sunggyu itu, membuat Sungjong mengulum senyum.

Jadi, ini yang dimaksud oleh Absolem, pikir Sungjong.

Akan ada banyak rintangan yang menghalangi Sungjong untuk mewujudkan ramalan itu. Dan akan ada banyak hal mengejutkan yang Sungjong sendiri akan sulit memercayainya. Dan inilah salah satu rintangan dan hal mengejutkan yang dimaksud oleh Absolem itu. Sungjong masih tidak mengerti akan fakta mengejutkan yang baru saja ia ketahui. Ia masih belum mengerti dan belum paham. Hanya saja ada satu hal yang Sungjong pahami. Yaitu segala sesuatunya berkaitan atau berhubungan. Mulai dari perihal mawar-mawaran, sampai ornament yang sama  di masing-masing ruangan kedua penguasa Wonderland itu. Biarpun Sungjong tidak mengerti, tapi benaknya merasa semuanya berhubungan. Entah kenapa ia merasa, jika bukan sekarang ia mengerti apa masalahnya, mungkin suatu saat nanti ia akan mengerti. Atau akan ada seseorang yang akan membuatnya mengerti nantinya apa permasalahan dan hubungan antara Red King dengan White King ini.

“Yang Mulia..” Sungjong memulai kembali percakapan canggung yang sebelumnya sempat terpotong.

“Ya?” Sunggyu membalas dengan ragu-ragu. Sungjong lagi-lagi mengulum senyum. Diam-diam ia mengakui White King terlihat lucu dengan muka merah dan tampang gugup itu. Kalau bisa ia ingin sekali tertawa ngakak sekeras-kerasnya bersama Jonghyun – yang Sungjong ingin sekali menghiburnya pasca kesedihan hebatnya sepeninggal Absolem.

“Apa yang sedang anda lakukan di sini, Yang Mulia? Kenapa anda tidak ikut berpesta seperti yang lainnya?” tanya Sungjong. Sunggyu membuang pandangnya ke kolam sesaat sebelum akhirnya kembali melirik Sungjong. Mungkin ia ingin memastikan bahwa wajah Woohyun yang berada di riak air kolam itu sudah terhapus.

“Aku.. Aku merasa sedang tidak ingin berada di tengah keramaian..” jawabnya pelan.

“Tapi mereka semua rakyatmu, hyung. Apa yang membuatmu merasa tidak ingin berada diantara mereka yang tengah bersuka cita itu?” tanya Sungjong lagi. Sunggyu menghela napas pelan. “Aku hanya ingin sendiri..” akhirnya Sunggyu pun berkata jujur. Kalau tahu begitu lebih baik Sunggyu jujur saja sejak tadi.

“Hmm.. Hyung.. kau pasti memikirkan perkataanku dan Sungyeol, maksudku Kesatria Putih tadi pagi kan? Tentang pernyataan perang itu?” Sungjong bertanya pelan. Dan reaksi yang ditunjukkan Sunggyu berikutnya sudah menjadi jawaban bagi Sungjong. Ternyata benar, perihal pernyataan perang dari Red King itu memang menjadi beban pikiran tersendiri bagi White King. Ternyata senyuman palsu dan keoptimisannya yang ia tunjukkan waktu itu dihadapan Sungjong dan kesatria-kesatrianya memang hanya sebatas formalitas saja, atau lebih tepatnya ia tidak ingin menunjukkan keterkejutan dan kesedihannya setelah mendengar berita tersebut. Itulah kenapa Sunggyu tiba-tiba saja merasa tidak ingin berada di tengah keramaian. Ia ingin sendirian dimana ia bisa berpikir dengan tenang.

“Yah.. aku memang memikirkannya..” jawab Sunggyu pada akhirnya.

“Hyung, emh.. Yang Mulia, kalau begitu apa yang akan anda lakukan sekarang? Di saat kita sedang berpesta sekarang, bisa saja Red King dan pasukannya sudah mulai bergerak menuju medan perang sekarang..” kata Sungjong.

“Aku sengaja mengadakan pesta ini hanya agar rakyatku tidak panik dan cemas. Aku tidak ingin melihat raut ketakutan pada wajah mereka.” Jawab Sunggyu tulus. Mendengarnya Sungjong pun tersenyum.

“Kalau begitu, apa kita harus ‘berikan apa yang Dia mau’ seperti yang kau bilang tadi pagi, Yang Mulia?” tanya Sungjong lagi. Namun Sunggyu hanya diam. Melihat diamnya Sunggyu, Sungjong pun kembali bertanya, “Apa hyung takut perang? Apa hyung takut dengan terjadinya perang ini?”

“Ani~! Aku tidak takut.. aku.. aku hanya.. aku tidak siap, oke.” Jawab Sunggyu.

“Tidak siap? Maksudnya?” Sungjong bingung.

“Aku tidak siap dengan perang ini. Dengan perang bodoh ini dan .. dan .. dengan Red King bodoh itu..” lirih Sunggyu. Sungjong memiringkan kepalanya tanda ia semakin bingung.

“Dengar.. Sungjong-ah.. kau.. mungkin kau tidak mengerti. Tapi, perang ini bodoh, aku bodoh dan Dia juga bodoh, kau tahu itu? Maksudku, ini semua terjadi hanya gara-gara kesalahpahaman kecil..” gerutu Sunggyu gemas.

“Kesalahpahaman kecil? Hyung, mungkin kau benar aku tidak mengerti dengan semua ini, tapi, Absolem mengatakan padaku, kalau aku akan mewujudkan ramalan itu. Jika hyung tidak mau perang ini terjadi, maka aku bisa mewujudkannya, jika hyung ingin kedamaian dan kejayaan Wonderland kembali, maka aku bisa mewujudkannya. Entah dengan cara apa, tapi Absolem bilang padaku untuk terakhir kalinya  sebelum ia pergi, bahwa aku pasti akan menemukan cara untuk mendamaikan kalian berdua kembali. Aku memang tidak mengerti masalahnya, tapi hei! Saat ini aku juru selamat kedua kekuasaan yang sedang bergolak ini. Percayalah hyung, biarpun sekarang aku tidak tahu bagaimana caranya mewujudkan ramalan ini, tapi aku yakin itu bisa kita pikirkan nanti.” Sungjong mengakhiri penjelasannya yang membuat Sunggyu hilang dalam pikirannya sendiri.

Yang dikatakan Sungjong memang benar. Masalah perang ini bergantung pada Sungjong. Karena ramalan itu berada dalam genggaman Sungjong. Penentu ramalan itu akan terwujud atau tidaknya berada dalam keputusan Sungjong sendiri. Jika memang penyebab perang ini hanyalah kesalahpahaman kecil seperti yang Sunggyu bilang, maka pasti bisa diselesaikan oleh Sungjong. Entah dengan cara apa dan bagaimana, yang pasti jika Absolem berkata Sungjonglah yang akan mewujudkan ramalan itu, maka mereka hanya tinggal menunggu. Meskipun itu artinya Sunggyu dan kaumnya harus siap sedia di medan perang keesokan harinya. Karena jika pernyataan perang dari Red King hanya dianggap angin lalu oleh Sunggyu, maka itu artinya Sunggyu telah meremehkan Woohyun secara tidak langsung. Dan itu hanya akan membuat ‘kesalahpahaman kecil’ itu menjadi semakin besar.

“Kau tahu, hyung... Absolem sudah pergi. Baru saja. ia pergi menggapai keajaiban. Dan sekarang ia tengah menunggu keajaiban yang akan aku ciptakan nantinya, hyung. Ramalan itu, keajaiban itu..” kata Sungjong lagi.

“Jadi... Absolem sudah pergi?” tanya Sunggyu pelan. Sungjong mengangguk pelan. “Ne hyung...” jawabnya. Sunggyu menundukkan kepalanya dalam. Terlihat betul kalau ia sedih mendengar berita itu.

“Dengar hyung. Absolem menitipkan pesan untukmu. Dia bilang terima kasih, untuk segalanya.” Kata Sungjong lagi. Sunggyu mengangkat wajahnya, membiarkan wajahnya menerima terpaan cahaya bulan dan memejamkan matanya sebelum akhirnya mendesah panjang.

“Absolem pernah bilang padaku, tentang kedatanganmu, Sungjong. Jauh sebelum kau datang ke Wonderland, ia sudah lebih dulu mengetahuinya karena Absolem bisa melihat masa depan. Ia percaya kalau kau bisa mewujudkan kembali perdamaian yang sudah lama hilang di Wonderland. Awalnya aku percaya saja. Ia juga pernah bilang padaku kalau suatu saat kau pasti akan mengatakan hal seperti yang kau bilang tadi padaku untuk meyakinkanku. Absolem bilang jangan sampai aku kehilangan kepercayaanku padamu. Dan Kemarin, saat aku tahu hidupnya sudah tidak lama lagi, ia memanggilku... Ia memintaku untuk benar-benar memercayaimu. Karena masa depan Wonderland berada sepenuhnya ditanganmu.” Sunggyu mengakhiri cerita panjangnya. Tapi Sungjong rasa cerita dari Sunggyu barusan masih ada lanjutannya. 

“Jadi, hyung.. jika kutanya sekarang, kira-kira apa jawabanmu?” tanya Sungjong lagi.

“Maksudmu?”

“Apakah kau masih ragu-ragu hyung?”

Sunggyu tidak menjawab. Ia menatap lurus kekejauhan dibelakang Sungjong. Sungjong tahu White King sedang menimbang-nimbang keputusannya. Jadi ia memilih menunggu Sunggyu untuk mengatakan jawabannya.

“Aku… tidak ragu-ragu lagi..”

“Jadi? Apa kau siap untuk perang, Yang mulia?”

Sunggyu mengangkat wajahnya menatap lurus pada Sungjong dengan tatapan yang meyakinkan.

“Aku siap. Ayo kita berikan apa yang Dia mau.”

 

~x~

 

Sungjong tak mempercayai keputusannya semalam. Ia  masih tidak percaya atas apa yang sudah ia perbuat sehingga Sunggyu mau menyetujui perang itu. Dan ia masih tidak mempercayai matanya saat ia melihat di halaman depan Kastil, ratusan pasukan prajurit  Spade telah berbaris rapi dengan barisan paling depan di tempati oleh Hoya, Jonghyun, Taemin, dan Onew. Mereka berempat sudah lengkap dengan pakaian perang mereka, tak lupa dengan kostum kelinci dan anjing mereka yang memang wajib mereka pakai untuk menegaskan karakter yang mereka perankan .__.

Barisan pasukan itu dipimpin oleh seseorang bertubuh langsing dan tinggi yang nampak silau dan berkilau dengan zirah besinya yang berkilau tertimpa cahaya matahari pagi. Berdiri disana dengan gagah, Sungyeol menyibakkan jubahnya dan memandang lurus pada pasukan Spade yang ia pimpin termasuk kesatria khusus yang berbaris paling depan. Kesatria Putih menenteng helm perangnya dibawah ketiaknya seraya merapikan poni pirang kecoklatannya yang tertiup angin, menegaskan karisma luarbiasa yang dimiliki oleh satu-satunya kesatria tandingan kesatria merah itu.

Sungjong berjongkok di depan pintu kastil. Ia lebih memilih untuk bersembunyi saja didalam toilet dan tidak keluar-keluar untuk seterusnya dari sana. Ia terlalu malu dengan omongannya sendiri jika ia ingat apa saja yang sudah ia katakan pada White King malam itu, sehingga sang raja setuju untuk berperang. Sungjong terlalu takut gagal untuk kedua kalinya. Ia merasa tidak akan punya muka lagi untuk menghadap Sunggyu maupun yang lain. Karena ia tahu, ucapannya kemarin malam hanya sesumbar keluar dari benak dan mulutnya dikarenakan situasi kemarin malam yang cukup banyak mengagetkannya.

“Oh tuhan… bunuh aku..” lirih Sungjong.

“Kau tidak akan mati terbunuh disini sebelum kau menebas seseorang dimedan perang sana, Sungjong.” Sungjong mendengar sebuah suara berkata dan ia merasa dirinya ditarik berdiri dan dipaksa berjalan menuju barisan pasukan paling depan. Ia menatap siapa yang sudah menariknya dan melihat Key tersenyum lembut padanya. “Key-hyung.. Kau tidak ikut perang?” Sungjong melihat Key hanya memakai kostum anjingnya dan tidak terlihat tanda-tanda akan pergi perang. Key terkekeh dan menggeleng. “Aku tidak ikut, Sungjong. Nanti siapa yang akan menjaga dan mengawasi anak-anak anjingnya?” katanya sambil tertawa dan melirik Onew. Onew balas meliriknya dan tersenyum manis. Sungjong merasa seperti menelan buah durian bulat-bulat saat melihat pasangan itu berbagi lirikan dan kata-kata romantis.

“Hei Sungjong, Kau siap?” Sungjong kembali dikagetkan oleh sebuah seruan. Saat ia menoleh ia melihat Hoya dan Jonghyun tengah menatapnya. “Sebenarnya hyung.. kalau boleh jujur.. aku belum siap..” jawabnya pada Hoya yang bertanya tadi. “Ya! Ya! Ya! itu bukan jawaban yang pantas diucapkan oleh seorang Kesatria White King! Harusnya kau bangga bisa ikut berperang bersama Yang Mulia dan membela Kerajaan kita!” seru Jonghyun dengan semangat ‘Wonderland’ ._.v

“Si tikus benar, Sungjong. Ikut berperang bersama Kesatria Putih dan White King itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, kaum putih yang setia pada raja kami.” Terang Hoya sambil tersenyum. Sungjong teringat kembali dengan percakapannya kemarin malam dengan Sunggyu. Ia rasanya ingin kembali berjongkok didepan pintu kastil. Mungkin tempat itu sudah menjadi tempat ter PeWe nya semenjak sampai di kastil putih. “Tapi.. aku takut tidak bisa mewujudkan ramalan itu lagi..” akhirnya Sungjong pun mengutarakan juga apa yang menjadi kecemasannya selama ini.

“Hei, kau kan sudah dengar apa yang Absolem katakan kemarin malam. Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk mencoba sekali lagi. Bisa jadi kau berhasil. Bisa juga tidak. Tapi, kami ada disini membantumu untuk terwujudnya ramalan itu. Kalau tidak, untuk apa gunanya kami disini?” Taemin tiba-tiba ikut bergabung ditengah percakapan itu. Dalam hati Sungjong membenarkan ucapan Taemin barusan. Absolem memang sudah mengatakan kalau di perang inilah kesempatan terakhir Sungjong untuk mendamaikan kedua penguasa Wonderland itu. Sungjong kembali teringat dengan ucapannya kemarin malam, ia berkata jika ia masih tidak tahu bagaimana mewujudkan ramalan itu, itu bisa dipikirkan nanti. Tapi, nantinya itu kapan?

“Sungjong.. mungkin yang menjadi masalahmu adalah, kau tidak percaya diri.” Sungyeol tiba-tiba juga ikut nimbrung menambahkan komentarnya diantara mereka berlima. 

“Aku tidak percaya diri?” tanya Sungjong.

“Kau ketakutan. Kau takut gagal. Padalah, kalau belum dicoba kita tidak akan tahu kan? Ketakutan akan gagal, itulah yang membuatmu tidak percaya diri, Sungjong.” Sungyeol menepuk pundak Sungjong dengan maksud untuk mengembalikan kepercayaan dirinya yang hanyut dibawa angin. Hoya, Jonghyun dan Taemin pun mengikuti teladan Sungyeol. Menepuk bahu Sungjong dengan sayang dan mengatakan kata-kata penyemangat.

Onew yang sepertinya sudah selesai ‘bercinta’ dengan Key pun akhirnya menoleh kearah mereka berlima. “Ngomong-ngomong, dimana Yang Mulia?” tanyanya.

Kompak enam pasang mata tertuju kearah pintu kastil dan para prajurit Spade yang memutar posisi menghadap pintu  serempak berlutut dengan satu kaki menyambut kemunculan raja mereka.

Sunggyu berjalan dengan anggun diantara efek dedaunan yang beterbangan. Angin meniup jubah peraknya dan membuat rambut merahnya berantakan, namun itu tidak mengurangi ke’dazzling’an dari sosok White King itu sendiri. Ia memakai zirah perak kebanggaannya dengan lambang mawar emas yang terembos didada kirinya dan pedang tajam yang berkilau ditimpa sinar matahari tersampir di pinggang rampingnya. Sungjong menatap itu  semua tanpa berkedip.

Dengan serempak, para prajurit Spade berdiri dan membelah barisan menjadi dua untuk memberi jalan pada raja mereka. Mereka menundukkan kepala mereka tanda penghormatan saat Sunggyu melangkah di tengah-tengah mereka. Sungyeol dan yang lain mengikuti teladan dari para prajurit tersebut. Begitupun dengan Sungjong disamping fakta matanya yang tidak lepas dari sosok Sunggyu yang berjalan melewatinya.

Sunggyu berhenti didepan barisan dan berputar menghadap prajuritnya. Matanya berkilat tajam tanda  ia tengah serius. Angin sekali lagi berhembus meniup kasar jubahnya dan semakin membuat berantakan rambut merahnya. Sungjong harus menudungi matanya agar tidak kemasukan debu. Namun ia yakin, Sunggyu didepan sana, dengan wibawa yang agung mengangkat dagunya dan sekilas memiringkan kepalanya sambil tak lepas menatap tajam pada para prajuritnya.

Dari tatapan mata itu, Sungyeol sudah tahu apa maksudnya.

“ALL HAIL FOR OUR KING!!” soraknya keras yang disambut dengan teriakan keras dari Hoya, Taemin, Jonghyun, Onew, para prajurit Spade  dan Sungjong sendiri. Ia merasa tubuhnya terbakar semangat. Aneh padahal sedetik sebelumnya ia sempat punya niat untuk meringkuk dalam kamar mandi.

“Ready for The War, Guys?” tanya Sunggyu pelan. Yang Sungjong bersumpah, jika Woohyun ada saat itu disana untuk melihat itu semua, ia tidak akan melepaskan Sunggyu begitu saja. *WooGyu Berjaya*

Ucapan Sunggyu barusan disambut oleh sorak sorai dari para pengikutnya.

Sunggyu berbalik menghadap gerbang.

Sungyeol menarik pedangnya dan mengangkatnya diudara. Riuh tepuk tangan dan sorak-sorai dari rakyat kaum putih bergema seiring langkah konstan para prajurit Spade meninggalkan halaman kastil. Sungjong menaiki Banddy dan mulai mengelus telinganya dengan sayang, memberi perintah secara non-verbal kepada hewan itu untuk mulai bergerak. Saat melewati Sunggyu, ia sempatkan untuk melirik White King itu sekilas. Dan Sungjong menelan ludahnya saat Sunggyu menatap dengan tatapan penuh harap padanya. Dengan tatapan itu, sudah jelas apa yang diinginkan oleh Sunggyu. Ia ingin ramalan itu terwujud sehingga Wonderland kembali damai seperti dulu. Sehingga ia dan Red King kembali hidup damai seperti dulu…

Gulungannya aman, guman Sungjong sambil menyentuh dadanya tempat dimana ia menyembunyikan gulungan sakral itu dibalik zirahnya. Entah kenapa ia merasa penting untuk membawa benda tersebut. Karena pesan dari Absolem yang mengatakan bahwa gulungan itu bisa saja penting, terus tergiang dalam benaknya.

“This is you’re last chance, Sungjong. Make it now, or never!”

 

~x~

To Be continued

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
buyoung
i'm going to fix several things here

Comments

You must be logged in to comment
diniazakee #1
Chapter 8: Ehem... mudah2 an dibaca hehehehe
Daebakk...!!!
Aku suka author... :)))) Friendship2 Infinite, terutama WooGyu ♡♡
Walaupun aku baru nemu sekarang, semoga semangat buat ff Infinite nya gak luntur
Dan, aku harap bisa menemukan ff Infinite sebagus punya mu atau mungkin lebih bagus lagi
Terima kasih sudah berbagi cerita. Love love untuk Author
shin-pads
#2
Chapter 8: Daebaaaaaakkkkkkk!!!!

Petualangannya ajib!

Thumbs up!
imatsuko
#3
Chapter 8: Ff ini sukses bikin aku ngakak tengah malem wkwkw xD daebak!!!
mowmow33 #4
Chapter 8: Yah author..... Kok ngegantung sih..... :((( trus gimana sungjong di dunia nyatanya?:(
Aku kasian sama White king sama Red King... Overall, bagus kok author ceritanya;)) klo aku sih, yes~
dooseob_saranghae
#5
Chapter 8: eh?gantung..trs woogyu dunia nyata gmn?huhuhuhuhe pgn tau kelanjutan di dunia nyatanya
dooseob_saranghae
#6
Chapter 4: gak suka chapter yg ini knp jd myungjong hiaaa
buyoung
#7
finally apdet~ :3
sandeoki
#8
aduh ngakak :'''D
lovelybutterfly #9
Chapter 3: Please update soon ^_^
NMInspirit987
#10
Chapter 2: Woah author ceritanya keren sekali >o< ditunggu chaoter chapter selanjutnya author! /throw heart kaya woohyun/?