..IMPOSSIBLE3..

..IMPOSSIBLE ( Desisting to Expect Your Love )..

Sorry for typos

Happy reading ^^

 

-----------------------------------------------------------------------

 

* at Minjun’s Fashion Show

 

“ Woo…!! “ panggil Minjun begitu melihat sosok Wooyoung memasuki gedung tempat acara pagelaran busananya akan dilaksanakan.

“ Hyung… “ mendengar namanya dipanggil begitu lantang, Wooyoung langsung melambai begitu menyadari Minjunlah yang memanggilnya.

 

Minjun segera memeluk Wooyoung erat-erat. Melepas rindu yang teramat sangat pada dongsaeng nya tersayang.

 

“ Hallo. Bagaimana kabar kalian? “ sapa Minjun pada Chansung dan Junho yang berdiri di belakang Wooyoung, masih sambil tetap memeluk Wooyoung.

“ Baik, hyung. Kau keren sekali, hyung. Ini Fashion Show perdanamu, tapi lihat, banyak sekali artis yang datang. Aku benar-benar tidak sabar ingin segera melihat hasil-hasil rancanganmu, hyung. “ ucap Junho dengan antusias sambil menjabat tangan Minjun.

“ Terima kasih atas pujianmu. Ayo duduklah. Aku harap acara ini tidak membosankan bagi kalian. “ ujar Minjun yang kini tengah menjabat tangan Chansung semangat. “ Oh iya, kau belum memperkenalkan tuan ini kepadaku, Woo. Siapa dia? “ tanya Minjun penasaran saat meihat sesosok orang asing yang sedaritadi berdiri di samping Wooyoung dengan senyumnya yang begitu menawan.

“ Oh… Maaf, hyung aku lupa. “ sontak Wooyoung menghentikan langkah kakinya dan sedikit membungkuk minta maaf baik pada Minjun mau pun sosok asing tadi. “ Ini Jaebom hyung. Park Jaebom. Dia adalah teman baikku selama kuliah di Inggris dulu. Ini pertama kalinya dia kembali pulang ke Korea setelah berthun-tahun melanglang buana dari satu negara ke negara lain. Jaebom hyung tergabung dalam kelompok sukarelawan bencana yang berskala internasional, hyung. Itulah sebabnya, dia hampir tidak punya waktu pulang ke rumahnya sendiri. Jadi ini adalah kesempatan langka. Oleh sebab itu aku mengajaknya kemari. Untuk memperkenalkannya padamu dan juga Taecyeon hyung. “ jelas Wooyoung panjang lebar.

“ Oh…. Hallo. “ sapa Minjun pada Jaebom seraya menjabat tangan Jaebom.

“ Hallo.. “ balas Jaebom sedikit membungkuk sambil tetap tersenyum dengan tampannya.

“ Kapan kau tiba di Korea? “ tanya Minjun yang mulai terpancing rasa penasarannya pada sosok bernama Park Jaebom tersebut.

“ Aku tiba hari kamis kemarin. 2hari yang lalu. “

“ Kau tinggal dimana? Maksudku dari cerita Wooyoung tadi kau tinggal berpindah-pindah. Kau juga pernah menuntut ilmu di universitas di Inggris. Apakah di Korea kau punya tempat tinggal tetap? Orang tuamu misalnya? Apakah mereka juga tinggal di Korea? “

“ Oh. Aku sementara ini tinggal di rumah Chansung dan Junho. Sebenarnya di sini aku punya sebuah apartement yang ditinggali oleh seorang kerabat dari ibuku. Beliau membantuku menjaga sekaligus membersihkan apartement selama aku tidak di rumah. Sudah seperti ayahku sendiri. Tapi Junho dan Chansung memaksaku tinggal di rumah mereka. Sementara orang tuaku, mereka tinggal di Amerika. Keluargaku memang asli orang Korea. Tapi sudah hampir 30tahun lebih mereka hijrah ke Amerika. “

“ Jadi kau lahir di Amerika? “

“ Tidak. Ibuku pulang ke Korea sebulan menjelang hari  kelahiranku. Meski lama tinggal di negri orang, jiwa nasionalismenya tetap sangat tinggi. “

“ Wow.. “ menyenangkan. Itu kesan pertama Minjun ketika pertama kali mengobrol dengan Jaebom. “ Aku benar-benar ingin mengobrol lebih banyak dengamu lagi. Tapi sayangnya sebentar lagi acara akan dimulai. Aku harus bersiap-siap. “ ujar Minjun dengan sedikit kecewa. “ Uhm… Bagaimana kalau sehabis acara, kita pergi makan malam bersama. Aku yang traktir. Anggaplah ini welcome party dariku untukmu. Sekaligus perayaan pribadi fashion show pertamaku. Lagipula, kau juga belum bertemu dengan suamiku. Namanya Ok Taecyeon. Dia pasti akan senang berkenalan denganmu. “ lanjut Minjun.

“ Boleh. “ jawab Jaebom singkat sambil tetap tersenyum cerah. “ Terima Kasih. “

 

 Jaebom sangat senang bisa berkealan dengan Minjun, baginya Minjun orang yang sangat ramah dan bersemangat. Dia juga tampak sangat peduli pada Wooyoung. Dari antara Wooyoung, Chansung dan Junho, hanya Wooyoung yang dipeluk begitu lama oleh Minjun. Selain itu Minjun juga terus menerus mempertanyakan soal bekas luka di wajah Wooyoung dengan khawatir. Jelas betul tergambar bahwa Minjun sangat menyayangi Wooyoung.

 

“ Ngomong-ngomong soal Taecyeon hyung, kemana dia? Kenapa daritadi aku tidak melihat batang hidungnya? “ tanya Chansung seraya mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari sosok monster kesayangan Minjun.

“ Dia ada rapat. Mungkin datang terlambat. “ jawab Minjun singkat dengan tampang yang tiba-tiba berubah masam. Jelas kali ini Minjun sedikit gagal menyembunyikan perasaannya dari yang lain.

“ Oh pantas. Khun hyung juga bilang hal yang sama saat kuajak kemari kemarin. Biarpun mau datang, tetap tidak akan bisa datang. Hari ini bertepatan dengan rapat direksi. Tapi kau tidak perlu khawatir, hyung. Khun hyung bilang dia sudah memberi Taecyeon hyung dispensasi khusus. Meski terlambat pasti Taecyeon hyung akan tetap datang. Jadi semangatlah. “ ujar Wooyoung sambil mendorong-dorong tubuh Minjun, nakal. Dibanding menghibur, wooyoung lebih pantas dikatakan menggoda.

 

Wooyoung paling tidak tahan melihat gengsi Minjun yang begitu tinggi. Hyung nya itu selalu bertindak dan berkata seolah-olah tidak begitu peduli dan membutuhkan Taecyeon. Padahal sebenarnya, jauh dalam lubuk hatinya, Minjun sangat berharap Taecyeon selalu bisa terus menerus ada di sisinya.

Tapi mungkin karena faktor usia juga. Kalau dipikir-pikir, Minjun dan Taecyeon selalu terlihat lebih tenang dan kalem dalam urusan menyelesaikan sebuah masalah dalam hubungan mereka, dibandingkan Chansung dan Junho. Pasangan yang lebih muda, jauh lebih menggebu-gebu dan ekspresif menyampaikan apa yang ada di hati dan pikiran masing-masing kepada pasangannya. Rindu bilang rindu, butuh bilang butuh dan marah bilang marah.

Sementara pasangan yang lebih tua, terlihat datar-datar saja menjalani hubungan mereka. Minjun tidak pernah marah saat Taecyeon lebih memilih menemani Nichkhun dibanding dirinya. Minjun juga tidak pernah berkomentar saat Taecyeon harus sering pulang terlambat karena banyak urusan di kantor. Begitu juga sebaliknya. Saat Minjun harus berhubungan dengan banyak wanita karena pekerjaannya, Taecyeon terlihat biasa-biasa saja dan bisa menerima dengan lapang dada.

 

“ Sudahlah. Aku tidak peduli. “  digoda seperti itu oleh Wooyoung, jelas membuat Minjun tersipu. “ Ayo duduklah. Aku antar. “ lanjutnya mengalihkan perhatian.

 

Segera Mereka melenggang mendekat ke arah panggung karena Minjun sudah mempersiapkan tempat duduk VVIP untuk mereka.

 

“ Bagaimana menurutmu soal Jaebom hyung, hyung? “ tanya Junho dengan berbisik kepada Minjun yang berada di sampingnya.

 

Minjun tidak langsung menjawab. Dia hanya memandang sejenak ke arah pungung Wooyoung dan Jaebom yang telah mendahuluinya dan berada beberapa meter di depan Minjun. Wooyoung nampak begitu bersemangat hari ini. Sangat berbeda dengan Wooyoung yang dikenalnya. Jaebom kah yang membawa perubahan besar dalam diri Wooyoung hari ini?

 

“ Menyenangkan. “ jawab Minjun akhirnya dengan sangat singkat.

“ Kau menyukainya? “ tanya Junho lagi.

 

Kali ini tidak ada jawaban. Hanya anggukan dengan ekpresi bingung yang Minjun tunjukkan pada Junho. Minjun tidak mengerti kenapa Junho terus menanyakan pertanyaan aneh-aneh padanya soal Jaebom.

 

“ Aku akan memberi taumu soal sesuatu yang akan membuatmu tambah menyukai Jaebom hyung. “

“ Apa? “ tanya Minjun penasaran.

“ Jaebom hyung adalah mantan kekasih Wooyoung selama mereka sama-sama di Inggris dulu. Mereka pernah berpacaran selama 2tahun. “

 

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Hanya tarikan nafas Minjun dan ekspresi takjub dengan mulut ternganga lebar saja yang ditunjukkannya pada Junho.

 

“ Kau suka? “ tanya junho antusias.

“ Tentu! Aku sangat suka ini. Ah… tiba-tiba aku jadi sangat bersemangat. Semua jadi semakin menarik. Sayangnya aku perancang busana. Coba kalau aku seorang penulis. Woo baby-ku pasti sudah memiliki buku biografi cintanya sendiri. Oh, Junho…. Aku senang sekali.. “ Minjun tidak berbohong sangat mengatakan dia sangat bersemangat. Terbukti dari lompatan-lompatan dan tepukan tangan yang mengiringi tiap ucapannya tentang hubungan Wooyoung dan Jaebom.

“ Menarik bukan? “

 

Minjun mengangguk masih dengan semangat yang terus membara.

 

---------------------------------------------------------------------------

 

* flashback

 

“ Selamat datang, Woo… “ sambut Junho ceria begitu Wooyoung turun dari dalam mobilnya.

“ Kau ini kenapa? “ tanya Wooyoung heran.

 

Hari ini adalah hari dimana Wooyoung berjanji akan menginap di rumah Junho. Sejak kemarin pagi, Wooyoung menelphone nya sampai ratusan kali hanya untuk memastikan apakah Wooyoung jadi menginap di rumahnya hari ini. Maklumlah, Wooyoung belum bisa memberi jawaban pada Junho karena toh sebagai huswife yang baik, Wooyoung harus meminta ijin kepada Nichkhun terlebih dahulu.

Junho baru berhenti menelphone nya saat jawaban iya, sudah diberikan Wooyoung. Tepatnya sekitar jam 11 malam hari. Karena Nichkhun baru pulang pada jam itu.

Sejujurnya Wooyoung takut setengah mati menanyakan hal tersebut pada Nichkhun, saat itu. Wooyoung takut Nichkhun akan mengamuk dan berakhir dengan  menyakitinya. Bagaimana tidak. Wooyoung dengan gila langsung menanyakan soal boleh tidaknya dirinya tidur di rumah Junho hari ini, tepat di saat Nichkhun baru saja menginjakkan kakinya di dalam rumah. Bahkan belum melepas jaket dan sepatu yang dikenakannya. Di tambah lagi, permintaan ijin Wooyoung tidak disertai dengan alasan yang lengkap karena Junho memang bersikukuh tidak mau memberi tau apa alasan Wooyoung hari ini wajib menginap di rumahnya.

Tapi di sisi lain, Wooyoung juga tidak mau Junho terus menerus menelphone nya tanpa henti. Wooyoung butuh istirahat. Mematikan ponsel dan tidak mengangkatnya juga bukan solusi terbaik. Karena Junho tidak akan segan berkunjung di tengah malam buta ke rumahnya, untuk sesuatu yang diinginkannya. Dan jika sampai hal itu terjadi, semua akan berakhir dengan kemarahan Nichkhun kepada Wooyoung juga.

Untunglah dewa keberuntungan berpihak padanya saat itu. Tanpa melewati fase bertanya panjang lebar atau marah-marah tanpa arah tujuan, Nichkhun langsung memberikan ijinnya pada Wooyoung. Sangat mudah dan sama sekali tidak menakutkan.

Wooyoung benar-benar bersyukur. Doanya pada dewi Kwan Im dikabulkan. Berbatang-batang dupa yang dibakarnya sekaligus di depan patung dewi Kwan Im di taman belakang rumahnya, ternyata bisa membuat sang dewi tersentuh hatinya dan memberikan pertolongannya pada Wooyoung. Dewa keberuntungan pun terbukti telah dikirimkan untuk mendampingi Wooyoung dan meluluhkan hati Nichkhun.

 

“ Pakailah penutup mata ini dulu, Woo. “ ucap Junho dengan senyum dan tingkah polah yang lain dari biasanya.

 

Tidak sabar dengan respon Wooyoung yang tetap diam dan malah menatapnya ngeri dari ujung kepala sampai ujung kaki, Junho buru-buru berinisiatif memasangkan langsung penutup mata kuning cerah di tangannya ke mata Wooyoung.

Setelah dapat dipastikan Wooyoung tidak bisa melihat apapun yang ada di hadapannya, Junho meraih tangan kanan Wooyoung dan mulai menuntunnya perlahan berjalan masuk ke dalam rumahnya.

 

“ Ini bukan hari ulang tahunku. Kenapa kau memberi aku kejutan? “ Wooyoung bertanya atau lebih tepatnya mungkin mengomel kepada Junho selama perjalanannya memasuki rumah Junho.

 

Bukan kesulitan yang berarti bagi mereka berdua untuk mencapai ruang tengah. Bahkan saat di depan pintu tadi pun, Wooyoung dengan cepat bisa melepas dan menaruh sendiri sepatunya di rak sepatu rumah junho. Bukan hal luar biasa tentunya, karena ini sudah miliaran kali Wooyoung berkunjung ke rumah Junho. Rumah Junho dan Chansung sudah seperti rumah kedua baginya.

Setelah tepat berdiri di sebuah titik, Junho meminta Wooyoung berhenti dan diam. Kemudian, Junho perlahan membuka penutup mata yang menutupi kedua mata Wooyoung.

 

“ Tada------- “ ucap Junho heboh sambil membentangkan tangannya lebar-lebar, memamerkan perubahan yang terjadi di ruang tengah rumahnya.

 

Wooyoung  mulanya masih mengedip-ngedipkan matanya untuk menyesuaikan diri dengan cahaya terang yang begitu tajam menusuk matanya. Membuat matanya sulit terbuka. Tapi detik berikutnya, ketika matanya sudah bisa menangkap dengan baik apa yang ada di hadapannya, mata Wooyoung langsung terbelalak lebar-lebar.

Ruang tengah rumah Junho yang biasanya begitu rapi dan sepi, kini tampak begitu meriah dan ramai. Banyak hiasan bergelantungan di langit-langit rumahnya. Kertas-kertas panjang yang mengkilat pun memeriahkan setiap sudut dinding ruang tengah rumah adiknya tersebut. Ditambah lagi aneka ragam hidangan mahal yang hanya disajikan di moment-moment tertentu, berjejer begitu rapi di atas meja sofa yang pendek dan panjang. Botol-botol wine dan minuman mahal lain pun menjuntai dengan gagahnya di dalam ember alumunium berisi es batu, yang diletakkan di atas nampan alumunium berbentuk lingkaran, di samping meja. Satu lagi yang membuat Wooyoung menganga semakin lebar adalah, tulisan WELCOME yang terbuat dari susunan kelopak bunga mawar, yang hanya terletak beberapa centi dari ujung jari kakinya. Tidak besar memang. Tapi panjang. Panjangnya hampir sama dengan panjang meja yang dipakai untuk menghidangkan makanan, yang juga terletak hanya beberapa centi di atas huruf-huruf kapital dari bunga mawar tersebut.

 

“ Kau melakukan ini semua hanya untuk menyambutku? “ tanya Wooyoung dengan sangat bingung pada Junho yang hanya tersenyum bangga di sampingnya.

“ Tentu. Kau kan hyung ku. “ jawab Junho disusul dengan tampilnya barisan gigi putih dari balik bibirnya yang terangkat. “ Tapi ini belum semua. Masih ada satu lagi kejutan untukmu. Chansung yang akan memberikannya. “

 

Wooyoung hanya diam. Menolehkan kepala mencari sosok Chansung yang sedari tadi memang tidak dilihatnya.

Tidak perlu repot mencari Chansung, karena toh pria besar itu keluar dengan sendirinya dari kamar tamu dengan senyum Simpsons yang menjadi ciri khasnya.

Wooyoung baru hendak membuka mulut untuk menanyakan pada Chansung apa maksud semua ini, tapi belum sempat sepatah katapun lolos dari bibirnya, Wooyoung lagi-lagi tidak bisa menutup kembali mulutnya.

Karena yang muncul berikutnya adalah sosok Park Jaebom. Mantan kekasih sekaligus sahabatnya. Park Jaebom, orang yang selalu ada untuk Wooyoung meski jarak membuat mereka terpisah begitu jauh selama ini. Hyung yang selalu menjadi tempatnya mencurahkan segala kegalauan hatinya selama ini. Orang yang selama bertahun-tahun belakangan ini hanyalah maya bagi Wooyoung.

Bagaimana tidak? Meski berhadapan, Jaebom tidak pernah bisa menghapus air mata Wooyoung, saat air mata itu jatuh membasahi pipi chubby nya. Meski begitu dekat, Wooyoung tidak pernah bisa benar-benar merasakan pelukan hangat Jaebom yang sangat dibutuhkannya, ketika Wooyoung berada pada titik terlelah dalam hidupnya.

 

“ Hyung? “ bisik Wooyoung masih tidak percaya.

‘ Hai… “ sapa Jaebom seraya melangkah maju dengan senyum lebarnya.

 

Tapi baru selangkah Jaebom mengayun kakinya, langkahnya mendadak berhenti karena reaksi mengejutkan yang Wooyoung berikan.

Wooyoung yang sedari tadi berdiri kaku di tempatnya, tiba-tiba berjongkok memeluk lututnya, sebelum akhirnya menumpahkan seluruh air mata miliknya ke ruang di antara dada dan pahanya. Begitu histeris, sampai membuat Chansung, Junho dan Jaebom kaget setengah mati.

 

“ Wooyoung?! “ Jaebom kembali mengayun langkahnya mendekati sosok Wooyoung yang masih menangis.

 

Menyadari scene pertemuan penuh haru yang akan terjadi berikutnya, Junho yang semula menepuk-nepuk bahu Wooyoung untuk menenangkannya, langsung memilih untuk menjauhi Wooyoung dan melenggang ke arah Chansung.

 

“ Yah… Jang Wooyoung? Kenapa kau menangis begini? “ ujar Jaebom yang kini sudah berlutut tepat di samping Wooyoung sambil tersenyum penuh arti memandangi sosok yang begitu dirindukannya.

“ Kau menyebalkan!!! “ teriakan Wooyoung memang tertahan oleh lengannya sendiri, tapi cukup jelas untuk di dengar oleh Jaebom, bahkan oleh Junho dan Chansung yang berada di depan kamar tamu.

“ Kenapa? “

“ Kau yang kenapa? “ mendengar pertanyaan Jaebom yang menurutnya bodoh, Wooyoung sudah tidak bisa manahan diri lagi. Dengan segera wooyoung mengangkat wajahnya dan menatap Jaebom tajam. “ Kenapa kau tidak memberi tauku kalau aku pulang? Aku pasti yang paling terakhir tau. Kau sendiri yang berjanji padaku dan mengatakan kalau aku akan jadi orang paling pertama yang tau jika suatu saat kau aka pulang. Tapi lihat sekarang. Aku yang paling tidak tau apa-apa. Bahkan junho dan chansung menyiapkan ini untuk kepulanganmu, tapi aku? Aku seperti leluon untuk kalian. Digiring seperti orang bodoh dan dengan senang mengira kalau Junho membuat semua ini untukku. Ternyata ini hanya tipuan. “ Wooyoung sudah tidak peduli sama sekali dengan tampangnya. Air mata dan ingus yang mengair karena menangis dan hanya dihapus ala kadarnya memakai tangan, jelas tidak akan membuat penampilan dan rupanya bertambah keren. Yang ada di benaknya saat ini adalah dia harus marah, berteriak sekerasnya pada Jaebom, dan melampiaskan semua kekesalan hatinya.

“ Ssstt!!! Kecilkan sedikit suaramu. Baiklah maafkan aku kalau kau marah soal kepulanganku. Aku hanya ingin memberimu kejutan. Bukankah kau suka kejutan? Tapi sepertinya rencanaku berakhir buruk. Kau nampaknya sudah berubah. Jadi maafkan aku, ya. Aku mohon jangan marah lagi. “ Jaebom tidak lupa menyertakan wajah kecewanya yang teramat sangat agar Wooyoung bisa melihat betapa kecewanya Jaebom karena ternyata rencana pemberian kejutan untuk Wooyoung  berakhir dengan seperti ini.

 

Wooyoung diam sejenak. Tidak langsung menjawab. Meski mulanya wajahnya sangat cemberut, tapi melihat ekspresi wajah Jaebom yang begitu tampak kecewa, Wooyoung jadi tidak enak hati. Chansung, Junho dan Jaebom, pastilah sudah sangat berusaha keras menyiapkan ini semua. Tapi dengan bodoh, dia malah menghancurkannya.

 

“ Err… Sebenarnya aku suka semua ini. Aku tidak marah, hyung. Aku… Aku hanya merasa… Merasa… Entahlah aku sendiri tidak tau. Aku hanya tiba-tiba sangat ingin menangis begitu melihatmu, hyung. Aku… Aku… “ lagi-lagi air mata kembali membanjiri wajah Wooyoung. Tangis telah membuat Wooyoung tidak mampu menyelesaikan kata-katanya.

 

Melihat tingkah wooyoung, Jaebom hanya tersenyum begitu penuh arti. Wooyoung yang ada di hadapannya, benar-benar Wooyoung yang sama dengan yang beberapa tahun lalu diminta Jaebom untuk menjadi kekasihnya. Wooyoung yng begitu dicintainya bahkan sampai detik ini.

Meski menurut Junho dan Chansung setelah menikah dengan Nichkhun Wooyoung berubah menjadi sangat tertutup dan seperti mayat hidup, menurut Jaebom, Wooyoung tidak berubah sama sekali. Hanya saja perlu sebuah ketelatenan yang sangat besar. Jelas tidak semua orang bisa melakukan itu. Tapi Jaebom bisa. Itulah sebabnya, bersama Jaebom, Wooyoung tidak pernah kehilangan jati dirinya dan orang-orang di sekitar Wooyoung akan bisa dengan jelas melihat bagaimana seorang Jang Wooyoung yang sebenarnya.

 

“ Boleh aku memelukmu? “ tanya Jaebom pada Wooyoung yang masih sibuk menangis.

“ Kenapa bertanya? “

“ Kau milik orang sekarang. Aku tidak bisa sembarangan. “

“ Tutup mulutmu!!! “

 

Wooyoung menubrukkan tubuhnya ke dalam pelukkan Jaebom. Membenamkan wajahnya di dada Jaebom dan kembali menangis sejadi-jadinya. Mereka ada di posisi yang sama selama hampir setengah jam.

Sementara itu, di sisi lain, di depan pintu kamar tamu, Chansung tengah sibuk menghapus air mata Junho yang mengalir tidak kalah deras dengan wooyoung. Seperti yang Junho duga semalam, romantic scene antara Jaebom dan Wooyoung saat mereka bertemu nanti, pasti akan sangat-sangat mengharukan.

 

“ Mereka terakhir bertemu saat masih menjadi sepasang kekasih dan terpisah begitu lama. Begitu banyak yang terjadi dalam waktu yang begitu cepat. Kini kesempatan bertemu pun akhirna datang juga. Tapi sayang, mereka sudah bukanlah sepasang kekasih lagi. Mereka hanyalah dua orang sahabat yang pernah begitu saling mencintai di masa lalu. “ ucap Chansung pada Junho sambil melihat adegan di hadapannya, dimana Jaebom terlihat begitu sabar menunggu Wooyoung selesai menangis.

“ Apakah Wooyoung masih punya cinta untuk Jaebom hyung? “ tanya Junho disela isak tangisnya pada Chansung.

“ Pasti. Tapi cinta seperti apa, hanya Wooyoung yang tau. “ jawab Chansung sebelum kemudian mendaratkan ciuman lembut di ujung kepala Junho.

 

*end of flashback

---------------------------------------------------------------

 

“ Hai. “ sebuah suara menyela masuk ke dalam obrolan seru antara Wooyoung, Chansung, Junho dan Jaebom.

“ Taecyeon hyung!! “ seru Junho antara kaget dan tidak percaya.

“ Mana baby-ku? “ tanya Taecyeon terburu-buru.

“ Sudah ke belakang panggung sejak tadi, hyung. 5menit lagi acaranya dimulai. “ jawab Wooyoung sambl menunjuk ke belakang panggung.

“ Baik aku ke sana dulu. “ tanpa babibu lagi, Taecyeon langsung meluncur ke belakang panggung meninggalkan Wooyoung cs yang kembali asik mengobrol di bangku penonton yang telah mereka duduki sejak beberapa menit yang lalu.

 

-----------------------------------------------------------------

 

* at Backstage

 

“ Honey!!! “ panggil Taecyeon saat melihat Minjun tengah berdiri sendirian di pojok ruangan sambil bersandar ke dinding yang berada tepat di belakangnya.

“ Taec?! “ senyum cerah mengembang di wajah minjun saat melihat orang yang paling dinantinya sudah hadir di hadapannya.

“ Honey, maaf aku nyaris terlambat. Jalanan menuju ke gedung ini dipenuhi wartawan. Aku sangat kesulitan mendapatkan tempat parkir mobil. Maaf. Kau pasti sangat tegang. “ Taecyeon terlihat begitu berantakan. Minjun percaya suaminya telah berjuang sangat keras untuk bisa sampai kemari.

“ Taec… “ panggil Minjun sambil memandang Taecyeon dengan senyum yang begitu lembut. “ Terima kasih. Kau datang tepat waktu. “ lanjutnya sambil merapikan rambut Taecyeon dan dasinya yang berantakan.

“ Kau tegang, baby? “  tanya Taec dengan suara beratnya.

“ Sangat. Tapi setelah kau datang, aku kira sudah tidak lagi. “

“ I Love you, baby. Kau benar-benar membuatku bangga. “

“ Ini semua untukmu, Taec… “ bisik Minjun seraya mendekatkan wajahnya kepada sang suami.

 

Taecyeon yang mengerti sinyal yang diberikan oleh Minjun, dengan cepat merespon tindakan Minjun. Tanpa malu dan peduli dengan sekelilingnya yang tengah sibuk dengan urusan masing-masing, Taecyeon meraup bibir merah Minjun. Setelah beberapa hisapan dalam yang sangat kilat, mereka buru-buru melepas ciuman mereka.

Biarpun bukan rahasia lagi kalau Kim Minjun adalah seorang gay, tapi akan lebih baik jika tidak melakukan yang diluar batas. Minjun tidak mau prestasinya tercoreng ulahnya sendiri.

 

“ Dilanjutkan nanti malam saja, Taec… “ bisik Minjun dengan seringai nakalnya.

“ Baiklah. “ jawab Taecyeon dengan sangat mantab.

“ Taec, kau sudah bertemu Wooyoung, dan yang lain di luar? “ tanya Minjun.

“ Tentu. Wooyoung yang memberi tu aku kalau kau ada di sini. “

“ Kau sudah melihat Park Jaebom? “

“ Siapa dia? “

“ Sahabat… Oh bukan… Mantan kekasih Wooyoung. Tapi sekarang mereka memang bersahabat sih. Dia ada bersama Wooyoung dan yang lain. “

“ Mantan kekasih? “

“ Iya. Teman satu universitas Wooyoung saat masih di Inggris. Tapi karena sebuah sebab, Jaebom harus terpisah dengan Wooyoung. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk putus. Aku juga belum tau betul bagaimana detailnya. Junho baru memberikan ringkasan saja padaku. Makanya nanti aku mengajak mereka pergi setelah ini untuk makan malam. Aku ingin kau dan dia berkenalan. Orangnya sangat menyenangkan. Kau pasti suka. Selain itu, aku juga penasaran dengan masa lalunya bersama Wooyoung. Aku ingin mengorek Junho lebih dalam. “

“ Untuk apa, baby? “ tanya Taecyeon sedikit bingung dengan reaksi Minjun yang dinilainya terlalu berlebihan.

“ Tentu untuk Wooyoung, Taec. Bersama Jaebom, Wooyoung terlihat sangat berbeda. Lebih ceria dan bersemangat. Sangat berbeda dengan Wooyoung yang kukenal. Mungkin dialah Wooyoung yang sesungguhnya. Buck temanmu itu yang telah merubah Wooyoung selama ini. Itulah sebabnya, aku ingin mempersatukan Wooyoung dan Jaebom lagi. Karena hanya Jaebom yang bisa membuat Wooyoung yang begitu aku sayangi itu terlihat lebih berwarna. “

“ Baby, tapi Wooyoung sudah memiliki seorang suami. “ dengan hati-hati Taecyeon mencoba mengingatkan Minjun soal pernikahan Wooyoung dan Nichkhun.

“ Biarkan, Taec. Bukan seorang suami yang baik namanya jika hanya bisa melukai huswife yang sangat mencintainya dengan begitu tidak berperikemanusiaan. Wooyoung pantas mendapat yang terbaik baginya. Dan yang terbaik adalah Jaebom. “

“ Tau darimana kau jika Jaebom itu adalah yang terbaik bagi Wooyoung? “

“ Seseorang yang telah putus hubungan asmaranya, tidak mungkin bisa benar-benar jadi sahabat kalau mereka tidak putus baik-baik. Alasan mereka putus toh bukan karena sudah tidak cocok atau adanya orang ketiga. Saat itu masalah jarak dan waktulah yang menjadi kendala bagi mereka. Tapi sekarang, Jaebom sudah kembali. Aku rasa Wooyoung pun pasti akan ikut kembali. “

 

Taecyeon hanya menghela nafas panjang mendengar penjelasan Minjun.  Nampaknya semua akan jadi semakin rumit bagi Nichkhun dan Wooyoung ke depannya.

 

--------------------------------------------------------------------------

 

Chapter 3 update!!!!

Ini chapter yang proses pembuatannya paling berat.

Gimana enggak, aku bikinnya sambil puyeng n meriang gara-gara masuk angin.

Jadi maaf yah klo chapter ini ga memuaskan hasilnya.

Mungkin aku bayar di chapter depan dh ketidak puasan kalian.

Pokoknya ga lupa mo bilang makasih buat para voters, readers, viewers, subscribers, dan commentators yang udah berarti banget buat aku.

Aku masih tunggu comment-comment gokil kalian juga saran kritik dan ceplosan-ceplosan lucu yang membawa berkah juga yh.

Jangan segan nulis yang panjang-panjang cz aku sangat suka yng panjang.

Lebih berasa gitu.

Udah ah. Mulai nglantur brati mulai demam.

Gudbye yah.

 

*loveuall

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mrs_jang89yes #1
Chapter 8: thornim update lagi pali palli palli....
g sabar liat lanjutannya nih,,,,
pipikya #2
Chapter 8: Oh tidak -__- sudah hampir klimaks dan author masih belum melanjutkannya -__- aku penasaran dengan yang readers lainnya, seberapa penasarannyakah mereka, samakah dengan aku yang penasaran setengah mati :")
Wooyoung tersakiti lagi dan lagi :") update really really sooooooooonnnnnn authoniiimmmmm!!!!!!!!!!
pipikya #3
Chapter 4: Akhirnyaa Nichkhun menderita juga *evil laugh*
Author bilang kalo fanfiction ini nggak bakalan stop di tengah jalan, cuma updatenya aja yang lama. Tapi sampe kapan baru mau di update thor :"D
pipikya #4
Astaga sepertinya aku melewatkan ff ini -__- pas ngecek comment terakhir ternyata baru sampe chapter 2 -___- bakalan kebut bacanya nih hihi :3
TikaChan
#5
Update update update
yeppeuta
#6
Chapter 8: UPDATE PLEASEEEEEE ><
yeppeuta
#7
Chapter 1: maap baru on kesini lagi, jadi baru baca ff-mu. tapi.. ini seru^^
hwaiting93 #8
Chapter 8: Mian baru comment di chapter ini , baru nemu ff nya sekarang hehe ^^v

Ya ampunnn pengen jedotin kepala khun ke tembok (۳˘̶̀Д˘̶́)۳
*dihantem massa*
Ga tega banget sama wooyoung , ini baca ff nya ga fokus banget , kalo engga pasti udah nangis ><
*ga ada yg nanya*
Cepet diupdate ya thor , pengen tau rencana khun berhasil atau engga

Good job buat author
TikaChan
#9
Chapter 8: update update update !!!

update !!!
Azalea22 #10
Chapter 8: Gilaaa. Ff ini bikin air mataku g berhenti ngalir. Thor, 10 point of 10 buat cerita ini. Ngarepin author cepet2 up date lanjutannya ya. Kalo bisa segera....maaf hehehe. Tq