..IMPOSSIBLE5..

..IMPOSSIBLE ( Desisting to Expect Your Love )..

Sorry for typos

HaPPy ReAding ^^

 

------------------------------------------------------------

 

 * at Nichkhun’s home

 

“ Pagi, hyung… “ sapa Wooyoung dari balik pintu depan rumah Nichkhun.

“ Kau sudah pulang? “ tanya Nichkhun seraya merapatkan tubuhnya ke daun pintu. Memberikan akses bagi Wooyoung untuk masuk ke dalam rumahnya.

“ Iya, hyung… “ Wooyoung menjawab sambil tersenyum sebelum kemudian melenggang masuk melewati Nichkhun yang masih terpaku mengamati punggung Wooyoung yang semakin menjauh.

“ Apa temanmu itu sudah pergi? “ tanya Nichkhun setelah menutup kembali pintu masuk rumahnya.

“ Uhm? “ Wooyoung yang tengah beranjak masuk ke dalam kamar untuk meletakkan barang-barang bawaannya, tidak bisa menangkap dengan jelas pertanyaan Nichkhun.

“ Park Jaebom. Dia sudah pergi? Aku dengar dari Taecyeon, dia juga menginap di rumah Junho. Apakah dia sudah pergi? “

“ Belum. Kenapa? “

“ Lalu kenapa kau pulang? “

“ Aku tidak mengerti apa maksudmu, hyung? Apa hubungannya kepergian Jaebom hyung dan kepulanganku? “ Wooyoung melemparkan tatapan bingung kepada suaminya itu.

Dipandang seperti itu oleh Wooyoung, Nichkhun hanya bisa berdehem. Buru-buru mengalihkan pandangannya ke segala arah, kecuali Wooyoung.

Sejak pertama hidup berkeluarga, Nichkhun sekalipun tidak pernah berani menatap wajah Wooyoung secara intens. Meski mengaku membenci Wooyoung, tapi secara sadar Nichkhun juga mengakui kalau Wooyoung punya keindahan fisik yang luar biasa.

Tubuhnya yang tergolong mungil untuk ukuran seorang pria, pipi chubby yang sangat menggemaskan, mata sipit namun tajam, bibir tipis yang selalu merekah warnanya, juga kulit mulus yang seputih susu, belum lagi pribadinya yang periang dan mudah bergaul, jelas membuat Wooyoung memiliki banyak penggemar.

Bukan hanya yang berlawanan jenisnya saja, tapi yang sesama pria pun banyak yang jatuh hati padanya. Kemasan yang lucu dan tampan juga cantik secara bersamaan inilah yang membuat begitu banyak orang yang ingin memilikinya.

Dan hal-hal tersebut di atas, benar-benar dipahami oleh Nichkhun. Karena Nichkhun jelas merasakan sendiri pengalaman itu.

Pertama kali Nichkhun menatap Wooyoung secara detail adalah saat hari pernikahan mereka. Karena sudah menjadi sebuah syarat, Nichkhun harus mencium Wooyoung di hadapan pastor yang meresmikan pernikahan mereka. Dan saat itu jugalah, Nichkhun merasakan sebuah gejolak hebat di hatinya. Cintanya pada Wooyoung bersemi mulai detik itu. Meski karena satu dan lain hal, akhirnya Nichkhun memutuskan untuk membunuh perasaannya pada Wooyoung yang kini telah 2tahun resmi menjadi huswife-nya.

Tapi membuang jauh-jauh perasaan yang terlanjur berakar di hati kita sendiri, jelas bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu sambil tetap berusaha menghapus perasaannya pada Wooyoung, Nichkhun juga menghindari segala hal yang bisa membuat perasaan cintanya pada Wooyoung tumbuh semakin kuat. Meskipun mungkin hal itu adalah sesuatu yang mustahil.

 

“ Bukankah kau menginap di rumah Junho dalam rangka menyambut kedatangannya? Aku kira kau menginap selama beberapa hari di rumah dongsaeng-mu itu karena ada Jaebom. Jadi kenapa kau pulang kalau Jaebom masih ada di rumah Junho. Bukankah 3hari waktu yang terlalu singkat untuk melepas rindu dengan seorang teman yang sudah lama tidak pernah bertemu dengan kita.“

 

Wooyoung tidak langsung menjawab. Sejenak Wooyoung diam sambil mengamati Nichkhun dengan pandangan penuh tanya. Hanya perasaannya saja, atau memang ada nada tidak suka yang terkadung dalam ucapan Nichkhun barusan.

 

“  Kalau begitu peraturannya, berarti aku harus selamanya menginap di rumah Junho, hyung… “

“ Maksudmu? “

“ Jaebom hyung masih akan di Korea dalam waktu yang sangat lama. Dia sendiri tidak tau kapan dia akan kembali ke Inggris. Lagipula aku adalah orang yang sudah bersuami. 3hari sudah lebih dari cukup untukku melepas rindu dengan Jaebom hyung. Selanjutnya, bisa dicicil besok-besok lagi. Masih banyak waktu, hyung. “

 

Entah kenapa mendengar Jaebom akan lama di Korena, tiba-tiba membuat Nichkhun merasakan sesak di dadanya.

 

“ Tidak biasanya kau peduli dengan apa yang aku lakukan, hyung. Dengan cara bertanyamu yang seperti tadi, aku seperti seorang huswife yang sedang d interogasi oleh suaminya yang cemburu. “ ujar Wooyoung sambil terkekeh.

 

Ucapan Wooyoung menyadarkan Nichkhun bahwa dirinya telah gagal menyembunyikan rasa cemburunya. Pipi Wooyoung yang bersemu merah dan kekehan malu-malunya segera membuat roh antagonis kembali merasuki tubuh Nichkhun.

 

“ Aku? Cemburu? Kau sedang bermimpi atau apa? Mana mungkin aku cemburu padamu? Aku hanya kecewa dengan kepulanganmu. Ketenanganku selama 3hari kemarin harus berakhir di sini. Lagipula siapa kau sehingga berani berpikir kalau aku cemburu padamu? Harus berapa kali aku ingatkan padamu? Aku bukan gay. Jadi jangan pernah sekalipun terpikir di otakmu kalau aku akan dan mungkin jatuh cinta padamu. Kau kutukan bagiku. Dengar itu Jang Wooyoung. “ suara Nichkhun yang tiba-tiba meninggi dan ucapannya yang begitu menyayat hati, mampu membuat Wooyoung meneteskan air mata sepeninggal Nichkhun dari hadapannya.

 

--------------------------------------------------------------------------

 

* at Chanho’s home

 

“ Kenapa Wooyoung memilih pulang? Tidak bisakah dia tinggal lebih lama lagi di sini? Kenapa kau tidak menahannya hyung? “ ujar Junho pada Jaebom dengan wajah yang ditekuk habis-habisan.

“ Apa hakku? “ tanpa peduli dengan Junho yang tengah kesal karena keputusan Wooyoung untuk kembali ke rumah Nichkhun tadi pagi, Jaebom balik bertanya pada Junho dengan santai.

 

Sementara Junho yng mendapat pertanyaan balik seperti itu semakin uring-uringan karena tidak mampu memberikan jawaban atas pertanyaan Jaebom.

 

“ Sudahlah, honey. Bagaimanapun juga Wooyoung berhak menentukan sendiri apa yang ingin dilakukannya. “ dengan sabar Chansung berusaha meredam emosi huswife-nya itu.

“ Tapi… “

“ Benar apa yang dikatakan Chansung. Wooyoung sudah besar. Dia tau apa yang terbaik untuknya. Lagipula bagaimana pun juga, statusnya sebagai huswife nichkhun, tidak bisa membuatnya bisa melakukan segala hal semaunya. Biarlah dia melakukan apa yang ingin dilakukannya. Toh, kita masih bisa bertemu dengannya besok-besok hari. “ belum sempat Junho mengucapkan sanggahannya atas pernyataan Chansung, Jaebom sudah memotong ucapan Junho terlebih dahulu.

“ Kalau begitu rubahlah semua, hyung! Buat status Wooyoung dn psykopat itu berubah! Kau masih mencintai Wooyoung kan? Rebutlah dia kembali! Buatlah hidupnya bahagia. Jangan pura-pura tidak tau pada penderitaan yang dialami Wooyoung selama ini, hyung. “ habis sudah kesabaran Junho. Seraya menggebrak meja makandi hadapannya, Junho meninggikan suaranya dan berteriak pada Jaebom.

 

Rusak sudah acara makan siang mereka hari ini. Suasana yang diawali dengan begitu tentram dan damai, harus berubah menjadi penuh emosi dan amarah daam sekejap.

 

“ Honey… “ Chansung menekan pundak Junho dengan lembut. Meminta sang huswife untuk tenang dan kembali duduk dengan baik.

“ Aku memang masih mencintainya. Masih sangat mencintai ooyoung. Aku juga tidak menutup mata atas setiap penderitaan yang dialaminya selama ini. Akupun sama sakitnya denganmu saat mengetahui Wooyoung terluka karena ulah Nichkhun. Aku pun sangat ingin dia menghapus rasa cintanya pada Nichkhun dan kembali saja ke pelukanku. Aku pun merasakan semua, sama persis dengan yang kau rasakan, Ho. “ tanpa sedikitpun terpengaruh oleh amarah Junho, dengan tenang Jaebom mencoba menetralisir suasana.

 

Benar saja. Setelah mendengar pengakuan Jaebom, Junho kembali ke posisi duduknya semula dengan sendirinya.

 

“  Tapi bukan begini caranya, Ho. Satu yang perlu kau ingat. Cinta tidak bisa dipaksakan. “ Jaebom tersenyum tulus sambil menatap Junho dan Chansung secara bergantian. “ Kau ingat saat kau mati-matian menolak dijodohkan dengan Nichkhun karena kau mencintai Chansung? Meski mungkin saat itu kau belum tau bagaimana masa depanmu dengan Chansung, tapi kau tidak peduli dengan yang lain bukan? Kau hanya ingin bersama dengan Chansung. Ya kan? “

 

Junho dan Chansung dengan kompak memberikan anggukan untuk menanggapi pertanyaan Jaebom.

 

“ Sama dengan Wooyoung sat ini. Wooyoung sangat mencintai Nichkhun karena suatu alasan. Saat ini yang diinginkannya hanyalah berada di samping Nichkhun. Menemani dan hidup bersama dengan Nichkhun. Meski jelas Wooyoung tau, bahwa hidup dengan Nichkhun tidak akan membuat dirinya bahagia. Karena apa? Wooyoung mencintai Nichkhun, Ho. Jadi sekeras apapun aku menahannya dan seberapa besarpun usahamu untuk memisahkannya dengan Nichkhun, semua hanyalah sia-sia belaka. Karena memang tidak akan berhasil. Satu hal, Ho , yang bisa membuat Wooyoung berhenti mencintai Nichkhun… “ untuk memberi efek dramatis, Jaebom sengaja menggantung ucapannya.

 

Sementara di sisi lain, Junho dan Chansung yang sedari tadi mendengarkan ucapan Jaebom dengan seksama, menahan nafasnya penasaran.

 

“ Apa itu, hyung? “ tanya Chansung yang mulai kehilangan kesabarannya.

“ Wooyoung menyerah untuk mencintai Nichkhun. “ tidak sampai hati membuat kedua dongsaeng-nya penasaran lebih lama, Jaebom pun akhirnya segera melanjutkan ucapannya yang tadi sempat tertahan.

 

Sejenak Chansung dan Junho berpandangan setelah mendengar ucapan Jaebom. Mereka saling melempar tatapan penuh kebingungan.

 

“ Khun hyung sudah mengucapkan jutaan kata kasar pada Wooyoung setiap harinya, tapi Wooyoung tidak menyerah. Khun hyung juga bahkan sudah melakukan kekerasan fisik pada Wooyoung, tapi Wooyoung tetap tidak gentar dengan perasaan cintanya pada Khun hyung. Memang ada cara untuk membuat Wooyoung menyerah mencintai Khun hyung, hyung? “ ujar Chansung menanggapi ucapan Jaebom.

“ Ada… “  jawab Jaebom mantap.

“ Kau nampak percaya diri sekali dengan jawabanmu itu hyung. Apa kau yakin? Wooyoung jelas cinta mati pada Nichkhun hyung. Tidak ada cara yang bisa membuat Wooyoung menyerah mencintai Nichkhun hyung. Khun hyung dan kita jelas sudah mencoba berbagai macam cara untuk itu. Tpi Wooyoung tetap teguh dengan pendiriannya. “ Junho yang berada satu kubu dengan suaminya, angkat bicara untuk memperkuat pendapat Chansung.

“ Kemarin saat tema ini kuangkat di tengah obrolanku dengan Wooyoung, Wooyoung memang bilang dia tidak akan pernah menyerah mencintai Nichkhun. Kecuali jika Nichkhun mengatakan sendiri pada Wooyoung kalau Nichkhun tengah benar-benar jatuh cinta pada orang lain. Bukan hanya sekedar ucapan. Tpi ketika Wooyoung benar-benar yakin Nichkhun memang mencintai orang itu.Bukan hanya sekedar untuk mendorong Wooyoung pergi. Apalagi jika orang itu juga mencintai Nichkhun dan bisa memberikan Nichkhun yang terbaik. Maka dengan segera, tanpa disuruh atau dipaksa lagi, Wooyoung akan segera pergi dari kehidupan Nichkhun. Itu katanya. “ Jaebom nampak sesekali mengerutkan kening, berpikir keras untuk semirip mungkin mengulangi apa yang semalam diucapkan oleh Wooyoung kepadanya.

 

Setelah Jaebom selesai dengan bicaranya, Chansung dan Junho yang sempat mematung karena serius mendengarkan ucapan Jaebom pun serempak menganggukan kepalana tanda memahami betul apa yng Jaebom ceritakan.

 

“ Jadi begitu… Kenapa Wooyoung nampak seperti seorng suster di panti assuhan? “ ucapan Chansung pada Junho, menuai wajah penuh tanya dari Jaebom dan Junho sendiri.

“ Apa maksudmu dengan suster di panti asuhan? “tanya Junho bngung.

“ Iya… Wooyoung baru bisa melepas Khun hyung, saat memastikan bahwa kelak Khun hyung bisa bahagia dengan orang yang dicintai dan mencintainya. Wooyoung seperti suster di panti asuhan yang tengah menyeleksi orang tua asuh yang tepat untuk Khun hyung. Jika orang tua asuh itu dirasa tepat, dia akan segera menyerahkan Khun hyung dengan ikhlas. Tapi kalau tidak, mati-matian Wooyoung akan mempertahankan Khun hyung sekuat tenaga. Tidak peduli Khun hyung marah atau kesal padanya. “ jelas Chansung panjang lebar.

 

Mendengar perumpamaan Chansung, Jaebom hanya bisa terkekh geli, sementara Junho mendengus sambil memutar bola  matanya, sedikit kesal karena bagaimana bisa suaminya melontarkan ucapan yang amat sangat tidak pentng dan garing di tengah obrolan yang menurutnya pentng. Maklumlah, Junho selalu kehilangan selera humornya ketika hal itu sudah terkait dengan Wooyoung dan Nichkhun.

 

“ Jadi yang kita perlu lakukan untuk menyelamatkan masa depan Wooyoung adalah membuat Khun hyung tau akan hal ini? “ gumam Junho pada dirinya sendiri, namun cukup keras untuk di dengar Jaebom dan Chansung. “ Aku akan memberitau Khun hyung sekarang juga. Aku akan memintanya berpura-pura mengenalkan seorang wanita kepada Wooyoung sebagai orang yang dicintainya supaya Wooyoung mau menyerah. “ secara tiba-tiba Junho membuang wajah msamnya dan berubah sangat antusias.

“ Jangan berani-berani kau melakukan itu, Ho! “ nada tinggi dari suara Jaebom, seketika menghapus aura semangat di dalama diri Junho.

“ K-kenapa hyung? “ dengan sedikit takut pada ekspresi keras Jaebom, Junho memberanikan diri bertanya. “ B-bukankah kebebasan Wooyoung yang selama ini jadi misi kita. Dengan rencanaku, Wooyoung pasti bisa terbebas dari Nichkhun lebih cepat. Kenapa kau mencegahku? “

 

Menyadari dirinya telah menakuti Junho dan juga Chansung, Jaebom menarik nafas panjang dan mencoba menetralisir emosinya yang sempat bergejolak.

 

“ Biarkan semua mengalir dengan wajar, Ho. Hargai apa yang menjadi pilihan hyung-mu. Wooyoung pasti punya alasan yang kuat kenapa dia sampai mau berkorban seperti itu untuk Nichkhun. Bagaimana Nichkhun yang sesungguhnya, kita tidak pernah tau. Kita hanya menilai dari apa yang tampak di luar selama ini. “ sekali lagi Jaebom menghela nafas sambil memfokuskan pandangannya ke segelas air putih yang ada di genggaman tangan kirinya. “ Wooyoung adalah type orang yang sangat rasional. Dia bukan orang yang gampang kalah dengan perasaannya. Jika Wooyoung sampai mau sejauh ini mendampingi Nichkhun, pasti karena memang sesungguhnya Nichkhun pantas mendapatkan itu. Entah karena Nichkhun sebatang kara, entah karena memang Nichkhun sesungguhnya baik atau entah karena apapun, yang penting menurut Wooyoung, Nichkhun pastas mendapatkan curahan cintanya. “

 

“ Jadi aku mohon. Jangan lakukan apapun untuk menyelamatkan Wooyoung. Biarkan Wooyoung melakoni apa yang jadi pilihan hidupnya. Karena toh jika memang Nichkhun bukan jodoh Wooyoung, cepat atau lambat mereka akan segera berpisah. Anggaplah ini proses pendewasaan bagi Wooyoung. “ lanjut Jaebom sambil menatap serius kedua dongsaengnya, sebelum beranjak berdiri dari kursinya. “ Aku sudah selesai makan. Aku ingin beristirahat di kamar sebentar. “

“ Ya hyung.. “ ujar Chansung lirih merespon ucpan Jaebom.

 

-------------------------------------------------------------------------------

 

Sepeninggal Jaebom, Junho dan Chansung masih berkutat di meja makan. Menyelesaikan makan siang mereka sampai tuntas.

 

“ Bagaimana menurutmu, Chan? “

“ Apa? “

“ Wooyoung…”

“ Aku ikut kata Jaebom hyung, honey. Sepertinya memang itu yang terbaik. Tapi entahlah. Aku sendiri bingung. Mungkin lebih baik kita memikirkan hal ini matang-matang dulu. Bertindak gegabah tidak menjamin semuanya akan berakhir lebih baik. “ ujar Chansung tersenyum lembut pada huswife-nya.

 

Chansung tau betul perasaan Junho. Tapi ucapan Jaebom, juga ada betulnya. Jauh di lubuk hatinya, Chansung sangat takut jika sampai salah mengambil keputusan. Memisahkan Wooyoung dan Nchkhun, bisa jadi sebuah anugerah, tapi bisa juga jadi malapetaka, mengingat bahwa Wooyoung sangat mencintai Nichkhun.

 

“ Tapi aku sudah tidak sanggup lagi melihat Wooyoung hidup dalam penderitaan. Dia pantas bahagia, Chan. Masih banyak orang lain yang pantas dicintainya dan bisa balas mencintainya dengan baik. Aku hanya ingin hyung-ku bahagia, Chan. Secepatnya. Kalau Wooyoung, kau dan Jaebom hyung bisa menunggu, aku tidak. Aku sudah tidak bisa dan tidak mau lagi terus dihantui rasa bersalah ketika melhat Wooyoung datang dengan luka lebam atau darah dimana-mana. “ Junho nampak masih bersikukuh dengan pendapatnya.

“ Kita pikirkan ini nanti, honey. Dengan hati dan pikiran yang dingin. Lebih baik kita akhiri dulu pembicaraan tentang ini sekarang. Bagaimana? “ bujuk Chansung dengan sabar.

“ Huft… Baiklah. “ jelas dengan terpaksa Junho mematuhi ucapan Chansung. Junho tidak ingin berakhir bertengkar dengan Chansung karena masalah ini.

 

---------------------------------------------------------------------------

 

Update lagiii…

Maaf kalo ga begitu panjang. Tapi paling ga udah lebih panjanglah dari yang kemaren.

Mo bilang welcome nih untuk subscriber baru dan reader baru.

Moga-moga ga kecewa yah sama updatean yang ini.

Ga lupa juga mo bilang makasih atas suport dan pengertiannya soal updatean chapter kemaren yang super duper pendek.

Comment kalian yang TOP, bikin jadi semangat ngetik lagi…

Thanks yha…

 

* LophUaLL  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mrs_jang89yes #1
Chapter 8: thornim update lagi pali palli palli....
g sabar liat lanjutannya nih,,,,
pipikya #2
Chapter 8: Oh tidak -__- sudah hampir klimaks dan author masih belum melanjutkannya -__- aku penasaran dengan yang readers lainnya, seberapa penasarannyakah mereka, samakah dengan aku yang penasaran setengah mati :")
Wooyoung tersakiti lagi dan lagi :") update really really sooooooooonnnnnn authoniiimmmmm!!!!!!!!!!
pipikya #3
Chapter 4: Akhirnyaa Nichkhun menderita juga *evil laugh*
Author bilang kalo fanfiction ini nggak bakalan stop di tengah jalan, cuma updatenya aja yang lama. Tapi sampe kapan baru mau di update thor :"D
pipikya #4
Astaga sepertinya aku melewatkan ff ini -__- pas ngecek comment terakhir ternyata baru sampe chapter 2 -___- bakalan kebut bacanya nih hihi :3
TikaChan
#5
Update update update
yeppeuta
#6
Chapter 8: UPDATE PLEASEEEEEE ><
yeppeuta
#7
Chapter 1: maap baru on kesini lagi, jadi baru baca ff-mu. tapi.. ini seru^^
hwaiting93 #8
Chapter 8: Mian baru comment di chapter ini , baru nemu ff nya sekarang hehe ^^v

Ya ampunnn pengen jedotin kepala khun ke tembok (۳˘̶̀Д˘̶́)۳
*dihantem massa*
Ga tega banget sama wooyoung , ini baca ff nya ga fokus banget , kalo engga pasti udah nangis ><
*ga ada yg nanya*
Cepet diupdate ya thor , pengen tau rencana khun berhasil atau engga

Good job buat author
TikaChan
#9
Chapter 8: update update update !!!

update !!!
Azalea22 #10
Chapter 8: Gilaaa. Ff ini bikin air mataku g berhenti ngalir. Thor, 10 point of 10 buat cerita ini. Ngarepin author cepet2 up date lanjutannya ya. Kalo bisa segera....maaf hehehe. Tq