..IMPOSSIBLE8..

..IMPOSSIBLE ( Desisting to Expect Your Love )..

* At Nichkhun and Wooyoung’s home

 

“ Hyung… “ suara Wooyoung terdengar setelah ketukan di pintu kamar Nichkhun berakhir. “ Makan malam sudah siap. Makanlah dulu. “

“ Ya… “ jawab Nichkhun dari dalam kamar.

 

Segera setelah itu, pintu kamar Nichkhun terbuka. Sosok tampan Nichkhun yang rambutnya masih setengah basah karena habis mandi pun menyeruak dari balik daun pintu.

Meski sesungguhnya Wooyoung sangat takut untuk berhadapan dengan Nichkhun setelah kasusnya dengan Jaebom barusan, tapi melihat sosok y di depannya, tidak lupa Wooyoung menyempatkan diri untuk meronakan kedua pipi chuby-nya.

 

“ Tunggu apa lagi? “ sebenarnya Nichkhun tidak betul-betul bertanya, hanya saja dia perlu bersuara untuk menyadarkan Wooyoung yang tengah berdiri mematung di hadapannya. Terus terang, Wooyoung sangat menghalangi jalannya.

“ O-oh… Tidaak. Ayo. “ Wooyoung buru-buru berbalik badan seraya menggigit bibir bawahnya dan kemudian menepuk pelan keningnya. Menyesali betapa dia pasti terlihat sangat jelek saat menganga menatap Nichkhun barusan.

 

--------------------------------------------------------------------------

 

“ Kau kenapa hanya makan sedikit? “ tanya Nichkhun memperhatikan porsi makan wooyoung yang lain dari biasanya. Nichkhun tidak melebihkan ucapannya karena Wooyoung memang makan sangat sedikit. Bahkan makanannya hanya memenuhi seperempat bagian dari piring yang tengah dipegangnya..

“ Oh. Sebenarnya aku sudah kenyang, hyung. Aku baru saja ditraktir makan oleh Jaebom hyung. Tapi akan aneh jika aku hanya menemanimu makan tanpa memakan apa-apa. Jadi aku memutuskan untuk tetap makan walau hanya sedikit sekali. “ jelas Wooyoung.

“ sepertinya kalian berempat sungguh sangat bersenang-senang hari ini. “ ujar Nichkhun yang kemudian memasukkan sesendok penuh bibimbap ke dalam mulutnya.

 

Mendengar kata berempat yang diucapkan Nichkhun, Wooyoung terdiam sejenak.

 

“ Uhm… Hyung… “ panggil Wooyoung agak takut.

“ Hm… “ sahut Nichkhun.

“ Emmm…. S-sebenarnya tadi aku tidak pergi berempat. A-aku hanya pergi berdua dengan Jaebom hyung karena Chansung dan Junho membatalkan diri ikut pergi bersama kami… “ Wooyoung benr-benar tidak berani menatap Nichkhun. Sibuk mempersiapkan mental agar tidak terlalu kaget saat Nichkhun membentaknya nanti.

“ Oh. “ tapi tanggapan singkat Nichkhun yang sebenarnya sangat biasa saja, justru malah membuat Wooyoung sedikit terlonjak kaget.

 

Mendengar respon Nichkhun atas pengakuannya, Wooyoung cepat-cepat mengangkat wajahnya untuk meneliti ekspresi wajah Nichkhun dan yang menakjubkan bagi Wooyoung adalah Nichkhun sama sekali tidak mengalami perubahan ekspresi.

Jangankan untuk merubah ekspresinya, Nichkhun malah terlihat sangat sibuk dengan bibimbap favoritnya.

Lagipula memang tidak ada yang perlu dikagetkan oleh Nichkhun. Toh tadi siang Junho sudah munculdi kantornya dan menjelaskan semua.

Tapi entah kenapa, Nichkhun masih saja ingin menanyakan hal itu pada Wooyoung. Mungkin sekedar ingin tau apakah Wooyoung akan jujur atau berbohong padanya.

Di sisi lain, Wooyoung sendiri jadi tampak kikuk dengan reaksi yang Nichkhun berikan padanya. Untuk kesekian kalinya, Nichkhun mampu membuat Wooyoung jadi mati gaya. Mengundang hening segera menyeruak di antara keduanya untuk beberapa waktu.

 

“ Kau… “ panggil Nichkhun ada Wooyoung.

“ Ya, hyung? “

“ Kau nampak begitu bahagia dengan Jaebom. Kenapa tidak kau ceraikn saja aku dan hidup bersamanya? “

“ Eh?! “ bukan jawaban yang di dapat Nichkhun melainkan malah celetukan bingung dari Wooyoung.

“ Kenapa? “ tanya Nichkhun lagi.

“ … “

 

Kembali hening hadir menemani acara santap malam mereka. Nichkhun tau pertanyaannya memang konyol. Oleh karena itu Nichkhun tidak memaksa Wooyoung untukk memberikan jawaban kepadanya.

 

“ Woo… ‘ kembali nichkhun memecah keheningan.

“ ya? “

“ Kalau ada orang yang sangat aku cintai saat ini, apa kau mau melepau? “ kali ini Nichkhun berbicara sambil menatap bibimbap di hadapannya.

“ … “

 

Karena  tidak kunjung mendapat jawaban dari Wooyoung, Nichkhun segera mengangkat wajahnya untuk mengecek apa yang tengah Wooyoung lakukan.

 

“ Woo… “ panggil Nichkhun lagi kepada Wooyoung yang ternyata tengah terpaku di seberangnya. Menatap Nichkhun dengan pandangan yang begitu sulit di artikan.

“ Apa dia juga mencintaimu? “ tanya Wooyoung dengan suara yang begitu lirih. “ Aku akan melepasmu, hyung.Setelah yakin dia bisa membuatmu bahagia. “

 

Nichkhun yakin dia sedang tidak berhalusinasi dan dia benar-benar melihat gumplan air mata di pelupuk mata Wooyoung

 

“ Aku sudah selesai, hyung. Bolehkah aku duluan beristirahat? “ tanya Wooyoung yang kali ini menundukkan kepalanya dalam-dalam. Jelas tengah menyembunyikan air matanya dari tatapan Nichkhun.

“ Ya… “ jawab Nichkhun lirih.

 

Tapi baru beberapa langkah Wooyoung beranjak dari meja makan, suara piring pecah segera merubah suasana sepi di rumah Nichkhun menjadi begitu ramai. Ternyata piring bekas makan yang hendak diantar Wooyoung menuju bak cuci piring, terlepasdri genggamannya danhncur berkeping-keping etika menghantam laintai.

 

“ M-maaf, hyung!! Mafkan aku. “  Wooyoung terus meminta maf pada Nichkhun sambil buru-buru berjongkok dan memungut pecahan-pecahan piring tersebut dengan tangannya.

 

Wooyoung begitu takut dengan akibat kecerobohannya ini. Jelas Nichkhun akan memarahi dan menghajarnya habis-habisan tanpa sisa. Tapi kembali sebuah peikan kecil dari bibir Wooyoung, kembali memcah keheningan yang sempat tercipta selaa beberapa detik lalu.

Darah segar mengalir dari jari telunjuk tangan Wooyoung. Sangkingpanik dan terburu-bru, nampaknya telah membuat Wooyoung tidak hati-hat dan malah melukai dirinya sendiri

Meski sangat ngeri melihat luka mengnga di jemari tangannya yang cukup dalam, Wooyoung berusaha tidak peduli dan kembali memunguti pecahan piring yang berserakan di lantai. Sampai sebuah tangan menggenggam pergelangan tangannya untuk menghentikan tangannya yang sibuk bergerak.

 

“ Hyung… “ ucap Wooyoung saat mendapati Nichkhun tengah berjongkok di sampingnya sembari menggenggam tangannya.

“ Bodoh! Pergi dan obati lukamu!Biar aku yang membereskan ini. “ ujar Nichkhun galak.

“ T-tapi.. “

“ Aku tidak mau darahmu mengotori lantai rumahku! “

 

Jelas nada tinggi dan ucapan pedas Nichkhun berhasil membuat Wooyoung pergi tanpa di suruh dua kali. Dengan air mata yang deras mengair, Wooyoung berjalan menuju ke ruang dapur. Tapi sesampainya di sana, meski sudah persis berhadapan dengan kotak p3k yang menempel di tembok dekat engsel pintu ruang dapur, Wooyoung malah sibuk menangis tersedu-sedu.

Pikirannya terus memutar pertnyaan yang Nichkhun lontarkan padanya saat di meja makan tadi.

Hatinya tiba-tiba terasa sangat perih.

 

“ Apa saat ini khun hyung tengah jatuh cinta? Apa ini artinya perjuanganku selama ini harus berakhir tidak lama lagi? “ bisik Wooyoung di sela isak tangisnya.

“ Wooyoung! Apa kau sudah selesai mengobati tanganmu? “ suara Nichkhun yang semakin mendekat ke dapur sangat mengaggetkan Wooyoung.

 

Dengancepat Wooyoung segera menghapus air mata yang membasahi wajahnya. Tapi sayang, saat Wooyoung melakukan itu, Nichkhun sudah terlebih dahulu mencapai dapur dan berdiri di sampingnya.

 

“ K-kau kenapa, Woo? “ tanya Nichkhun panik saat melihat luka Wooyoung masih terus meneteskan darah, sementara mata Wooyoung sembab karena habis menangis. “ Apa perlu ke dokter? Lukamu menganga begitu lebar. Mungkin perlu dijahit? “

“ T-tidak usah, hyung. Ini hanya luka kecil. “ jawab Wooyoung sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Nichkhun.

“ Lantas, kenapa kau menangis? “

“ E-entahlh, hyung. Mungkin karena perih dan panik. “

“ Kalau begitu biar aku bantu mengobati lukamu. “ kembali Nichkhun meraih tangan Wooyoung sebelum si empunya menariknya kembali.

“ T-tidak perlu,hyung. Aku bisa sendiri. “

“ Memang apa salahnya kalau kubantu? “ kembali Nichkhun meraih pergelangan tangan Wooyoung dan menggenggamnya erat sementara tangan yang lain beranjak membuka kotak p3k di hadapannya.

“ Aku bisa sendiri, hyung.. “ meski tidak berusaha menarik kembali tangannya, tapi Wooyoung terus menggumamkan kata-kata itu sambil mengamati Nichkhun yang tengah sibuk membersihkan lukanya dengan cairan antiseptik.

 

Meski luka di tangannya terasa sangat perih saat bersinggungan dengan cairan antiseptik yang dioleskan Nichkhun, tapi Wooyoung tetap bergeming. Wooyoung tidak sedikitpun terpengaruh dengan rasa perih di jarinya karena rasa perih di hatinya jauh lebih menyakitkan.

 

“ Hyung… “ panggil Wooyoung

“ Hm… “ sahut Nichkhun yang masih begitu berkonsentrasi pada luka Wooyoung.

“ Apakah kau begitu mencintai orang itu? “

 

Nichkhun tidak menjawab. Melainkan menghentikan kegiatannya sejenak kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Wooyoung.

 

“ Apa kau jadi begitu baik padaku agar aku mau melepaskanmu demi orang itu? “ kembali gumpalan air mata menggenang di pelupuk mata Wooyoung.

 

Melihat betapa rapuhnya Wooyoung saat itu, sesungguhnya Nichkhun begitu tidak tega melukai perasaan Wooyoung. Tapi Nichkhun membuang jauh-jauh perasaan tersebut dan memutuskan untuk tetap bertahan dengan egonya.

 

“ Mungkin. “ sejenak Nichkhun terdiam. Memilih untuk berkonsentrasi mengikatkan perban yang membalut luka di jari Wooyoung. “ Sudah selesai. Sekarang tidurlah. Kau pasti lelah hari ini. “ lanjut Nichkhun.

 

Tidak ada jawaban maupun sahutan dari Wooyoung. Tanpa melihat pun sebenarnya Nichkhun tau saat ini air mata Wooyoung akhirnya mengalir deras dalam diamnya. Oleh sebab itu Nichkhun menyibukkan diri dengan kegiatannya memasukkan obat-obatan yang tadi dipakainya untuk mengobati dan membalut luka Wooyoung ke dalam kotak p3k. Dan kemudian melesat pergi tanpa berani menatap Wooyoung lagi.

 

“ Hyung… “ tapi suara Wooyoung menghentikan langkah kaki Nichkhun dengan seketika.

“ Apa lagi? “ tanya Nichkhun berusaha terdengar ketus untuk menyamarkan perasaannya.

“ Aku ingin bertemu dengannya… Bolehkah? Aku ingin tau sosok orang yang telah berhasil membuatmu jatuh cinta…. “

 

Ucapan Wooyoung akhirnya berhasil membuat Nichkhun berbalik dan menatapnya dengan wajah penuh tanya.

 

“ Boleh. Kalau dia ada waktu, akan kuajak dia kemari. “ jawab Nichkhun akhirnya setelah beberapa detik terpaku mencari jawaban untuk perkataan Wooyoung.

 

-------------------------------------------------------------------------

 

* At Nichkhun’s office

 

“ Ayolah, Vic. Bantulah aku. “

“ Tidak, Khun. Jangan gila. “

“Vic… “

“ Sekali tidak tetap tidak, Khun. “

“ Tapi… Kau yang bilang sendiri bahwa aku harus segera menceraikan Wooyoung agar tidak menyiksanya lebih lama lagi. Inilah kesempatanku, Vic.Oleh karena itu bantu aku. Berpura-puralah menjadi kekasihku. “ bujuk Nichkhun kepada Victoria.

“ Tidak, Khun. Kau bisa merusak hubunganku dengan Wooyoung. Wooyoung bisa mengaggapku sebagai gadis murahan yang hobby merebut suami orang. “ tukas Victoria sambil terus fokus ke layar komputer di hadapannya.

 

Nichkhun menghela nafas panjang sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

 

“ Kau akan menyesali semuanya suatu hari nanti, Khun kalau kau nekat melakukan ini. “ kali ini Victoria benar-benar menghentikan kegiatannya dan mengalihkan pandangannya ke arah Nichkhun. “ Kau mencintainya, tapi kenapa kau justru memilih untuk membuangnya ketimbang mengakui perasaanmu padanya dan hidup bahagia bersama orang yang kau cintai? Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiranmu. “

 

Tidak ada jawaban dari Nchkhun. Hanya tatapan memelas yang di dapat Victoria atas pertanyaan yang dilotarkannya pada mantan kekasihnya tersebut.

 

Kali ini giliran Victoria yang menghela nafas panjang.

 

“ Apa yang harus kulakukan? “ tanya Victoria yang akhirnya disambut senyum meekah dari bibir Nichkhun.

“ Aku hanya ingin membantu Wooyoung segera terlepas dari neraka yang kau ciptakan untuknya. “ lanjut  Victoria. “ Oh… Aku tidak percaya aku harus menyakiti pria sebaik Wooyoung. “ gerutunya dengan wajah putus asa.

 

---------------------------------------------------------------------

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mrs_jang89yes #1
Chapter 8: thornim update lagi pali palli palli....
g sabar liat lanjutannya nih,,,,
pipikya #2
Chapter 8: Oh tidak -__- sudah hampir klimaks dan author masih belum melanjutkannya -__- aku penasaran dengan yang readers lainnya, seberapa penasarannyakah mereka, samakah dengan aku yang penasaran setengah mati :")
Wooyoung tersakiti lagi dan lagi :") update really really sooooooooonnnnnn authoniiimmmmm!!!!!!!!!!
pipikya #3
Chapter 4: Akhirnyaa Nichkhun menderita juga *evil laugh*
Author bilang kalo fanfiction ini nggak bakalan stop di tengah jalan, cuma updatenya aja yang lama. Tapi sampe kapan baru mau di update thor :"D
pipikya #4
Astaga sepertinya aku melewatkan ff ini -__- pas ngecek comment terakhir ternyata baru sampe chapter 2 -___- bakalan kebut bacanya nih hihi :3
TikaChan
#5
Update update update
yeppeuta
#6
Chapter 8: UPDATE PLEASEEEEEE ><
yeppeuta
#7
Chapter 1: maap baru on kesini lagi, jadi baru baca ff-mu. tapi.. ini seru^^
hwaiting93 #8
Chapter 8: Mian baru comment di chapter ini , baru nemu ff nya sekarang hehe ^^v

Ya ampunnn pengen jedotin kepala khun ke tembok (۳˘̶̀Д˘̶́)۳
*dihantem massa*
Ga tega banget sama wooyoung , ini baca ff nya ga fokus banget , kalo engga pasti udah nangis ><
*ga ada yg nanya*
Cepet diupdate ya thor , pengen tau rencana khun berhasil atau engga

Good job buat author
TikaChan
#9
Chapter 8: update update update !!!

update !!!
Azalea22 #10
Chapter 8: Gilaaa. Ff ini bikin air mataku g berhenti ngalir. Thor, 10 point of 10 buat cerita ini. Ngarepin author cepet2 up date lanjutannya ya. Kalo bisa segera....maaf hehehe. Tq