Chapter 4
One Last CryDenting piano terdengar dari ruang musik. Yoochun selalu merasa tenang ketika berada di sini.
Musik adalah satu-satunya hal yang bisa dibanggakannya sebab dia bukan murid yang pintar dalam mata pelajaran di sekolah. Hanya musiklah satu-satunya yang menjadi tempat pelarian dalam hidupnya. Musik seoalh bisa memahami jiwanya yang sangat sensitif dan rapuh. Musik seolah bisa menyembuhkan fisiknya.
Beberapa orang anggota klub ada disana, termasuk Changmin dan Yoochun yang saat ini sedang mempersiapkan rehearsal dalam rangka ultah tahun sekolah. Klub musik sekolah mendapat jatah empat penampilan, termasuk solo piano dari Yoochun yang akan membawakan lagu Barat berjudul "One Last Cry."
Dia sendiri saat ini sedang sibuk menata tune piano yang akan digunakannya berlatih. Teman-teman mereka yang lainnya sibuk berlatih bagian mereka masing-masing.
Changmin duduk di lantai sambil membuka-buka majalah. Posisi sebagai ketua klub musik membuatnya tidak perlu berlatih keras seperti yang lain. Dia mempunyai waktu bersantai yang lumayan banyak.
Tiba-tiba terdengar suara riuh dari arah luar ruang musik, tepatnya dari arah lapangan sepakbola. Karena ruang musik dikelilingi kaca transparan, Yoochun bisa melihat apa yang terjadi di luar.
Penonton terlihat bersorak sorai dan mengarak seseorang. Dari badge yang ada di seragamnya terlihat bahwa mereka semua anak kelas satu.
Anak-anak yang ada di ruang musik menghentikan aktivitasnya dan berjalan keluar, melihat kehebohan yang ada. Kim Junsu, si namja pantat bebek yang kemarin mengirim surat cinta kepada Yoochun, tengah diarak oleh teman-temannya sesama kelas satu.
東方神起
"Yeah Junsu!"
"Junsu kau hebat!"
Sederet pujian terdengar dari bibir anak-anak kelas satu. Mereka menepuk punggung Junsu dan sebagainya.
Melihat itu Changmin segera menyenggol lengan Yoochun yang berdiri di sebelahnya.
"Chun, namjachingu-mu tuh~" godanya sambil menyeringai.
Yoochun pura-pura tidak mendengarnya. Meski demikian, tak urung dia berjalan mendekati keriuhan anak kelas satu.
Dia melihat ada sosok Ketua OSIS mereka yang disegani, namja kelas tiga bernama Kim Jaejoong sedang berdiri memperhatikan keriuhan yang dibuat hoobae mereka. Yoochun segera menghampirinya.
"Jaejoong hyung," sapanya sambil mendekati namja bertubuh langsing dan bermata doe tersebut. Yoochun juga lumayan akrab dengan Jaejoong mengingat mereka berdua sama-sama anggota OSIS.
"Ah Yoochunnie,"
Wajah Jaejoong yang cantik terlihat sumringah. Beda dengan kesehariannya yang terlihat lebih serius mengingat dia adalah Ketua OSIS yang disegani.
"Ada apa kok ribut-ribut, hyung?"
"Ah ini... Junsu-ah berhasil membuat hattrick melawan tim kelas satu lainnya. Hari ini latihan bola terakhir karena lusa mereka sudah bertanding untuk acara ulang tahun sekolah, ingat?"
"Ah iya ya,, aku ingat."
Bagaimana dia bisa lupa jika hampir tiap saat ketika berpapasan dengannya, Junsu tidak lupa memberitahu Yoochun supaya melihat penampilan tim bola kelas satu melawan tim bola kelas satu lainnya.
東方神起
Anak-anak kelas satu yang ada di kerumunan itu akhirnya berhenti bersorak dan berteriak. Mata mereka bergerak ke arah yang dituju "pahlawan" mereka, Junsu. Junsu mengetahui bahwa Yoochun ada di kerumunan. Perlahan dia berjalan menuju Yoochun. Dia sedikit menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Dengan gugup tangannya memutar-mutar bola yang dibawanya.
Seluruh udara terasa terisap dari tempat itu. Semua anak menahan napas melihat mereka berdua. Kaki Yoochun seolah diagntungi beban berat. Tidak bisa bergerak sama sekali. Matanya mengunci Kim Junsu yang berjalan ke arahnya. Dia menahan napas, menunggu apa yang akan terjadi. Bahkan saat ini rasanya dia tidak benapas sama sekali.
Ketika jarak mereka berdua hanya setengah meter, Junsu berkata, "Yo... Yoochun hyung~"
Yoochun masih menahan napas. Menunggu. Sementara itu anak-anak berbisik-bisik di sekitar mereka. Mereka sendiri juga penasaran akan apa yang dikatakan oleh teman mereka.
"Aku... aku mempersembahkan hattrick ini untukmu..."
Junsu tidak berkata sesuatu yang aneh. Yoochun menghembuskan napas lega. Sedetik kemudian Junsu melakukan sesuatu yang sama sekali tidak terduga. Diciumnya pipi Yoochun.
東方神起
~ TBC ~
Budayakan memberi komentar, subscribe dan vote ya ^_^
Terima kasih~
Comments