Sebuah Pengakuan

Affairs of The Heart

Jumat sore di asrama St. Maria memang menjadi sedikit sepi, sebagian siswanya banyak memilih untuk pulang kerumah masing-masing menghabiskan akhir pecan bersama keluarga, atau sekedar berkemah dengan teman satu klub ekstrakulikuler.

Namun ini tidak berlaku bagi namja berdarah China, Huang Zitao. Di Korea dia hanya tinggal sendiri sedangkan keluarganya tinggal di Qingdao, China. Tao memang sangat ingin bersekolah jauh dari rumahnya .Orang tua Tao adalah seorang pengusaha sukses dalam bidang transportasi laut dan pariwisata. Bahkan Tao mempunyai pulau pribadi sendiri, mengingat dia adalah anak laki-laki terakhir dan hanya mempunyai satu kakak perempuan yang berkepribadian berbeda dengannya.

Walaupun Tao seorang anak konglomerat, dia meninggalkan semua kemewahan itu dan hidup dengan sederhana. Bersekolah di asrama menjadikan ia sebagai sosok yang mandiri dan lebih dapat merasakan bagaimana rasanya tinggal sendirian jauh dari keluarganya, walaupun ia masih di biayai oleh uang orang tuanya untuk bersekolah di sini.

Tao tidak memiliki sebuah apartement ataupun sebuah resort kecil di Korea. Orang tuanya sempat menawarinya sebuah apartemen yang cukup mewah dan bagus, tapi Tao menolaknya dengan alasan dia bisa berada di asrama sepanjang waktu dan dia juga mengatakan ia bisa pulang ke China pada liburan Chuseok, Summer, ataupun liburan akhir semester.

Hanya jika Tao merasa bosan di asrama, dia menginap di rumah Baekhyun ataupun rumah Luhan, itu dulu saat Luhan masih ada.

Akhir pekan ini Tao benar-benar ingin sendiri, ia mengabaikan ajakan Baekhyun untuk berakhir pekan di rumahnya. Baekhyun hanya tak tega membiarkan sahabat terbaiknya sendirian di asrama, walaupun sebenarnya Tao tak benar-benar sendirian, masih ada beberapa siswa yang menetap di asrama.

Baekhyun berpamitan pada Tao yang masih bergelut dengan novel di tangannya, sambil melepaskan kacamata bulat dari hidung mancungnya, Tao mengantarkan Baekhyun sampai gerbang asrama. Baekhyun menanyakan lagi untuk terakhir kalinya, apa dia mau menghabiskan akhir pekan di rumanya, karena rasanya meninggalkan teman sendirian berat sekali.

Walaupun Tao lebih suka berada di sekililing Baekhyun yang ceria, tapi untuk akhir pekan ini dia ingin sendiri, karena akan ada seorang tamu spesial. Tamu yang menyebalkan yang mengunjunginya rutin di asrama. Bahkan Baekhyun sendiri tidak diberitahu oleh Tao.

Baekhyun berjanji pada minggu pagi dia akan kembali ke asrama, dan berjanji dia dan Kyungsoo akan menghabiskan akhir pekan bersama suatu saat nanti. Mungkin minggu depan, atau kapanpun Tao mau. Tao hanya tersenyum dan menggangguk mengerti akan keinginan teman mungilnya ini. Tao membawa Baekhyun memasuki mobil jemputannya, dari dalam mobil Baekhyun melambai sambil menggumamkan ' sampai jumpa ' lalu tersenyum sampai matanya seperti bulan sabit.

Tao ikut melambai dan mengucapkan ' Hati-hati ' dengan suara parau. Entah apa yang ada di hati dan pikirannya sekarang. Tao menghembuskan nafas panjang, dan sedetik kemudian telepon genggamnya berdering.

Tao menatap malas nama yang muncul pada layar telepon genggamnya. Betapa dia sangat tidak menginginkan 'tamu' yang satu ini datang mengunjunginya terus-menerus rutin setiap bulannya.

Tao menggeser layar smartphone-nya dan memulai percakapan dengan seseorang di seberang sana.

"... "

" Kau sudah sampai ? "

"... "

" Baiklah.. baiklah.. kau cerewet sekali! Aku masih di depan gerbang, jadi cepatlah! "

"... "

" Berhenti bertindak posesif! Aku sudah dewasa! "

Tao langsung menutup sambungannya dengan kesal. Sungguh akhir pekan Tao akan sangat menyebalkan. Dia mulai bergerak gelisah lalu menatap ke arah jalan raya, menanti seseorang yang tadi di telepon.

Sebuah taksi berhenti tepat di depannya, Tao melipat tangannya di dada dan memasang wajah masam. Pintu taksi itu terbuka dan sepasang kaki jenjang yang indah menyusul sesudahnya. Seorang wanita dengan senyum merekah, rambut coklat tembaga, dan badan yang sempurna muncul lalu langsung menerjang tubuh tinggi Tao.

" Oh, adik kecilku! "

" Jiejie lepaskan! aku bukan anak kecil lagi~ "

" Kalau aku tak mau , apa kau mau membantingku? "

Wanita itu tetap tak melepaskan dekapannya. Tao menggeliat tak nyaman, sungguh dia sangat tidak menyukai sikap posesif kakak perempuannya ini.

" Victoria Huang! Lepaskan, jebal! "

Wanita yang mendekap Tao, mendorong pelan tubuhnya lalu mengernyit memandang adik laki-lakinya. Betapa dia tidak menyukai jika adiknya sudah meneriaki namanya sambil merajuk. Victoria merapikan setelan blues yang dipakai serta menyisir lembut rambut bergelombangnya lalu menarik paksa tangan Tao memasuki gedung asrama. Tao yang dipaksa berjalanpun hanya mendengus dan mengikutinya pasrah, ini sudah kebiasaan, setiap sebulan sekali Victoria pasti mengunjungi adiknya di asrama.

Sekedar untuk memastikan apakah adiknya masih dalam keadaan 'normal' . Normal menurut Victoria adalah adiknya tidak menyukai sesama namja. Victoria akan menentang keras jika Huang Zitao tersayangnya menyukai sesama namja, sewaktu Victoria menemukan Zitao masuk asrama laki-laki, dia amat khawatir.

Victoria akan mengacak-acak kamar asrama Zitao untuk menemukan apakah ada manhwa , atau dvd yang bergenre Shounen-ai juga majalah yang memuat artikel gay. Semua itu hampir tidak pernah dia temukan.

Zitao masih normal,setidaknya itulah kenyataan yang dia pikirkan sekarang. Namun semuanya tergantung dengan Zitao, hatinya yang menentukan, dan Victoria tidak bisa mengendalikan hati seseorang.

Mengapa Victoria bersikap seperti itu? Sebelumnya ia akan setuju-setuju saja dengan apa yang Zitao jalani, sampai dengan suatu hari kekasih Victoria meninggalkannya demi seorang namja. Victoria sangat terpukul menemukan bahwa kekasihnya adalah seorang gay. Sejak saat itu dia posesif dengan adiknya, dan melarangnya menjadi gay.

" Baiklah.. "

Victoria menghembuskan nafasnya ketika memasuki kamar asrama adik kecilnya itu. Matanya mengelilingi setiap sudut sisi kamar Zitao.

" Lakukanlah dengan cepat, aku tak tahan dengan kebisingan yang kau ciptakan nona Huang! "

Mendengarkan perkataan adiknya itu, Victoria hanya mendengus sebal sambil mulai mengacak-acak meja belajar beserta isi laci-lacinya. Sementara Tao, kembali memakai kacamata bulatnya sambil kembali tenggelam dalam novelnya.

Sesekali dia melirik ke tempat kakaknya yang masih mengacak-acak semua barang pribadinya. Matanya menyipit dan tatapannya tajam. Kapan dia bisa berhenti bertindak seperti itu, dasar nenek sihir, setidaknya itulah yang ada di benak seorang Tao sekarang.

 


-oOo-

 

Di kediaman keluarga Xi, kini Jongin sedang menyesap coklat panas yang dibuatkan Kyungsoo tadi. Semuanya berkumpul di ruang tengah, Tuan Xi, Nyonya Xi, Sehun, Kyungsoo, dan Jongin. Belum ada percakapan serius setelah ketegangan di depan pintu tadi.

Suasana canggung ini bertahan hingga Nyonya Xi membuka suara dan mengajak Kyungsoo untuk ke dapur menyiapkan beberapa cemilan untuk mereka. Kyungsoo hanya tersenyum manis dan mengangguk lemah lalu mengekor di belakang Nyonya Xi.

Jongin sempat terhenyak ketika Kyungsoo memanggil Nyonya Xi dengan sebutan 'Mama'. Dia menatap punggung sempit Kyungsoo yang kemudian menghilang mesuk ke dalam dapur.

Kini tinggalah tiga namja yang ada di ruang tengah. Sehun menatap Jongin yang masih bergeming dengan cangkir coklat panasnya menghirup aroma manis yang menyeruak dari asap yang mengepul.

Setidaknya, Sehun dapat menebak apa yang dipikirkan oleh Jongin. Mengapa Kyungsoo ada di sini, mengapa Kyungsoo memanggil Ibunya dengan sebutan 'mama', Sehun juga mendapati Jongin yang sedang menatap Kyungsoo tadi.

" Jadi, mengapa kau bisa kenal dengan Kyungsoo Hyung? "

Sehun mengemukakan pertanyaan yang sedari tadi ada di benaknya. Jongin yang ditanya hanya mendesah berat, lalu meletakkan cangkirnya pada meja yang ada di hadapannya. Tuan Xi menangkap suasana canggung diantara dua putranya ini.

Semenjak Jongin memiliki hubungan dengan Luhan dulu, Tuan Xi juga menganggap Jongin sebagai anaknya, karena Jongin juga merupakan seseorang yang Luhan sayangi.

" Papa akan tinggalkan kalian bicara berdua, sepertinya Papa membutuhkan istirahat. Selamat malam Jagoan. "

Tuan Xi mengacak rambut dua Jagoannya dengan sayang lalu meninggalkan dua pemuda itu untuk melanjut percakapan. Sehun tersenyum melihat kelakuan Papanya yang tidak pernah berubah sejak ia masih kecil, setelah itu kembali menatap Jongin dalam.

" Jadi .. ? "

" Kyungsoo adalah murid St. Maria juga, dan dia roomate-ku. "

Jongin menjawab pertanyaan Sehun dengan datar dan cepat lalu beralih kembali pada cangkir coklat panasnya. Ibu jarinya mengusap lembut cangkir yang berisi coklat yang sudah mulai menghangat. Jongin tersenyum lirih sesudahnya.

" Pemuda bermata besar itu kekasihmu ? "

Jongin bertanya pada Sehun namun pandangannya masih pada cangkir coklatnya, dipikirannya sekarang dipenuhi dengan Kyungsoo. Padahal sejak ada di asrama Jongin ingin menghujani Sehun dengan pertanyaan seputar kematian Luhan. Tapi begitu melihat Kyungsoo ada di sini, isi kepalanya di penuhi oleh pemuda bermata bulat tersebut.

Sehun memberikan seringaian lembut. Sepertinya dia tidak perlu menjawab pertanyaan pemuda berkulit gelap ini. Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah berbulan-bulan, dan setelah melewati serangkaian peristiwa, tapi Jongin hanya menanyakan tentang Kyungsoo sejak dia datang.

" Bagaimana kalau kita mulai dengan, 'apa kabarmu Kai?' "

Kata-kata Sehun barusan sontak membuat Jongin menoleh ke arahnya. Jongin membulatkan matanya, mulutnya masih terkatup rapat, mengapa dia sampai melupakan apa tujuannya kesini ketika melihat Kyungsoo tadi, dia menghembuskan nafas pelan mencoba mengukir senyum di bibirnya namun terasa sangat di paksakan.

" Aku tak pernah baik-baik saja sejak kepergian Luhan. Kau tahu? Kalian menyembunyikan banyak hal dariku. "

Sehun menatap Jongin dengan datar. Sebelumnya Sehun sudah menebak-nebak apa tujuan Jongin menemuinya. Sebenarnya Sehun tidak ingin membahas tentang ini lagi, dia ingin mengubur rahasia ini dalam-dalam, karena Sehun tidak ingin menyerahkan Hyung-nya 'lagi' pada Jongin.

" Tak ada yang kami sembunyikan. Dia kecelakaan lalu meninggal. Itu saja. "

" Tapi Lay menyebutkan tentang sesuatu yang- "

" Tak ada yang kami rahasiakan. Tak ada apapun Kai. "

" Tapi Lay bilang- "

" TAK ADA APAPUN KIM JONGIN! TAK ADA RAHASIA APAPUN! "

Sehun merasa geram dengan pertanyaan Jongin, dia tidak ingin membahas tentang ini lagi, sampai kapan pun. Dadanya merasa terhimpit setiap kali membicarakan tentang hal ini.

Rasa bersalah yang menghantuinya sejak dulu kini seperti luka yang semakin menganga, seandainya saja dulu dia tidak pulang dari Jepang dan mengatakannya pada Luhan agar segera pulang menemuinya, seandainya saja dia bisa mencegah Luhan agar tidak pulang malam itu, seandainya Luhan tidak berlari malam itu, tapi Tuhan sudah berkehendak. Seberapa banyak pun dia menangisi keadaan ini, itu semua tidak akan mengubah keadaan. Luhan sudah pergi jauh, dan tak ada yang patut disalahkan. Tak satupun.

Sehun bukanlah pribadi yang mudah menangis di depan orang lain. Dia akan menyimpan kesedihannya hanya untuk dirinya sendiri dan merasa bahwa dirinya kuat dan tak mudah untuk merasakan jatuh. Tapi bukan berarti Sehun tidak mempunyai hati, Sehun justru sangat menyayangi Luhan lebih dari apapun, dan sekarang dia juga mulai menyayangi Kyungsoo, melebihi apapun.

" Lay menyebutkan tentang pendonoran jantung, apa maksudnya? "

Sehun terhenyak dengan pertanyaan terakhir dari Jongin. Sehun memang sangat lihai menutupi keadaan, dalam hatinya Sehun sangat cemas dengan pertanyaan Jongin, terlebih lagi Kyungsoo sang pemeran utama ada disini sekarang, namun itu semua dia tutupi dengan wajah tenang dan datar serta tatapan kosong. Dia berharap Jongin tidak bisa membaca apa yang ada di pikirannya saat ini.

" Tak ada apapun Kai, jadi kumohon jangan bertanya tentang omong kosong apapun itu. "

" Ini bukan omong kosong Steve, Luhan bukan omong kosong bagiku! "

Suara Jongin meninggi, tangannya terkepal di atas meja. Tak ada satu pun pertanyaan yang di jawab dengan benar oleh Sehun. Pemuda yang lebih muda hanya menunduk menyembunyikan wajahnya, sedetik kemudian dia mengangkat wajahnya menatap sendu pemuda satunya yang lebih tua.

" Luhan sudah tenang di sana, kumohon, jangan membahasnya, aku tak mau Mama ikut sedih mendengarnya! tak bisakah kau berhenti menghujaniku dengan pertanyaan omong kosongmu itu? Dan tolong, jangan tanyakan hal ini pada Mama atau Papa, mereka akan merasa sedih dan terpukul mengingat Lulu kecilnya. Kumohon Kai.. "

Mendengar hal itu Jongin terdiam, lalu mengusap wajahnya kasar. Dia ingin sekali menangis saat ini namun tidak bisa. Semua ini membuatnya lelah, kenyataannya, tak ada pembenaran yang ia terima, tak ada jawaban-jawaban dari pertanyaanya, semuanya di bungkus rapi oleh orang-orang yang sama.

" Baiklah aku pamit. Titipkan salam hormatku untuk Ahjumma dan Ahjussi. Juga, .. Kyungsoo "

Tak lama kemudian Jongin berdiri, Sehun juga berdiri mengantar Jongin sampai ke depan pintu. Tak ada percakapan lagi setelah itu, hingga mobil Jongin meninggalkan halaman rumah Luhan.

Disana hanya ada Sehun, di ruang tengah yang tadinya ramai oleh gelak tawa mereka selagi Luhan ada. Ruang tengah yang selalu dijadikan tempat berkumpul ketika akhir pekan. Mata Sehun terpejam sangat lama dia tenggelam dalam kenangan-kenangan tentang dia dan Hyung yang sangat di cintainya. Sehun membenamkan wajahnya pada kedua lutut yang di dekap oleh tangannya.

" Maafkan aku, Hyung.. " ucapnya lirih. Tak ada air mata, rasanya sesak, mengapa susah sekali mengeluarkan air mata. Ini sangat menyakitkan.

Sementara di dapur yang tak jauh dari ruang tengah, terlihat Kyungsoo yang memeluk erat sang Mama. Nyonya Xi menangis di pelukan Kyungsoo setelah tak sengaja mendengar percakapan kedua putranya. Kyungsoo mencoba untuk tidak menangis, namun tak bisa, justru air matanya keluar deras sekali, kaosnya pun juga basah akibat air mata Nyonya Xi.

" Maafkan Mama Lu, Maafkan Mama Jongin.. maafkan Mama.. "

Tangis Kyungsoo makin menjadi-jadi mendengar penuturan Nyonya Xi. Rasanya seperti ada sebuah pedang yang tajam menikam hatinya tepat di hulu. Yang seharusnya disalahkan adalah dia. Yang salah itu dia. Itulah yang ada di benak Kyungsoo.

" Tidak. Tidak. "

Kyungsoo mencoba menenangkan sang Mama. Mengeratkan pelukannya. Yang berada dalam dekapannya semakin bergetar.

" Tidak. Tidak. Maafkan aku Mama. Maaf.. "

Keduanya masih menangis sampai pada Nyonya Xi melepaskan pelukannya lalu mengusap lembut pipi basah Kyungsoo. Keduanya tersenyum kecil.

" Sudah menangisnya, nanti matamu makin membesar. "

Keduanya tersenyum kecil, Nyonya Xi mengusap lembut bahu sempit Kyungsoo.

" Mari kita istirahat, aku akan mengantarmu ke kamar. Ayo."

Jari-jari Nyonya Xi tertaut dengan tangan Kyungsoo, mereka keluar dari dapur dan didapati Sehun sudah tak ada di sana. Kyungsoo mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan untuk mencari Sehun.

" Mama, di mana Sehun? "

Nyonya Xi hanya tersenyum lembut sekali. Dia lalu mendekap lengan Kyungsoo menariknya lembut menuju sebuah ruangan.

" Dia sudah lebih dahulu di sini, kau masuklah juga, mungkin dia membutuhkanmu untuk menenangkannya. Dia tidak mudah menangis, dan itu sangat menyakitkan. "

Kyungsoo hanya mengangguk lemah. Dia mengerti akan keadaan Sehun sekarang. Bagaimanapun, Sehun adalah adiknya sekarang, dan dia tahu bahwa Sehunlah yang paling merasa tertekan. Lalu, nyonya Xi memberikan satu stel piyama putih milik Luhan dulu. Kyungsoo mengganti pakaiannya di kamar mandi dekat dengan dapur.

Krett.

Kyungsoo menggeser pintu ruangan itu, cahayanya redup ruangan itu gelap, mungkin Sehun ingin menenangkan diri. Tapi Kyungsoo tidak suka gelap. Kyungsoo meraba-raba tembok di dekatnya untuk mencari dimana tombol lampu kamarnya.

" Se-sehun.. kau di mana? Aku tak bisa melihat dalam gelap. "

" Aku di sini Hyung, di tempat tidur. Aku sudah menyiapkan selimutmu."

Kyungsoo hanya bisa mendengar suara Sehun, suaranya serak tertahan, sungguh dia merutuki kelemahannya itu, dia tidak pernah suka gelap, mata bulatnya memicing mencari-cari sosok yang bicara tadi.

" Tempat tidurnya di mana? Sehun nyalahkan lampunya dulu.. "

Kini hanya terdengar derap langkah kaki mendekat ke arah Kyungsoo. Dia menoleh ke segala arah menajamkan pendengarannya. Lalu dia menerawang berusaha melihat di dalam cahaya redup.

" Se-sehun-ah.. "

Lampu menyalah seketika, mata Kyungsoo mengerjap lucu, membiasakan cahaya masuk ke dalam retinanya.

Grep.

Sebuah tangan melingkar di pundak Kyungsoo. Sehun memeluknya dari belakang, dia menenggelamkan wajahnya pada rambut hitam Kyungsoo. Yang dalam dekapan Sehun hanya bisa terdiam, lalu dengan sangat perlahan dia membalikkan badannya lalu mendongak menatap wajah Sehun yang saat ini sangat kacau.

Apa sesakit itu menahan tangis? Mengapa dia tidak bisa menangis? Tangan Kyungsoo menuntun Sehun menuju tempat tidur yang memang berukuran besar. Kyungsoo naik lebih dahulu lalu memposisikan badannya lebih tinggi dari posisi Sehun.

Kyungsoo menepuk ruang kosong di sebelahnya, mengisyaratkan Sehun untuk berbaring di sampingnya. Saat ini Sehun hanya menuruti apa yang Hyungnya itu suruh. Kyungsoo memang seorang yang sangat penyayang, dia sungguh tidak tega dengan keadaan Sehun yang seperti sekarang.

" Kemarilah.. "

Lengan mungil Kyungsoo mendekap kepala dan pundak lebar Sehun lalu mengelusnya penuh sayang. Sehunpun menenggelamkan kepalanya pada dada Kyunghsoo, menikmati kehangatan yang Hyungnya berikan. Betapa ia sangat merindukan saat-saat ini.

Sedetik kemudian Kyungsoo merasakan pundak Sehun berguncang. Kyungsoo semakin mengeratkan dekapannya pada Sehun.

Tangan Sehun bergetar membuka dua kancing atas kemeja Kyungsoo, yang lebih tua hanya diam saja dan masih mendekap namja yang lebih muda. Dengan sangat lembut Sehun menyentuh bekas luka operasi yang ada di balik kemeja itu. Sehun meresapi degupan yang tercipta dari jantungnya.

Bahu Sehun semakin berguncang, suaranya serak. Akhirnya airmata lolos dari kedua maniknya.

" D-dia hidup di sini. Dia di sini. Maafkan aku. Ma-maaf..hiks.. "

Tangisnya pecah dan tidak bisa terbendung lagi.

" Menangislah, kadang seorang pria juga perlu untuk menangis. Jangan di tahan lagi Sehun-ah, rasanya sakit sekali bukan? "

Kata-kata Kyungsoo berhasil membuat tangis Sehun semakin pecah. Dengan lengan seseorang yang terbuka, adanya tempat bersandar, dan sikap yang hangat, Sehun menangis sejadi-jadinya, meraung-raung, hingga sesegukkan, menumpahkan semua perasaan yang selama ini dia tahan.

Kyungsoo terlalu baik, bahkan teramat baik. Perangainya sangat hangat dan lembut, dan itu membuat Sehun nyaman dan dapat mencurahkan semua perasaannya.

" Maafkan aku Sehun-ah.. maaf.. "

Gumam Kyungsoo di tengah dekapannya, dirasakan Sehun menggeleng lemah dan masih sesegukkan menangis. Kyungsoo lega karena Sehun mau menumpahkan semua yang di tahannya selama ini.

Setelah lama menangis, Kyungsoo rasakan tangan Sehun yang mendekapnya melemah jatuh terkulai, dan nafasnya juga sudah teratur. Sepertinya Sehun sudah tetidur.

" Jaljayo Sehun-ah.. "

Bisik Kyungsoo sambil kembali mengusap lembut surai Sehun. Biarkan mereka mendekap satu sama lain hingga matahari menyapa alam.

.

.

Pagi harinya, Sehun terbangun dengan mata yang membengkak jadi dia memakai kacamata hitam dan dengan wajah yang masam, karena sepanjang sarapan Mama dan Papanya menggoda Sehun. Selama ini Sehun tidak mudah menangis, namun dengan kehadiran Kyungsoo, dengan mudah Sehun menangis seperti anak kecil.

Dengan suasana riang saat sarapan membuat wajah Kyungsoo tersenyum terus-menerus. Sekarang ia sudah mempunyai seorang adik yang manis, Mama kedua, dan Papa kedua. Suasana hangat seperti ini yang Kyungsoo inginkan.

Kyungsoo tersenyum, melihat Sehun yang merajuk , dia jadi ingat dengan kakak tirinya, Do Kyuhyun yang sekarang sedang kuliah di London untuk mengambil gelar MBA. Dulu dia sering merajuk dengan kakaknya yang tak pernah meluangkan waktu untuk pulang ke Korea, bahkan saat Kyungsoo sedang operasi, Kyuhyun tak ada.

Nama asli Kyuhyun adalah Cho Kyuhyun, karena Ibunya menikah dengan Tuan Do yang merupakan ayah dari Kyungsoo, dan ibu kandung Kyungsoo sudah meninggal saat melahirkan Kyungsoo dulu. Jadi, Kyuhyun merubah nama depannya untuk menghormati Tuan Do. Kyungsoo sangat menyayangi kakak tirinya itu, begitu pula Kyuhyun.

' Kyuhyun Hyung, aku merindukanmu .. '

 


-oOo-

 

Senin pagi di St. Maria, tidak begitu ramai. Hanya ada murid yang berlalu lalang memasuki kelasnya. Hari senin memang tidak begitu sibuk, karena jam belajar di mulai pukul 10 pagi.

Kyungsoo berjalan dengan seorang pemuda tinggi yang menggenggam tangannya sedari tadi dengan tatapan dan wajah yang datar, sedangkan wajah Kyungsoo menyunggingkan sebuah senyuman hangat setiap bertemu dengan seseorang yang ia kenal.

" Sehun-ah, sekarang dimana kelasmu ?"

Hari ini adalah hari pertama perpindahan Sehun ke , setelah mengetahui Kyungsoo memasuki sekolah yang sama dengan Luhan, Sehun meminta kepada kedua orangtuanya agar memindahkan asramanya dari Jepang ke Korea

" Aku di kelas 1-1 Hyung, kau dimana? Aku antar ke kelasmu ne? ."

" Tak usah, kau kan anak baru di asrama ini jadi biarkan aku yang mengantarkanmu oke? "

" Kau lupa Hyung? Aku sudah sangat hafal asrama ini."

Mendengar kata-kata Sehun, Kyungsoo menghentikan langkahnya. Memandang lirih sebentar ke wajah Sehun. Senyuman manis mengembang di wajah datar Sehun, lalu semakin mengeratkan genggamannya pada tangan mungil Kyungsoo.

" Ayo aku antar. "

.

.

" STEVE.. HEI BOCAH ! "

Baru beberapa langkah Sehun dan Kyungsoo berjalan, sebuah teriakan yang memanggil nama Sehun menginterupsi mereka. Keduanya menoleh ke sumber suara. Mata Sehun memicing sedangkan mata Kyungsoo semakin membesar. Ternyata itu Yixing.

" Lay Gege! Kau kah itu?!"

Sehun bersorak seperti anak kecil dan itu membuat genggaman Kyungsoo terlepas karena refleks menutup kedua telinganya. Sehun berlari kecil menghampiri Yixing yang juga berjalan ke arah mereka. Kyungsoo hanya bergeming di tempatnya sambil menatap dua namja yang saling menghampiri.

Wajah Sehun sangat ceria melihat Yixing, namun suara dan wajah Yixing sangat serius malah lebih menunjukkan rasa khawartir. Kyungsoo menatap keduanya bingung. Ada apa ini?

" Aku sudah mengira kau disini, Oh Tuhan! ada sesuatu Steve. Kita harus bicara."

Senyum di wajah Sehun mengendur, wajahnya kembali datar dan tatapannya kosong. Baru saja ia ingin memeluk Yixing, namun sepertinya ada yang sangat genting.

" Kau bersama Kyungsoo minggu pagi? Jelaskan kemana kalian pergi? "

" Ada apa Ge? kami bersama sepanjang hari Minggu. "

" The A.O.D . Mereka mengirim The Prunk ke email The Beast. "

Wajah Sehun mengernyit, apalagi setelah ini. Dia sudah lama tidak bergabung dengan The Beast, mengapa tiba-tiba Yixing mengungkit soal The Prunk dan The A.O.D. sementara Kyungsoo masih terpaku mendengar keduanya berbicara serius.

' The Prunk ? ' gumam Kyungsoo. Sungguh, mengapa hanya dia yang tidak mengerti di sini. Yang dia tau hanya maslah The Beast, itu adalah nama kelompok menari mereka bukan? Lalu siapa lagi The A.O.D?

" Apa mereka bodoh? Kita sudah lama tidak muncul mengapa mereka membuat The Prunk untuk The Beast, mereka hanya buang-buang waktu. Jangan di tanggapi Ge, biarkan saja. "

Mendengar penjelasan Sehun, Yixing masih belum tenang, sesekali ia melirik ke tempat Kyungsoo berdiri. Mereka masih terdiam, wajah Yixing makin terlihat cemas. Apa yang harus ia katakan di sini ada Kyungsoo. Mau tak mau ia harus membeberkan semuanya di depan anak polos ini. Batin Yixing bergejolak.

Akhirnya dering bel tanda masukpun berbunyi, membuyarkan suasana canggung yang terjadi diantara mereka.

" Aku ingin bicara dengan kalian saat makan siang. Temui aku di kafetaria oke. Ini penting! "

Setelah itu Yixing berlari ke kelasnya dan menghilang dari pandangan dua namja yang masih bertanya-tanya tentang sikap anehnya.

Kyungsoo dan Sehun berpisah di persimpangan koridor dan berjalan ke kelas masing-masing. Di dalam kelas, Kyungsoo menyapa dua Baekhyun dan Tao. Mereka tertawa membicarakan sesuatu. Wajah Kyungsoo merona karena terlalu banyak tertawa dan mata bulatnya berbinar lucu karena lelucon yang di ciptakan oleh Baekhyun.

Mereka tidak menyadari, ada sepasang mata yang memperhatikan Kyungsoo sejak tadi. Memperhatikan wajahnya lekat. Dada namja itu bergemuruh, mengapa namja bermata bulat itu seperti berputar-putar di dunianya, dan mengapa dia sangat menyukai jika namja itu ada di sekitarnya. Tak sadar pemuda itu menyunggingkan sebuah senyuman kecil ketika melihat Kyungsoo tertawa lagi, rona di pipinya mengapa begitu indah. Sepertinya sudah sangat lama ia tidak merasakan hal seperti ini.

Tanpa ia duga Kyungsoo menoleh ke arahnya. Jantung namja itu mencelos, senyumnya menghilang. orang yang di perhatikan sejak tadi menoleh ke arahnya lalu tersenyum. Kyungsoo berjalan ke arahnya, lalu duduk di bangkunya yang ada tepat di depan Jongin. Sepertinya sekarang pemuda itu salah tingkah, ia mengambil sebuah buku di atas mejanya lalu berpura-pura membaca.

" Selamat pagi Jongin. Ketika aku bangun, kau sudah tak ada di asrama. Dan, juga tempo hari kau tidak pamit padaku. Kenapa terburu-buru? "

Kyungsoo menyapa Jongin dengan wajah ceria, mungkin ini efek ia terlalu banyak tertawa mendengar lelucon Baekhyun tadi.

" Aku sudah pamit dengan Steve. Tadi pagi aku buru-buru. "

Jongin, namja yang sedari tadi memperhatikan Kyungsoo hanya menjawab sekenanya, ia malah menyembunyikan wajahnya di balik buku yang ia baca. Ada apa ini? Mengapa ia sangat gugup? Bukankah ia sudah sering bertemu Kyungsoo. Bahkan malam Sabtu kemarin ia bertemu Kyungsoo.

Jongin tidak mendengar celoteh Kyungsoo lagi, ia malah mendengar namja yang di hadapannya tertawa kecil.

Jongin mengintip dari balik buku, Kyungsoo tertawa lagi dengan rona di kedua pipinya, mata bulatnya berbinar, dan tangan mungilnya menutup mulutnya menahan tawanya.

Jongin menganga di balik buku, Kyungsoo tertawa di hadapannya, sedekat ini. Suasana ini seperti déjà vu. Sepertinya dulu ia pernah melihat tawa seperti ini.

" Aigoo! Jongin, aku tak tahu kau bisa mambaca buku terbalik seperti ini. Dan apa ini? Apa ini sebuah novel? Novel tentang cinta? Kau membaca novel cinta?! benarkah? Kim Jongin sang Pujangga. Haha~ ups! maaf! "

Mata Jongin membulat, lalu pandangannya teralih pada buku yang dia pegang. Astaga! Betapa malunya ia. Jongin memang berpura-pura membaca, namun ia tidak sadar bahwa buku yang ia pegang terbalik. Dan buku siapa ini ada di mejanya. Ia tak pernah membaca novel roman picisan seperti ini. Judulnya saja aneh.

Saat ini wajahnya semerah tomat,dan terus merutuki kecerobohannya. Sementara ia menatap Kyungsoo lagi yang masih tertawa. Entah mengapa Jongin sangat suka melihat rona di wajah Kyungsoo. Sejenak, terbesit sebuah Tanya, dia mengingat saat Kyungsoo berada di rumah Luhan. Sedang apa ia di sana? Mengapa ia mengenal Sehun?

" Kyungsoo-ah? "

" Ne Kim Jongin sang pujangga, hihii.. ada apa? "

Kyungsoo masih mengolok-oloknya karena membaca novel tadi, dan novel itu terbalik dan Kyungsoo masih tertawa kecil sambil menepuk-nepuk pipinya yang terasa pegal karena tertawa terus-menerus.

" Dimana kau mengenal Sehun? Aku sudah mengenalnya sejak lama. Tapi ia tak pernah menyebutkanmu. Aku juga dekat dengan keluarganya, tapi tak pernah ada tentangmu. Apa kau juga mengenal seseorang? Seperti.. Kakak dari Sehun? "

Tawa di wajah Kyungsoo menghilang, airmukanya berubah menjadi canggung. Hatinya mencelos, bagaimana ia menjelaskan tentang hubungannya dengan Keluarga Xi dan Luhan. Matanya tak lagi menatap Jongin, ia menggigit bibir bawahnya berusaha memikirkan alasan untuk menutupi hal ini dulu dari Jongin.

" Kyungsoo-ah? Kau tak menjawabku? "

" Sehun itu.. Se-sehun itu temanku. Dan aku belum pernah bertemu dengan kakak dari Sehun. "

Setidaknya Kyungsoo jujur dengan perkataannya. Karena ia tidak tega berbohong pada Jongin. Bagi Kyungsoo, cukup hanya orang-orang ini saja yang menutup-nutupi kenyataan dari Jongin. Ia tidak ingin Jongin semakin terpuruk karena semakin banyak kenyataan yang ia tidak ketahui.

" Oia? Kau tidak menjawab, di mana kau bertemu Sehun. Kau sangat akrab denga Nyonya Xi ? "

" Itu.. itu.. "

Kyungsoo gugup. Kini Jongin yang di hadapannya menatapnya tajam dan menuntut sebuah jawaban. Apa yang harus ia katakan, haruskah ia ceritakan yang sebenarnya.

" Sebenarnya aku.. "

Belum lagi Kyungsoo melanjutkan kata-katanya, Choi Seonsangnim datang dengan setumpuk kertas-kertas. Sontak dua namja yang sedang berbicara tersebut membenarkan posisi duduk mereka dan menatap guru menawan yang baru saja masuk ke dalam kelasnya. Choi Siwon Seonsangnim.

" Selamat pagi anak-anak! Cepat duduk di bangku kalian masing-masing. Hari ini aku memberikan sarapan yang lezat dan bergizi. "

Guru menawan itu memberikan seringaian lembut sambil mengacungkan tongkan rotannya dan membuat semua siswa yang berada di dalam kelas menelan ludah kasar.

Sarapan yang lezat dan bergizi itu ternyata ...

" Hari ini aku mengadakan kuis. Jika ada yang mendapat nilai C pada kuis ini, yakinlah kalian pasti akan mendapat hukuman yang mengerikan. Mengerti!"

Semua siswa yang di dalam kelas hanya menganga dan terlihat sangat shock. Choi Seonsaengnim memang terkenal dengan sikap ekstrimnya, ia mengajarkan Seni Budaya Tradisional Korea.

Kyungsoo pernah mendengar, seorang sunbae mendapatkan nilai C pada kuisnya, dan Choi Seonsangnim menghukumnya untuk menghafalkan silsilah kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Jika tidak hafal maka kau tidak akan mendapat nilai akhir pada kurikulum pelajarannya.

Hari ini di mulai dengan sangat berat bagi Kyungsoo dsn teman-temannya.

 


-oOo-

 

Saat makan siang, Kyungsoo minta izin pada Baekhyun dan Tao untuk makan siang bersama Yixing dan Sehun. Mendengar nama Sehun, Baekhyun dan Tao terperanjat kaget.

" Sehunie? Dia sekolah di sini? Mengapa aku tidak tahu?! Dasar bocah nakal! Aku harus bertemu dengannya.. "

Setelah berucap seperti itu Tao langsung keluar kelas dan berlari ke kafetaria mencari sosok Sehun. Kyungsoo dan Baekhyun hanya tersenyum melihat tingkah Tao yang sedang mengomeli Sehun di kafetaria, sementara Sehun hanya menahan pukulan-pukulan kecil pada bahunya yang dibeikan Tao. Keduanya berpelukan kemudian.

Baekhyun berkata, bahwa Sehun sangat dengat dengan Tao, dulu Tao sering menginap di rumah Sehun saat akhir pekan. Jadi Sehun dan Tao sangat dekat satu sama lain. Kyungsoo merasa bahagia di kelilingi oleh orang-orang yang sangat baik.

Ketika mereka berempat sedang berbicara sambil sesekali menyuap makan siang mereka, Yixing datang dengan nampan yang hanya berisi susu kotak, sebuah pir dan apel lalu meminta izin bergabung.

Dengan senang hati mereka mempersilahkan Yixing bergabung. Yixing menatap semua orang yang ada di hadapannya. Apa ia harus mengatakan di depan dua orang temannya Kyungsoo ini juga? Yixing menghela nafas berat, lalu mengambil sebuah pir dari nampannya.

" Kau tidak makan Ge? Apa kau tak lapar? "

Suara Sehun menginterupsi kecanggungan di antara mereka. Mata Tao mengerjap lucu, sejenak ia memperhatikan Yixing, Tao mulai tersenyum lebar.

" Kau juga dari China? Wow hebat! Aku dari Qingdao, kau dari mana? "

" Iya, aku juga dari China, tapi aku lupa dari mana aku berasal, aku besar di panti asuhan di Korea. Saat berusia 15 tahun aku di bawa ke Korea. "

" Maafkan aku, mendengar hal itu. "

" Tak apa, itu sudah berlalu. "

Tao kini bertanya kepada Yixing dengan menggunakan bahasa China fasih, keduanya tersenyum. Dan tiga orang Korea yang berada di tengah mereka hanya mengernyitkan alis tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

" Lay Ge? Ada apa? Tentang yang tadi pagi. "

Sehun lagi-lagi memotong acara reuni Tao dan Yixing. Namja muda ini sangat tidak sabaran. Yixing menghembuskan nafas berat, sepertinya tidak masalah bercerita sekarang di sini.

" Angel Of Death ( The AOD ), mereka membuat The Prunk untuk The Beast. "

" Aku sudah bilang jangan di gubris. "

" Steve, kau tahu, sudah puluhan The Prunk di kirim untuk The Beast aku tak pernah menggubrisnya. Tapi yang ini sangat gawat. Aku tak ingin membuat situasi ini menjadi gawat Steve. Di dalam video itu.. "

Tiga namja lainnya yang merasa tidak mengerti alur pembicaraan dua namja yang saling pandang hanya memangku wajah dengan telapak tangan, sambil mencerna kata-kata yang mereka ucapkan. Kyungsoo dengan mata bulatnya, Baekhyun dengan mata sipitnya, dan Tao dengan mata pandanya.

" Apa yang ada di dalamnya? "

" Selain menggoda aku, Chen, dan Xiumin. Di dalamnya ada kau dan Kai. "

Sehun kini terbelalak mendengarnya. Oke dia mengerti ini semua. The Prunk memang di buat untuk menantang battle dance di klub jalanan dengan gaya mengejek. Sepertinya setelah ini, dia akan kembali ke The Beast, atas nama persahabatan.

" Dan masih ada satu orang lagi Steve.. "

Kini Sehun menggeram mendengar kata-kata Yixing, sepertinya ia bisa menebak apa yang selanjutnya akan Yixing katakan.

" Ada Kyungsoo di dalamnya. Di dalam video The Prunk. Dan mereka mengenali siapa Kyungsoo, aku khawatir jika- "

Benar apa yang di pikirkan Sehun, ini adalah situasi dimana Sehun sangat tidak menginginkannya. Musuh terberat mereka, mengetahui tentang Kyungsoo, dan menantang kembali The Beast. Dan Sehun menyadari betul, The AOD akan bermain kasar dan curang. Mereka tidak akan berbaik hati pada anggota genk lain, mereka juga tak segan menculik dan menyiksa anggota genk lainnya.

Sialnya, semua member The AOD memakai topeng jadi mereka tidak mengenali kehidupan mereka di luar.

Nama Kyungsoo yang sedari tadi di sebut-sebut hanya merasa heran. Mengapa ia di libatkan? Sementara selama ini ia tidak memiliki hubungan social pada siapapun sebelum bersekolah formal. Mata bulatnya menuntut penjelasan dari Yixing dan Sehun.

" Lay Ge? Apa kita harus membawa Kyungsoo Hyung dalam situasi ini? "

" Aku tak tahu, ini sangat.. kau tahu? Berbeda dengan kehidupannya, ini sangat berbahaya bagi Kyungsoo. Aku tidak ingin melibatkan namja manis seperti dia "

Keduanya memandang Kyungsoo yang juga sedang memandang mereka tajam. Kyungsoo tidak pernah seserius ini. Rahangnya mengeras, bahunya ia angkat dan menyilangkan tangannya di dada. Kyungsoo seperti namja sejati sekarang --dia memang namja kan? #LOL-- .

" Aku tak takut dengan apapun kalian bukan namja manja dan lemah. Dan siapa itu The AOD? Aku tak mengenal mereka. Aku akan membantu kalian semampuku. "

Mendengar hal itu keluar dari mulut Kyungsoo, semuanya terperangah. Kyungsoo yang lembut, hangat, dan periang berubah menjadi pemuda yang serius. Sehun menggeleng lemah, sungguh ini yang sangat ia takutkan. Ia tidak akan membiarkan apapun terjadi pada Kyungsoo. Tidak akan.

Dan yang paling khawatir saat ini adalah seorang namja yang duduk membelakangi mereka berlima. Ia mendengar pembicaraan mereka, dan sangat mengerti apa yang mereka bicarakan.

Wajah namja itu mengeras dan tangannya mengepal di samping nampan makan siangnya. Ia sangat menyayangkan apa yang barusan Kyungsoo katakan. Matanya terpejam, ia merutuki sikapnya yang meninggalkan The Beast begitu saja dulu. Sekarang sahabat-sahabatnya ada dalam bahaya serius. Jongin, ia medengar semuanya.

' Mengapa mereka menginginkan Kyungsoo ? mengapa Kyungsoo ? '

.

.

.


 

" Haruskah kau melakukan ini juga Kyungsoo-ah? aku sedikit khawatir, kau tahu? mereka terdengar mengerikan. "

Cicit Baekhyun sambil membereskan alat tulisnya saat kelas ini berakhir, yang ditanya hanya menghendikan bahunya, wajahnya masih serius semenjak pembicaraan saat makan siang tadi. Kyungsoo masih terpaku di bangkunya sambil sesekali memutar-mutar pensil di tangannya dengan lincah, tatapannya seperti memikirkan sesuatu yang serius.

Baekhyun sudah selesai dengan semua barangnya dan hendak beranjak mengajak Kyungsoo bersama kembali ke asrama, tapi meja Kyungsoo masih berantakan dengan buku-buku yang terbuka dan alat tulis yang berantakan. Baekhyun menatap kesal sahabatnya yang sedang melamun itu.

" Ya! Kyungie! apa yang kau pikirkan?! ayo kita ke asrama, kau berjanji akan ke kamarku kan membicarakan hal ini bersama Sehun dan Yixing? cepatlah sedikit! "

Tangan Baekhyun meraih semua buku Kyungsoo dan memasukannya paksa ke dalam tas Kyungsoo, sementara Kyungsoo hanya menatap tangan cekatan sahabatnya yang membereskan tasnya. Mereka berdua melupakan seseorang yang berada di belakang meja Kyungsoo yang sedang memperhatikan pembicaraan mereka berdua sejak tadi.

" Gomawo Baekkie, aku hanya sedikit sensitif hari ini. "

" Kau tak harus memikirkannya sendirian, masih ada aku dan Tao. Yaah~ meskipun aku tak mengerti apapun tentang The Prunk ataupun, err- siapa? Angel, malaikat apa itu tadi- "

Kyungsoo segera berdiri dan membekap mulut Baekhyun dengan tangan mungilnya. Mata bulatnya mengisyaratkan agar sahabat mungilnya untuk tidak melanjutkan ocehannya. Bersamaan dengan itu Jongin, yang sedari tadi diam di bangkunya berdiri dan segera berlalu dari belakang dua sahabat itu tanpa menoleh ke arah mereka.

Kyungsoo mendesahkan nafas lega setelah Jongin berlalu keluar dari kelas, Kyungsoo lalu melepaskan tangannya dari mulut Baekhyun.

" Kita tidak membahasnya di sembarang tempat uri Baekkie! "

Kyungsoo berucap dengan nada cemas, dia tidak ingin Jongin mengetahui hal ini terlebih dahulu. Kyungsoo tidak ingin Jongin curiga dengannya. Namun terlambat, Jongin sudah mengetahui yang sebenarnya tanpa Kyungsoo ketahui tentunya.

" Maaf, aku tak memperhatikan dia ada di sana. "

Baekhyun menggigit bibirnya, sepertinya dia sangat sulit mengendalikan perkataannya. Kyungsoo hanya tersenyum tipis kepada sahabatnya itu, lalu menarik lengan Baekhyun lembut segera berlalu menuju kamar asrama Baekhyun dan Tao untuk membicarakan tentang Battle yang akan mereka ikuti. Ya, sebuah battle yang Kyungsoo setujui tadi siang saat di kafetaria.

-flashback, di kafetaria .

" Kau tidak harus menerima tantangan itu hyung, kumohon. "

Sehun merengek karena Hyungnya itu memaksa untuk ikut dalam Battle yang akan di ikuti The Beast, Yixing pun ikut melarang Kyungsoo, tapi Kyungsoo merasa ini adalah kewajibannya. Tidak mungkin dia membiarkan Sehun dan teman-temannya menanggapi tantangan itu dengan personil yang sudah tidak utuh. lagi pula Kyungsoo pikir, dia memiliki sedikit kemampuan dalam hal menari, apa susahnya menari.

" Sehun, aku akan tetap ikut. Aku rasa, ini menjadi tidak adil jika hanya kalian berempat. Lagi pula, di dalam video itu mereka juga megerjaiku kan? berarti mereka juga menginginkanku Sehun. "

Sehun tetap menggeleng sambil meraih tangan mungil Kyungsoo lalu digenggamnya erat seolah tak mau Kyungsoo pergi. Sehun tetap tidak menginginkan hyung-nya itu ikut dalam battle, ia tak bisa membayangkan Kyungsoo berada di tengah-tengah klub yang mengerikan itu bagi Sehun.

" Tidak, tidak.. hyung, kumohon."

" Sehun, dengar, aku ini namja! jadi tolong jangan perlakukan aku seperti seorang yang lemah."

Kini pertahanan Sehun luluh melihat mata bulat Kyungsoo yang semakin memohon. Sehun melepaskan genggamannya pada tangan mungil Kyungsoo sambil menghela nafas berat. Yixing yang sedari tadi diam saja melihat drama adik-kakak di hadapannya membuka suara, dia akan mengajak Kyungsoo dan Sehun ke basecamp The Beast nanti malam dan dihadiahi anggukan antusias dari Kyungsoo. Baekhyun dan Tao pun ikut bersuara, mereka bersikeras ingin menemani Kyungsoo nanti malam. awalnya Yixing ingin melarang mereka ikut, namun, akhirnya, Yixing tidak bisa menolak duo berisik tersebut.

Jongin bangkit dari duduknya dan mendorong bangkunya kasar sehingga menimbulkan derit yang lumayan keras. Yixing terhenyak begitu melihat sosok Jongin bangkit dari duduknya yang membelakangi mereka berlima.

Sontak Yixing mengatupkan mulutnya dan bersikap sewajarnya saat Jongin dengan angkuh melewati meja mereka, sesekali Yixing menangkap ekor mata Jongin melirik ke arahnya. Setelah Jongin dirasa sudah berlalu hilang dari balik pintu kafetaria, Yixing menghembuskan nafas lega, diikuti juga oleh empat orang dihadapannya.

" Haruskah kita memberi tahunya juga? "

Kata-kata Kyungsoo tadi di hadiahi tatapan penuh penyesalan dan gelengan oleh Yixing. Sepertinya Kyungsoo bisa membaca tatapan itu. Dengan lemah ia tundukkan wajahnya.

Suasana hening menjamah mereka berlima, pembicaraan siang ini diakhiri dengan berderingnya bel tanda makan siang berakhir. Makan siang Kyungsoo masih utuh, sejak mendengar penuturan Yixing dari awal Kyungsoo jadi tidak berselera.

Sebelum berpisah ke kelas masing-masing mereka membuat kesepakatan, setelah pelajaran berakhir hari ini mereka berlima pun akan membicarakan ini di kamar Baekhyun dan Tao. Sepertinya hanya kamar mereka yang terlihat aman.

- Flahback End

 


 

Mungkin tidak semua yang Kyungsoo bayangkan itu menjadi kenyataan. Ketakutan jika kedua sahabatnya akan membencinya dan meninggalkannya saat mengetahui bahwa Kyungsoolah yang merenggut Luhan mereka. Kyungsoo bahkan merutuki dirinya sendiri sebagai namja lemah yang hampir mati jika tidak ada Luhan saat itu, ya, Luhan yang sedang putus asa dengan keadaannya yang cacat. Jika saat itu Kyungsoo tidak dalam keadaan koma, mungkin Kyungsoo akan menolak pendonoran jantung tersebut.

Setelah bercerita dan diselingi dengan isakan, di sinilah mereka sekarang, di kamar asrama milik Baekhyun dan Tao, saling berpelukan satu sama lain menumpahkan perasaan masing-masing. Awalnya Baekhyun dan Tao terkejut dengan penuturan Kyungsoo bahwa ialah orang yang diberikan jantung oleh Luhan, namun mereka akhirnya lega mendengar semuanya dari Kyungsoo langsung, mereka juga membantah pemikiran Kyungsoo bahwa mereka akan membencinya. Justru mereka akan semakin menyayangi Kyungsoo, karena Luhan juga hidup di dalam tubuhnya. Ya, karena Luhan ada di dalam dirinya.

Memikirkan hal seperti itu, sebuah perasaan aneh muncul di hati Kyungsoo, perasaan yang membuat perutnya bergejolak aneh, juga ada rasa perih yang menjalar di sekitar ulu hatinya. Mengapa sekarang ia menjadi merasa aneh jika menyangkut tentang identitasnya. Kyungsoo menggeleng cepat dalam pelukan Baekhyun, berusaha menghilangkan perasaan itu jauh-jauh.

Tao juga berkata jika ia berada di posisi Luhan pada saat itu, ia juga akan melakukan hal yang sama. Semuanya sudah menjadi skenario Tuhan, mungkin Luhan memang terlahir sebagai malaikat bagi Kyungsoo. Ucapan Tao membuat Kyungsoo tenang, Luhan memang orang baik, pantas banyak orang yang menyayanginya.

Dua namja lain yang juga berada di dalam kamar asrama Baekhyun hanya tersenyum melihat tiga sahabat itu saling berpelukan. Sehun pun merasa lega, setidaknya Kyungsoo sudah bisa di terima posisinya.

" Jadi Soo-ah, kau akan ikut denganku dan Sehun malam ini? kau yakin? "

Kini suara Yixing yang menginterupsi mereka. Kyungsoo melepaskan pelukannya pada Tao dan Baekhyun, menegakkan posisi duduknya dan menghapus jejak-jejak airmata yang berada di pipinya kemudian mengangguk lucu menanggapi pertanyaannya.

Yixing menatap rona merah pada pipi tembam Kyungsoo akibat menangis tadi, lalu tersenyum tipis.

Mengapa Kyungsoo bisa semanis ini, bahkan setelah menangis, walaupun mata bulatnya menjadi merah dan sedikit bengkak, bibir plumnya juga semakin memerah, tapi semuanya terlihat sempurna dan.. cantik, mungkin. Yixing terhenyak dan segera merutuki batinnya yang terus menerus terpesona dengan wajah Kyungsoo. Demi apapun, dia itu seorang namja, mengapa ia begitu cantik.

" Lay hyung? apa kau sakit? wajahmu memerah."

Seru Sehun sambil menempelkan punggung tangannya ke kening Yixing. Wajah Yixing memerah padam, dan itu membuat Sehun berpikir jika Yixing terkena demam. Dengan gugup Yixing menyingkirkan tangan Sehun dari wajahnya, dan berkata dia baik-baik saja, mungkin suhu ruangannya yang sedang panas hingga wajahnya memerah.

Padahal bukan karena hal itu, semburat merah di wajah Yixing itu tercipta karena seorang Kyungsoo yang mempesona. Mati-matian Yixing menutupi apa yang baru saja ia pikirkan.

' Tidak, ini tidak benar. Ini bukan saat yang tepat! tenanglah Zhang Yixing! '

Batin Yixing terus berceloteh menolak semua pemikiran tentang Kyungsoo. Kyungsoo yang polos. Kyungsoo yang manis. Kyungsoo yang ramah, hangat, ceria. Kyungsoo yang y ketika menari. Kyungsoo yang ... Hell!

" Ya! Hyung! mengapa kau melamun! jadi bagaimana? "

Lagi-lagi suara Sehun yang menyadarkan Yixing dari pertarungan batin. Mengapa Kyungsoo jadi berputar-putar di dalam pikirannya. Kyungsoo bangkit dari tempatnya lalu mendudukkan dirinya di samping Yixing yang masih terdiam.

" Yixing? kau baik-baik saja? apa mau aku ambilkan minum? wajahmu semakin memerah, aku khawatir kau benar-benar demam. "

' Ya Tuhan, suaranya sangat lembut..'

Yixing hanya menatap Kyungsoo lembut tanpa mengucapkan apa-apa. Kyungsoo yang merasa hanya ditatap namun tidak direspon dengan baikpun memajukan wajahnya ke wajah Yixing melihat ke dalam mata Yixing, apa sebenarnya yang ia lihat sampai tidak menghiraukan Kyungsoo.

" Yixing-ah? "

Kyungsoo melambaikan tangannya tepat di wajah Yixing, namun Yixing tetap tidak bergeming. Sehun yang berada di samping Kyungsoo pun langsung tersenyum jahil, sebegitu mempesonanyakah seorang Do Kyungsoo?

" Biar aku hyung. "

Sehun lalu bertukar posisi dengan Kyungsoo, sepersekian detik, sambil mendudukan bokongnya di samping Yixing, Sehun menyentil kening Yixing dengan jari lentiknya. Sontak itu membuat Yixing meringis kesakitan, karena Sehun sepertinya sedikit keras menyentilnya.

" Ya! Xi Sehun! sakit kau tahu! hoobae kurang ajar!"

" Habisnya kau sampai meneteskan liur ketika menatap Kyungsoo hyung. "

" E-ehh.. mana? aku tidak begitu! aku tidak memperhatikannya! "

Ucap Yixing gugup sambil mengusap bibir bawahnya, takut-takut ada air liur yang menetes. Ternyata memang tidak ada, Sehun memang keterlaluan.

Tawa Kyungsoo pecah. Yixing yang masih mengusap-usap dagunya pun tak ingin menyia-nyiakan moment ini. Kyungsoo memang sangat manis ketika tertawa. Bibir plumnya terbuka lebar dengan mata bulat yang berbinar. Tanpa sadar Yixing pun juga ikut menertawai sikap bodohnya, terlihat dua lesung pipit di kedua pipinya.

Sehun, Baekhyun dan Tao juga mulai mengolok-olok tentang air liur Yixing yang seperti ingin menetes ketika melamun tadi, dan di bantah dengan lucu oleh Yixing. Kyungsoo tidak berhenti tertawa, Sehun juga ikut tertawa sambil memeluk Kyungsoo dari samping, bergelayut manja pada sang hyung. Betapa senang melihat orang yang kita sayangi berbahagia, bukan begitu Luhan hyung? itulah yang sekarang yang ada di benak Sehun.

Tawa dan canda menghiasi asrama itu sepanjang sore. Tanpa mereka ketahui ada sosok yang diam terpaku di depan kamar Baekhyun dan Tao. Sebenarnya ia hanya ingin lewat depan kamar itu tadi, mendengar tawa yang tak asing bergema dari dalam kamar, ia jadi terdiam dan menatap dalam pintu kamar itu.

Matanya terpejam, tangannya mengepal di kedua sisi tubuhnya. Mengapa ia begitu tak rela mendengar tawa Kyungsoo dari dalam. Apa saja yang mereka lakukan, sepertinya Kyungsoo bahagia sekali. Sebenarnya ia juga ingin sekali bisa bercengkrama dengan Kyungsoo dengan normal. Namun, berada di dekatnya saja membuat batinnya bergejolak. Antara menolak atau menerima, selama ini Jongin berusaha menempatkan Kyungsoo seperti bayangan saja, tapi perlahan berubah menjadi hantu yang selalu muncul di saat yang tidak tepat di pikirannya.

Jongin merutuki sikapnya yang aneh akhir-akhir ini. Untuk apa memikirkan roomate-nya yang cerewet itu, ketika Kyungsoo tak ada dia akan mencarinya hingga ia melihat sosok mungil itu, atau mungkin melakukan kegiatan menguping seperti ini, ini sudah melampaui batas. Tidak, ini tidak boleh. Ia masih mencintai Luhan, ya, hanya Luhan. Dengan mantap ia langkahkan lagi kakinya meninggalkan koridor depan kamar Baekhyun dan Tao.

TBC


Terimakasih buat yang udah nge-view sampe Bab 4 ini, dan yup! ini gabungan antara Bab 6 dan setengah dari Bab 7 di akun FFN aku.

Aku akan mengungsikan Fanfic fandom EXO ke akun AFF ini. jadi ini memang copas dari sana, tapi INI ASLI TULISANKU LOH..

Lagi-lagi, aku buat crack-pair di sini, Yixing-Kyungsoo! mudah-mudahan gak canggung ya? cuma sepintasan kok, di sini main-pairnya tetap Kaisoo, mungkin a little baekyeol, taoris, atau sulay tapi emang gak fokus banget ke mereka. Aku mau nuntasin KaiLu dan KaiSoo nya aja.

at last, comment lagi yak :3

*bow*

-Pansy-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Pandananaa
Bab 7 Updated chingudeul :3

Comments

You must be logged in to comment
Cungils #1
Chapter 8: Wahai authornim mana lanjutannya???
Caramel9395 #2
i'm still waiting for this, really
aizahputri #3
Chapter 8: HUWEEEEE akhirnya jongin buka hati buat kyungie yg polos. Ditunggu kelanjutannya ya authornim! Love bgt sama ini ff
lulubaekkie
#4
Chapter 8: kaaaa! serius aku suka banget ficnya!! kenapa ka kenapaaa? setiap chapter pasti aku selalu nangis;;;; super daebak ffnya! lanjut ya ka, hwaiting^^
Galaxy_Lilo #5
Chapter 7: Kereeennn.... Cepetan dilanjut ya..
Udh gak sabar pengen baca kelanjutannya.. Hihihi
parkcy_
#6
Chapter 7: Ahh akhirnya lanjutt!! >< gak sabar buat selanjutnya ;uuu;
hyoki407 #7
Chapter 7: yaaa tbc hueee lanjut ne dear ㅠ.ㅠ akirnyaaaaaa <3
ajengcho #8
Chapter 7: cute bgt first meetingnya luhan sm jongin.
itu kata terakhirnya nyesek bgt, "lagi?"
Caramel9395 #9
Chapter 7: ahhhhh i don't know what must i say,
jongin~a i hope u will see dyo as him and not as luhan :)
author-nim aku senang sekali ffnya ini diupdate ><
keep update again yeyyyy ^^/