Finish - I found him in You

The Pianist

 

Aku mengatur nafasku baik-baik.

Oke, ini bukan lagu perpisahan, ucapku pada diriku sendiri.

“Chaerin-ah.” panggil seseorang dari balik punggungku dengan suara beratnya.

Aku menoleh dan memutar badanku menghadap padanya.

“Nuguseyo?.” Tanyaku penasaran dibalik gelap malam, hanya ada pancaran bintang.

Seorang namja tinggi mengenakan kemeja putih berdiri tegap tepat didepanku.

Mungkin kah itu?

 

“Youngwoonie?.” Tanyaku pelan seraya menghampiri namja yang wajahnya masih tertutupi bayangan malam.

Aku dapat menyentuh pundaknya yang sudah sedingin es itu.

“Jagi.” Panggil namja bertuksedo putih dihadapanku.

Aku kenal suara itu. Aku tahu siapa pemilik suara berat itu!

“Aku sangat merindukanmu.” Sambungnya.

Sekarang wajah itu terlihat sangat nyata dan dekat.

“Youngwoonie?.” Tanyaku kaget.

Dia mengangguk dengan mantap.

“Kemana saja kau? Aku mencarimu kemana-mana! Aku sangat merindukanmu.” Ucapku dengan tangis yang sudah lama sekali aku pendam sendirian.

“Jangan pergi lagi.” Suruhku dengan menggenggam kedua tangannya yang putih pucat.

Youngwoon Cuma tersenyum dengan eyesmilenya, bibirnya putih pucat tanpa warna.

Matanya memancarkan tatapan kosong. Tapi aku merasakan kalau ia menatapku dengan dalamnya. Aku merasakan kehangatan itu.

Aku sangat merindukan tatapan lembut dari mata yang berbentuk bulan sabit itu.

“Jangan menatapku seperti itu, jagi!.” Seruku dengan isak tangis yang kutindih dengan senyuman palsu.

“Aku merindukanmu.” Ucapnya lagi dengan nada yang semakin melemah.

“Nado.” Sahutku.

“Jangan pikirkan aku lagi. Berbahagialah dengan orang lain. Dia akan mencintaimu sama seperti bagaimana aku mencintaimu. Aku akan selalu megawasimu dari balik surga. Saranghaeyo, Chaerin-ah.” Ucapnya panjang dengan suara yang makin menghilang.

“Apa maksudmu? Aku hanya mencintaimu, Kim Youngwoon! Jangan menghilang lagi, kumohon!.” Pekikku dengan isak tangis.

 

“Chaerin!.” panggil seseorang yang lainnya.

“Youngwoonie?.” Tanyaku kebingungan.

Kepulan asap itu menghilang dari hadapanku.

“Apa yang kau lakukan disini?.” Tanya Kyuhyun seraya menghampiriku yang tengah jatuh terduduk diatas lantai.

“Dimana Youngwoon?.” Tanyaku lagi dengan tangis yang semakin menjadi.

“Dia sudah tidak ada disini, Chaerin.” jawab Kyuhyun dengan memelukku erat.

“Tapi aku baru saja melihatnya dari sini!.” Seruku dengan memukuli punggung Kyuhyun.

“Kumohon. Lihatlah yang ada dihadapanmu, Chaerin. percayalah padaku. Aku akan selalu disini untuk menjagamu.” Ucap Kyuhyun seraya membelai rambut hitamku lembut.

“Ayo masuk, nanti kau kedinginan.” Ajak Kyuhyun dengan merangkul pundakku untuk berdiri.

 

“Kyuhyun. Mungkin kau adalah orang yang dimaksud oleh Youngwoon.” Kataku pelan dengan menatap mata cokelat Kyuhyun.

“Apa maksudmu?.” Tanya Kyuhyun penasaran.

“Aku merasakan degub disini saat aku bersamamu. Saat aku mendengar suaramu. Saat kau memelukku. Saat kau memainkan piano untukku.” Ucapku seraya memegangi dadaku yang terasa sangat sakit, pedih, berdegub dengan kencang bersatu menjadi satu.

 

“Chaerin-ah.” Panggil Kyuhyun.

“Aku sudah menyukaimu sejak pertama kali kau mengiraku kalau aku adalah hantu diatas panggung. Saat kau menceritakan kisah sedihmu. Sejak saat itu aku ingin menggantikan posisi Youngwoon dihatimu. Aku ingin menjadi pianist yang lebih baik dari dia. Dan ingin memainkan piano lebih sering didepanmu. Chaerin-ah, saranghaeyo.” Terang Kyuhyun seraya meremas kedua tanganku yang sudah kaku kedinginan.

“Nado. Kyu. Saranghaeyo.” Sahutku seraya memeluk namja itu erat.

“Jangan tinggalkan aku sendirian. Aku takut.” Sambungku.

“Jangan pernah berpikiran seperti itu. Aku akan selalu bersamamu. Memainkan lebih banyak nada-nada indah dan dentingan merdu dari piano kesayanganmu itu.” Sahut Kyuhyun seraya mencium keningku dibawah sinar bulan purnama.

 

Kim Youngwoon.

Saranghaeyo.

Cho Kyuhyun, kau adalah sisi lain dari Youngwoon.

Saranghaeyo.

 

 

Dentingan piano itu tetap menemaniku setiap sore.

Dentingan piano itu yang membuat jantungku tetap berdegub.

Nada-nada itu hidup diantara aliran nadiku…

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
katharine #1
i thought it was in english,i'm sorry i wish you translate it